Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nyeri punggung bawah merupakan keluhan universal yang pasti pernah

dirakan oleh banyak orang. Dan hampir semua orang mengeluhkan keadaan ini

sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja mereka. Sehingga mereka tidak

mampu bekerja secara maksimal karena adanya nyeri. Posisi bekerja yang banyak

memberi kontribusi terhadap munculnya nyeri punggung bawah tidak dapat

disanggah lagi. Namun, keharusan pekerja untuk terus produktif mengharuskan

mereka tetap bekerja dalam kondisi tersebut.

Sekitar 50% - 80% penduduk ditemukan di negara industri, dimana

prosentasenya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan menghilangkan jam kerja

yang sangat besar (Suharto, 2005). Banyak faktor yang menjadi penyebab nyeri

punggung bawah salah satunya karena aktivitas pekerjaan dalam posisi duduk

baik tegak maupun membungkuk dalam jangka waktu lebih dari 30 menit dapat

mengakibatkan nyeri punggung bawah (Samara 2004). Nyeri yang dialami oleh

pembuat sabun herbal kebanyakan terdapat pada daerah punggung bawah, tangan

dan kaki karena dalam proses pembuatannya posisi kerja para pekerja

kakebayakan dalam posisi duduk. Sehingga diharapkan dengan pemberian core

stabillity dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan otot punggung serta

perut. Nyeri tersebut jika dibiarkan tidak ditangani memiliki potensi gangguan

kesehatan yang mempengaruhi produktivitas kerja pekerja.

1
Berbagai solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keluhan

muskuloskeletal bisa beragam. Obat, pijat, istirahat, jamu, dan latihan senam bisa

dimanfaatkan untik mengatasi masalah tersebut di atas. Terapi dengan senam

dipandang merupakan terapi yang murah dan memiliki efek jangka panjang paling

menguntungkan.

Terapi latihan menjadi komponen utama penanganan nyeri punggung

bawah dari segi pemulihan kelemahan otot yang menyebabkan atrofi yang pada

akhirnya menyebabkan disabilitas (Hodges, 2003). Latihan penguatan otot

abdominal dan extensor spinalis terutama stabilisasi spinal mengurangi intensitas

keluhan LBP dan menghindarkan dari kekambuhan (Ajediran, 2011). Program

latihan yang diberikan untuk nyeri punggung bawah ini diantaranya core stability

exercise, karena sudah terbukti dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Core

stability exercise merupakan terapi latihan dengan cara mengaktifkan control

neuromuskular yang optimal di kompleks lumbo, pelvic, hip yang bertujuan untuk

memperbaiki stabilitas punggung, meningkatkan ketahanan dan kekuatan

kelompok otot disekitar punggung (Hogan, 2000).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian core stability exercise dalam mengurangi nyeri

punggung bawah myogenik kronis pada pekerja pembuat sabun herbal ?

C. Tujuan Pengabdian

2
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian core stability exercise dalam

mengurangi nyeri punggung bawah myogenik kronis pada pembuat sabun

herbal.

D. Manfaat Pengabdian

1. Pelaksana dapat meningkatkan pemahaman tentang nyeri punggung bawah

dengan core stability exercise.

2. Fisioterapis lain dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam

terapi nyeri punggung bawah, juga sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam

kemajuan ilmu bidang fisioterapi.

3. Dapat memberikan memberi wawasan pada pekerja pembuat sabun herbal

tenteng cara mengurangi nyeri dan menguatkan otot.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Nyeri Punggung Bawah Myogenik Kronis

a. Definisi

Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan yang menjadikan

tanda bahwa tubuh telah mengalami kerusakan, nyeri berawal dari reseptor

nyeri yang menyebar diseluruh tubuh (Kylie, 2009).

Kronis ini merupakan suatu kondisi yang kejadiannya sudah

berlangsung dalam waktu yang lama ( lebih dari 3 bulan) dan seringkali

nyerinya progresif atau memberat seiring berjalannya waktu (Kisner

2007).

Nyeri punggung bawah myogenik kronis merupakan keluhan tidak

nyaman seperti ketegangan atau kekakuan otot didaerah punggung bawah

yang berlangsung lebih dari 3 bulan bersifat progresif ( Parjoto, 2006).

b. Analisa Biomekanik Aktivitas Karyawan Sabun Herbal

Aktivitas duduk yang rata rata sekitar 8 jam setiap harinya

menyebabkan perubahan struktur pelvic lumbal sacral karena adanya

proses aktivitas kerja yang berlebihan. Duduk itu menyebabkan tekanan

pada diskus intervertebralis, hal ini menjadi salah satu faktor yang

menyebakan stressor yang diikuti ototnya akan terjadi low level konsentrik

( statis) yang kebanyakan tipe otot disitu tipe otot II (Bernard, 2003).

4
Hal - hal yang menyebabkan itulah ditambah dengan adanya

perubahan tilting dari pelvic sehingga sudut ferguson makin bertambah

(lebih dari 30°) menyebabkan semakin lordosis dibagian lumbalnya.

Sehingga akan membuat deviasi dari postur diikuti perubahan letak center

of gravity (COG) yang mengakibatkan strain dan apabila terjadi terus

menerus menyebabkan kelemahan otot postural yang menyebabkan

munculnya nyeri punggung bawah kronis (Samara, 2004).

c. Mekanisme Nyeri Punggung Bawah Miogenik Kronis

Sebagian besar orang dalam melakukan aktivitas kesehariannya tidak

memperhatikan posisi tubuhnya (duduk statis lama) dengan diikuti kontraksi

isometrik untuk menjaga posisi ditambah dengan berat tubuh menjadikan otot

mengalami penurunan suplai darah sehingga menjadikan nyeri punggung

bawah (Gymball, 2003).

Karena hal itu membuat nociceptor terstimuli oleh stimulus noxius

kemudian melepaskan zat-zat kimia endogen (bradikinin, histamin,

protaglandin, zat P) yang akan mentransduksi stimuli ini menjadi nyeri

(nosiseptif) melalui mekanisme pelepasan zat kimia yang berlebihan akan

membantu terjadinya efek preinflamasi di jaringan dan akan menyebabkan

inflamasi neurogenik yang dapat menjadi kontributor terjadinya sindroma

nyeri kronik (Tan JC, Horn SE, 1998). Setelah melalui proses transduksi

(rangsang noksius diubah menjadi potensial listrik) dan transformasi

(perubahan menjadi rentetan potensial aksi) pada level reseptor, impuls nyeri

akan ditransmisikan melalui serabut-serabut yang berakhiran bebas dalam


5
saraf tepi menuju ke kornu posterior / dorsalis medula spinalis

(Kuntono,2000).

Aktivasi nociceptor diikuti dengan kontraksi otot sehingga merangsang

gamma motor neuron, membuat otot menjadi hipertonus/spasme (Hancock,

2009). Menurut mereka rangsangan terhadap serabut nosiseptor (A delta dan

C) menyebabkan substansia gelatinosa SG tidak aktif sehingga gerbang

terbuka dan ini memungkinkan impuls noksius diteruskan ke sentral sehingga

sensasi nyeri akan dirasakan. Apabila terjadi aktivitas pada sel-sel interneuron

di SG dengan kata lain SG menjadi aktif sehingga terjadi peningkatan kontrol

pre-sinapsis sehingga gerbang akan menutup yang berujung terinhibisinya

transmisi impuls nyeri ke sistem sentral sehingga kualitas nyeri akan menurun

(Kuntono, 2000). Secara klinis bahwa pada nyeri punggung bawah miogenik

kronis terjadi akibat dari aktivasi gamma motor neuron yang merupakan

deregulasi sistem motorik untuk mempertahankan kontraksi otot (Reeyes,

2005).

d. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala nyeri punggung bawah myogenic kronik adalah onset

/waktu timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung bawah,

tenderness pada otot-otot punggung bawah, tanda-tanda gangguan neurologis

tidak ada (Kuntono, 2006).

e. Prognosis

Setelah adanya exercise yang menyebabkan perubahan otot,

persendian, syaraf pasti akan menjadikan kondisi nyeri punggung bawah

6
myogenik kronik menjadi lebih baik (McCain, 1994). Penelitian yang

dilakukan Benjamin dkk 2008 didapatkan hasil dengan exercise yang

berkelanjutan sangat efektif untuk intervensi dalam penurunan nyeri

punggung bawah dengan evaluasi visual analog scale (VAS), Quosioner

Oswestry. Penelitian yang dilakukan Ajediran dkk pada tahun 2011 di

dapatkan hasil bahwa intervensi exercise (aquatic therapy exercise dan core

stability exercise) pada minggu ke 6 lebih baik dalam menangani keluhan

nyeri pada penderita nyeri punggung bawah.

f. Efek Latihan Core stability Terhadap Jaringan

Kedua latihan ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas postur

(aktivasi otot – otot core stability) diantaranya quadratus lumborum,

multifidus, tranversus abdominalis, rectus abdominalis, intra abdominal

pressure dll. Kedua latihan ini sangat efektif untuk memperbaiki otot pinggang

hal ini terjadi pada saat suatu otot berkontraksi maka akan terjadi penguluran

dan penguatan otot posturalnya sehingga akan terjadi perbaikan pada muscule

pump yang mengakibatkan sirkulasi darah pada jaringan otot punggung

meningkat sehingga nyeri akan berkurang.

Pada saat latihan, terjadi kontraksi otot diikuti peningkatan motor

motor recruitment dan terdepolarisasi yang menghasilkan tenaga/kekuatan otot

yang besar selama latihan. Proses ini merupakan neuralmechanism selama 2-6

minggu minggu pertama disertai peningkatan rekruitment dan motor unit

excitability. Saat latihan, terjadi peningkatan besarnya tegangan (panjangnya

sarcomere otot) yang menimbulkan kontraksi yang kemudian dilanjutkan

7
adanya perubahan ukuran otot berupa hipertropi, semakin besar diameter

serabut otot akan semakin besar kontraksi otot dan massa ototnya.

Latihan ini juga mendapatkan efek irradiasi atau over flow reaction

yang juga mempengaruhi rangsangan terhadap motor unit. Komponen –

komponen serabut otot akan berkontraksi bila motor unit tersebut diaktifir

dengan memberikan rangsangan pada anterior horn cell (AHC). Dengan

mengkontraksikan serabut muscle spindle pada saat bersamaan dengan

kontraksi serabut otot rangka besar diharapkan dapat mencegah muscle spindle

menentang kontraksi otot, dan mempertahankan sifat responsif muscle spindle

terhadap peredaman dan beban yang tepat dengan tidak menghiraukan

perubahan panjang otot. Dengan bekerjanya muscle spindle secara sadar dan

optimal maka dengan mekanisme adaptasi dan rileksasi akan menimbulkan

penurunan nyeri (Kisner 2007).

g. Core Stability Exercise (CSE)

CSE dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk mengontrol posisi

dan gerakan pada bagian pusat tubuh terutama otot yang letaknya lebih dalam

(deep muscle) pada abdomen, yang terkoneksi dengan spine, pelvic, shoulder

(Karren Saunders, 2008). Hal tersebut berefek dalam membantu melindungi

tulang belakang dari gerakan ekstrim dan kekuatan berlebihan atau abnormal

berkaitan pada tubuh (Williams and Wilkins, 2007).

Langkah awal dalam latihan ini dengan mengaktivasi otot – otot

internal trunk, tranversus abdominalis, multifidus, obliqus internus, otot para

8
spinal dll. CSE memerlukan gerakan trunk control dalam 3 bidang,

diantaranya otot Quadratus lumborum sebagai stabilisator saat aktivasi dari

bidang frontal dan diperlukan penggabungan fleksi, ekstensi, lateral fleksi

sehingga membuatnya lebih dari sekedar stabilisasi pada bidang frontal.

Langkah selanjutnya mengaktivasi otot – otot pelvic floor, diafragma,

dan abdominal (tranversus abdominalis, internal obliques, external obliques,

rectus abdominalis) untuk meningkatkan intra abdominal pressure (IAP) dan

rigiditas untuk menopang trunk, menurunkan beban pada otot – otot spine dan

meningkatkan stabilitas lumbal spine. Pada otot multifidus dan erctor spine

juga diaktivasi karena bekerjanya lebih efisien dalam mengontrol gerakan

spine. Pola aktivasi sinergis yang meliputi otot abdominalis, diafragma, pelvic

floor bisa memberikan base of support pada seluruh trunk dan otot spinalis.

Tapi diikuti aktivasi gabungan struktur hip, dan pelvic dari keduanya

(Gluteus, Quadriceps, Hamstring dll)

Pada penelitian ini secara operasional pemberian terapi latihan core

stability exercise pada nyeri punggung bawah bertujuan untuk: (1).

Memperbaiki postur tubuh; (2). Memelihara otot agar tetap sehat dan

seimbang; (3). Meningkatkan fungsi fisik dalam aktivitas sehari-hari (yaitu

kebugaran fungsional); (4). Kekuatan berasal dari batang tubuh dan core

dikondisikan membantu untuk mengontrol kekuatan itu, memungkinkan

untuk lebih ringan, lebih efisien, dan lebih baik koordinasinya ; (5). Dengan

stablitas yang baik dapat membantu mengurangi risiko cidera akibat dari

postur yang buruk

9
Adapun program terapi latihan core stability exercise pada penderita

nyeri punggung bawah antara lain sebagai berikut (terlampir 1) : (Aljediran,

2011)

a. Pemanasan

1. Berjalan santai

2. Breathing exercise

b. Latihan Inti

1. Stretching Hamstring 5. Hundreds Plus

2. Stretching Piriformis 6. Leg Movements

3. Lower Stomach to spine 7. Modified Plank

4. Advanced Roll Ups

c. Pendinginan

1. Berjalan santai

2. Breathing exercise

Program latihan diatas dapat dilaksanakan dengan dosis 3 kali selama 6

minggu, pemanasan 3 menit, stretching statik dilakukan 2 kali per grup otot

ditahan selama 20“ , jumlah pengulangan dilakukan 2 x 8 kali hitungan

pergerakan, sehingga total waktu yang dibutuhkan 45’ – 60’ (Aljediran, 2011)

10
B. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut:

Aktivitas/ergonomic yang kurang baik yang


berkepanjangan

Beban / stress
otot-otot
punggung
bawah

Nyeri

CSE

Nyeri
Berkurang

- Stabilitas postur mengurangi resiko cidera


- Mengurangi nyeri
- Strengthening otot-otot abdominal
- Penguluran otot-otot punggung bawah

Keterangan: (Las Vargas 2004, Williams & wilkins 2007, melliala & pinson 2003)

*CSE : core stability exercise

Gambar 1. Kerangka Pikir pengabdian

Kerangka pikir dalam pengabdian ini menjelaskan bahwa salah satu

penyebab nyeri punggung bawah disebabkan karena ergonomi aktivitas kerja yang

kurang baik dan dilakukan berkepanjangan. Kalau terulang setiap hari

mengakibatkan stress otot-otot punggung sehingga menyebabkan spasme otot dan

nyeri otot. Sehingga setelah diberikan core stability exercise diharapkan dapat

11
memberikan rileksasi otot, pengurangan nyeri, strengthening otot-otot postural,

dan penguluran otot-otot punggung bawah.

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tahapan program

Secara umum pengagdian ini adalah berupa pemberian latihan core stability

dengan kepada pembuat sabun herbal dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Mengadakan observasi subjek di usaha pembuatan sabun herbal “Happy” di

Desa. Kudu Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Kemudian menjelaskan

kepada para pekerja tentang core stabillity yang akan dilakukan. Serta

membagikan Nordic Body Map. Untuk mengetahui keluahan para pekerja.

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengumpulkan para peserta dan mempersiapkan alat-alat yang

dibutuhkan. Sebelum diberikan latihan, kepada sasaran dilakukan untuk

mengetahui derajat nyeri dan kecacatan akibat nyeri punggung bawah

myogenik yang dialami sampel sebelum diberikan intervensi dengan

tujuan untuk mempermudah pendataan sampel dan evaluasi hasil.

Pengukuran derajat nyeri dan kecacatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan quostionaire oswestry, yaitu cara

pengukuran derajat nyeri dan kecacatan dengan mengisi kuosioner yang

berisi tentang pertanyaan dengan jawaban yang sudah disediakan untuk

dipilih, dimana setiap jawaban yang dipilih mempunyai klasifikasi skala 0-

5 atau 0-100%, yang hasilnya akan menjelaskan tingkat derajat kecacatan

pada sampel yang diuji.


13
3. Pelaksanaan program perawatan dengan modalitas dan core stability exercise

sebagai berikut: Exercise dilakukan dengan dosis 3 kali seminggu (45 – 60

menit/exercise) selama 6 minggu. Pemanasan 3 menit, Stretching static

dilakukan 2 kali per group otot ditahan selama 20 detik. Jumlah pengulangan

dilakukan 2x sesi dengan 8 kali hitungan per gerakan

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Usia Responden

Tabel 4.1. Deskripsi Usia Karyawan Sarbun Herbal


Rentang Posentase
Usia Jumlah %
30 – 39 Tahun 7 46,2
40 – 49 Tahun 5 33,3
50 – 59 Tahun 3 20
Total 15 100

Sumber: Hasil Olahan Data, 2013

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa distribusi frekuensi karyawan sabun herbal

“Happy” menurut usia terdapat 7 orang (46,2%) berumur 30-39 tahun,

terdapat 5 orang (33,3%) berumur 40-49 tahun. Dan terdapat 3 orang

(20%) berumur 50-59 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa paling banyak

responden penelitian memiliki rentang usia antara 30-39 tahun yaitu

sebesar 7 orang (46,2%).

2. Lama Bekerja

Tabel 4.2. Deskripsi Lama Bekerja


Lama prosentase
Bekerja Jumlah %
1 – 9 tahun 5 33,3
10 – 19 tahun 3 20
20 – 29 tahun 6 40
30 – 39 tahun 1 6,7
Total 15 100
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa distribusi frekuensi karyawan sabun

herbal “Happy” menurut lama bekerja terdapat 5 orang (33,3%) telah

15
bekerja 1-9 tahun, terdapat 3 orang (20%) telah bekerja antara 10-19 tahun,

dan terdapat 6 orang (40%) telah bekerja antara 20-29 tahun. Dan 1 0rang

(6,7%) telah bekerja antara 30-39 tahun.

3. Tahap evaluasi program latihan

Analisa Nyeri

(dengan skala VAS)

Test

Pre 5-7

Post 4-6

B. Pembahasan

Berdasarkan pada tabel 4.1 ditemui bahwa responden yang berusia 40-

49 tahun paling banyak mengeluhkan nyeri punggung bawah hal ini

disebabkan karena umur merupakan faktor pendukung terjadinya nyeri

punggung bawah. Pada umumnya keluhan musculoskeletal mulai dirasakan

pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada

umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan

bertambahnya umur. Hal ini disebabkan karena pada umur setengah baya,

kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko terjadinya

keluhan otot meningkat (Tarwaka, dkk, 2004).

Berdasarkan tabel 4.2 Karakteristik responden menurut lama kerja,

menunjukan responden terbanyak memiliki lama kerja 20 - 29 tahun yaitu 6

responden (40%). Semakin lama masa kerja seseorang, semakin tinggi risiko

16
terjadinya penyakit akibat kerja. Melakukan pekerjaan yang sama selama

bertahun-tahun tanpa adanya rotasi pekerjaan tersebut membebani otot dan

jaringan lunak yang sama dalam jangka waktu tersebut (Luttman, 2003).

Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini diketahui bahwa ada

pengaruh pemberian Core Stability Exercise terhadap penurunan nyeri

punggung bawah myogenik kronik sebelum dan sesudah perlakuan. Core

Stability Exercise adalah suatu terapi latihan dengan mengaktifkan

kemampuan sistem neuromuscular untuk melindungi dan mengontrol spine

dari cidera (Williams and Wilkins, 2007)

Dalam biomekanik diasumsikan kambuhnya nyeri disebabkan karena

iritasi mekanik yang berulang sehingga harus dinaikkan control dan

stabilitasnya. Stabilitas dan gerakan tergantung pada koordinasi dari semua

otot otot sekitar tulang belakang lumbal. Beberapa penelitian telah

menganjurkan beberapa otot (khususnya otot tranversus abdominis dan

multifidus), semua otot inti yang diperlukan untuk kinerja dan stabilisasi yang

optimal (Paul W. Hodges, 2005).

Latihan ini bertujuan untuk mengkontraksikan otot yang hasilnya

meningkatkan recruitment motor unit dan menghasilkan efek irradiasi atau

over flow reaction yang juga mempengaruhi rangsangan terhadap motor unit.

Komponen – komponen serabut otot akan berkontraksi bila motor unit tersebut

diaktifir dengan memberikan rangsangan pada anterior horn cell (AHC).

Dengan mengkontraksikan serabut muscle spindle pada saat bersamaan

dengan kontraksi serabut otot rangka besar diharapkan dapat mencegah muscle

17
spindle menentang kontraksi otot, dan mempertahankan sifat responsif muscle

spindle terhadap peredaman dan beban yang tepat dengan tidak menghiraukan

perubahan panjang otot. Dengan bekerjanya muscle spindle secara sadar dan

optimal maka dengan mekanisme adaptasi dan rileksasi akan menimbulkan

penurunan nyeri (Kisner 2007).

Dari hasil pelaksanaan pengabdian didapatkan bahwa efek pemberian

latihan core stability sebanyak 6 kali selama 2 minggu minggu berpengaruh

terhadap penurunan nyeri punggung bawah myogenik kronik.

18
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa core stabillity, para

pekerja merasakan nyeri punggung akibat nyeri myogenik kronik

berkurang. Dan merasakan bahwa core stabillity memberikan manfaat bagi

mereka dan dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka

saran yang diberikan adalah :

1. Bahwa pada penderita Nyeri Punggung Bawah myalgia kronik perlu

mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan yang dinaunginya untuk

pencegahan terjadinya Nyeri Pinggang Bawah myalgia kronik, contohnya

alat kerja yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan.

2. Core stability exercise dapat memberikan manfaat dalam menurunkan

nyeri terhadap kasus nyeri punggung bawah myalgia kronis, sehingga

peneliti mengharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

penggunaan kedua terapi latihan tersebut terhadap penderita nyeri

punggung bawah myalgia kronik dengan waktu yang lebih lama.

19
PEMBERIAN SENAM CORE STABILITY UNTUK
MENGURANGI DAN MENGHILANGKAN KELUHAN
MUSKULOSKELETAL PEMBUAT SABUN HERBAL
“HAPPY” BAKI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisioterapi Komprehesif Kesehatan


dan Keselamatan Kerja

Dosen Pengampu : Totok Budi Santoso

Disusun oleh :

1. Mahmud Ibrahim J120110005

2. Hanif Miftahudin J120110003

3. Titis Tiara Purnasari J120110031

4. Enny Fauziah J120110060

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
20
LAMPIRAN
Sabun Herbal “HAPPY” Desa Kudu, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo,

Provinsi Jawa Tengah.

1. Latihan 1 : Kamis, 12 Juni 2014

2. Latihan 2 : Senin, 16 Juni 2014

3. Latihan 3 : Rabu, 18 Juni 2014

4. Latihan 4 : Jum’at, 20 Juni 2014

5. Latihan 5 : Selasa, 24 Juni 2014

6. Latihan 6 : Kamis, 26 Juni 2014

21
FOTO

Penjelasan pengiaian Nordic Body Map

Pelaksanaan Core Stabillity

Mencontohkan gerakan

22
23
Peserta Core Stabillity (Karyawan Sabun Herbal “Happy”)

Instruksi Core Stabillity

24

Anda mungkin juga menyukai