Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nyeri punggung bawah (NPB) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai

dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang

punggung bagian bawah dan sekitarnya (Tiger, 2010). Tidak ada seorang pun

yang kebal terhadap kondisi ini dan masing-masing sangat berpotensi untuk

mengalami disabilitas akibat kondisi tersebut. NPB dapat berhubungan dengan

berbagai kondisi ataupun faktor risiko, namun sering kali tidak ditemukan adanya

faktor spesifik yang mendasarinya (Latif, 2007).

Penelitian kelompok studi nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf

Indonesia (PERDOSSI) pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri

punggung bagian bawah sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi

di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan

l3,6% pada wanita. Rumah sakit di Jakarta, Yogyakarta dan Semarang

insidensinya sekitar 5,4-5,8%. Frekuensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Dalam

penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia yang dilakukan

oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah

pasien nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan), di mana 1598

orang (35,86%) merupakan pasien nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah

pasien nyeri punggung bawah (Lubis, 2003; dikutip oleh Yanra, 2013).

1
2

Permasalahan yang ditimbulkan NPB cukup besar, tetapi sebagian besar

keluhan dapat hilang dengan sendirinya tanpa adanya penanganan medis. Pasien

NPB yang tidak melakukan latihan secara khusus memiliki resiko 12 kali untuk

kambuh dalam jangka waktu tiga tahun. NPB yang sering terjadi di kalangan

masyarakat adalah NPB myogenic (Pramita, 2015)

Menurut Sugijanto (2015) NPB myogenic merupakan nyeri di sekitar

punggung bawah yang disebabkan karena gangguan atau kelainan pada unsur otot

dan tendon tanpa disertai gangguan neurologis. NPB myogenic dapat

mengakibatkan spasme pada otot yang mana dapat menimbulkan penderita

merasakan nyeri. Spasme otot yang berkepanjangan menyebabkan penekanan

pada pembuluh darah yang lama kelamaan akan mengakibatkan iskemia, sehingga

penderita akan membatasi adanya gerakan yang dapat menimbulkan nyeri.

Adanya pembatasan gerakan akan menimbulkan penurunan tingkat aktivitas

fungsional penderita, dalam jangka waktu yang lama maka terjadi penurunan

kekuatan otot yang selanjutnya diikuti dengan terjadinya atrofi pada otot-otot

daerah punggung bawah.

Dalam penanganan NPB, fisioterapi memiliki banyak modalitas yang

digunakan antara lain terapi panas bisa berupa penggunaan short wave diathermy

(SWD), elektrical stimulation berupa transcutaneus electrical nerve stimulation

(TENS), back exercise seperti core stability exercise, Mckenzie exercise,

William’s flexion exercise (WFE) (Dickerman, 2005). Namun dalam kasus ini

peneliti menggunakan latihan penguluran otot-otot punggung yaitu MC Kenzie


3

dan Myofasial release untuk mengatasi masalah yang di derita oleh pasien NPB

myogenic.

Dengan diberikannya latihan Mc kenzie dan myofasial release, diharapkan

akan menurunkan nyeri yang diderita oleh penderita NPB myogenic. Penurunan

nyeri pada penderita NPB myogenic, dapat meningkatkan kemampuan fungsional

sehingga penderita dapat melanjutkan aktivitas ataupun pekerjaan yang dulunya

tertunda akibat dari pembatasan gerak karena adanya nyeri pada punggung bawah.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Khalid, Rafiq dan Zehra (2013)

tentang efektivitas pemberian Mckenzie pada NPB menunjukkan hasil bahwa

Mckenzie efektif dalam menurunkan nyeri pada NPB.

Dari 2 (dua) penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, SWD, TENS,

maupun WFE menunjukkan efektivitas yang baik dalam menurunkan nyeri. Oleh

karena itu peneliti menggabungkan ketiga terapi tersebut dan mengangkat topik

tersebut yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian

Short Wave Diathermy (SWD), TENS dan William Flexion Exercise (WFE)

Terhadap Penurunan Nyeri dan Peningkatan Kemampuan Fungsional Nyeri

Punggung Bawah Myogenic”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah (1) apakah ada pengaruh pemberian SWD, TENS dan William flexion

exercise dalam penurunan nyeri punggung bawah myogenic? (2) apakah ada
4

pengaruh pemberian SWD, TENS dan William flexion exercise dalam

peningkatan kemampuan fungsional pada nyeri punggung bawah myogenic?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh pemberian

SWD, TENS dan William flexion exercise dalam penurunan nyeri punggung

bawah myogenic (2) untuk mengetahui pengaruh pemberian SWD, TENS dan

William flexion exercise dalam peningkatan kemampuan fungsional pada nyeri

punggung bawah myogenic.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut : (1)

bagi peneliti diharapkan hasil penelitian ini sebagi tambahan wawasan,

pengalaman dan pemahaman mengenai pemberian SWD, TENS dan William

flexion exercise terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan

fungsional pada NPB myogenic, (2) bagi fisioterapis diharapkan hasil penelitian

ini memberikan sumbangan informasi untuk penurunan nyeri dan peningkatan

kemampuan fungsional pada NPB myogenic, (3) bagi institusi pendidikan

diharapkan hasil penelitian ini dapat mempersiapkan peserta didik di lingkungan

fisioterapi, untuk memahami tentang penurunan nyeri dan peningkatan

kemampuan fungsional pada NBP myogenic dengan SWD, TENS dan William

flexion exercise, (4) bagi masyarakat umum diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberitahukan dan menyebarluaskan informasi tentang penurunan nyeri dan


5

peningkatan kemampuan fungsional pada NPB myogenic dengan SWD, TENS

dan William flexion exercise.

Anda mungkin juga menyukai