Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Program Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Et Causa Ischialgia


Trisnandhika Galang Pratama1 , Umi Budi Rahayu2
1
Program Studi Profesi Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Program Studi Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
1,2
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax. (0271) 715448
Surakarta 57162
Email: 1galangpratama0301@gmail.com, 2Umi.Budi@ums.ac.id

Abstrak: Low back pain merupakan nyeri yang terjadi di tulang belakang bagian bawah
khususnya pada regio vertebra lumbal, low back pain menjadi salah satu penyebab kecacatan
pada orang dengan usia dibawah 45 tahun, kondisi ini menyebabkan keterbatasan aktivitas
fungsional tubuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien (Ripollés-Melchor et al.,
2022). Salah satu penyebab low back pain salah satunya yaitu adanya penjepitan saraf area
segmen lumbal atau biasa disebut dengan ischialgia. Ischialgia merupakan manifestasi dari
low back pain yang terjadi karena adanya penjepitan saraf ischiadicus, sehingga
menimbulkan parastesia/kesemutan sepanjang perjalanan akar saraf ischiadicus, hal tersebut
menjadi salah satu penyebab terjadinya low back pain (Rini & Rakasiwi, 2021). Tujuan:
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi fisioterapi berupa
Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),
myofascial release, stretching dan strengthening exercise dalam mengurangi intensitas nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot. Metode: studi case
report yang dilaksanakan di rumah sakit Condong Catur Jogjakarta pada pasien Sdr. S usia
64 tahun, penelitian ini dilakukan secara langsung kepada responden dengan pemberian terapi
selama 3 kali didapatkan hasil berupa penurunan intensitas nyeri, peningkatan LGS,
peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional dan aktivitas.
Kesimpulan: program fisioterapi komprehensif pada kasus low back pain et causa ischialgia
terbukti mampu menurunkan intensitas nyeri, meninggkatkan LGS, meningkatkan kekuatan
otot dan peningkatan kemampuan fungsional dan aktivitas.

Kata kunci: Low back pain, ischialgia, Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation (TENS), myofascial release, stretching, strengthening exercise

Abstract: Low back pain is pain that occurs in the lower spine, especially in the lumbar
vertebrae region, low back pain is one of the causes of disability in people under 45 years of
age, this condition causes limitations in the body's functional activities so that it affects the
patient's quality of life (Ripollés -Melchor et al., 2022). One of the causes of low back pain,
one of which is the presence of nerve clamping in the lumbar segment or commonly known as
ischialgia. Ischialgia is a manifestation of low back pain that occurs due to clamping of the
sciatic nerve, causing paraesthesia/tingling along the journey of the sciatic nerve root, this is
one of the causes of low back pain (Rini & Rakasiwi, 2021). Objective: This study aims to
determine the effect of providing physiotherapy interventions in the form of Short Wave
Diathermy (SWD), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), myofascial release,
stretching and strengthening exercises in reducing pain intensity, increasing joint range of
motion and increasing muscle strength. Methods: a case report study conducted at the

131
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022
Condong Catur Hospital, Jogjakarta on patients Mr. S aged 64 years, this study was
conducted directly on the respondent by giving therapy for 3 times. The results were a
decrease in pain intensity, an increase in ROM, an increase in muscle strength and an
increase in functional ability and activity. Conclusion: a comprehensive physiotherapy
program in cases of low back pain et causa ischialgia was proven to be able to reduce pain
intensity, increase ROM, increase muscle strength and increase functional ability and
activity.

Keywords: Low back pain, ischialgia, Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation (TENS), myofascial release, stretching, strengthening exercise

1. PENDAHULUAN
Belakangan ini gaya hidup semakin menjauh dari kriteria gaya hidup sehat,
oleh karena itu banyak orang yang terkena penyakit yang salah satu penyebabnya
yaitu pola makan, gaya hidup, aktivitas berlebih, posisi tubuh tidak ergonomis,
sehingga menimbulkan permasalahan neurologi dan muskuloskeletal (Parwe et al.,
2021). Salah satunya yaitu ischialgia yang menjadi salah satu penyebab timbulnya low
back pain, 80-90% orang mengalami low back pain dan 5% diantaranya mengalami
ischialgia. 50-80% penduduk di industri negara mengalami ischialgia yang didominan
3500 wanita dan 3000 pria dengan usia diatas 20 tahun dengan prosentase wanita
53,8% dan pria 46,1%. 40% penduduk jawa tengah dengan usia dibawah 65 tahun
mengalami ischialgia, pria 18,2% dan wanita 13,6% (Rini & Rakasiwi, 2021).

2. KERANGKA TEORI
Low back pain merupakan rasa nyeri dan tidak nyaman yang terjadi pada
punggung bagian bawah, penyebab low back pain diantaranya yaitu aktivitas tubuh
berlebih, salah posisi dalam beraktivitas, adanya penjepitan saraf dan berbagai
penyakit lainnya, nyeri yang dirasakan berasal dari vertebra regio lumbal atau
punggung bawah, juga otot dan saraf area tersebut. Salah satu manifestasi low back
pain yaitu ischialgia. Ischialgia yaitu nyeri dan rasa kesemutan dari punggung bawah
sampai kaki akibat terjadinya penjepitan saraf ischiadicus (Rini & Rakasiwi, 2021).
Saraf ischiadicus adalah saraf terbesar di tubuh manusian, saraf ini bersumber
dari akar L4-L5 dan S1-S3 dari pleksus sakralis dan bercabang menjadi N. Tibialis
dan N. Peroneal, saraf isciadicus berjalan melalui bawah otot piriformis kemudian
keluar dari bagian posterior kaki bercabang menjadi N. Tibialis dan N. Peroneal, saraf
ischiadicus menginervasi ekstremitas bawah (vijayan & S, 2019). Menurut Vani
Wijaya et. al (2019) dan Siti Khadijah et. al (2020) rehabilitasi low back pain et causa
ischialgia berupa modalitas fisioterapi dan terapi latihan yang bertujuan untuk
mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan menambah LGS, modalitas
fisioterapi dapat diberikan berupa :

2.1 Short Wave Diathermy (SWD)


Merupakan modalitas fisioterapi berupa elektroterapi dengan
menggunakan energi elektromagnetik yang berasal dari arus bolak balik dengan
frekuensi tinggi yang bertujuan memberikan efek thermal secara deep pada otot
sehingga otot menjadi rileks, pengaplikasian SWD dengan cara menempelkan
elektroda pada bagian lumbal pasien dengan dilapisi handuk terlebih dahulu agar

132
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022
elektrode tidak bersentuhan langsung dengan kulit, kemudian atur waktu 15
menit, intensitas 50-70 sesuai ambang rasa hangat pasien (Segita, 2019).
2.2 Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Merupakan modalitas fisioterapi berupa stimulasi listrik yang bertujuan
untuk mengontrol nyeri dengan frekuensi rendah atau tinggi, frekuensi rendah
yaitu 10 Hz atau kurang dari 10 Hz, sedangkan frekuensi tinggi yaitu 50-100 Hz
(Gibson et al., 2019). TENS menggunakan chanel ganda, 1 chanel diletakkan di
area L3-S3 kemudian chanel satunya di area ekstremitas bawah yang mengalami
nyeri dengan frekuensi 100 Hz, pulse 150 Ms, intensitas kurang lebih 25 dan
waktu 15 menit (Pangestu et al., 2019).
2.3 Range of Motion (ROM) Exercise
Merupakan latihan mobilisasi sendi yang berfungsi untuk mempertahankan
dan memperbaiki kemampuan gerakan pada suatu sendi (Anggriani et al., 2020).
Bentuk latihan ROM untuk kasus low back pain et causa ischialgia berupa :
a. HIP Mobilisasi
Merupakan latihan yng bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya
kekakuan sendi dan kontraktur otot sehingga menghindari terjadinya
penurunan ROM, latihan ini dilakukan secara aktif dan pasif dengan posisi
supine lying atau standing dengan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
dan rotasi hip (Jenifer et al., 2017) .
b. Straight Leg Raise (SLR)
Merupakan latihan yang bertujuan untuk memertahankan postur
panggul dan lumbal serta mengaktivasi otot stabilisasi lumbal serta sebagai
salah satu tes spesifik untuk mengetahui adanya penjepitan saraf area lumbal
yang menjadi salah satu penyebab ischialgia (Jo & Duk-Hyun, 2019). Latihan
ini dilakukan secara aktif dengan posisi supine lying kemudian mengangkat
salah satu kaki perlahan-lahan pada posisi full knee ekstensi dan dorsal fleksi
ankle sedangkan sebagai tes spesifik gerakan tersebut dilakukan secara pasif,
tes dinyatakan positif apabila pasien merasakan parastesia/kesemutan sampai
ujung kaki.
c. Stretching
Merupakan latihan yang bertujuan untuk mengulur otot akibat adanya
kontraktur dan tighness sehingga otot tetap elastis (Jenifer et al., 2017).
Latihan ini dilakukan pada posisi supine lying kemudian memfleksikan kedua
hip, rotasi lumbal, memfleksikan hip dan diberi dorongan kerah medial
kemudian diberi sedikit tekanan disetiap akhir gerakan, ulangi 10 repetisi.
d. William flexion
Merupakan latihan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri punggung
bawah, dan melenturkan otot gluteus maksimus dan ekstensor trunk, latihan
ini dilakukan dengan posisi supine lying, kedua tangan bersilangan menempel
dada kemudian fleksi knee lalu perlahan-lahan memfleksikan trunk secara
aktif (Rini & Rakasiwi, 2021).
e. Neural mobilization
Merupakan latihan yang bertujuan untuk membantu memulihkan
mobilitas saraf. Latihan ini dilakukan sama dengan gerakan SLR akan tetapi
secara pasif (Vartak et al., 2019).

133
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022
2.4 Myofascial release
Myofascial release merupakan teknik pemijatan dengan menekan
secara manual dengan dikombinasikan dengan stretching pada otot yang
bertujuan untuk meregangkan jaringan yang mengalami perlekatan (Sunyiwara
et al., 2021). Posisikan pasien prone lying, area punggung pasien terbebas dari
pakaian, beri baby oil secukupnya untuk mempermudah dalam merelease otot,
kemudian release otot erector spine dengan lengan terapis atau dengan ibu jari
terapis menggunakan teknik friction.
2.5 Strengthening
Merupakan latihan yang bertujuan untuk memperkuat otot sehingga
otot tidak mengalami weakness dan untuk menyeimbangkan otot baik sisi
kanan atau sisi kiri apabila salah satu otot mengalami kelemahan, latihan
strengthening salah satunya yaitu bridging dan plank (Rathi, 2013).
a. Bridging
Merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi otot
dan kekuatan otot, meningkatkan stabilisasi trunk sehingga dapat
meningkatkan mobilisasi lumbal baik fleksi, ekstensi, lateral fleksi dan
rotasi trunk (Farajzadeh et al., 2017). Latihan ini dilakukan dengan posisi
pasien supine lying, fleksi kedua knee kemudian mengangkat panggul
sejajar knee, tahan selama 8 detik dengan 10 repetisi.
b. Plank
Merupakan latihan yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot
core, latihan ini merupakan salah satu faktor penting untuk membangun
kembali kemampuan sistem saraf dan otot untuk mempertahankan dan
meningkatkan kekuatan dan stabilisator tulang belakang (Gupta & Alok,
2018). Latihan ini dilakukan dengan cara posisi pasien prone lying
kemudian kedua tangan sejajar pada posisi fleksi elbow, gerakan seperti
gerakan push up akan tetapi statis gerakan ditahan beberapa detik sesuai
kemampuan pasien.

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan studi case report yang dilaksanakan di
rumah sakit Condong Catur Jogjakarta pada pasien Sdr. S usia 64 tahun dengan
diagnosa Low back pain et causa ischialgia, pasien telah menjalani program
fisioterapi sebanyak 3 kali pada tanggal 6, 10 dan 13 januari 2022. Keluhan yang
muncul antara lain yaitu nyeri disertai parastesia, penurunan ROM dan kekuatan otot
serta penurunan kemampuan aktivitas fungsional. Pemberian intervensi fisioterapi
berupa SWD, TENS, ROM exercise (hip mobilisasi, SLR, bridging, stretching dan
william flexion), strengthening dan neural mobilization. Pengukuran nyeri
menggunakan Numeric Pain Rating Scale (NRS) dimana skor 0 tidak ada nyeri, 5
nyeri sedang dan 10 nyeri berat, pengukuran ROM menggunakan goniometer,
pengukuran kekuatan menggunakan Manual Muscle Testing (MMT), dan
pengukuran aktivitas fungsional dengan Oswestry Disability Index (ODI).

134
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

4. HASIL

Tabel 1.Pemeriksaan nyeri


a. Evaluasi penurunan nyeri
Skor(T1)
Nyeri diam 1
Nyeri tekan 3
Nyeri gerak 5

3 nyeri diam
nyeri tekan
2
nyeri geraak
1

0
T1 T2 T3

Gambar 1. Evaluasi penurunan nyeri


Setelah dilakukan pemeriksaan, rasa nyeri timbul pada area pinggang
pasien sampai ujung kaki kanan pasien disertai rasa parastesia, rasa nyeri dan
parastesia terjadi karena terdapat penjepitan pada saraf ischiadicus pasien,
pemberian modalitas fisioterapi berupa Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS) pada setiap sesi terapi dapat mengurangi intensitas nyeri
dan rasa parastesia pada pinggang sampai dengan ujung kaki kanan pasien.
TENS mengaktifkan sistem jaringan saraf asendens dan desendens sebagai
pemancar neurokimiawi serta reseptor opioid dan non opioid yang akan
mengurangi konduksi impuls nyeri dan persepsi nyeri (Purwasih et al., 2020).

b. Evaluasi peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS)


Hasil pemeriksaan LGS dengan menggunakan goneometer pada regio
lumbal didapatkan hasil:

Tabel 2. Pemeriksaan LGS

Regio Pemeriksaan
LGS
S:65°-0°-20°
Lumbal F: 20°-0°-20°
T:35°-0°-30°

135
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

80
70
60
50 sagital
40
frontal
30
tranversal
20
10
0
T1 T2 T3

Gambar 2. Evaluasi peningkatan LGS


Dari hasil pemeriksaan LGS di atas bahwa terdapat peningkatan LGS,
peningkatan LGS disebabkan karena penurunan intensitas nyeri san spasme otot
sehingga pasien dapat mengikuti program latihan dengan maksimal serta didukung oleh
pemberian edukasi dan home program oleh terapis. Pemberian terapi latihan dengan hip
mobilisasi, SLR, stretching, william flexion, neural mobilization, dan myofascial release
mampu meningkatkan LGS, karena efek dari ROM exercise mampu menstretch otot
yang mengalami tighness dan spasme, program terapi latihan yang dilakukan oleh pasien
bertujan untuk meningkatkan LGS dan menjaga mobilisasi sendi serta meminimalisir
terjadinya penurunan tingkat elastisitas otot.
c. Evaluasi peningkatan kekuatan otot
Hasil pemeriksaan kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT) pada
regio lumbal didapatkan hasil:

Tabel 3. Pemeriksaan kekuatan otot


Regio Gerakan Pemeriksaan
MMT
Fleksi 3
Ekstensi 3
Lateral fleksi dextra 3
Lateral fleksi sinistra 4
Lumbal Rotasi dextra 3
Rotasi sinistra 4

fleksi
5
ekstensi
4

3 lateral fleksi
dextra
2 lateral fleksi
sinistra
1
rotasi dextra
0
T1 T2 T3 rorasi sinistra

Gambar 3. Evaluasi peningkatan MMT

136
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022
Peningkatan kekuatan otot bisa dicapai dengan terapi latihan, pada kasus ini
didapatkan keluhan penurunan kekuatan otot, terapis memberikan program terapi latihan
strengthening exercise berupa bridging dan plank, bridging bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan otot quadriceps dan erector spine sedangkan plank bertujuan
untuk meningkatkan kekuatan otot core pasien.
d. Evaluasi peningkatan kemampuan fungsional dan aktivitas menggunakan
Oswestry Disability Index (ODI)

40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
T1
20,00%
T2
15,00%
T3
10,00%
5,00%
0,00%
Skor

Gambar 4. Evaluasi aktivitas fungsional


Hasil pemeriksaan kemampuan fungsional dan aktivitas menggunakan Oswestry
Disability Index (ODI) didapatkan hasil T1 total skor 17 dengan presentase 37,7%, T2
total skor 13 dengan presentase 28,8%, T3 total skor 10 dengan presentase 22,2%, dari
hasil pemeriksaan kemampuan fungsional dan aktivitas menggunakan Oswestry
Disability Index (ODI) terdapat peningkatan kemampuan fungsional dan aktivitas karena
adanya penurunan intensitas nyeri, peningkatan LGS dan peningkatan kekuatan otot.

5. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan kepada pasien dengan diagnosa low back pain et
causa ischialgia di Rumah Sakit Condong Catur Jogjakarta, terdapat perbaikan yang
signifikan, pemberian program fisioterapi berupa TENS, SWD ROM exercise,
strengthening dan myofascial release yang dilakukan selama 3 kali sesi terapi,
didapatkan hasil berupa penurunan intensitas nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi,
peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional dan aktifitas pada
pasien low back pain et causa ischialgia.

DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, A., Aini, N., & Sulaiman, S. (2020). Efektivitas Latihan Range of Motion Pada
Pasien Stroke Di Rumah Sakit Siti Hajar. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 678. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.974
Farajzadeh, F., Ghaderi, F., Asghari Jafarabadi, M., Azghani, M. R., Eteraf Oskoui, M. A.,
Rezaie, M., & Ghorbanpour, A. (2017). Effects of mcgill stabilization exercise on pain
and disability, range of motion and dynamic balance indices in patients with chronic
nonspecific low back pain. Journal of Babol University of Medical Sciences, 19(10), 21–
27.
Gibson, W., Wand, B. M., Meads, C., Catley, M. J., & O’connell, N. E. (2019).
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for chronic pain - An overview of
Cochrane Reviews. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2019(2).

137
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022
https://doi.org/10.1002/14651858.CD011890.pub2
Gupta, G., & Alok, M. (2018). Effectiveness of Plank Exercise in Low Back Pain.
International Journal of Science and Research, 9(10), 1182–1186.
https://doi.org/10.21275/SR201011145832
Jenifer, Coyle, P. C., Knox, P. J., & Sions, M. (2017). The Manual Therapy and
Strengthening for the Hip (MASH) trial: Protocol for a Multisite Randomized Trial of a
Subgroup of Older Adults with Chronic Back and Hip Pain.
Jo, E.-Y., & Duk-Hyun. (2019). Effect of Pelvic Compression Belt on Abdominal Muscle
Activity, Pelvic Rotation and Pelvic Tilt During Active Straight Leg Raise. Phys Ther
Korea, 26(1), 67–74.
Pangestu, W. H., Sinta, M., San, L. K., & Absor, U. (2019). TATALAKSANA
KOMPREHENSIF PADA PASIEN HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAL
Comprehensive Managing Procedure of Patient with Hernia Nucleus Pulposus Lumbar.
20–26. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/12230/Nephron
3.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Parwe, S., Jadhav, S., & Nisargandha, M. (2021). Comparative Clinical Trial on Aragwadha
Erand and Trivrutta Eranda Nitya Virechana in Gridhrasi (Lumbago Sciatica
Syndrome): A Study Protocol. Journal of Pharmaceutical Research International, 33,
68–74. https://doi.org/10.9734/jpri/2021/v33i39a32143
Purwasih, Y., Prodyanatasari, A., & Salam, A. (2020). Penatalaksanaan Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation ( TENS ) pada Low Back Pain Myogenic Management of
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation ( TENS ) in Myogenic Low Back Pain.
JURNAL PIKes Penelitian Ilmu Kesehatan Vol, 1(1), 16–21.
Rathi, M. (2013). Effect of Incentive Spirometry on Cardiac Autonomic Functions in Normal
Healthy Subjects. Indian Journal of Physiotherapy & Occupational Therapy-An
International Journal, 7(1), 264–269.
Rini, H. P., & Rakasiwi, A. M. (2021). Physiotherapy for Ischialgia Dexstra With Micro
Wave Diathermy , Transcutaneous Electrical Nerve. 291–297.
Ripollés-Melchor, J., Aldecoa, C., Fernández-García, R., Varela-Durán, M., Aracil-Escoda,
N., García-Rodríguez, D., Cabezudo-de-la-Muela, L., Hormaechea-Bolado, L.,
Nacarino-Alcorta, B., Hoffmann, R., Lorente, J. V., Ramírez-Rodríguez, J. M., & Abad-
Motos, A. (2022). Early mobilization after total hip or knee arthroplasty: a substudy of
the POWER.2 study. Brazilian Journal of Anesthesiology (English Edition), xx.
https://doi.org/10.1016/j.bjane.2021.05.008
Segita, R. (2019). Pengaruh Pemberian SWD Dan Teknik Alexander Untuk Memperbaiki
Postur Tubuh Pasien LBP Tahun 2019. Human Care Journal, 4(2), 108.
https://doi.org/10.32883/hcj.v4i2.471
Sunyiwara, A. S., Putri, M. W., & Sabita, R. (2021). Pengaruh Myofacial Release Kombinasi
dengan Hold Relax terhadap Myofacial Pain Syndrome. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(2),
582–587. https://doi.org/10.48144/jiks.v12i2.173
Vartak, H. S., Rajapurkar, R., Palekar, T., & Saini, S. (2019). A comparative study between
neural mobilisation techniques versus nerve flossing technique in patients with acute
sciatica. International Journal of Basic and Applied Research, 9(3), 909–922.
vijayan, V., & S, P. (2019). Effectiveness of Muscle Energy Technique Versus Stretching in
Subjects With Piriformis Syndrome. International Journal of Physiotherapy and
Research, 7(5), 3252–3256. https://doi.org/10.16965/ijpr.2019.163

138

Anda mungkin juga menyukai