Anda di halaman 1dari 30

MK.

CLINICAL REASONING PRACTICE

Berfikir Kritis tentang “


Assesment dan Diagnosis
Fisioterapi”

Robiatun Amaliyah Ranti, Sst.Ft, M.KM


13 September 2021
CPL
Memahami Penggunaan asesmen dan keterampilan diagnosa
dalam praktek fisioterapi dgn memahami riwayat pasien yang
relevan dengan situasi praktek fisioterapi

PENILAIAN

Aspek Penilaian : Tugas Individu 25%, Tugas Kelompok 20%,


UTS 30%, UAS 30%

REFERENSI

Intisari Fisioterapi penerbit EGC (Ellen Z. Hillegass, PT,PhD)


Mata Ajar IKM
INTRODUCTION TO CLINICAL
REASIONING :
- Mampu memberikan layanan fisioterapi yang profesional dan kompeten
serta mengambil peran dan bekerjasama dalam bagian dari tim kesehata
n
- Berkomunikasi dengan baik
- Memiliki kemampuan ‘clinical reasioning” dan “decision making”
- Mempunyai kemampuan dan kemauan belajar mandiri dan belajar sepan
jang hayat
- Mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia keseh
atan

Mengetahui elemen-elemen penanganan pasien/klien


yang menuntun pada hasil optimal
Thinking
widely

Knowledge Increasing
Generation Action
base Knowledge base
ideas

Possible solution
Actively seeking
idea
Ciri Fisioterapi yang Kompeten

- To know why and to know how


- To know how to do (protap)
- To be (being up date)
- To live together

WHAT IS CLINICAL REASIONING???


• proses kognitif yang terjadi pada saat berbagai informasi yang
diterima fisioterapis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, diintegra
sikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki seb
elumnya, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan klinis
dengan membuat diagnosis dan menatalaksana masalah pasien.

- Langkah-langkah CR
1. Identifikasi, klarifikasi, dan analisa problem
2. Mengembangkan hipotesis
3. Menginterpretasikan data (identifikasi dasar pengetahuan yang
dibutuhkan, identifikasi apa yang telah diketahui, identifikasi sumber-
sumber belajar yang sesuai, mengumpulka pengetahuan/informasi
baru
4. Menguji hipotesis dan sintesis dari pengetahuan lama dan baru,
sehingga problem lebih dijelaskan
5. Klarifikasi dan kesimpulan problematik
Forward clinical reasoning

Dalam menegakkan diagnosis atau hipotesis, Fisioterapi melakukan langka


h menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi data, yang kemudian
menarik kesimpulan dengan mengambil keputusan diagnosis.

Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik sesorang Fisioterapi memperole


h informasi tentang pasien, kemudian melakukan analisis dengan mencari
hubungan dari data-data yang telah diperoleh, selanjutnya bila diperlukan
pemeriksaan penunjang diagnosis.

Evaluasi atas diagnosis yang telah dibuat dilakukan dengan mencari infor
masi penting yang telah dimilikinya untuk dipergunakan dalam menyelesa
ikan masalah dan mengambil keputusan, serta membuat simpulan keputu
san klinis dengan membuat diagnosis dan menetapkan pengelolaan peny
akit pasien.
Contoh

Jika seorang Fisioterapi menyatakan bahwa pasien


memiliki kelemahan otot quadriceps dan kesulitan
menekuk karena radang sendi dan menarik hipotes
is bahwa pasien menderita ostheoarthritis, maka fisi
oterapi telah melakukan forward clinical reasoning.
Selanjutnya Fisioterapi akan memberikan penj
elasan kepada pasien tentang penyakit dan p
engelolaannya secara logis.

langkah berpikir kritis


What Is Critical Thinking?
(Definisi Berpikir Kritis)
• Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasio
nal, yang meliputi kemampuan untuk berpik
ir reflektif dan independen
Definisi Berpikir Kritis

• Kemampuan untuk menganalisis fakta, m


encetuskan dan menata gagasan, mempe
rtahankan pendapat, membuat perbandin
gan, menarik kesimpulan, mengevaluasi a
rgumen dan memecahkan masalah (Chan
ce,1986)
Definisi Berpikir Kritis

• Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang


digunakan untuk menafsirkan dan mengeval
uasi informasi dan pengalaman dengan seju
mlah sikap reflektif dan kemampuan yang m
emandu keyakinan dan tindakan (Mertes,19
91)
Definisi Berpikir Kritis

• Proses intelektual yang dengan aktif dan


terampil mengkonseptualisasi, menerapk
an, menganalisis, mensintesis, dan menge
valuasi informasi yang dikumpulkan atau
dihasilkan dari pengamatan, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, untu
k memandu keyakinan dan tindakan (Scri
ven & Paul, 1992)
Berpikir Kritis ≠ Menghafal, Me
ngumpulkan Informasi
• Berpikir kritis tidak sama dengan me
ngakumulasi informasi. Seorang den
gan daya ingat baik dan memiliki ba
nyak fakta tidak berarti seorang pe
mikir kritis
• Seorang pemikir kritis mampu meny
impulkan dari apa yang diketahuiny
a, dan mengetahui cara memanfaatk
an informasi untuk memecahkan ma
salah, and mencari sumber-sumber i
nformasi yang relevan untuk dirinya
Berpikir Kritis ≠ Mengkritik, Me
ngecam. Mendebat
• Berpikir kritis tidak sama dengan sikap a
rgumentatif atau mengecam orang lain
• Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tid
ak bias. Meskipun berpikir kritis dapat di
gunakan untuk menunjukkan kekeliruan
atau alasan-alasan yang buruk, berpikir
kritis dapat memainkan peran penting d
alam kerja sama menemukan alasan yan
g benar maupun melakukan tugas konst
ruktif
• Pemikir kritis mampu melkukan introspe
ksi tentang kemungkinan bias dalam ala
san yang dikemukakannya
Keterampilan Inti Berpikir Kritis

• Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifika


si makna
• Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi a
rgumen, menganalisis argumen
• Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai arg
umen
• Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan al
ternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik
kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil k
eputusan
• Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan h
asil, mengemukakan kebenaran prosedur, menge
mukakan argumen
• Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Keterampilan Berpikir Kritis

• Memahami hubungan-hubungan logis antar gagas


an
• Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevalua
si argumen
• Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dal
am pemberian alasan
• Memecahkan masalah secara sistematis
• Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagas
an
• Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai
diri sendiri
Perbedaan antara Pemikir Kritis
dan Bukan Pemikir Kritis
• Pemikir kritis
- Cepat mengidentifikasi informasi yang re
levan, memisahkannya dari informasi yan
g irelevan
- Dapat memanfaatkan informasi untuk m
erumuskan solusi masalah atau mengam
bil keputusan, dan jika perlu mencari inf
ormasi tambahan yang relevan
• Bukan pemikir kritis
- Mengumpulkan fakta dan informasi, me
mandang semua informasi sama penting
nya
- Tidak melihat, menangkap, maupun me
mikirkan masalah inti
Mengapa Berpikir Kritis?

• Berpikir kritis memungkinkan anda me


manfaatkan potensi anda dalam melihat
masalah, memecahkan masalah, mencip
takan, dan menyadari diri
Mengapa Berpikir Kritis Penting,
Sehingga Perlu Dipelajari?
• Berpikir kritis merupakan keterampilan universal.
Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan
pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang
ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun,
jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang
• Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Aba
d ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Se
orang harus merespons perubahan dengan cepat d
an efektif, sehingga memerlukan keterampilan intel
ektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis info
rmasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pen
getahuan untuk memecahkan masalah.
Mengapa Berpikir Kritis Pentin
g, Sehingga Perlu Dipelajari?
• Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verb
al dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dap
at meningkatkan cara mengekspresikan gagasan,
berguna dalam mempelajari cara menganalisis st
ruktur teks dengan logis, meningkatkan kemam
puan untuk memahami
• Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk
menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masal
ah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagas
an baru itu harus berguna dan relevan dengan t
ugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berg
una untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang
terbaik, dan memodifikasi bisa perlu
Mengapa Berpikir Kritis Penting,
Sehingga Perlu Dipelajari?
• Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk m
emberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi
lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kem
ampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksika
n nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis mer
upakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk mel
akukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan
keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks mem
buat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar u
ntuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam ke
hidupan sehari-hari.
Assesment dan Diagnosis

Assesment: Proses untuk memperoleh riwayat,


membuat sistem analisa ulang, serta memilih
maupun melakukan tes dan pengukuran
untuk memperoleh data mengenai
pasien/klien.

Diagnosis: Proses dan hasil akhir dari evaluasi


terhadap data pemeriksaan yang disusun oleh
fisioterapis menjadi beberapa kelas, gejala
atau kategori untuk membantu menegakkan
prognosis (termasuk rencana terapi) dan
strategi intervensi yang paling sesuai.
Pemecahan Masalah Klinis

- Mengidentifikasi gejala pasien


- Menentukan gejala yang akan ditangani
- Mengidentifikasi karakteristik gejala yang relevan
- Menyusun daftar prioritas masalah yang akan
diperiksa
- Mengidentifikasi prosedur pemeriksaan gejala
- Melakukan pemeriksaan
- Menginterpretasikan hasil pemeriksaan (evaluasi)
- Menetapkan diagnosis
- Mengidentifikasi tujuandan rencana terapi
- Melakukan intervensi
- Mengevaluasi efek intervensi
- Memodifikasi program fisioterapi sesuai indikasi
Riwayat Pasien

- Riwayat keluhan utama dan


gejala
- Demografi umum
- Riwayat sosial/lingkungan
- Pekerjaan
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat medis keluarga
- Status fungsional
Diskusi Kelompok : Interpretasikan CR pada
kasus yang didapat teman masing-masing
TUGAS :

1. Buat Clinical Reasioning pada kasus


fisioterapi yang dipilih sesuai peminatan
masing-masing
JIKA ANDA MENUNGGU D
IRIMU SAMPAI SIAP MEN
GHADAPI PELAJARAN, M
AKA SEUMUR HIDUPMU H
ANYA AKAN KAMU HABIS
KAN UNTUK MENUNGGU

Anda mungkin juga menyukai