Anda di halaman 1dari 27

STRUCTURE

BERPIKIR KRITIS SEBAGAI


BUDAYA ILMIAH

Modul I.1
FK UNDIP, 2023
BERPIKIR (THINKING)
•    Merupakan keaktifan   pribadi   manusia   untuk menemukan suatu
tujuan.

 Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita kehendaki.


TAKSONOMI BLOOM: Tingkatan Berpikir

Mengkreasi Memproduksi hal baru atau orisinal

Mengevaluasi Mengkkritis dan membuat keputusan

Menganalisis Menggambarkan hubungan diantara ide2

Mengaplikasikan Menggunakan informasi pada situasi baru


Memahami Menjelaskan ide dan konsep

Mengingat Mengingat fakta dan konsep dasar


Critical thinking (BERPIKIR KRITIS)

• Proses berpikir yang bersifat aktif dan terampil untuk


mengkonsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis
dan mengevaluasi informasi untuk mendapatkan jawaban
atau membuat kesimpulan
BERPIKIR KRITIS
• Berpikir kritis bertujuan untuk memaksimalkan aspek rasional dari
pemikir.

• Berpikir kritis tak selalu untuk memecahkan masalah


 Meningkatkan proses berpikir.
Berpikir kritis:

- Berpikir dengan Jernih


- Rasional
- Terbuka
- Berdasarkan bukti
Ciri Berpikir kritis  BUDAYA ILMIAH
• Menemukan jalan untuk mengenali masalah
• Memahami pentingnya urutan prioritas dari masalah
• Mengumpulkan informasi yang relevan
• Mengenali asumsi yang tak tertulis/ nilai
• Berbahasa dengan jelas, akurat, tajam, dan komprehensip
Ciri Berpikir kritis
 BUDAYA ILMIAH (lanj)
• Mengintepretasi data, menilai bukti, dan mengevaluasi
argumen
• Mengenali ada/ tidaknya hubungan yang logis dari masalah
• Menggambarkan kesimpulan dan menggeneralisasi
• Melakukan tes dari simpulan seseorang/ ilmuwan
• Membangun pola pikir berdasarkan pengalaman yang lebih
luas
• Mengeluarkan pendapat yang akurat dan berkualitas
dalam kehidupan sehari-hari
BERPIKIR KRITIS  BUDAYA ILMIAH

Tentukan Masalah

Temukan topik yang perlu diteliti


HIPOTESIS: Prediksi luaran topik

PENELITIAN: OBSERVASI/ EKSPERIMEN

ANALISIS
KESIMPULAN:

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Definisi Berpikir Kritis

• Merupakan proses untuk mengarahkan dirinya sendiri


dalam membuat suatu keputusan, melalui berbagai
pertimbangan antara lain: adanya bukti, konteks,
konseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai.
Ciri Critical Thinker

• Karakter individu yang berpikir kritis antara lain:


• truth seeking,
• open-mind,
• analyticity,
• systematicity,
• self-confidence,
• inquisitiveness (curiosity)
• maturity
DOKTER HARUS BERPIKIR KRITIS

Dalam memilih terapi untuk pasien, seorang dokter perlu


berpikir kritis:
• apakah keputusan untuk memilih terapi sudah tepat,
• apakah didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang kuat yang
membenarkan bahwa terapi itu memang efektif untuk
memecahkan masalah yang dihadapi pasien tersebut.
Dokter berpikir kritis  Budaya Ilmiah

Tahapan rutin yang dilakukan dokter:


• Menganamnesis,
• Melakukan pemeriksaan fisik,
• Meminta pemeriksaan penunjang,
• Mendiagnosis,
• Melakukan penatalaksanaan,
• Merujuk, bila diperlukan
• Dokter juga perlu mengasah kemampuan membaca
dengan kritis, agar mampu menilai dengan kritis artikel
hasil-hasil penelitian kedokteran (critical appraisal).

• Penilaian kritis diperlukan untuk mengimplementasikan


langkah dalam praktik kedokteran berbasis bukti
(evidence-based practice), yaitu memilah, mengkritisi,
dan memilih artikel hasil-hasil penelitian yang
memberikan nilai informasi yang tinggi.
Pengertian dan manfaat berpikir kritis
• Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir
rutin.

• Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual, di mana


pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya,
menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan
rasional
Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang
logis, mencakup:
•membandingkan,
•mengklasifikasi,
•melakukan pengurutan (sekuensi),
•menghubungkan sebab dan akibat,
•mendeskripsikan pola,
•membuat analogi,
•menyusun rangkaian,
•memberi alasan secara deduktif dan induktif,
•peramalan,
•Merencanakan,
•Merumuskan hipotesis, dan
•Menyampaikan hasil kritik
Manfaat berpikir kritis

• Memungkinkan seorang untuk menganalisis, menilai,


menjelaskan, dan merestrukturisasi pemikirannya,
sehingga dapat memperkecil risiko mengadopsi keyakinan
yang salah, maupun berpikir dan bertindak dengan
menggunakan keyakinan yang salah tersebut.
• Dokter yang berpikir kritis, mengurangi risiko pembuatan
diagnosis yang keliru dan pemilihan terapi yang tidak
tepat, yang dapat merugikan atau berakibat fatal bagi
pasien.
Manfaat berpikir kritis

Memberi Perlindungan Hukum bagi Dokter.


• Apabila ada masalah dengan pasien, maka dokter akan
terlindungi bila langkah yang telah diambilnya sudah
berdasarkan EBM

• Sudah memberi kesempatan pada pasien / keluarganya


untuk mengambil keputusan setelah dijelaskan secara
akurat oleh dokter= Infomed Consent
(dalam pemberian penjelasan ini, kemampuan dokter
dalam berpikir kritis tentu sangat dibutuhkan)
Sikap dan keterampilan
dalam berpikir kritis
Pemikir kritis:
• ber-hati2 menggeneralisasikan pendapatnya,
hampir tak pernah menggunakan kata “semua”,
atau “setiap”, tetapi menggunakan kata “sebagian
besar”, atau “beberapa”.
• bersedia menerima kebenaran argumen orang lain.
• tidak menyingkirkan nilai-nilai, emosi, keinginan,
dan pengalaman seorang yang mempengaruhi
keyakinan dan kemampuannya, tetapi bersikap
terbuka dan mempertimbangkannya
Pemikir kritis (lanjutan):
• memiliki kecenderungan untuk berpikir secara
kelompok, pada kondisi dimana keyakinan seorang
dibentuk oleh pemikiran orang-orang disekitarnya.
Mengembangkan
Keterampilan berpikir kritis

Mahasiswa dapat dilatih untuk berpikir logis dan


memberikan reasoning terhadap kejadian yang saling
berhubungan.
Contoh: Tugas Analisis teks:
• Menjelaskan hubungan logis antara peristiwa-peristiwa di
dalam suatu teks/ cerita
• Memberikan saran judul teks
• Memperluas cerita dengan menambahkan tokoh (karakter)
atau peristiwa yang terkait dengan cerita semula
Latihan berpikir kritis yang dilakukan selama belajar
di Kedokteran
• Diskusi tutorial:
Menerapkan BBDM yang dipicu oleh Kasus/ Masalah
Kesehatan, dengan difasilitasi oleh tutor

• Diskusi permasalahan di komunitas:


Mendiskusikan masalah di komunitas atau keluarga
dengan pembimbing lapangan
•Diskusi kasus (pasien nyata)
Mendiskusikan dengan instruktur klinik
tentang kasus pasien yang didapat di
puskesmas maupun rumah sakit
•Diskusi laporan kematian
•Seminar2 ilmiah, sebagai peserta/ pembicara
•Saat berhadapan langsung dengan pasien/
keluarganya
Terima Kasih

• Semoga saudara menjadi dokter yang selalu berpikir


kritis sebagai budaya ilmiah sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai