(BERFIKIR KRITIS)
Kenapa “general education” diperlukan?
Di sekolah tidak dipelajari “how to learn” or “how
to think”
Berpikir kritis dalam kebidan di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Berpikir kritis dalam kebidanan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis
keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,
kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual,
intuisi, pola piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi.
Pengertian
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi
dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi
Critical berasal dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat
keputusan
Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yang terstandar dan
mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie).
DEFINISI CRITICAL THINKING
Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan
apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri
dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai
pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang
sesuai (American Philosophical Association, 1990)
Komponen dari berpikir kritis adalah interpretation, analysis, evaluation,
inference, explanation, dan self-regulation
Karakter individu yang mendukung agar seseorang dapat berpikir kritis seperti
yang dikutip oleh Duldt-Battey antara lain truth seeking, open-mindness,
analyticity, systematicity, self-confidence, inquisitiveness, dan maturity
Analysis Kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi
komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah
untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi
bagian-bagian suatu informasi, menganalisis hubungan antar
bagian, dan mengenali prinsip organisasi yang ada di dalamnya.
Kejelasan (Clarity)
Keakuratan (Accuracy)
Ketepatan (Precision)
Konsistensi (Consistency)
Relevansi (Relevance)
Bermakna (Significance)
Alasan yang logis (Logicalness)
Kedalaman (Depth)
Keluasan (Breadth)
Keadilan (Fairness)
Clarity
Ketika mahasiswa berpikir terhadap problem dan berpikir membenarkan suatu problem
harus wajar dalam konteks memberikan alasan dengan menggunakan standar intelektual.
Dibutuhkan suatu informasi relevan dan signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak
benar bila menghadapi suatu problem berdasarkan assumsi.
Belajar aktif
Belajar kontekstual
➨ mengintegrasikan dengan konteks nyata dan relevan (Abraham)
Belajar mandiri
➨ kesempatan untuk memahami lebih mendalam
CRITICAL THINKING
CRITICAL REASONING
proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan
melewati langkah-langkah berpikir kritis, yaitu menilai
data/bukti//informasi yang diperoleh, menginterpetasi dan
menganalisis data/bukti tersebut, untuk kemudian menarik
kesimpulan yang berbasis pada data atau bukti yang ada
CLINICAL REASONING
komponen penting dalam kompetensi dokter
proses berpikir dan pengambilan keputusan yang
digunakan dalam praktek klinis
terdiri dari pengumpulan data, pengorganisasian data, dan
interpretasi data, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis,
dan evaluasi kritis terhadap diagnosis alternatif dan strategi
terapi