Rosnalisa Z Psikolog
A. Masa Dewasa Dini (18/21-40
th)
Masa dewasa dini adalah
masa pencaharian
kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu
masa yang penuh dengan
masalah, ketegangan
emosional, periode isolasi
sosial, periode komitemen
dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai dan
kreatifitas, dan
penyesuaian diri pada pola
hidup yang baru.
1. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini
a. Mulai Bekerja
b. Memilih Pasangan
c. Belajar hidup dengan pasangan
d. Mulai membina keluarga
e. Mengelola rumah tangga
f. Mengambil tanggung jawab sebagai warga
negara
g. Mencari kelompok social yang lebih
menyenangkan
2. Bantuan untuk menguasai Tugas
Perkembangan
a. Efisiensi fisik
b. Kemampuan Motorik (20 – 25)
c. Kemampuan mental untuk menyesuaikan
diri pada situasi-situasi baru
d. Motivasi
e. Model Peran yang diteladani
3. Hambatan Penguasaan Tugas
a. Dasar yang buruk selama masa kanak-kanak
(Perkembangan optimal pada masa remaja
bergantung penguasaan tugas perkembangan
pada masa bayi dan anak-anak, Eisenberg,
1965)
b. Terlambat matang
c. Terlampau lama diperlakukan seperti anak-anak
d. Perubahan peran
e. Ketergantungan yang terlampau lama
4. Beberapa masalah yang membutuhkan
kesiapan dan persiapan utama
a. Persiapan pernikahan/perkawinan
b. persiapan hidup dengan pasangan
c. penyesuaian seksual
d. persiapan menghadapi masa kehamilan
e. persiapan pada masa setelah kelahiran
f. masa mengasuh anak dan menjadi orang
tua
g. penerimaan status ekonomi keluarga
h. hubungan dengan keluarga pasangan
i. perubahan peranan
B. Masa Perkawinan
Adalah suatu penyatuan
jiwa raga 2 (dua)
manusia berlawanan
jenis dalam suatu ikatan
yang suci mulia di
bawah lindungan hukum
secara syah dan Tuhan
Yang Maha Esa…
1. Ada 7(tujuh) macam Perkawinan
a. Perkawinan Poligami dan poliandri, dimana
seorang suami mempunyai lebih dari 1 (satu)
isteri. Ada banyak alasan pria menjalankan
bentuk perkawinan ini antara lain anak, jenis
kelamin anak, ekonomis, status sosial…, ada
juga Poliandri (seorang perempuan dengan lebih
dari satu suami)
b. Perkawinan Eugenis, Suatu bentuk perkawinan
untuk memperbaiki/memulai ras. Saat PD II
Hitler memerintahkan penculikan thd gadis
cantik dan pintar di negaranya, mereka dipaksa
untuk digauli oleh lelaki jerman pilihan utuk
tujuan lahirnya ras Aria Yang unggul
c. Perkawinan Monogami/biasa, perkawinan ini
dilandaskan rasa cinta setiap pasangan dan
berhasrat dengansepenuhnya untuk
membinanya dengan baik dan melanjutkan
keturunan sebagai mana layaknya sebuah
keluarga.
d. Perkawinan sejenis
a. Homoseksual, sejenis (laki laki)
b. Lesbian, sejenis (perempuan)
e. Term Mariage
Perkawinan periodik dengan
merencanakan kontrak tahap pertama
selama 3 – 5 tahun sedang tahap ke dua 10
tahun, perpanjangan kontrak mencapai
tahap ke tiga yg memberikan hak pada ke
dua partner untuk saling memiliki secara
permanen.
Perkawinan homoseks dan lesbian
Macam keluarga : ini keluarga atau
bukan?
Ini keluarga atau bukan?
f. Trial Marriage
Kawin percobaan dengan ide melandaskan
pertimbangannya cocok atau tidak cocok,
bila sama-sama cocok dalam penyesuaian
perkawinan bisa diteruskan.
g. Companionate marriage
Perkawinan ini disebut sebagai kawin
percobaan, pola ini menganjurkan dengan
bentuk perkawinan tanpa anak, dengan
melegalisir keluarga berencana atau
pengendalian kelahiran juga melegalisir
perceraian atas dasar persetujuan bersama.
Model relasi seksual (trial marriage
dan lesbian)
2. Faktor yang mempengaruhi Penyesuaian
seksual dalam Perkawinan
a. Perilaku thd seks, halini sangat dipengaruhi oleh
informasi yang diterima pasangan selama masa
anak-anak dan remaja.
b. Pengalaman seks masa lalu, terutama bila ada
pengalaman seks yang tidak menyenangkan
c. Dorongan seks, pada laki-laki lebih dulu, sedang
pada wanita muncul periodik dan urun naik selama
siklus mensruasi, sehingga varuasinya berbeda.
d. Pengalam seks marital awal
e. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi, bisa
konflik bila ada pasangan yg krg setuju
penggunaannya/beda pendapat.
f. Efek Vasektomi, sering mempengaruhi
pria maupun wanita ttg kehamilan yang
tidakdiinginkan.
3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
dengan pihak keluarga pasangan dalam
perkawinan
a. Stereotipe tradisional, kesan representative
terhadap ibu mertua sering kali tidak
menyenangkan bahkan sebelum perkawinan,
karena mereka dianggap sering campur tangan.
b. Keinginan untuk mandiri, kadang kala banyak
keluarga muda yang enggan mendapat
petunjuk/saran dari orag tua mereka walau
mereka masih menggantung.
c. Keluargaisme, banyak salah satu pasangan yang
terpengaruh oleh keluarga, sehingga sering
memunculkan konflik
d. Mobilitas Sosial, orang dewasa muda yang status
sosialnya meningkat, mobilitasnya menjadi
tinggi, mereka sering menjadi konflik dengan
keadaan ini kemudian.
e. Anggota keluarga berusia lanjut, merawat
manula memang pelik dalam penyesuaian
perkawinan sekarang, karena munculnya
berbagai sikap tertentu pada manula.
f. Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan, ini
sering terjadi sehingga muncul sikap seperti
marah, tersinggung yang membawa hubungan ke
arah yang tidak baik.
4. Kesulitan-kesulitan dalam Penyesuaian
Perkawinan
a. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan
b. Perubahan peranan dalam perkawinan
c. Kawin muda
d. Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan
e. Perkawinan dengan budaya campur
f. Pacaran yang dipersingkat
g. Konsep perkawinan yang romantis
h. Kurangnya identitas
5. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian
terhadap pasangan
a. Konsep pasangan ideal
b. Pemenuhan kebutuhan
c. Kesamaan latar belakang
d. Minat dan kepentingan bersama
e. Keserupaan nilai
f. Konsep peran
g. Perubahan dalam pola hidup
PSIKOLOGI PEREMPUAN
APA DAN BAGAIMANA………….
8 DAMPAK NEGATIF DARI KEKERASAN TERHADAP
ANAK (Megawangi, Wiyono, Puspitawati 2006)
Perempuan Laki-laki
Menggunakan sekitar 20 000 kata Menggunakan sekitar 7 000
per hari kata per hari
Keluarga Responsif Gender
seperti berikut: “ Sewaktu-waktu saya: (1) Meninggalkan
istri saya tersebut dua tahun berturut-turut, (2) atau saya
tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
(3) atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya itu, atau
(4) atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya
itu enam bulan lamanya, kemudian istri saya tidak ridla dan
mengadukan halnya kepada pengadilan Agama atau petugas
yang diberi hak mengurus pengaduan itu, dan pengaduannya
dibenarkan serta diterima oleh pengadilan atau petugas
tersebut, dan istri saya itu membayar uang sebesar Rp…..
sebagai 'iwadl (pengganti) kepada saya maka jatuhlah talak
satu kepadanya.” .......”.
Bab 10. Interaksi Suami Istri dalam Mewujudkan Harmonisasi Tipe, Latar Belakang dan Proses Perkawinan
Hak dan Kewajiban Pasangan Suami dan Istri
Suami-istri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakkan rumahtangga yang menjadi sendi dasar dari
susunan masyarakat Indonesia (UU Perkawinan No.1 Tahun
1974, Bab VI Kewajiban Suami Istri – Pasal 30).
Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan rumahtangga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat; Masing-masing
Keluarga Responsif Gender
KUALITAS
INTERAKSI SUAMI DAN ISTRI
Keluarga Responsif Gender
PERKAWINAN
Gambar 10.4. Pemetaan tipe perempuan yang harus diketahui oleh laki-laki beserta
konsekuensinya seandainya menjadi pasangan suami dan istri.
Kemitraan Gender dalam Perkawinan
Bab 10. Interaksi Suami Istri dalam Mewujudkan Harmonisasi
Istri Suami
PERBEDAAN BIOLOGIS PERBEDAAN BIOLOGIS
Hormon: estrogen, progresteron Hormon: testosteron
Alat Reproduksi: vagina, rahim, sel
Alat Reproduksi: kemaluan,
telur
sperma
Fungsi Biologis: menstruasi, hamil,
Fungsi Biologis: membuahi
melahirkan dan menyusui
PERBEDAAN PSIKOSOSIAL
Personalitas individu adalah unik (sifat/karakter, perilaku, cara
berbicara, cara berkomunikasi/menyampaikan pendapat, dll)
Nilai-nilai individu dipengaruhi latar belakang sosial, ekonomi dan
budaya (menentukan standar hidup, perilaku hidup, mind-set, dll)
Istri Suami
Memang tidak adil dunia ini… Menurut budaya patriarkhi,
kenapa saya harus selalu saya adalah pemimpin
dibelakang dan keluarga, dan pemimpin
dinomorduakan… Saya kaum perempuan…. Jadi adik
merasa tidak mempunyai hak itu harus menurut apa kata
individu untuk melakukan saya… kalau saya ijinkan baru
hal-hal yang saya inginkan adik boleh lakukan, kalau
atau yang saya butuhkan. tidak saya ijinkan, adik harus
Semua perilaku saya sudah di menurut…TITIK
atur melalui kacamata
‘kepantasan’ menurut
budaya.