Anda di halaman 1dari 48

RESPON DAN ADAPTASI

MENJADI
ORANGTUA/KELUARGA BARU
Oleh : Arisda Candra S., SST., M.Tr.Keb
Pengertian wanita
• Berasal dari kata vani atau vanitai
(sanskerta) berarti keinginan  selalu
diinginkan sebagai objek seksual
• Kamus bahasa indonesia  wanita =
manusia yg memiliki vagina, dapat
menstruasi, hamil, melahirkan anak
dan menyusui.
• Wanita adalah perempuan dewasa
yang menitikberatkan kepada sifat
keibuan secara fungsional dalam
tanggungjawab
Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang
Daur Kehidupan

Dalam pendekatan siklus hidup ini,


dikenal lima tahap, yaitu:
1. Konsepsi
     

2. Bayi dan anak


     

3. Remaja : perubahan tubuh yg signifikan,


   

menstruasi.
4. Usia subur: kehamilan, Melahirkan, Paska
    

Melahirkan
5. Usia lanjut
     
REMAJA
• Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10
sampai 25 tahun dan merupakan peralihan dari masa
kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting
yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya
haid pertama yang dinamakan menarche.
• Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda
kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap
sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas
sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan.
• Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan
dramatis, karena mulai memproduksi hormon-
hormon seksual yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
Wanita yg menikah
• Mulai masa remaja – menikah – kehamilan,
wanita harus memiliki kesehatan
mental/psikologis yang baik
• Kesehatan mental menjadi modal yg sangat
penting utk terjadinya pernikahan yg harmonis,
terencana, dan minim konflik
• Masa menikah ini banyak terjadi masalah jika
tidak dibarengai dengan kesiapan psikologis,
maka pemeriksaan caten terpadu (melibatkan
konseling dg psikolog dan nutrisionis) seperti
yang sdh dilakukan di puskesmas menjadi hal
yg sangat penting utk dilakukan.
MASA KEHAMILAN
• Wanita segala usia dalam kehamilan melakukan
proses adaptasi apalagi sebagai persiapan
berperan sebagai ibu.
 Konsep diri berubah yaitu siap menjadi orang
dan peran barunya.
• Usia dewasa muda, yaitu antara 26-45 tahun,
sering dihubungkan dengan masa subur, karena
pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin
terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak
karir yang penuh kesibukan di luar rumah.
Next

• Pada tahap ini membutuhkan tugas perkembangan


yg pasti dan jelas yaitu siap menerima kehamilan ,
mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun
kembali hubungan dengan suami, ibu dan bayi yg
dikandungannya, serta menyiapkan kelahiran sang
anak.
• Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan
kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan
dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
• Kesehatan mental pada ibu hamil seringkali
mengalami permasalahan, namun banyak yg
menganggapnya sebagai suatu hal yg biasa.
• Pada awal masa kehamilan, terjadi perubahan
hormon yg sgt signifikan dan dapat
mempengaruhi mood/suasana hati. Pd wanita
dengan riwayat depresi atau gangguan jiwa
berat lainnya, kesehatan mental di masa ini
perlu mendapatkan pemantauan yg serius.
• Kelompok pendukung utama perlu dibentuk
dan diberdayakan sejak masa awal kehamilan.
MASA PASCA MELAHIRKAN
• Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg
mendadak dlm keseimbangan yg sudah tertata
pd hidup seorang ibu baik secara emosi maupun
fisik

• Kebutuhan ibu pasca melahirkan adalah :


kebutuhan akan makan, tidur dan kenyamanan
fisik serta kesejahteraan emosional,
kemandirian
Next

• Dengan kondisi tsb diatas maka seorang ibu harus


menyiapkan/menyesuaikan diri dengan perubahan
fisik, peran dan seksual.

• Masa ini perlu mendapatkan pemantauan serius


dari keluarga, terutama selama masa nifas. Org2
disekeliling ibu perlu mengamati perubahan emosi
dan perilaku ibu. Jika sampai dengan masa nifas
selesai namun kondisi psikis belum stabil, perlu
dilakukan konseling utk asesmen psikis lebih lanjut
Proses menjadi orang tua

• Yaitu proses pencapaian peran dan perubahan


peran yang dimulai selama masa kehamilan
( Sank,1991)
• Orang tua :
– Menciptakan suatu perubahan periode dan
ketidak stabilan bagi laki dan perempuan
yang memutuskan untuk memiliki anak
– Perempuan lebih banyak pengalaman memberikan
kontribusi yang besar pembentukan image diri
sebagai seorang ibu yaitu kehamilan ,melahirkan,
masa nifas/masa menyusui
Komponen proses menjadi orang tua

• 1. Ketrampilan dan pengetahuan


(Meliputi asuhan pada bayi : misalnya
menyusui,menggendong, memandikan, mengganti
pakaian, melindungi bahaya)dan asuhan pada
diri sendiri
• 2. Nilai/sikap dan kenyamanan
( Pengalaman awal menjadi orang tua dengan cinta
kasih penerimaan figur sebagai orang tua selama
dan memiliki rasa kepercayaan diri serta perhatian
terhadap perkembangan untuk anak dengan
kelembutan dan penuh perhatian dalam asuhan
bayi)
Proses Peralihan
• Sebagai jalan atau proses waktu yang
melibatkan perkembangan gerakan dari
kondisi/tempat yang berbeda
• Peralihan memerlukan perubahan besar yaitu :
– Perubahan identitas
– Peran
– Hubungan
– Kemampuan
– Perilaku
(Schumacher & Meleis,1994)
Kondisi yang mempengaruhi proses
peralihan

Pemahaman
Harapan
Tingkat pengetahuan
Lingkungan
Tingkat perencanaan
Kondisi fisik
Emosional
Kontak Orang Tua dan Bayi

• Kontak Awal :

– Penting dalam mengembangkan


hubungan kelak / masa
mendatang
– Awalnya kontak yang dekat / proses
kasih sayang antara Ibu/Orang Tua
dan Bayi baru lahir
Kontak Orang Tua dengan Bayi
( Klauss dan Kennel)
• Menggunakan batasan Bonding
Attachment)
– yaitu : Kontak ibu dan bayi segera
setelah lahir sec fisik dan psikologis
– Merupakan modal awal untuk terbinanya
hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi
Lanjutan kontak……………

• Bonding : Masa sensitif pada menit


pertama dan beberapa jam setelah
kelahiran dimana kontak ibu dan ayah ini
akan menentukan tumbuh kembang anak
menjadi optimal

• Attachment :Proses penggabungan


berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus
dari orang tua terhadap anaknya dan
memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya
Lanjutan kontak……….

• Kontak selanjutnya dengan Honeymoon yaitu


phase setelah bayi lahir terjadi intimasi dan
kontak yang lama antara ibu,ayah dan bayi.
Pada masa ini terjadi kontak psikis yang tak
memerlukan hal-hal romantis,masing2 saling
memperhatikan bayinya dengan menciptakan
hubungan yang baru

• Pada saat ini bidan memberikan dorongan


kepada pasangan untuk memeriksa bayinya,
memberikan komentar positif tentang
bayinya dengan meletakkan bayi di
pangkuannya
Lanjutan kontak……….

• Kontak selanjutnya dengan Rooming In


yaitu :
– Kontak langsung ibu dan bayinya dengan asuhan
gabung di ruang nifas
– Pada saat ini ibu memperhatikan petugas keti
ka memberikan asuhan bayi
– Petugas memberi contoh asuhan pada
bayinya
– Ibu belajar mencoba untuk melakukan asuhan
bayi sehari-hari secara fisik, psykho sosial dan
spiritrual
Komunikasi antara Orang Tua dan Bayi

• Menyentuh : dengan menyusui,


memeluk, membuai, mengusap tubuh
dengan lembut
• Kontak mata :
– Dilakukan terus menerus face to face posisi
wajah ibu dan bayi sejajar± 8 inci
– Di Amerika kontak mata memilki efek dalam
perkembangan dari hubungan kepercayaan dan
faktor enting dalam hubungan anusia dengan
segala usia
Lanjutan Komunikasi…….

• Suara : respon bayi terhadap


suara yang didengarnya
• Bau : ciri khas bau antar ibu dan
bayi
• Penyerapan :

– Umpan balik yang positif antara


orang tua dan bayi untuk komunikasi
Perilaku ORTU dalam
ikatan kasih sayang

• 1. Perilaku yang memfasilitasi

– Mantap mencari ciri khas anak


– Kontak mata
– Memberi perhatian
– Menganggap anak sebagai individu yang unik
– Menganggap anak sebagai anggauta keluarga
– Memberikan senyuman
– Mengajak berbicara/ bernyanyi
Lanjutan perilaku orang tua

• Pada waktu anak balita dan remaja:


– Menunjukkan kebanggaan pada anak
– Mengajak anak pada acara keluarga dari fihak ib u
dan bapak
– Memahami perilaku anak
– Memenuhi kebutuhan anak
– Bereaksi positif terhadap perilaku anak
– Selalu berkomunikasi verbal non verbal
2. Perilaku penghambat

• Menjauh dari anak


• Tidak memperdulikan kehadirannya
• Menghibut, menolak untuk menyentuh
anak
• Tidak menempatkan anak sebagai
anggota keluarga yang lain
• Tidak memberi nama yang bagus
• Memanggila bukan nama yang
Lanjutan perilaku penghambat

• Menganggap anak sebagai sesuatu yang


tidak disukainya
• Tidak komunikasi verbal non verbal misal:
tidak menyentuh, tidak menggenggam jari
• Terburu waktu menyusui dan tdk konsentrasi
• Menunjukkan kekecewaan
• Tidak segera memenuhi kebutuhan
fisik psykhososial spiritual
Sentuhan
• Walker( 1992, Sentuhan :
– Kasih sayang yang mengikat
– Kekhususan dan sesuatu yang abadi dari keterkaitan
• Nilai - nilai untuk memulai sentuhan :
- Kesehatan,emosi orang tua
- Sistem bantuan sosial, mencakup pasangan, teman dan
kelua
- Tingkat kemampuan berkomunikasi dan memberikan
peralih
- Kedekatan orang tua dan bayi
- Orang tua dan bayi sehat
Tanggung jawab dan Tugas orang tua
pada anak
• Dengan :
– Merawat anak
– Memberikan perhatian
– Menjadi rekan pada anak
• Penyesuaian Diri menjadi ORTU dengan 3
tahapan
– Tahap I : - Harapan
– Tahap II : - Kenyataan
– Tahap III : -Peralihan menjadi Kepala Keluarga
Hubungan Ayah dan Bayi
• Ungkapan yang digunakan untuk penyerapan,
kesenangan dan ketertarikan ayah
terhadap bayinya (keterikatan)
• Ciri-Ciri :
– Memberikan rangsangan dengan sentuhan dan
kontak mata, berkomunikasi dan ciri-ciri yang
sama dengan dirinya, menegaskan bahwa bayi itu
adalah bayinya.
Pengaruh Peran Ayah

• Bertambah tanggung jawabnya dari masa


sebelum ibu hamil dibanding dengan masa post
partum

• Penyesuaian diri antara ORTU dengan bayi


- Modulasi
- Modifikasi tingkah laku yang
berhubungan dengan sosial
- Orang Tua dan Bayi sebagai respon
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Respon ORTU
• Umur : Ibu.Ayah yang terlalu muda
• Kesiapan berumah tangga kurang
• Dukungan sosial suami, keluarga kurang
• Ekonomi rendah
• Pengetahuan rendah
• Kurang informasi kesehatan
• Budaya yang bertentangan dengan kesehatan
kuat
Wanita Sebagai Ibu dan Persiapannya
Pengertian ibu
• Ibu berasal dari kata empu
( sanskerta) yang berarti mulia,
dihormati, membimbing dan
mengasuh.
• Ibu adalah orangtua perempuan
seorang anak, baik melalui
hubungan biologis maupun sosial.
Pengertian wanita sebagai ibu 

• Peran wanita sebagai ibu adalah


perempuan dewasa yang lebih menonjol
pada sifatnya sebagai orang yang mulia,
dihormati, membimbing, mengasuh,
dapat berperan sebagai guru, penuntun
yang penuh kasih sayang dan perawat
walaupun tidak semata-mata dibatasi
oleh hubungan biologis.
Tahap psikososial dalam mencapai peran

a. Anticipatory stage  mulai melakukan


latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain.
b. Honeymoon stage  mulai memahami peran
dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan dari keluarga lain
c. Plateu stage  mencoba apakah mampu
berperan sebagai ibu. Tahap ini memerlukan
waktu sampai ibu kemudian melanjutkannya
sendiri
d. Disengagement  tahap penyelesaian yang
mana latihan peran sudah berakhir
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kehamilan direncanakan atau tidak
b. Efek faktor obstetri (komplikasi, cemas
efek pengobatan medis dapat
mempengaruhi janin)
c. Usia (terlalu muda atau wanita tdk menikah)
d. Penggunaan dan penyalahgunaan obat
(perokok dan alkoholik  kecemasan ttg
tumbang janin, khawatir dg intervensi
lembaga sosial  berpisah dg bayi)
e. Citra perubahan tubuh (kehamilan 
perubahan tubuh  positif dan negatif)
Aktivitas pencapaian peran ibu
• Aktivitas taking on adalah meniru sikap orang
lain, belajar dari berbagai sumber tentang
kehamilan, persalinan dan perawatan bayi,
mencoba menggendong, menyuapi dan mengganti
popok bayi
• Aktivitas taking in adalah membayangkan
dirinya saat melahirkan, mengurus anak,
hubungan suami dengan keluarga
• Aktivitas letting go adalah mengingat kembali
hal-hal yang berhubungan dengan peran dari
sebelumnya melepas peran yang tidak lagi sesuai
Keadaan dan perubahan psikologi

• Ibu berusaha untuk menjadi orangtua


yang terbaik bagi anaknya
• Ibu berusaha menghilangkan sifat atau
perilaku buruk (minimal belajar
pengelolaan dan pengendalian diri)
• Ibu berusaha memberikan semua kasih
sayangnya
Faktor yang mempengaruhi perubahan
psikologi

1.  Fungsi keibuan
2.  Sifat keibuan
3.  Relasi ibu dan anak
4.  Ibu tiri dan ibu angkat
Fungsi keibuan
• Memenuhi kebutuhan fisiologi
dan psikis
• Peran dalam merawat dan
mengurus keluarga
• Peran ibu sebagai pendidik
• Peran ibu sebagai contoh dan
teladan
• Peran ibu sebagai manager
• Ibu pemberi rangsangan dan
pelajaran (stimulator)
• Peran ibu sebagai istri
Sifat keibuan
• Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita 
mendorong seorang wanita untuk bersikap lemah
lembut, penuh kasih sayang dan ketulusan,
• TIDAK SEMUA IBU MEMILIKI SIFAT
KEIBUAN.
• Secara garis besar digolongkan dalam 2 ide :
a. Kualitas tertentu dari karakter dan kepribadian
wanita yang bersangkutan
b. Gejala emosional pada wanita tersebut, yang
bersumber pada ketidakberdayaan bayi dan anak,
sebab bayi atau anak selalu bergantung dan
membutuhkan pertolongan serta pemeliharaan,
terutama dari ibunya.
Relasi-komunikasi ibu dan anak
• Relasi bisa terjalin dengan baik apabila ada
pengertian dan pemahaman ibu terhadap sikap
yang dimiliki anaknya serta terjalin komunikasi
antara ibu dan anak.
• Komunikasi : verbal – non verbal (misal : bahasa
tubuh)
• Sifat keibuan bersangkutan dengan relasi-
komunikasi antara ibu dengan anak sebagai
kesatuan fisiologi, psikis dan sosial.
• Relasi-komunikasi dimulai sejak kehamilan sampai
proses perawatan dan proses membesarkan anak.
• Bonding attachment optimal  relasi positif
Relasi ibu dan anak (lanjutan..)

Ada 3 fase perkembangan relasi ibu dan


anak selama hamil :
 Fase 1  Menerima fakta kehamilan 
Berkata “ saya hamil”
 Fase 2  Menerima janin tumbuh sebagai
sesuatu yang terpisah dan perlu dirawat 
“saya akan memiliki bayi”
 Fase 3  Mempersiapkan diri untuk
melahirkan dan mengasuh anaknya  “saya
akan menjadi ibu”
Relasi ibu dan anak (lanjutan..)

• Bonding Attachment
• Attunement
Ibu tiri dan ibu angkat
Ibu tiri
• Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibu
biologisnya atau ibunya meninggal dunia.
Kemudian, kedudukan ibu yang melahirkan anak
tersebut ditempati oleh wanita lain seiring
pernikahan ayahnya.
• Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam
menjalankan semua hak dan kewajiban
sebagaimana ibu kandung
• Sikap ibu dipengaruhi oleh : Lingkungan, Orang
yang ada disekitar, Fantasi-fantasi tentang ibu
tiri pada usia muda
Kepribadian wanita menentukan sifat
keibu-tirian-nya
• Nasib anak-anak tiri dan fungsi ibu tiri
sebagian besar ditentukan oleh mutu
cinta wanita kepada suaminya, dan oleh
kepribadiannya.
• Jika wanita yang bersangkutan sifatnya
sungguh-sungguh halus-mesra dan sangat
feminim,  rela berkorban diri demi
kebahagiaan suami dan anak-anak tirinya
agar bisa berfungsi sebagai ibu yang baik.
Ibu angkat 
• seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik
satu atau lebih, dikenal atau tidak, didasari oleh keinginan
memiliki anak.

• Biasanya krn keinginan untuk menjadi ibu tidak/belum


terkabul karena mandul dan tidak bisa melahirkan seorang
bayi atau karena masalah fertilitas lainnya.

• 2 faktor untuk memahami ibu angkat : Kapasitas-kapasitas


keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan anak
angkatnya ; serta Motivasi-motivasi tertentu yang
mendorong wanita tersebut mengangkat seorang bayi atau
anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak
Hal-hal yang membantu wanita sebagai
seorang ibu
• Jadikan suami sebagai partner (suami perlu diedukasi
melalui edukasi suami siaga sebelum menjadi ayah)
• Realistis – cari bantuan
• Beri kesempatan suami dalam mengurus rumah tangga
• Suami melakukan Pemantauan kesehatan mental istri
pasca melahirkan. Jika masih tampak labil setelah
selesai masa nifas, sebaiknya segera lakukan konseling
psikis.
• Jangan bercita-cita menjadi ibu yg
idealis/sempurna/tanpa cacat, seringkali target yg over
justru menyakiti diri sendiri.
• Waktu untuk “saya”
• Waktu untuk suami

Anda mungkin juga menyukai