Anda di halaman 1dari 17

Program Studi S1- Kebidanan

Universitas Muhhamadiyah Kudus

EVIDENCE BASED TERKAIT


ASUHAN PRAKONSEPSI
Kelompok 4

1. AULAN MUHTARINA (22020170018)


2. INDAH YULIANTI (22020170019)
3. WIJIATI (22020170020)
4. PUTRI AULIA UTAMI (22020170021)
5. FIFI NUR LAELY (22020170026)
EVIDENCE BASED
MIDWIFERY
1. Pengertian
● Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence
Base dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence : Bukti, fakta
Base   : Dasar
● Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti dan bukan berdasarkan pengalaman.
● Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman
atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak sekadar bukti
tapi bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan. 
● Jadi, Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti
dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan. Praktik dalam kebidanan yang di
utamakan adalah lebih didasarkan pembuktian ilmiah hasil observasi/penelitian dan
pengalaman praktik terbaik dari semua para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas
yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi
2. Manfaat

Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan


yang berdasarkan evidence based tersebut tentu
saja bermanfaat membantu mengurangi angka
kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang di alami
selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan
kesehatan masyarakat.
3. Sumber Evidence Based

Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti


publikasi jurnal dari internet maupun
berlangganan baik hardcopy seperti majalah,
buletin, atau CD. Situs internet yang ada dapat
diakses, ada yang harus dibayar namun banyak
pula yang public domain.
4. Praktek Evidence Based

1. Pertanyaan
Klinik

2. Pelacakan
5. Evaluasi
Bukti Ilmiah
dan
yang terkini
Pengawasan
dan terbaik

4. 3. Telaah
Implementasi Kritis
5. Penelusuran Evidence Based

Tradisional) Database
Evidence
Revisi, paling tidak - EBMR (EB-Medicine Reviews)
1 tahun sekali
- Evidence based medicine
Padat referensi yang updated - Evidence based nursing
(khususnya tentang diagnosis - Cancerlit
dan managemen - Aidsline
- MEDLINE
6. Evidence Based Prakonsepsi
Beberapa contoh Evidence Based pada Asuhan Kebidanan Prakonsepsi :

Melakukan Persiapan
Melakukan Skrining Mengatur Jarak
dan Perencanaan
Kehamilan Prakonsepsi Kehamilan
Mengatur Jarak
Kehamilan
Melakukan Persiapan
dan Perencanaan
Kehamilan
Melakukan Skrining
Prakonsepsi
Evidence Based terkait Asuhan Prakonsepsi
7. Contoh Kasus Evidence Based dalam Prakonsepsi

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya pembuahan atau masa sebelum hamil yang
dapat terjadi sekitar tiga hingga enam bulan sebelum konsepsi (Huliana,
2007). Wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu serta dapat memperhatikan
kesehatan dirinya (Rhode Island Department of Health, 2012). Penyebab utama KEK adalah kekurangan
asupan energi dalam waktu lama dan dapat diketahui dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)
melalui ambang batas <23,5 cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami KEK baik sebelum dan selama
hamil adalah status gizi rendah atau biasa dikatakan IMT rendah, dan cenderung dapat melahirkan BBLR,
kelahiran prematur, bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger, 2014; dan
Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).
Maka, status gizi wanita terutama pada masa usia subur
merupakan elemen pokok dalam kesehatan reproduksi. Apabila
seorang wanita kekurangan gizi, maka akan berdampak pada penurunan
fungsi reproduksi. Pada manusia, periode kritis dalam tumbuh kembang
janin memang harus dimulai sejak masa prakonsepsi pada kaum wanita
atau ibu yang akan menikah dan akan merencanakan konsepsi. Selain itu,
beberapa hal yang harus menjadi perhatian serius calon ibu sejak
prakonsepsi hingga anak usia balita adalah aspek gizi, kesehatan, psikologis
dan sebagainya.
Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi hingga masa kehamilan (MacDougall, 2003):
Sumber
 
Nutrisi Penting

1. Vitamin A : Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur,minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan kuning.
2. Vitamin B1 : Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang- kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan hijau.
3.
 
Vitamin B2 : Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dan telur.
4.
 
Vitamin B3 : Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan, telur, dan susu

5. Vitamin B5 : Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras- berasan atau gandum, alpukat.
6.
 
Vitamin B6 : Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.
7.
 
Vitamin B12 : Telur, daging, tiram, susu.
8.
 
Asam folat : Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang- kacangan.
9.
 
Vitamin C : Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.
10.
 
Vitamin D : Susu asam, minyak ikan (sarden), margarin, kuning telur, sinar matahari.

11. Vitamin E : Minyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, biji bunga matahari, brokoli.
12. Kalsium : Produk susu, sardin kalengan, salmon termasuk tulangnya, sayur dan daun- daunan hijau, kacang- kacangan.
13.
 
Besi : Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun- daunan hijau.
14. Seng : Biji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacang- kacangan, bawang, tiram.
Maka perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kekurangan Energi Kronis (KEK)
merupakan keadaan status gizi kurang yang dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS)
maupun wanita hamil. Penyebab

utama KEK adalah kekurangan asupan energi yang terjadi dalam waktu lama, serta
dapatdiketahui dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) melalui ambang batas
<23,5 cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).
Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami KEK baik sebelum
dan selama hamil adalah status gizi rendah atau biasa dikatakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
rendah, dan cenderung dapat melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelahiran
prematur, bahkan kemungkinan bayi bisa meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger, 2014;
dan Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).
. Oleh sebab itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan hidup
sehat, seperti memperhatikan makanan yang dimakan oleh calon ibu.
Dalam hal ini yaitu Pedoman Gizi Seimbang yang diyakini mampu
mengatasi masalah gizi terutama dalam hal beban gizi ganda, baik
kekurangan maupun kelebihan gizi. Pedoman Gizi Seimbang merupakan
pedoman untuk konsumsi makan sehari-hari yang harus mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang
atau kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin
dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik,
perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal (Kemenkes,
2014).
Sesuai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan gizi yang
diperlukan bagi wanita prakonsepsi benar harus mengandung berbagai zat

Anda mungkin juga menyukai