Anda di halaman 1dari 24

Askeb Kasus kompleks

——
Disusun oleh :
PART 01
Komplikasi pada ke
hamilan yang umum
terjadi
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah ata
u komplikasi setiap saat.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari selur
uh wanita yang hamil akan berkembang menjadi ko
mplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta
dapat mengancam jiwanya.
Hiperemesis
01. gravidarum
Komplikasi pada
kehamilan 02. Perdarahan
trimester 1
03. Abortus

Kehamilan
04. ektopik terganggu

Mola hidatosa
05.

06. Anemia
1. Hiperemesis gravidarum
Adalah Mual dan muntah berat selama kehamilan.

Gejala :

Gejala berupa mual parah dan perasaan pingsan atau pusing saat berdiri. K
ondisi ini juga dapat menyebabkan muntah terus-menerus sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi.

Perawatan :

Pengobatan terdiri dari cairan dan antihistamin

Kondisi ini dapat memerlukan rawat inap dan pengobatan dengan cairan IV
dan obat antimual.
2. Perdarahan
Pendarahan saat kehamilan, terutama pada trimester
pertama merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dik
hawatirkan.
Situasi ini sering terjadi pada awal kehamilan karena
darah yang dilepas saat telur dibuahi melekatkan diri
ke dinding rahim.
3. Abortus

Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam ka
ndungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Macam-Macam Abortus :

• Abortus komplet : Pada jenis keguguran ini, mulut rahim terbuka lebar dan selur
uh jaringan janin keluar dari rahim.

• Abortus inkomplet : Pada keadaan ini, jaringan janin sudah keluar sebagian.

• Abortus insipiens : Pada abortus insipiens terjadi perdarahan disertai nyeri peru
t, tetapi jaringan janin masih utuh berada di dalam rahim

• Abortus iminen : muncul saat sudah merasakan gejala-gejala keguguran, seperti


perdarahan dan kram perut bawah, tetapi leher rahim masih menutup.

• Abortus habitualis/berulang : apabila sudah pernah keguguran sebanyak tiga kal


i atau lebih secara berturut-turut.
4. Kehamilan ektopik terganggu (KET)
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang di
buahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. K
ehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding
tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu.

5. Mollahidatidosa
Mola hydatidosa atau hamil anggur adalah pembentukan ari-ari (pla
senta) yang abnormal saat kehamilan. Hamil anggur tergolong kom
plikasi kehamilan yang jarang terjadi.
6. Anemia pada Trimester 1

Anemia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah mera
h, lebih rendah daripada batas normalnya.

Jenis-jenis anemia :
• Anemia defisiensi zat besi : anemia yg disebabkan oleh masalah kekurang
an zat besi.
• Anemia defisiensi folat : anemia defisiensi folat terjadi ketika tubuh kekur
angan asupan asam folat (vitamin B9) dari makanan. Anemia jenis ini juga
bisa terjadi akibat malabsorpsi.
• Anemia defisiensi vitamin B12

Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk membantu produksi sel darah merah. Ji
ka ibu hamil kurang mengonsumsi makanan tinggi vitamin B12, gejala anem
ia pada ibu hamil bisa muncul sebagai akibatnya.
Komplikasi pada Ketuban pecah
kehamilan 01. dini
trimester II dan III
Kehamilanganda
02.

03. Pre eklampsia

Kehamilan lewat
04. waktu

Kelainan letak
05. janin
02
Komplikasi pada pe
rsalinan yang umu
m terjadi
1.Kontraksi dan Pembukaan yang Terlalu Lama
Proses pembukaan leher rahim dan kontraksi yang berlangsung ter
lalu lama serta lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan
yang bisa terjadi. Menurut penelitian, sekitar 8% wanita mengalami
hal ini.
Menurut American Pregnancy Association, yang termasuk proses p
embukaan dan kontraksi terlalu lama berlangsung lebih dari 20 jam
pada kehamilan pertama. Untuk wanita yang sudah pernah melahir
kan sebelumnya, yang termasuk proses pembukaan terlalu lama a
dalah jika melebihi 14 jam.
Penyebab proses pembukaan yang terlalu lama meliputi:
• Pembukaan serviks yang lambat
• Bayi berukuran besar
• Jalan lahir atau panggul Mums kecil
• Melahirkan bayi kembar
• Faktor emosional, seperti kekhawatiran, stres, dan rasa takut
• penangana :Jika proses pembukaan yang berlangsung lama terja
di di fase aktif, biasanya dokter akan memberikan obat untuk me
mpercepat pembukaan dan kontraksi, ataupun merekomendasika
n persalinan caesar.
2.Gawat Janin

Gawat janin adalah kondisi ketika kondisi janin atau bayi dalam kandungan tidak baik saat prose
s kelahiran. Yang termasuk kondisi gawat janin meliputi:

• Detak jantung bayi tidak beraturan

• Masalah pada pergerakan bayi

• Kadar cairan ketuban rendah

Adapun penyebab gawat janin diantaranya:

• Kadar oksigen tidak mencukupi

• Maternal anemia

• Hipertensi saat hamil

• Retardasi pertumbuhan intrauterin

• Air ketuban terkontaminasi mekonium


Strategi yang bisa membantu mengatasi gawat janin diantaranya:
• Mengubah posisi melahirkan Mums
• Meningkatkan hidrasi
• Meningkatkan kadar oksigen pada Mums
• Menambah cairan ke dalam ketuban
• Terkadang, persalinan caesar harus dilakukan untuk menyelamatkan b
ayi
3. Distosia Bahu
Distosia bahu adalah kondisi ketika kepala bayi sudah keluar dari vagin
a. namun bahu dan tubuh bayi masih tersangkut di dalam vagina. Distos
ia bahu merupakan komplikasi persalinan yang bisa terjadi juga, meskip
un cukup langka. Biasanya distosia bahu ini terjadi pada wanita yang ba
ru pertama kali melahirkan.
Cara mengatasi :
• Meminta ibu mengubah posisi melahirkan
• Memutar bahu bayi secara manual
• Episiotomi
4. Pedarahan Berat

Rata-rata wanita kehilangan 500 mililiter darah jika melahirkan normal. Untuk persalinan cae
sar, wanita biasanya akan kehilangan 1000 mililiter darah. Pendarahan ini bisa terjadi selam
a 24 jam setelah melahirkan atau hingga 12 minggu kemudian, pada kasus pendarahan seku
nder.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko perdarahan berat pasca melahirkan, yai
tu:

• Plasenta previa

• Hipertensi saat hamil

• Sudah pernah melahirkan beberapa kali

• Proses pembukaan yang terlalu lama

• Penggunaan forsep atau vakum saat persalinan

• Penggunaan anestesi umum atau obat untuk menginduksi ataupun menghentikan pembuka
an

• Infeksi
Kondisi lain yang bisa meningkatkan risiko perdarahan berat pasca melahirkan diantaranya:

• Robek pada pembuluh darah serviks, vagina, dan rahim

• Hematoma pada vulva, vagina, atau panggul

• Gangguan pembekuan darah

• Plasenta akreta, inkreta, atau perkreta

• Ruptur uteri

Penanganan :

• Penggunaan obat

• Pijat rahim

• Pengangkatan plasenta yang masih tersangkut di dalam

• Pengikatan pembuluh darah

• Operasi laparotomi (untuk menemukan penyebab perdarahan), atau histerektomi (untuk me


ngangkat rahim)
5. Posisi bayi

Tidak semua bayi berada pada posisi yang pas saat proses persalinan normal. Norm
alnya, bayi berada dalam posisi kepala di bawah. Namun, bayi juga bisa berada dal
am posisi lain, seperti:

• Kepala di atas

• Breech (bokong ataupun kaki duluan yang keluar)

• Berbaring menyamping (horizontal)

Hal-hal yang bisa dilakukan meliputi:

• Mengubah posisi bayi secara manual

• Penggunaan forsep atau vakum

• sectio sesarea
6. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta menutupi pembukaan s
erviks. Jika mengalami plasenta previa, maka biasanya akan disarankan
melakukan persalinan caesar.
Risiko plasenta previa meningkat apabila:
• Sudah melahirkan sebelumnya, khususnya jika sudah lebih dari empat
kali
• Sebelumnya mengalami plasenta previa, serta menjalani persalinan ca
esar atau operasi rahim
• Berusia lebih dari 35 tahun
• Memiliki fibroid
7. Disproporsi Sefalopelvis
Disproporsi sefalopelvis adalah kondisi dimana ukuran kepala janin tida
k sesuai dengan ukuran panggul Ibu. Dis porsi sefalopelvis merupakan
komplikasi persalinan yang bisa terjadi jika:
• Ukuran bayi ataupun kepalanya besar
• Bayi berada dalam posisi yang tidak ideal
• Panggul Mums terlalu kecil atau memiliki ukuran yang tidak biasa

Jika Ibu mengalami disproporsi sefalopelvis, biasanya dokter akan meny


arankan persalinan caesar.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah robekan dinding rahim yang bisa terjadi saat proses
persalinan. Faktor risiko dari ruptur uteri diantaranya:
• Pernah melahirkan secara caesar sebelumnya
• Induksi sebelum persalinan
• Ukuran bayi yang besar
• Berusia di atas 35 tahun

Jika mengalami ruptur uteri, makan bisa meningkatkan risiko kekurangan o


ksigen pada bayi dalam kandungan. Maka itu, biasanya dokter akan merek
omendasikan persalinan caesar.
9. Proses Persalinan yang Terlalu Cepat
Proses persalinan dari awal hingga bayi lahir biasanya berlangsung sela
ma 6-18 jam. Namun, ada pula wanita yang mengalami perkembangan p
roses persalinan yang terlalu cepat, sekitar 3-5 jam saja.
beberapa hal yang meningkatkan risiko proses persalinan terlalu cepat,
yaitu:
• Ukuran bayi lebih kecil dari rata-rata
• Kontraksi rahim berlangsung cepat dan kuar
• Jalan lahir cukup besar
Thank you
——
Click here to add the text, the text is the refinement of your thought,
and please try to explain the point of view as succinctly as possible.

Anda mungkin juga menyukai