Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PROGRAM KHUSUS STUDI SI KEBIDANAN TAHUN 2021

CHECK LIST PEMERIKSAAN BASAL BODY TEMPERATURE (BBT)


No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke pasien 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status) 1
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform Consent ke pasien 1
5. Menyiapkan dan memberi tahu pasien alat yang akan digunakan 1
yakni
1. Thermometer (Oral, Rectal, Vaginal)
2. Basal Body Temperature Chart / Kartu BBT (dalam satuan
F/C)
Pengukuran Suhu Basal
6. Menjelaskan kepada pasien pengukuran suhu badan dapat dilakukan 1
digunakan oral, vagina atau rectal dengan jenis thermometer yang
berbeda
7. Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan thermometer raksa dan 2
digital
8. Memberitahu pasien bahwa pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap 1
pagi di waktu yang hampir sama sebelum beraktifitas
9. Memberitahu pasien pengukuran suhu badan menggunakan 2
thermometer dilakukan selama 5 menit
Pencatatan Hasil
10. Menyarankan pasien agar mencatat hasil pengukuran suhu yang telah 1
dilakukan pada kartu yang ada dengan mencatat hari, tanggal, dan
waktu pengukuran. Hasil pengukuran temperature di kolom
temperature pada hari tersebut dengan membuat titik (o) temperature
pada tengah kotak angka temperature yang sesuai dengan hasil.
11. Menghimbau pada pasien untuk menggunakan kartu dimulai hari 1
pertama haid sampai 10 hari pada siklus haid untuk menentukan suhu
tertinggi, normal dan rendah
12. Memberitahu pasien cara menginterpretasikan hasil pengukuran suhu 2
badan terhadap masa ovulasi
1. Suhu normal tubuh : 35,5 – 36°C
2. Saat ovulasi suhu tubuh 37 – 38 °C dan tidak akan turun ke 35°C
3. Kenaikan akan bertahan 3-4 hr
4. Bila suhu tdk naik  mungkin tdk terjadi ovulasi
5. Bila suhu tubuh naik dan bertahan setelah ovulasi  mungkin
hamil
13. Menjelaskan kepada pasien jika dalam kondisi sakit (demam) atau 1
malam sebelumnya mengalami insomnia dan gangguan yang dapat
mempengaruhi temperature basal, maka beri lingkaran pada hasil
pengukuran suhu dan tulis keterangan pada kolom disturbance
dengan mengisi kolom disturbance
A : alcohol
D : disturbed night
M: medicine
H: holiday
T: travel
L: late(begadang)
E: early (terlalu dini)
Tandai setiap kali melakukan hubungan seksual dengan tanda panah
ke bawah pada kolom coitus
14. Memberitahu dan mengajarkan pasien untuk menarik garis 0,05 C – 2
0,1 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari  untuk menggambar
cover line yang berfungsi memisahkan suhu basal rendah dan tinggi
Interpretasi Hasil
15. 1. beri nomor 1,2,3 pada 3 hari pertama peningkatan suhu. 1
2. masa subur yaitu 3 hari berturut-turut kenaikan suhu
3. fase infertile dimulai sejak malam hari ke-3 peningkatan suhu dan
berlanjut hingga awal siklus selanjutnya.
4. Jika suhu pada hari ke 3 meragukan namun masih di atas cover
line, maka tunggu hingga besok untuk mengkonfirmasi
5. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover
line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum
terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-
turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
KIE
16. 1. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak 2
meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama
hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu
basal siklus berikutnya,
2. tidak dianjurkan melakukan hubungan seks pada fase infertil jika
ingin memiliki anak
3. jika suhu tetap meningkat hingga siklus haid selanjutnya
kemungkinan terjadi kehamilan
4. disarankan melakukan pencatatan BBT minimal 2-3 siklus atau 6
bulan agar grafik bernilai banyak
5. konsul kembali setelah selesai pencatatan 1 siklus
17. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengerti atau belum dan 1
apakah ada pertanyaan
18. Menyuruh pasien mengulangi kembali apa yang kita jelaskan untuk 1
melihat seberapa paham pasien dengan apa yang kita jelaskan
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai