20141033031093
Skill 7
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun
tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui
dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada
suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu
tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat
dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena
produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi,
maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap
tinggi. Masa ovulasi diperkirakan terjadi pada 1, 2 hari sebelum dan sesudah hari disaat suhu
tubuh menurun drastis tersebut (termasuk hari itu).
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu
tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat
bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80
persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya
adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih
efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain
seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method
or periodic abstinence).
Catatan
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
2. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu
tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali
mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
Checklist Pengukuran Suhu Tubuh Basal (Basal Body Temperature) CHECKLIST
PENGUKURAN BODY BASAL TEMPERATURE (BBT)
Dilakukan
No. Tindakan
Ya Tidak
1 Salam dan perkenalan diri pada pasien
Melakukan anamnesis
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
2 c. RPS
d. RPD
e. RPK
f. RPSos
Menjelaskan cara pengukuran BBT
Mulailah mencatat dan mengukur body basal temperature
3
(BBT) pada hari pertama menstruasi/haid.
Tuliskan tanggal dan hari setiap saat melakukan pengukuran
4
BBT
Lakukan pengukuran BBT dengan menggunakan basal
5 thermometer dilakukan segera sesaat setelah bangun tidur
sebelum melakukan aktifitas (minum, makan, merokok, dll)
Catat hasil pengukuran temperature di kolom temperature
6 pada hari tersebut dengan membuat titik (o) temperature pada
angka temperature yang sesuai dengan hasil
Pengukuran BBT dilakukan pada waktu yang sama setiap
7
harinya
Catat hasil pengukuran BBT mulai dari kolom cycle day 1
8
sampai hari pertama menstruasi/haid berikutnya
9 Buatlah garis diantara setiap titik temperature yang dibuat
Tandai setiap kali melakukan hubungan seksual dengan
10
melingkari titik temperature pada hari tersebut
Cek juga mukus serviks pada hari yang sama saat pengukuran
BBT setiap harinya. Catat tipe – tipe mukus serviks yang
ditemukan, tuliskan pada kolom cervical mucus type:
11 P = period
D = dry
S = sticky
E = egg-white
Tandai setiap kenaikan suhu temperature dengan tanda
bintang. Kenaikan tersebut dapat menandakan bahwa hari itu
12
adalah masa subur/masa fertile, hal ini harus disertai oleh tipe
mukus serviks yang ditemukan adalah tipe egg-white
Lakukanlah pengukuran BBT di setiap siklus menstruasi/haid
13
jika ingin mengetahui masa subur/masa fertile
Tanyakan apakah pasien sudah paham (apabila perlu minta
14
pasien untuk mengulangi cara penggunaan BBT)
Daftar Pustaka
Alexander, Mukti. 2017. The Ovulation Detection Accuracy between Body Basal Temperature,
Cervical Mucus and Combination of Both Compared to Ultrasound Examination.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Basal Body Temperature (BBT) as an Indicator for Diagnosis and Evaluation in Women’s
Reproductive Health. 2017; 2: 238–246 . wileyonlinelibrary.com/journal
Jordhan et al, 2014. Luteal phase defect: the sensitivity and specificity of diagnosis methods in
common clinical use
Su et al, 2016, Detection of ovulation, a review of currently available methods
ACOG. 2015. Fertility awareness-based methods of family planning. American College of
Obstetricians and Gynecologists.
PEMERIKSAAN MUKUS SERVIKS
SUMBER:
Dubey,V., et al., 2016, Cervical Mucus Helps in The Fertilization in Women, World Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(10).
Rao, K.A, Agarwal,A. & Srinivas, M.S., 2010, Andrology Laboratory Manual, Jaypee Brothers
Medical Pub, pp.210-212.
FERN TEST
23
SUMBER:
Department of Laboratory Medicine San Francisco General Hospital. 2009. Fern Test. In Point
of Care Testing October 2009 pg 1-4
Cunningham, FG. Williams Obstetric. 24th edition. United States, New York : McGraw-Hill
Education; 2014. p. 48-49, 168
Hamill T. Fern Test Examination of Amniotic Fluid by Microscopy. UCSF Medical Center
Laboratory Medicine. 2013. P.1
LH Surge Test adalah tes kromatografi cepat untuk mendeteksi lonjakan hormon LH
secara kualitatif dalam urin untuk memprediksi waktu ovulasi.
LH (luteinizin hormone) yang mana terdapat pada urin wanita normal akan meningkat
secara derastis pada pertengahan siklus menstruasi. Peningkatan LH akan memicu ovulasi,
dimana akan terjadi saat pelepasan telur secara berkala pada wanita normal yang subur. WHO
menyatakan bahwa LH Test merupakan cara yang baik untuk mendeteksi ovulasi. Ovulasi akan
terjadi setelah 24-48 jam mengikuti test yang positif. Ketika strip direndam dalam urin, kapiler
yang ada akan membawa urin bermigrasi di sepanjang membran. Saat LH di urin mencapai
membran di strip akan membentuk garis berwarna, garis berwarna menandakan hasil yang
negatif. Mendeteksi LH Surge pada urin akan terlihat jika serum LH ≥ 25 mlU/ml.
Penyebab LH Surge
1. Cepat
2. Sensitivitas tinggi
3. Murah
4. Menentukan ovulasi
Su, H.W., Yi, Y.C., Wei, T.Y., Chang, T.C. and Cheng, C.M., 2017. Detection of Ovulation,
a Review of Currently Available Methods. Bioengineering & Translational Medicine.
CHECKLIST LH SURGE
Sumber :
LH ovulation Test Core Technology Co.Ltd. 2008
Ma’roef, Moch., Andriana, Kusuma & Suswati, Irma., 2009, Pengantar Klinik : Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan. Malang: UMM Press
Konseling PraKonsepsi
Merupakan serangkaian intervensi yang ditujukan untuk menemukan dan memodifikasi risiko
biomedis, perilaku, dan social pada akhir kehamilan atau kesehatan wanita melalui pencegahan
dan penatalaksanaan. Berikut ini adalah tujuan tujuan untuk memperbaki perawatan prakonsepsi:
1. Meningkatakan penngetahuan, sikap, dan perilaku pria dan wanita yang berkaitan dengan
kesehatan prakonsepsi
2. Memastikan bahwa semua wanita usia subur menerima layanan perawatan prakonsepsi –
termasuk uji penapisan risiko, promosi kesehatan, dan intervensi yang memungkinkan
3. Mengurangi risiko yang diindikasikan oleh adanya penyimpangan pada hasil akhir
Manfaat Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang
optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat
mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan
pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga
ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.
A. Populasi
1. Pasangan yang akan menikah
2. Pasangan yang baru menikah
3. Individu yang membutuhkan
B. Fungsi
1. Konseling medis
Tujuannya untuk mendiagnosis:
1. Diabetes Melitus
Diabetes adalah prototipe dari suatu penyakit yang mendapatkan manfaat dan konseling
prakonsepsi. The American College of Obstetricioans and Gynecologists menyimpulkan bahwa
konseling prakonsepsi untuk wanita dengan diabetes melitus pragestasi bermanfaat dan cost
effective serta harus dianjurkan. Dari American Diabetes Association menyatakan bahwa tujuan
prakonsepsi adalah mencapai kadar hemoglobin A terendah tanpa menyebabkan resiko
hipoglikemia yang tak perlu pada ibu
2. Epilepsi
Wanita dengan epilepsi dua sampai tiga kali lebih besar kemungkinannya melahirkan
bayi dengan anomali struktural daripada mereka yang tidak mengidapnya. Janin yang terpajan
satu obat, secara bermakna, lebih sedikit mengalami malformasi dibandingkan dengan mereka
yang terpajan dua atau lebih obat.
Wanita epilepsi juga dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat. Risiko
kelainan kongenital pada janin yang terpajan karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, dan primidon
berkurang, tetapi tidak hilang dengan pemberian suplemen asam folat.
Insiden kelainan ini adalah 1 sampai 2 per 1000 kelahiran hidup, dan penyakit golongan
ini menempati posisi kedua dibawah anomali jantung sebagai penyebab tersering malformasi
struktural janin tersering. Sebagian dari CTS, serta cacat jantung kongenital, berkaitan dengan
mutasi spesifik di gen metilen tetrahidrofolat reduktase. Sebagian besar dari efek merugikan ini
tampaknya dapat diatasi dengan pemberian suplemen asam folat perikonsepsi . Meskipun
perannya masih diperdebatkan, kadar vitamin B12 yang rendah pada masa perikonsepsi, juga
dapat meningkatkan resiko cacat tabung saraf.
Meskipun jelas bermanfaat, dalam tahun-tahun terakhir ini hanya 40-50% wanita yang
mendapat suplementasi asam folat selama periode perikonsepsi. Untuk meningkatkan jumlah
wanita yang mendapat suplementasi, maka konsultasi sebelum konsepsi pada tugas kesehatan
menjadi sangat penting.
5. Fenilketonuria (PKU)
Penyakit metabolisme fenilalanin yang diturunkan ini adalah suatu contoh penyakit
dengan janin tidak beresiko mewarisi penyakit, tetapi dapat mengalami kerusakan akibat
penyakit pada ibunya. Secara spesifik, orang dengan PKU yang makan tanpa batasan akan
mengalami peningkatan abnormal kadar fenilalanin darah. Asam amino ini (fenilalanin) mudah
melewati plasenta dan dapat merusak organ-organ janin organ yang sedang terbentuk, terutama
jaringan saraf dan jantung. Dengan konseling prakonsepsi yang sesuai dan kepatuhan terhadap
diet rendah fenilalanin sebelum kehamilan, insiden malformasi janin dapat dikurangi secara
drastis
Semua daging seperti: daging sapi, domba, babi, ham, bacon, ayam, ikan dan produk ikan, daging
organ (hati, jantung, ginjal), dll.
Telur
Semua produk susu termasuk: keju cottage, keju, susu, yogurt, es krim, puding, dll.
Kacang dan biji-bijian
Kacang polong
Roti, kue, dan biskuit (yang dibuat dengan ragi dan/atau gluten)
Makanan kedelai seperti TVP (pengganti daging)
Setiap makanan mengandung aspartam seperti: soda, selai, lemonades, dll.
Makanan yang dibatasi (harus ditimbang pada jumlah yang diberikan): Setiap jumlah yang
ditimbang menyediakan 50 mg fenilalanin.
Keripik kentang 30 gr
Kentang: rebus, tumbuk, panggang, dll 80 gr
Brokoli 30 gr
Kacang polong: segar, beku, dll 25 gr
Bayam: direbus, dikukus, dll 25 gr
Jagung 55 gr
Sereal 10-20 gr
Beras putih atau coklat 45 gr
Makanan Kerupuk dan Makanan Ringan Bervariasi
Kue dan makanan penutup Bervariasi
6. Talasemia
Penyakit gangguan sintesis rantai globin ini adalah penyakit gen tunggal tersering di
seluruh dunia. Di daerah endemic seperti Negara-negara Mediteranea dan Asia Tenggara,
konseling dan strategi pencegahan lain telah mengurangi paling tidak sebesar 80% insiden kasus
baru. The American College of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikan bahwa orang
yang memiliki riwayat talasemia dalam silsilah keluarganya dianjurkan untuk menjalani uji
penapisan karier agar mereka dapat membuat keputusan setelah mendapat penjelasan yang
memadai (informed decision) mengenai reproduksi dan diagnosis prenatal. Diagnosis genetic
periimplantasi untuk talasemia dapat dilakukan untuk pasien tertentu. Dalam beberapa tahun
setelah program prakonsepsi dimulai, semua pasangan beresiko tinggi yang meminta
pemeriksaan diagnosis prenatal telah mendapat konseling, dan tidak ada anak cacat yang lahir
selama waktu ini.
D. Check List Konseling Prakonsepsi
No Aspek yang dinilai Nilai
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status)
3 Menanyakan tujuan pasien datang ke pelayanan kesehatan
4 Menggali informasi yang terkait riwayat pribadi dan keluarga
Riwayat medis pasien
Penyakit genetik di keluarga
Riwayat reproduksi ( infertilitas, hasil kehamilan yang abnormal, abortus,
kehamilan ektopik, riwayat kematian janin berulang, riwayat melahirkan bayi
meninggal, penyulit obstetric lainnya seperti preeklamsi, abrupsio plasenta dan
persalinan kurang bulan)
Riwayat haid
Riwayat KB
5 Menggali informasi untuk konseling genetik
Remaja lebih besar kemungkinan mengalami anemia, dan beresiko tinggi
memiliki bayi dengan hambatan pertumbuhan, persalinan kurang bulan.
Kehamilan setelah usia 35 tahun terjadi peningkatan resiko obstetrik serta
morbiditas dan mortalitas perinatal
Kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol
a. 4 pertanyaan TACE/ toleransi terhadap alcohol, terganggu (annoyed)
oleh komentar mengenai kebiasaan minum mereka, mengurangi (cut
down), riwayat minum minuman berakohol pada pagi hari (eye-opener)
b. Perokok: tawari untuk program prakehamilan untuk menghentikan
kebiasaan merokok
Pajanan lingkungan (mekuri, bakteri, bahan kimia)
6 Menggali informasi yang terkait gaya hidup
Mengukur BB, TB, IMT
KIE untuk meningkatkan asupan kalori sebesar 400 kkal/hari, menganjurkan
konsumsi asam folat. Remaja obesitas tidak perlu tambahan kalori.
7 Konseling resiko penyakit
Penyakit pada ibu yang akan hamil (wanita usia subur)
Tuba fallopi abnormal, mullerian abnormalities, cervical abnormalities, uterine
abnormalities, vaginitis, diabetes, asma, epilepsy, hipertensi, thyroid disease,
penyakit menular seksual
Penyakit pada ibu hamil:
Abortus, hipertensi gravidarum, preeklamsia, anemia, vitium cordis, solusio
placenta, placenta previa, multiple pregnancy, gangguan psikiatri
Penyakit pada ibu melahirkan:
Retensio placenta, atonia uteri, rupture uteri, distosia, hidramnion, gangguan
psikiatri
8. Edukasi senggama yang benar dalam Islam
Diawali dengan komunikasi atau cumbuan (Nabi Muhammad,SAW. Jabir bin
Abdullah berkata : “Rasulullah melarang berhubungan seksual sebelum
melakukan cumbuan terlebih dahulu”
Berdo'a ketika hendak bergaul (Bersetubuh) seperti do'a yang telah dianjurkan
oleh RasulullahMuhammad saw.
عن، عن سالم، عن م ْنصوْ ِر،ٌ ح ّد ثنا جرير: َعثمان ب ُْن أبي َش ْيبَة ُ ح ّد ثنا
ال النَّبِ ُّي ص َّل هللا عليْه َ َ ق:س رضي هللاُ َع ْنهُ َما قا ل ٍ ع َِن اب ِْن َعبَّا،ب ِ آر ْي
َّ َ ْ َ َ َ َ
َ ُ ((لو أ َّن أ َح َدهُ ْم أِ َذا أ َرا َد أ ْن يَأتِ َي أ ْهلَه:وسلَّم
اللهُ َّم َجنِّ ْبنَا,ِ بِاس ِْم هللا:قال
ُض َّره
ُ َ ل ْم ي,ك َ ِ فَإِنَّهُ إِ ْن يُقَ َّدرْ بَ ْينَهُ َما في ذل,ب ال َّش ْيطَانَ ما َر َز ْقتَنَا ِ ِّوجن َ َال َّش ْيطَان
)) َش ْيطَا ٌن أَبَدَا.
Artinya : Dari ibn ‘Abbas ra. Berkata, Nabi saw bersabda: sekiranya salah
seorang mereka ingin mendatangi keluarganya (yakni istrinya), hendaknya
berdo’a: “Dengan Nama Allah, Ya Allah, jauhkan kami dari setan dan jauhkan
setan terhadap apa saja yang Engkau berikan pada kami.” Sesungguhnya jika ia
ditakdirkan mendapatkan anak pada saat itu, maka setan tidak bisa
mengganggunya.”18
Hendaknya menutup tubuh ketika bersetubuh, dimaksudkan untuk mengingat
manusia bahwasanya di antara mereka ada makhluk Allah yang tidak tampak
oleh mata manusia, seperti malaikat, jin, dan setan.
Bersikap lembut dan bersenda gurau ketika bersetubuh, Islam tidak
membenarkan terjadinya hubungan seksual tanpa adanya senda gurau dan cumbu
rayu terlebih dahulu
Menjaga kebersihan, penampilan, dan keharuman anggota tubuh, Islam
tidak hanya menuntunkan untuk memelihara kesucian jiwa dan akal,
tetapi juga dalam hal kesucian dan penampilan lahiriah.
Islam tidak menentukan suatu jenis hubungan seksual tertentu asalkan
dilakukan pada kemaluan
9. Konseling kehidupan seksual dalam Islam
Islam menganjurkan pasangan tidak sampai mempraktekkan seks ala binatang,
melainkan seks yang memanusiakan setiap pasangan
Islam tidak memperbolehkan berganti-ganti pasangan
Islam melarang berzina (hubungan seksual di lluar perkawinan)
Dilarang menggauli istrinya melalui dubur
Tidak diperbolehkan menggauli istri ketika haid
Istri dilarang menolak ajakan suami untuk bersenggama
Larangan menceritakan pengalaman senggama
10. Menggali informasi terkait pola hidup sehat
Menjaga kebersihan diri (cuci tangan sebelum makan, mandi minimal 2 kali
sehari)
Menjaga berat badan yang seimbang
Melakukan aktivitas fisik secara teratur (minimal 2 kali seminggu, masing-
masing 75 menit)
Menjaga pola tidur (durasi tidur selama 7-8 jam, pukul 21.00-04.00)
Menjaga pola makan (memperhatikan jumlah asupan gula, lemak, garam, jenis
makanan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-15% protein, 25-35% lemak, jumlah
makanan yang dikonsumsi dan jadwal makan)
Menghindari merokok, minuman beralkohol, mengkonsumsi junkfood
Menajemen stress, manajemen waktu dengan baik
Melakukan medical check up secara teratur
Menjaga kebersihan sumber air (air minum, air keran untuk aktivitas)
12 Konseling KB
o Metode sederhana senggama terputus, pantang berkala, kondom,
diagfragma, cervical cap
o Kontrasepsi hormonal pil KB, suntik KB
o Alat kontrasepsi bawah kulit
o Intra uterine device IUD/AKDR
o Kontrasepsi mantap
o Vasektomi (MOP)
o Tubektomi (MOW)
Sumber :