Anda di halaman 1dari 9

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 708

/ Tinjauan Pustaka

Penyakit Ginjal Kronis pada Kehamilan

Dinda Aprilia

Abstrak
Penyakit ginjal kronis dini secara klinis sering tidak dapat terdeteksi sampai gangguan ginjal lanjut terjadi.
Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang dengan penyakit ginjal kronis, kelainan utama pada wanita
dengan PGK adalah tidak terjadinya ovulasi, sehingga wanita menjadi infertil. Gangguan menstruasi yang terjadi
bahkan biasanya berakhir dengan amenorrhea pada saat pasien jatuh ke kondisi gagal ginjal tahap akhir. Selain
kehamilan yang jarang terjadi, tingkat abortus spontan meningkat tajam pada wanita dengan PGK. Berkembangnya
pusat-pusat dialisis dan transplantasi ginjal meningkatkan keberhasilan kehamilan pada pasien dengan PGK. Namun,
perjalanan kehamilan pada penyakit ginjal kronik masih erat kaitannya dengan kematian janin, kelahiran prematur,
keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol, sehingga kehamilan yang terjadi
pada PGK menurunkan fungsi ginjal dan peningkatan morbiditas serta mortalitas janin. Pemahaman lebih lanjut
dibutuhkan untuk penatalaksanaan PGK pada kehamilan yang lebih baik untuk meminimalkan efek pada ibu dan janin.
Kata kunci: penyakit ginjal kronis, kehamilan

Abstract
Early chronic kidney disease often can not be detected until further renal impairment occurs. Pregnancy is rare
in chronic kidney disease, the main disorder in women with CKD is the absence of ovulation, so women become
infertile. Menstrual disorders usually end up with amenorrhea at the time the patient fell into a state of end stage renal
failure. In addition to a rare pregnancy, the rate of spontaneous abortion increases sharply. The development of
dialysis and kidney transplant centers increases the success of pregnancy in patients with CKD. However, pregnancy
in chronic kidney disease is still closely related with fetal death, premature birth, intrauterine fetal growth delay, and
hypertension that is difficult to control, so that pregnancy that occurs in CKD decreases renal function and increases
fetal morbidity and mortality. Further understanding is needed for better management of CKD in pregnancy to minimize
maternal and fetal effects.
Keywords: chronic kidney disease, pregnancy

Affiliasi penulis: Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran wanita dengan PGK adalah tidak terjadinya ovulasi,
Universitas Andalas Padang
sehingga wanita menjadi infertil. Gangguan
Korespondensi: Dinda Aprilia email : dinda_oink@yahoo.com Telp:
081363968423 menstruasi yang terjadi bahkan biasanya berakhir
dengan amenorrhea pada saat pasien jatuh ke kondisi
1
PENDAHULUAN gagal ginjal tahap akhir. Selain kehamilan yang jarang
terjadi, tingkat abortus spontan meningkat tajam pada
Penyakit ginjal kronis dini secara klinis sering
wanita dengan PGK. Kelainan-kelainan tersebut
tidak dapat terdeteksi sampai gangguan ginjal lanjut
1 umumnya berkaitan dengan kondisi uremia serta
terjadi. Gejalanya asimptomatis sampai laju filtrasi
berbagai faktor komorbid lain yang sering menyertai
glomerulus menurun sampai <25% dari normal, dan
2
pasien-pasien PGK.
lebih dari 50% dari fungsi ginjal bisa hilang sebelum
1 Masa lima dekade terakhir, optimisme
serum kreatinin meningkat di atas 120 µmol/ l.
berhasilnya suatu kehamilan pada penderita penyakit
Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang
ginjal meningkat dengan menurunnya mortalitas
dengan penyakit ginjal kronis, kelainan utama pada

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 709

perinatal dari 100% pada tahun 1950 hinggga 10% glomerulus hingga 50-70% diatas normal di dua
pada tahun 1990. Angka ini berkaitan dengan semakin trimester awal dan tetap 40% di atas normal pada
4
berkembangnya pusat-pusat dialisis dan transplantasi trimester ketiga. Peningkatan aliran darah ginjal ini
1
ginjal pada wanita dengan PGK. Pada beberapa disebabkan adanya peningkatan curah jantung dan
perempuan dengan dialisis teratur, fungsi reproduksi penurunan resistensi vaskuler ginjal akibat
4
bisa kembali normal dan konsepsi mungkin terjadi, vasodilatasi vaskularisasi ginjal. Peningkatan LFG
pada penelitian di Iran tahun 2007 menemukan bahwa mulai terjadi pada minggu keempat kehamilan hingga
5
7,3% perempuan di bawah 50 tahun mengalami menjadi 50% diatas normal dalam 13 minggu. Terjadi
kehamilan selama mereka menjalani dialisis jangka hiperfiltrasi gestasional disertai dengan penurunan
panjang dan berdasarkan studi lainnya mendapatkan relatif dalam konsentrasi serum kreatinin dan urea,
bahwa sekitar 50% perempuan usia produktif yang sehingga nilai-nilai yang dianggap normal pada
berhasil menjalani transplantasi ginjal dapat keadaan tidak hamil dapat menjadi abnormal dalam
5
mengalami kehamilan. Namun, perjalanan kehamilan kehamilan. Tekanan darah dan resistensi vaskuler
pada penyakit ginjal kronik masih sangat erat perifer turun segera setelah konsepsi. Penurunan
kaitannya dengan kematian janin, kelahiran prematur, resistensi vaskuler diperkirakan akibat peningkatan
6
keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan sintesis prostaglandin vasodilator (prostasiklin).
hipertensi yang sulit terkontrol, sehingga kehamilan Rerata BUN selama kehamilan adalah 9 mg/dl
yang terjadi pada PGK akan mengakibatkan semakin (N-10-20) dan rerata kreatinin serum sebesar 0,7
7
memburuknya fungsi ginjal, dan peningkatan mg/dl (N<1,5 mg/dl). Dari penelitian lain menyatakan
1
morbiditas dan mortalitas janin. Wanita yang hamil bahwa nilai rata- rata dari serum kreatinin dan urea
dengan nilai kreatinin serum di atas 124 µmol / l pada wanita hamil adalah 0,5 dan 20 mg/dl, lebih
memiliki peningkatan risiko penurunan fungsi ginjal rendah dari nilai rata-rata pada wanita yang tidak
yang lebih cepat dan terjadi dampak yang buruk pada hamil, yaitu 0,82 dan 25 mg/dl Peningkatan LFG
2
kehamilannya. Untuk itulah tinjauan kepustakaan ini menyebabkan peningkatan klirens asam urat dan
7
dibuat untuk membahas lebih lanjut mengenai hal penurunan kadar asam urat serum. Fungsi tubulus
yang harus dipertimbangkan dalam menatalaksana juga berubah seiring dengan perubahan fungsi
wanita hamil dengan penyakit ginjal kronis dalam glomerulus. Peningkatan LFG sebesar 50% selama
meminimalkan efek samping kehamilan pada fungsi kehamilan mengakibatkan peningkatan reabsorpsi
ginjal ibu dan efek buruk yang berakibat pada janin. natrium oleh tubulus ginjal. Ambang batas reabsorpsi
glukosa meningkat dan glukosuria mungkin terjadi
8
Fisiologi Ginjal pada Kehamilan tanpa adanya hiperglikemia.
Secara fisiologi, ginjal mengalami perubahan Ginjal juga bertindak sebagai organ endokrin
hemodinamik, tubulus ginjal, dan perubahan endokrin yang memproduksi erythropoietin, vitamin D aktif dan
1 renin. Produksi dari ketiga hormon tersebut meningkat
selama kehamilan. Adaptasi ginjal untuk kehamilan
diantisipasi sebelum konsepsi, yaitu menjelang akhir selama kehamilan normal, tetapi efek mereka akan
9
setiap siklus menstruasi, laju filtrasi glomerulus (GFR) ditutupi oleh perubahan lain. Sebagai contoh, pada
akan meningkat 10-20%. Jika kehamilan terjadi, GFR awal kehamilan, vasodilatasi perifer meningkatkan
terus meningkat, sehingga pada kehamilan 16 minggu, renin-aldosteron yang menyebabkan ekspansi volume
nilai GFR 55% di atas nilai GFR pada seseorang yang plasma, sehingga tekanan darah turun pada
3 10
tidak hamil. Kenaikan ini dimediasi melalui kehamilan 12 minggu. Sebaliknya, ekspansi volume
peningkatan aliran darah ginjal pada trimester kedua plasma akan menyebabkan peningkatan eritropoetin,
yang mencapai maksimum 70-80% di atas nilai yang yang menyebabkan peningkatan masa sel darah
tidak hamil, sebelum turun pada saat aterm menjadi merah, menyebabkan anemia fisiologis. Demikian
3 pula, vitamin D aktif yang beredar dua kali lebih
sekitar 45% di atas nilai yang tidak hamil
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan aliran banyak dibandingkan yang tidak hamil, tetapi
darah ginjal menyebabkan peningkatan laju filtrasi bersamaan dengan itu terjadi pengurangan separuh

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 710

dari kadar hormon paratiroid, hiperkalsiuria dan Definisi operasional penyakit ginjal kronik
5
peningkatan kebutuhan janin menyebabkan kadar menurut KDOQI (2002) adalah sebagai berikut :
10
plasma terionisasi kalsium tidak berubah. Proteinuria 1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih
akan sedikit meningkat pada kehamilan normal, dari 3 bulan,berupa kelainan struktural atau
namun peningkatan yang lebih dari 260 mg/ 24 jam fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju
harus dipertimbangkan sebagai suatu keadaan yang filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
abnormal. Kadar plasma albumin yang biasanya  Kelainan patologis
menurun sebesar 5-10 g dan kolesterol yang  Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk
meningkat akan tampak seperti gambaran sindroma kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau
10
nefrotik. Glikosuria gestasional yang disebabkan kelainan dalam tes pencitraan (imaging test)
oleh reabsorpsi glukosa yang berkurang pada tubular. 2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60
2
Selanjutnya, peningkatan ventilasi alveolar ml/menit/1,73 m selama 3 bulan dengan atau
menyebabkan alkalosis respiratorik dan asidosis tanpa kerusakan ginjal.
10
metabolik terkompensasi melalui bikarbonaturia.
Anatomi ginjal juga mengalami perubahan Berdasarkan definisi operasional tersebut
1
selama kehamilan. Ukuran ginjal membesar sekitar 1- diperkirakan sekitar 0,1-1% wanita usia subur
1,5 cm akibat peningkatan volume vaskuler dan menderita PGK, namun sesungguhnya jika kita
kapasitas sistem pengumpul (collecting system). Ginjal berfokus pada perkiraan LFG pada setiap stadium
tampak lebih besar (plethoric kidneys) pada PGK, tampak bahwa stadium dini PGK dapat sudah
ultrasonografi dan disertai pembesaran pada pelvis terjadi pada wanita hamil dan tersamarkan oleh nilai
ginjal, traktus urinarius dan dilatasi ureter, yaitu LFG yang masih tinggi. Pada populasi ini ditemukan
3
perubahan yang normal pada kehamilan yang tampak angka yang lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 3%.
11
seperti obstruksi. Dilatasi ginjal dan traktus urinarius Redefinisi dari PGK mempunyai implikasi yang luas
ini mulai terjadi pada trimester pertama dan bertahan dalam kehamilan, hal berkaitan dengan terjadinya
hingga 12 minggu post partum. Penurunan plasma hiperfiltrasi dan hal ini akan menyebabkan nilai
albumin 5-10 g/ l, kenaikan dalam serum kolesterol, kreatinin di bawah nilai normal wanita yang tidak
dan edema pada akhir kehamilan juga dapat terjadi hamil, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahan
pada kehamilan normal, dan kadang-kadang terlihat dalam penafsiran serta dapat menutupi stadium awal
1 14
seperti sindrom nefrotik. PGK yang sudah berlangsung. Penelitian lainnya
yang membandingkan penurunan GFR sebelum dan
Penyakit Ginjal Kronik dalam Kehamilan sesudah kehamilan pada PGK stadium 3 sampai 5,
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
spektrum dari berbagai proses patofisiologi yang GFR yang signifikan antara wanita dengan kreatinin >
berkaitan dengan berbagai proses patofisiologi yang 1,5 mg/dl pada saat sebelum konsepsi dan sesudah
berkaitan dengan kelainan fungsi ginjal serta persalinan, namun penurunan GFR secara cepat
12 terjadi pada wanita setelah persalinan yang memiliki
penurunan progresif laju filtrasi glomerulus (LFG),
2
yang pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. GFR < 40 ml/menit per 1,73 m dan adanya proteinuria
Selanjutnya gagal ginjal adalah keadaan klinis yang yang lebih dari 1 gr/hari pada saaat sebelum
15
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang kehamilan.
ireversibel, diikuti dengan penimbunan sisa Penyakit ginjal pada kehamilan merupakan
metabolism protein dan gangguan keseimbangan suatu kelainan medis yang penting yang
cairan dan elektrolit, yang pada derajat tertentu mengakibatkan semakin menurunnya fungsi ginjal dan
memerlukan terapi pengganti ginjal permanen, berupa meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
,13
dialisis atau transplantasi ginjal.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 711

Wanita hamil dengan penyakit ginjal kronik ini tidak akurat digunakan pada wanita hamil dan pada
5
dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori : LFG >60 ml/ menit, terlebih lagi dengan rumus
a. Wanita hamil dengan insufisiensi renal ringan Cockcroft and Gault yang menggunakan variabel berat
21
(kreatinin serum <1,4 mg/dl) dan tanpa hipertensi badan. Baku emas untuk menghitung LFG pada
b. Wanita hamil dengan insufisiensi renal wanita hamil adalah dengan menghitung bersihan
moderat/sedang ( kreatinin serum 1,4-2,8 mg/dl) kreatinin, yaitu dengan mengumpulkan urin 24 jam,
c. Wanita hamil dengan insufisiensi renal berat namun metode ini mempunyai beberapa kekurangan,
(kreatinin serum > 2,8 mg/dl) yaitu sulit dilakukan dan menimbulkan rasa tidak
nyaman. Metode lain adalah melalui inulin clearance
Wanita dengan insufisiensi renal ringan, tingkat atau radiolabelled-EDTA clearance. Namun cara ini
9
mortalitas perinatal rendah dan kehamilan tidak terlalu sangat mahal dan invasif.
mempengaruhi penyakit dasar. Pada wanita dengan Penurunan fungsi ginjal bisa terjadi akibat
insufisiensi renal sedang atau berat, masalah yang kehamilan pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal,
berkaitan dengan memburuknya fungsi ginjal, dipengaruhi oleh derajat beratnya penyakit ginjal.
hipertensi dan/ atau komplikasi obstetri semakin Kehamilan dihubungkan dengan penurunan fungsi
meningkat. Namun, dengan semakin berkembangnya ginjal permanen antara 0-10% pada perempuan
dunia medis ,dalam lima dekade terakhir, tingkat dengan LFG hanya menurun ringan (kreatinin serum <
5
mortalitas perinatal mengalami penurunan yang 1,5 mg/dl).
bermakna, dari 100% pada tahun 1950 hingga tinggal Banyak wanita dengan penyakit ginjal kronis
16
10% pada tahun 1990. yang mengalami kehamilan mempunyai disfungsi
Penyakit ginjal kronis saat ini diklasifikasikan ginjal ringan dan kehamilan biasanya tidak
secara luas ke dalam lima tahap sesuai dengan mempengaruhi prognosis pada penyakit ginjal
tingkat fungsi ginjal. Tahap 1 dan 2 (normal atau tersebut. Sebuah studi yang meneliti 360 wanita
kerusakan ginjal ringan dengan albuminuria persisten) dengan glomerulonefritis primer dan disfungsi ginjal
mempengaruhi sampai 3% dari wanita usia subur (20- ringan (kreatinin serum < 110 µmol/l), proteinuria
39tahun). Tahap 3-5 (laju filtrasi glomerular minimal (1 g/ 24h) dan tidak adanya kontrol ataupun
<60ml/menit) mempengaruhi sekitar satu dari 150 kontrol yang baik terhadap hipertensi sebelum
wanita usia subur, tetapi karena kesuburan berkurang kehamilan menunjukkan bahwa kehamilan mempunyai
dan peningkatan angka keguguran, kehamilan pada sedikit bahkan tidak mempunyai efek jangka panjang
18 22
wanita-wanita ini jarang terjadi. Studi penyakit ginjal terhadap fungsi ginjal ibu. Situasi yang berbeda
kronis pada kehamilan mengiklasifikasikan sebagian terjadi pada wanita dengan gangguan ginjal sedang
besar wanita berdasarkan nilai kreatinin serum dasar, sampai berat (stadium 3-5). Pada beberapa penelitian
namun diperkirakan bahwa sekitar satu diantara 750 menyebutkan bahwa risiko terbesar terhadap
kehamilan dengan komplikasi sudah berada pada perburukan ginjal terjadi pada wanita dengan fungsi
tahap 3-5. Beberapa wanita ditemukan memiliki ginjal yang buruk. Proteinuria persisten dan hipertensi
7
penyakit ginjal kronis untuk pertama kalinya selama akan meningkatkan risiko yang lebih buruk. Pada
19
kehamilan. Sekitar 20% dari perempuan yang beberapa penelitian retrospektif terhadap wanita yang
berkembang menjadi pre-eklampsia (≤30 minggu menderita PGK pun didapatkan bahwa mereka yang
kehamilan), terutama terjadi pada mereka dengan pada awalnya sudah memiliki gangguan ginjal sedang
proteinuria berat, sebelumnya tidak menderita (serum kreatinin 124-168 mmol/ l) mempunyai risiko
20
penyakit ginjal kronis. sebesar 40% terhadap perburukan fungsi ginjal
Pada populasi umum digunakan variabel serum selama kehamilan, dan separuhnya akan menetap
22
kreatinin, umur dan jenis kelamin pasien sebagai setelah kelahiran. Begitupun halnya dengan wanita
rumus untuk memperkirakan LFG. Di Inggris yang sudah memiliki gangguan ginjal berat (serum
digunakan formula MDRD (Modification of Diet in kreatinin > 177mmol/l) akan mengalami perburukan
Renal Disease) untuk menghitung LFG, namun rumus pada kehamilan trimester ketiga, dan sebagian besar

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 712

akan menetap dan memburuk hingga akhirnya akan Preeklampsia lebih sulit didiagnosis pada
23
menjadi penyakit ginjal tahap akhir. Perburukan wanita dengan kelainan dasar proteinuria dan
fungsi ginjal selama kehamilan pun dialami pada hipertensi, gambaran sindroma preeklampsia
wanita yang sebelum hamil mempunyai GFR <40 mencakup memburuknya hipertensi dan proteinuria
6
ml/menit/1,73m dan proteinuria > 1g/24 jam. secara bermakna (dua kali lipat), diiringi dengan
Patofisiologi eksaserbasi penyakit ginjal akibat penurunan jumlah platelet atau peningkatan enzim
1
kehamilan masih belum diketahui. Suatu hipotesis hati. Biasanya sindroma ini muncul pada trimester
menyatakan bahwa menurunnya fungsi ginjal ketiga, namun pada perempuan dengan penyakit
berkaitan dengan peningkatan perfusi glomerulus, ginjal kronik, risiko lebih besar pada trimester kedua.
namun fakta menunjukkan bahwa kebanyakan Risiko buruk pada kehamilan berhubungan dengan
10
perempuan dengan penurunan fungsi ginjal selama derajat disfungsi ginjal.
kehamilan tidak terbukti mengalami hiperperfusi dini, Pasien yang telah menjalani transplantasi
1
seperti penurunan awal konsentrasi kreatinin serum. ginjal, fungsi seksual dan endokrin pulih dengan cepat.
Hipotesis lain menyatakan bahwa penyakit ginjal yang Sekitar 50% perempuan usia produktif yang berhasil
8
ada, membentuk kaskade agregasi platelet thrombi menjalani transplantasi dapat mengalami kehamilan.
fibrin, koagulasi mikrovaskular dan disfungsi endotelial Tiga puluh persen tidak melewati trimester pertama
6
di ginjal. karena abortus spontan, namun tingkat keberhasilan
Konsepsi jarang terjadi pada wanita yang kehamilan yang bisa melewati trimester pertama
11
menjalani dialisis dan terjadi 1 dari setiap 200 sebesar 95%. Disarankan untuk menunda kehamilan
pasien,dan kehamilan sering terdiagnosa terlambat hingga 18-24 bulan setelah menjalani transplantasi
12
karena adanya ketidakteraturan menstruasi yang ginjal. Selama rentang waktu tersebut pasien
sering menyebabkan abortus pada wanita dengan diharapkan telah pulih dari operasi, fungsi graft telah
PGK. Hipertensi pada ibu, proteinuria dan infeksi stabil dan obat-obat imunosupresan dikonsumsi pada
13
saluran kemih yang berulang sering terjadi bersamaan dosis rumatan (maintenance).
2
dengan PGK. Walaupun sulit untuk menjelaskan
bagaimana masing-masing faktor tersebut Penatalaksanaan
berkontribusi terhadap perburukan dalam kehamilan, Wanita dengan PGK harus memahami dampak
namun secara kumulatif, faktor-faktor tersebut dapat jangka panjang yang ditimbulkan terhadap fungsi
1
membahayakan janin. Secara ringkas, terdapat ginjal bila terjadi kehamilan, namun apabila seseorang
beberapa risiko utama akibat penyakit ginjal dalam merencanakan kehamilan, yang harus diperhatikan
kehamilan, yaitu tingkat kesintasan janin lebih rendah adalah untuk menghindari obat-obatan yang bersifat
dengan hipertensi yang tidak terkontrol,risiko relatif fetotoksik, seperti ACE (angiotensin converting
kematian janin hampir sepuluh kali lebih tinggi pada enzyme) inhibitor dan ARB (angiotensin II receptor
perempuan dengan MAP > 105 mmHg saat konsepsi 1
blocker). Asam folat 400 µg/hari juga sebaiknya
dibandingkan dengan perempuan yang normotensi diberikan dari sebelum kehamilan hingga kehamilan
baik spontan maupun dengan bantuan obat, anemia, 12 minggu. Aspirin dosis rendah (50-150 mg/hari)
risiko prematuritas meningkat pada pasien dengan dianjurkan untuk diberikan dari awal kehamilan untuk
kadar kreatinin serum lebih dari 1,4 mg/dl, tingkat mengurangi risiko preeklampsia dan memperbaiki
persalinan prematur umumnya umumnya berkaitan 4
kondisi perinatal.
dengan penanganan preeklampsia dan IUGR (Intra Penyakit ginjal kronis mempunyai cakupan
Uterine Growth Restriction), risiko preeklampsia yang luas dari berbagai bidang yaitu penanganan
meningkat secara bermakna pada perempuan hamil multidisiplin dari bidang obstetrik, nefrologi, pediatrik.
1
yang dikaitkan dengan morbiditas maternal dan fetal. Monitor yang ketat sangat diperlukan tergantung dari

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 713

4
tingkat keparahan dan komplikasinya. Pemantauan angka harapan hidup dalam satu dekade. Pada
gejala klinis, laboratorium, maupun pemeriksaan USG beberapa perempuan dengan dialisis teratur, fungsi
harus ditingkatkan seiring besarnya usia kehamilan. reproduksi bisa kembali normal dan konsepsi mungkin
15
Beberapa hal yang perlu dipantau pada wanita dengan terjadi.
10
PGK: Keberhasilan persalinan pada wanita dengan
 Urin PGK yang mendapat dialisis mencapai 90-100%
12
Setiap 4-6 minggu urin harus diperiksa apakah ada setelah tahun 1990. Ada beberapa seri kasus pada
infeksi, dan pemberian antibiotik profilaks tahun 2000, terutama dari pusat-pusat kesehatan,
dianjurkan setelah adanya infeksi saluran kemih. yang melaporkan tingkat keberhasilan lebih dari 70%.
Proteinuria ditatalaksana dengan menggunakan Meskipun mengalami peningkatan angka
tromboprofilaks Low Molecular Weight Heparin keberhasilan, kehamilan pada dialisis jangka panjang
(LMWH) bila terdapat protein lebih dari 1 gr/24 jam. sering dianggap sebagai suatu tantangan karena
Bila terjadi hematuria, pemeriksaan mikroskopis sering menimbulkan dampak buruk pada janin, seperti
silinder sel darah merah menandakan adanya kelahiran prematur dan janin yang kecil dari usia
penyakit parenkim ginjal yang aktif, sedangkan gestasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan
morfologi sel darah merah yang normal nutrisi yang dibutuhkan wanita hamil yang menjalani
menandakan adanya kelainan urologi. dialisis kronik dibandingkan wanita hamil pada
14
 Tekanan darah umumnya.
Tekanan darah harus diperiksa secara teratur, dan Kualitas yang tinggi dari purifikasi darah,
target pencapaian adalah diantara 120/70 mmHg pemberian eritropoetin, dan suplemen vitamin dan
dan 140/90 mmHg dengan pengobatan mineral, pengawasan yang ketat dari ahli kebidanan
antihipertensi. Tekanan darah yang rendah serta penentuan saat yang tepat untuk dilakukan
berhubungan dengan restriksi perkembangan janin persalinan sangat berkontribusi pada tingginya angka
dan tekanan darah tinggi berhubungan dengan keberhasilan. Peningkatan dosis dialisis dianggap
kerusakan renovaskuler. menguntungkan dalam kehamilan, dengan laporan
 Fungsi ginjal nilai Kt/V dari 6 sampai 8 pada hemodialisis, frekuensi
Serum kreatinin dan ureum harus diperiksa secara dialisis 5 sampai 6 hari tiap minggu, dan lama dialisis
teratur, frekuensinya tergantung dari stadium 4 jam tiap sesi, serta dengan volume ultrafiltrat yang
penyakit. kurang dari 400 cc dan ureum yang dikontrol dibawah
 Darah lengkap 50 mg/dl bahkan sampai dibawah 45 mg/dl dinilai baik
Pemeriksaan hemoglobin disertai pemeriksaan dalam pengelolaan wanita dengan PGK Iyang
15
besi (feritin serum) diperlukan untuk menjalani dialisis. Pengontrolan uremic milieu akan
mempertahankan hemoglobin dalam batas 10-11 dapat menghindari terjadinya polihidramnion,
mg/dl. mengontrol hipertensi, dan memperbaiki nutrisi
12
 USG ginjal maternal. Peningkatan dosis eritropoetin dan tranfusi
Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari kehamilan 12 darah bila diperlukan untuk mengontrol Hb pada batas
minggu untuk melihat dimensi pelvikalis ginjal dan 10-11 mg/dl. Kontrol bunyi jantung janin sebaiknya
16
ulangi pemeriksaan bila terdapat tanda-tanda dilakukan selama hemodialisis.
obstruksi Sejak tahun 1976, Chronic ambulatory
peritoneal dialysis (CAPD) telah banyak digunakan
21
Confortini et al pertama kali tahun 1971 pada PGK. CAPD mempunyai beberapa keuntungan
melaporkan keberhasilan kehamilan pada pasien dibandingkan hemodialis pada pasien hamil, yaitu
dialisis, banyak isu-isu tentang kehamilan pada pasien lingkungan intrauterin yang konstan tanpa adanya
dialisis masih belum terselesaikan. Seiring waktu, perpindahan cairan, elektrolit, dan zat terlarut yang
dampak kehamilan dalam dialisis menunjukkan tren ke cepat, serta nilai hematokrit yang lebih tinggi tanpa
arah perbaikan, dengan 25% peningkatan terhadap dibutuhkannya antikoagulan, ditambah lagi episode

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 714

hipotensi yang lebih sedikit dan kontrol insulin dan risiko infeksi maternal. Dosis rumatan kurang dari 10
glukosa yang lebih tepat dapat terlihat pada pasien mg/hari dinilai aman dan ditoleransi dengan baik pada
19
yang menjalani dialisis peritoneal. Namun dari kehamilan.
beberapa penelitian disimpulkan tidak terdapat Cyclosporine dan tacrolimus dapat
perbedaan bermakna antara keberhasilan kehamilan mengeksaserbasi terjadinya hipertensi dan membatasi
dengan hemodialisis dan CAPD. adaptasi ginjal terhadap kehamilan. Restriksi
Ada beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan janin dapat berkaitan dengan hal
8
keberhasilan kehamilan pada dialisis, yaitu usia <35 tersebut.
tahun, masih memiliki produksi urin residual, dialisis Azathioprine merupakan obat yang bersifat
<5 tahun, tidak disertai hipertensi, dan diagnosis dini teratogenik pada dosis tinggi pada percobaan dengan
kehamilan agar intensitas dialisis bisa ditingkatkan binatang. Pada manusia, obat ini telah digunakan
6 8
hingga > 20 jam per minggu. Selama kehamilan, tanpa adanya teratogenecity yang jelas. Namun jenis
pasien rentan terhadap overload cairan, eksaserbasi obat ini pun berhubungan dengan kejadian fetal
10
hipertensi dan/ atau superimposed pre-eklampsia growth restriction.
serta polihidramnion. Risiko abortus tinggi pada Anemia merupakan masalah yang sering terjadi
5
semua tahap kehamilan. pada kehamilan, terlebih lagi pada wanita hamil
Metildopa, labetalol, nifedipin dan hidralazin dengan PGK. Target hemoglobin yang disarankan
merupakan obat yang sering digunakan untuk adalah 10-11 mg/dl. Keberhasilan penggunaan
15
mengatasi hipertensi pada kehamilan. Semua obat eritropoetin (Epo) pada wanita hamil untuk pertama
tersebut aman dan dapat ditoleransi dengan baik pada kalinya dilaporkan pada tahun 1970 dan setelah tahun
16
kehamilan. Metildopa harus dihindari pada pasien 1992, Epo digunakan pada 90% kehamilan. Namun
depresi. Angiotensin converting enzyme inhibitors dosis Epo yang diberikan masih kontroversial,
(ACE inhibitors) dan Angiotensin receptor blockers beberapa peneliti menyatakan dosis rendah yaitu
(ARB) kontraindikasi diberikan selama kehamilan 2000-4000 IU dua kali seminggu, lain halnya dengan
karena dapat menyebabkan terjadinya malformasi pendapat lain yang menyatakan 40-60/kgbb IU
kongenital dan agenesis saluran kemih janin. Diuretik dengan pemberian enam kali seminggu. Sementara
dapat mencetuskan terjadinya deplesi volume itu, pendapat lain menyatakan dosis intermediet 100
intravaskuler, hipertensi pada kehamilan dan dapat IU/kgbb/minggu dengan dosis terbagi merupakan
menjadi penyebab intrauterine growth restriction pilihan dalam memulai terapi Epo. Epo aman
8
(IUGR). Di sisi lain, dialisis yang intensif dan digunakan pada kehamilan karena tidak melewati
penghilangan cairan dapat menyebabkan perubahan barrier plasenta dan tidak menimbulkan efek
hemodinamik ketidak stabilan tekanan darah dan hematologik pada janin. Pemberian Epo
hipotensi pada wanita hamil, ditambah lagi pada mendatangkan beberapa keuntungan, yaitu Epo dapat
wanita hamil yang menjalani dialisis sudah dikenal memperbaiki fungsi seksual dan merangsang
menderita hipertensi kronis, sehingga dalam hal ini terjadinya siklus menstruasi yang teratur, hal ini
pemberian terapi hipertensi pada kehamilan berkaitan dengan turunnya kadar prolaktin pada
hendaknya dibatasi dengan target diastolik lebih dari pemberian Epo. Kehilangan besi setiap hari meningkat
4
80 mmHg untuk menghindari terjadinya IUGR. pada hemodialisis dan diperkirakan mencapai 780
17
Rekomendasi pada penggunaan obat selama mg/tahun.
kehamilan lebih didasarkan pada pengalaman dan Besi intravena seharusnya diberikan dengan
8
konsensus dibandingkan evidens. Pada pasien PGK dosis 10-40 mg pada setiap dialisis atau 100-1000 mg
yang mendapat transplantasi, kombinasi prednisolon, dengan pemberian yang lebih jarang. Substitusi ini
4
azathioprine dan tacrolimus dapat digunakan selama harus selalu dimonitor melalui saturasi transferin.
10
kehamilan. Defisiensi asam folat juga sering terjadi pada wanita
Pada dosis tinggi (>20 mg/hari) prednison hamil dengan PGK, hal ini berkaitan dengan diet
dapat menyebabkan insufisiensi adrenal janin dan rendah kalium, dan berakibat defek tabung syaraf

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 715

pada trimester pertama kehamilan, Untuk itu SIMPULAN


dianjurkan pemberian suplemen asam folat 0,4 Optimisme berhasilnya suatu kehamilan pada
mg/hari atau 0,8 mg/hari pada yang menjalani penderita penyakit ginjal meningkat seiring dengan
18
hemodialisis. semakin berkembangnya dialisis dan transplantasi
Kehamilan adalah keadaan protrombotik yang ginjal pada PGK. Keadaan hipertensi yang tidak
dicetuskan oleh proteinuria berat. Pasien dengan terkontrol, proteinuria berat, dan infeksi saluran kemih
proteinuria > 3g/hari harus mendapat profilaks LMWH berulang dapat berakibat buruk pada kehamilan
selama kehamilan, khususnya bila terdapat dengan PGK. Wanita dengan kerusakan ginjal sedang
hipoalbuminemia, obesitas atau faktor risiko lain sampai berat (stadium 3-5) mempunyai risiko paling
terjadinya tromboemboli vena. Saran pemberian tinggi terhadap komplikasi kehamilan dan perburukan
trombofilaksis pada kehamilan diberikan oleh Royal ginjal yang progresif. PGK dalam kehamilan
College of Obstetricians and Gynaecologists. berhubungan dengan kematian janin, kelahiran
Pemberian LMWH dilanjutkan paling tidak 6 minggu prematur, keterlambatan pertumbuhan janin
8
sesudah melahirkan. intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol.
Berdasarkan adanya bakteriuria asimtomatik Penatalaksanaan PGK dalam kehamilan mencakup
dan infeksi saluran kemih simptomatik selama pengontrolan tekanan darah, pencegahan infeksi
kehamilan harus diobati dengan antibiotik untuk traktus urinarius, penanganan anemia, elektrolit serta
mengurangi risiko infeksi ascending dan persalinan diet yang adekuat.
preterm. Pilihan antibiotik ditentukan dari usia
kehamilan, sensitivitas dari organisme yang dikultur.
DAFTAR PUSTAKA
Sefalosporin dan penisilin aman dan ditoleransi
1 1. Williams D, Davison J. Chronic kidney disease in
dengan baik dalam kehamilan. Gentamisin bersifat
pregnancy. BMJ 2008;336:211-5.
nefrotoksik dan tidak dapat diberikan pada pielonefritis
2. Fischer MJ, Lehnerz SD, Hebert JR, Parikh CR.
berat. Trimetoprim merupakan antagonis folat dan
Kidney disease is an independent risk factor for
seharusnya dihindari pada trimester awal.
adverse fetal and maternal outcomes inpregnancy.
Nitrofurantoin berhubungan dengan hemolisis
Am J Kidney Dis 2004;43(3):415-23.
neonatal jika digunakan pada trimester ketiga dan
3. Imbasciati E, Gregorinin G, Cabiddu G, Gammaro
harus dihindari. Quinolone tidak boleh digunakan pada
8 L, Ambroso G, Giudice AD, et al. Pregnancy in
kehamilan.
CKD stages 3 to 5: fetal and maternal outcomes.
Pemantauan surveilans janin secara periodik
Am J Kidney Dis 2007;49(6):753-62.
sangat penting karena penyakit ginjal dihubungkan
4. Hall M, Brunskill NJ. Obstetrics, gynaecology and
dengan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) dan
reproductive medicine. Elsevier 2010; 5:131-7.
saat yang tepat untuk dilakukan intervensi tergantung
5. Siregar P, Yulianti M. Penyakit Ginjal Kronik Pada
perubahan status janin. Persalinan prematur mungkin
5 Kehamilan. Dalam: Laksmi PW, Mansjoer A, Alwi I,
diperlukan jika
Setiati S, editor (penyunting). Penyakit – penyakit
 Terdapat tanda-tanda distress janin
pada kehamilan: Peran seorang internis. Jakarta:
 Fungsi ginjal menurun secara progresif
Pusat penerbit IPD FKUI; 2008. hlm.183-91.
 Hipertensi tidak terkontrol
6. Williams, DJ. Renal disease in pregnancy. Current
 Preeklampsi
Obstetrics & Gynaecology 1997;7:156-62.
Beberapa literatur menyarankan persalinan
7. Edipidis K. Pregnancy in women with renal disease
elektif lebih dini (34-36 minggu) pada pasien-pasien
Yes or no? Hippokratia 2011;15:8-12.
dengan PGK ataupun pada pasien yang menjalani
1 8. Maynard SE, Thadhani R. Pregnancy and the
dialisis, terutama jika paru-paru janin telah matur.
kidney. J Am Soc Nephrol 2009;20(1):14–22.
Pada pasien-pasien dengan transplantasi ginjal,
9. Piccoli GB, Conijn A, Attini R, Biolcati M, Bossotti
persalinan tetap menunggu awitan, jika ibu dan janin
5 C, Consiglio V, et al. Pregnancy in chronic kidney
tidak menunjukkan tanda-tanda distress.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 716

disease: need for a common language. J Nephrol patients: is the evidence strong enough to lead us
2011;24(3): 282-99. to change our counseling policy. Clin J Am Soc
10. Williams D. Obstetric, gynecology and reproductive Nephrol 2010;5(1):62–71.
medicine. Elsevier Ltd 2007;17:147-53. 18. Giatras I, Levy DP, Malone FD, et al. Pregnancy
11. Toma H, Tanabe K, Tokumoto T, Kobayashi C, during dialysis: case report and management
Yagisawa T. Pregnancy in women receiving renal guidelines. Nephrol Dial Transplant 1998; 13:3266-
dialysis or transplantation in Japan: a nationwide 72.
survey. Nephrol Dial Transplant 1999;14(6):1511- 19. Tuot D, Gibson S, Caughey AB, Frassetto LA.
16. Intradialytic hyperalimentation as adjuvant support
12. Thopson BC, Kingdon EJ, Tuck SM, Fernando ON, in pregnant hemodialysis patients: case report and
Sweny P. Pregnancy in renal transplant recipients: review of the literature. Int Urol Nephrol. 2010;
the Royal Free Hospital experience. Q J Med 2003; 42(1):233–37.
96(11):837–44. 20. Chou CY, Ting IW, Lin TH. Pregnancy in patients
13. Fuchs KM, Wu D, Ebcioglu Z. Pregnancy in renal on chronic dialysis: A single center experience and
transplant recipients. Elsevier Semin Perinatol combined analysis of reported results. European
2007;31:339-47. Journal of Obstetrics & Gynecology and
14. Jussara L. Sato, Leandro De Oliveira, Gianna M. Reproductive Biology. 2008;136:165–70.
Kirsztajn. Chronic kidney disease in pregnancy 21. Vázquez GJA, Calva MIE, Fernández MR, Leon
requiring first-time dialysis. International Journal of EV, Cardona M, Noyola H. Pregnancy in end stage
Gynecology and Obstetrics 2010;111:45–8. renal disease patient and treatment with peritoneal
15. Orlowska-Kowalik, T. Malecka-Massalska, and A. dialysis: report of two cases. Perit Dial Int 2009;
Ksiazek. Successful pregnancy in a chronically 27(3); 353–8.
hemodialyzed patient with end-stage renal failure. 22. Hou S. Conception and pregnancy in peritoneal
indian J Nephrol 2009;19:27–9. dialysis patients. Peritoneal Dialysis International
16. Ghazizadeh S, Pezeshki ML. Reproduction in 2001; 21:223-7.
women with end-stage renal disease and effect of 23. Bahadi A, Kabbaj DE, Guelzim K, Kouach J,
kidney transplantation. Iranian Journal of Kidney Hassani M, Maoujoud O. Pregnancy during
Diseases. 2007;1:73-8. hemodialysis: a single center experience. Saudi J
17. Piccoli GB, Conijn A, Consiglio V, Vasario E, Attini Kidney Dis Transplant. 2010; 21(4):646-51.
R, Deagostini MC, et al. Pregnancy in dialysis

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)

Anda mungkin juga menyukai