Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU DENGAN


MASTITIS DAN KELOMPOK 18 :
1.Enny Safarina : P07120118062

BENDUNGAN ASI 2. Lia Apriliana : P07120118075


A. KONNSEP MASTITIS
1. DEFINISI MASTITIS
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai
infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman terutama
Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui
peredaran darah.
Mastitis adalah infeksi payudara yang kebanyakan terjadi pada ibu
yang baru ertama kali menyusui bayinya.Mastitis hamper selalu
unilateral dan berkembang setelah terjadi aliran susu. (Bobak,2005).
Mastitis adalah abses atau nanah pada payudara atau radang
payudara.
(Soetjiningsih,1997)
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2
% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu
1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Infeksi terjadi
melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah.
Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan
area payudara yang membengkak, demam, menggigil dan
penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Terjadi
beberapa minggu setelah melahirkan. Penyebab adalah infeksi
Stapilococus aureus.
Macam-macam mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya
serta berdasarkan penyebab dan kondisinya.
Mastitis berdasarkan tempatnya
dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Mastitis yang menyebabkan abses
di bawah areola mammae.
b. Mastitis di tengah-tengah mammae
yang menyebabkan abses di tempat Pembagian mastitis menurut penyebab
itu dan kondisinya dibagi menjadi 3,
yaitu :
c. Mastitis pada jaringan di bawah
dorsal dari kelenjar-kelenjar yang a. Mastitis periductal
menyebabkan abses antara mammae
dan otot-otot di bawahnya. b.Mastitis puerperalis/lactational
c. Mastitis supurativa
TINGKATAN MASTITIS
TERBAGI MENJADI DUA,
ANTARA LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
a. Tingkat awal peradangan
b. Tingkat Abses
2. Anatomi Fisiologi Payudara
a. Anatomi Payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari
alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori
pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar
parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial
dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
b. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,
masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas
pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon
hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan
fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi
mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi
oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu.
3. PENYEBAB MASTITIS
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi.
a. Statis ASI
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari
payudara. Hal ini terjadi jika payudara terbendung segera setelah
melahirkan, atau setiap saat jika bayi tidak mengisap ASI, kenyutan bayi
yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak efektif, pembatasan
frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran ASI, suplai ASI yang
sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua/lebih.

b. Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses
payudara adalah organisme koagulase-positif Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus albus. Escherichia coli dan Streptococcus kadang-kadang
juga ditemukan.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
BEBERAPA FAKTOR YANG DIDUGA DAPAT MENINGKATKAN RISIKO MASTITIS, YAITU :

a. Umur f. Faktor kekebalan dalam ASI

b. Paritas g. Stres dan kelelahan

c. Serangan sebelumnya h. Pekerjaan di luar rumah

d. Melahirkan i. Trauma

e. Gizi
5. GEJALA MASTITIS

a. Bengkak,nyeri seluruh payudara / h. Biasanya hanya satu payudara


nyeri local.
i. Terjadi antara 3-4 minggu pasca
b. Kemerahan pada seluruh payuara /
hanya local. persalinan
c. Payudara keras dan berbenjol-benjol j. Bila sudah masuk tahap abses ,
d. Permukaan kulit dari payudara yang
gejalanya dapat berpa ; Nyeri
terkena infeksi juga tampak seperti bertambah hebat di payudara, kulit
pecah-pecah. diatas abses mengkilap,suhu tubuh
e. Badan demam seperti terserang flu. (39 – 40 C ), bayi sendiri tidak mau
minum pada payudara yang
f. Menggigil,deman malaise. sakit,seolah bayi tahu bahwa susu
g. Nyeri tekan pada payudara. disebelah itu bercampur dengan
nanah.
6. PENCEGAHAN MASTITIS
Gunakan BH yang sesuai ukuran payudara.serta usahakan untuk
selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan
dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui.
Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup
banyak istirahat dan bisa secara teratur menyusui bayinya agar
payudara tidak menjadi bengkak.
Hampir semua kasus mastitis akut dapat dihindari melalui
upaya menyusui dengan benar. Kebersihan harus dipraktekkan
oleh semua yang berkontak dengan bayi baru lahir dan ibu baru,
juga mengurangi insiden mastitis.
Selain itu yang
Perawatan puting
memberi
susu pada
pertolongan
waktu laktasi
kepada
merupakan
ibu yangusaha
menyusui
penting untuk
bayinya harus mencegah
bebas dari mastitis.
infeksi stapilococus.
Perawatan terdiri
Bila ada
ataskerak
Mencuci tangan dengan baik adalah penting untuk mencegh
membersihkan
atau luka pada puting
puting sebaiknya
susu denganbayi
sabun
jangan
sebelum
menyusu
dan pada
sesudah
terjadinya infeksi.
menyusui
mamae yang
untuk
bersangkutan
menghilangkan
sampaikerak
lukadan
itu susu
sembuh.
yangAir
sudah
susu ibu
mengering. dengan pijatan.
dikeluarkan
7. PENATALAKSANAAN
MASTITIS
a. Menyusui diteruskan,pertama bayi disusukan pada yang terkena selama dan
sesering mungkin agar payudara kosong.kemudian ada payudara yang normal.
b. Menyokong payudara dan kompres local.
c. Berilah kompres panas bila menggunaka sower hangat / lap basah pada payudara
yang terkena.
d. Ubah posisi menyusui dari waktu kewaktu yaitu dengan posisi tiduran,duduk /
posisi memegang bola (Foot ball position ).
e. Pakailah baju dan Bh yang longgar.
f. Istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.
g. Banyak minum + 2 liter / hari.
Dengan cara-cara tersebut diatas biasanya peradangan akan menghiang setelah 48 jam
dan Jarang sekali menjadi abses .
TETAPI BILA DENGAN CARA-CARA TERSEBUT
DIATAS TIDAK ADA PERBAIKA SETELAH 12
JAM MAKA DIBERIKAN ANTIBIOTIKA SELAMA
5 – 10 HARI DAN ANALGESIC.
a. Berikan Kloksasin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari,bila diberikan sebelum
terbentuknya abses biasanya keluhannya akan berkurang.
b. Ibu harus didorong menysui bayinya walaupun ada pus.
c. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan(Saiffudin,2002)
d. Bila sudah terjadi abses.
Satu-satunya pengobatan adalah melakkan drainase bedah melalui insisi radial diatas
daerah yang berfluktuasi.
e. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri,berikan antibiotika dan
obat penurun panans.istirahat yang cukup,minum banyak air putih,makan makanan
yang bergizi.
CARA MENGATASI MASTITIS
ANTARA LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
a. Istirahat
b. Kompres payudara secara bergantan, dengan kompres
hangat dan dingin.

Anda mungkin juga menyukai