Anda di halaman 1dari 54

Definisi hemostatik adalah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada

pembuluh darah yang cedera. Faktor-faktor yang berperan adalah pembuluh darah, trombosit
dan fibrin. Obat hemostatik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.
Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan.

Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :

1. Obat hemostatik lokal dan


2. Obat hemostatik sistemik.

A. Obat hemostatik lokal

Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan


adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi
waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena.
Macam macam hemostatika lokal
a. Absorbance hemostatik
Cara kerja :
Membentuk bekuan buatan
Memberi jaring jaring yang mempermudah pembekuan
Trombosit kontak dngan bahan asing, pecah membebaskan faktor yang memulai
bekuan darah
Bentuk bentuk :
Oksisel ( Oxidized celulose )
Surgi gel ( Oxidized regenerated cellulose )
Human fibrin foam
Spons gelatin
b. Astringent ( stypstic )
Asam tanat ( Tannic acid)
Feri chloride
Nitras argenti
c. Vasokonstriktor
Epinephrin ( adrenalin ) 1:1000, Diteteskan dalam tampon / kapas
d. Golongan koagulan
Bubuk trombin
Aktivator protrombin
B. Obat hemostatik sistemik
a. Terapi obat untuk kekurangan atau kelainan fakor pembekuan darah
Preparat plasma
Preparat plasma untuk Replacement Therapy pada kelainan / kekurangan faktor
pembekuan darah ( transfusi )
Fresh whole blood
Plasma segar
Preparat protrombin kompleks faktor
II.VII, IX, V ( vit K dependent clotting factor )
Faktor XII murni
Vitamin K
Alami :Vit K1 ( phytonadione ) dan Vit K2 ( menadione ), Larut dalam lemak
dan proses absorpsi butuh empedu
Sintetik : Vit K3, Larut dalam air dan proses absorpsi tanpa empedu
Desmopresin
Meningkatkan aktivitas faktor VIII pada penderita hemofili ringan
Pemberian sebelum dan sesudah minor surgery, dapat mencegah perdarahan
yang berlebihan
Dosis : 0,3 0,6 mg / kg BB iv
b. Anti fibrinolitik
Mekanisme kerja : menghambat aktivasi plasminogen sehingga pembentukan
plasmin tidak terjadi.
Contoh : Asam aminokaproat dan Asam traneksamat
Klinis digunakan untuk terapi perdarahan akut pada hemofilia dan perdarahan
lainnya.
c. Untuk gangguan adhesi trombosit
Contoh : Etamsilat
Penggunaan klinis untuk perdarahan kapiler, menorrhagia ( perdarahan
menstruasi yang berlebihan )

Selain penjelasan di atas, ada beberapa obat-obatan hemostatik yang perlu diketahui:

Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :

Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka
jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal.
Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung
merupakan prioritas absolut.

Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat


enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada
waktu operasi melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya.
Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk

Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilitas


kapiler.
Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal.

Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia.

Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi


kapiler.

Asam traneksamat, merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat


bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat
membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.

Kompleks faktor IX, sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X, serta
sejumlah kecil protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan.

Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K memerlukan


waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu.

Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan cryprecipitated antihemophilic factor,


kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita
hemofilia A dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII.

Obat anti pendarahan

1. Obat hemostatik
a. Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :
Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka jantung
dengan sirkulasi ekstrakorporal.
Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan
prioritas absolut.
b. Ethamsylate
Adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat enzim spesifik
postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi
melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya.
c. Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk
Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler.
Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal.
Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia.
Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi kapiler.
d. Asam Traneksamat
Merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator
plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi
perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Obat ini menpunyai indikasi dan mekanisme kerja ya ng sama dengan asam
aminokoproat tetapi 10 kali lebih poten dengan efek sampning yang
lebih ringan. Asam tranesamat cepat diabsorsi dari saluran cerna,
sampai 40% dari 1 dosis oral dan 90% dari 1 dosis IV diekresi melalui
urin dalam 24 jam. Obat ini dapat melalui sawar uri.
2. Obat hemostatik lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostatiknya.
a. Hemostatik serap
1. Mekanisme kerja
Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan perdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat-0serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan
yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan
pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
2. Indikasi : hemostatik
golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja m\isalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.
3. Contoh obat
Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani (Kuman
fibrin foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya
akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidsk memerlukan penyingkiran tang
memungkinkan perdarahn ulang seperti yang terjadi poada penggunaaan kain kasa. Untuk
absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan kista bila
digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,
selulosa oksida tidak dianjurkan intuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani
yang berbentuk spon, setah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapta menutup permukaan yang
berdarah.
b. Astrigen

1. Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga perdarahan dapat
dihentikan sehubungan dengan cara penggunaanya, zat ini dinamakan juga styptic.
2. Contoh Obat :Antara lain
feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
3. Indikasi : Kelompok ini
digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandinbgkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.

c. Koagulan
1. Mekanisme kerja
Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid dengan 2cara yaitu
dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombindan secara langsung
menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator
protrombin dapat dibuat antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan
asetat. Beberaparacun ular memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan
pembekuan darah. Salah satu conto adalah russells vipervenomnyang sangat efektif sebagai
hemostatik local dan dapat digunakan umpamanyta untuk alveolkus gigi yang berdarah pada
pasienhemofilia.
2. Carapemakaian
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1
% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. TRombin zat ini
tersedia dalamm bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbiulkan
bahaya emboli.
d. Vasokonstriktor
1. Indikasi
Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
2. Carapemakaian
Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi dengan
larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah. Vasopresin, yang dihasilkn oleh
hipofisis, pernah digunakan untuk mengatasi perdarahan pasca bedah perslinan.
Perkembangan terahir menunjukkan kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan
langsung ke dalam korpus uteri untuk mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi
korektif ginekolog.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena


berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul OBAT
HEMOSTATIK. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam


penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan
penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu, karena obat
dalam penggunaan yang berlebihan dapat meracuni tubuh, sedangkan
penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi tubuh
kita.
Salah satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan
untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau
sering disebut Hematinik, obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang
berhubungan dengan kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah
sebagai cairan jaringan tubuh yang Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi
daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat
sesuai dengan patogenesis perdarahan.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah
dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk
didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat
diatasidengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang
dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau
yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi obat hemostatik ?
2. Faktor - faktor yang berperan pada obat hemostatik ?
3. Bagaimana mekanisme pembekuan darah ?
4. Apa saja obat hemostatik ?
5. Penyakit apa yang berhubungan dengan hemostatik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi obat hemostatik
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang berperan pada obat hemostatik
3. Untuk mengtahui bagaimana mekanisme pembekuan darah
4. Untuk mengetahui apa saja obat hemostatik
5. Untuk mengetahui penyakit apa yang berhubungan dengan hemostatik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi obat hemostatik


Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan
proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat
haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi
daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat
sesuai dengan patogenesis perdarahan ,dalam proses hemostasis berperan
faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan
dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini
dikenal 15 faktor pembekuan darah.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah
dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk
didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat diatasi
dengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang
dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau
yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

B. Faktor faktor yang berperan pada obat hemostatik


1. Pembulu darah
Pembulu darah terdiri dari arteri,arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri
(kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan
darah diantara denyut jantung.
Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang
menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran
darah ke daerah tertentu. Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan
berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri
(membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke
dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan
ke dalam darah. Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam
vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar
daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
2. Trombosit
Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel berbentuk
oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit membantu dalam proses
pembekuan. Ketika pembuluh darah pecah, trombosit berkumpul di daerah
dan membantu menutup kebocoran. Trombosit bertahan hidup hanya sekitar 9
hari dalam aliran darah dan secara konstan akan digantikan oleh sel-sel baru.
Protein penting yang disebut faktor pembekuan sangat penting untuk
proses pembekuan. Kendati trombosit sendiri bisa menutup kebocoran
pembuluh darah kecil dan untuk sementara menghentikan atau memperlambat
pendarahan, dengan adanya faktor pembekuan darah menghasilkan
penggumpalan yang kuat dan stabil. Trombosit dan faktor pembekuan bekerja
sama untuk membentuk benjolan padat (disebut bekuan darah) untuk menutup
kebocoran, luka-luka, atau goresan dan untuk mencegah pendarahan di dalam
dan pada permukaan tubuh kita.
3. Fibrin
Fibrin adalah protein berupa serat-serat benang yang tidak larut dalam
plasma pada proses penggumpalan atau pembekuan darah. Fibrin berasal dari
fibrinogen yang berubah karena aktivitas enzim trombin.
Fibrin tidak larut dalam pelarut protein umumnya, tetapi dapat dilarutkan
dengan enzim tertentu seperti plasmin dan pepsin bila ada luka atau kerusakan
jaringan, zat pembeku darah bekerja sama untuk menghentikan perdarahan
tersebut dengan membentuk bekuan darah Benang-benang fibrin yang
terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma
akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk
menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

C. Mekanisme pembekuan darah


Mekanisme pembekuan yang berperan dalam pembentukan fibrin
melibatkan kaskade reaksi enzim yang tidak aktif di ubah menjadi aktif, dan
enzim tersebut selanjutnya mengaktifkan enzim lain yang belum aktif.
Kompleksnya, system tersebut pada masa lalu dipersulit oleh berbagai
penamaan, tetapi diterimanya system pemberian nomor untuk berbagai factor
pembekuan lebih mempermudah keadaan
Reaksi mendasar dalam pembekuan darah adlah konversi protein
olasma yang larut, yaitu fibrinogen menjadi fibrin yang tidak Larut. Proses ini
mencakup pembebasan dua pasang polipeptida dari setiap molekul fibrinogen.
Bagian yang tersisa, monomer fibrin, kemudian mengalamai polimerisasi
dengan molekul-molekul monomer lain sehinga membentuk fibrin. Fibrin mula-
mula berupa gumpalan longgar benang-benang yang saling menjalin.
Selanjutnya, pembentukan ikatan-ikatan silang kovalen akan mengubah
gumpalan longgar menjadi agregat yang padat dan ketat. Reaksi yang terakhir
ini dikatalisis oleh faktor XIII yang telah diaktifkan dan memerlukan Ca 2+.
Perubahan fibrinogen menjadi dikatalisis oleh trombin. Trombin adalh
suatu serin protease yang terbentuk dari prekursornya di sirkulasi,
protrombin, oleh kerja faktor X yang telah diaktifkan. Kerja tambahan trombin
adalah pengaktifan trombosit, sel endotel, serta leukosi melalui sedikitnya
satu reseptor gabungan protein G.
Faktor X dapat daktifkan melalui reaksi pada salah satu dari 2 sistem,
sistem intrinsik dan sistem ektrinsik. Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah
konversi faktor XII inaktif menjadi faktor XII aktif (XIIa). Aktivasi ini yang
dikatalisis oleh kininogen berberat molekul tinggi dan kalikrein dapat
dilakasanakan in vitro dengan pemajanan darah terhadap permukaan
bermuatan elektronegatif yang mudah dibasahi, seperti gelas dan serat
kolagen

D. Obat hemostatik
1. Obat hemostatik lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya.
a. Hemostatik serap

a) Mekanisme kerja
Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan
perdarahandengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jalan
serat-0serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada
pembekuanyang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
b) Indikasi
golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja m\isalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya
cukup besar.
c) Contoh obat
Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani
(Kuman fibrin foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai
penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena
tidsk memerlukan penyingkiran tang memungkinkan perdarahn ulang seperti
yang terjadi poada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna
pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan
kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat
menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan intuk digunakan
dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setah dibasahi,
dengan tekanan sedikit dapta menutup permukaan yang berdarah.
b. Astrigen

a) Mekanisme kerja
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara penggunaanya, zat ini
dinamakan juga styptic.
b) Indikasi
digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif bila
dibandinbgkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
c) Contoh obat
feri kloida, nitras argenti, asam tanat.

c. Kougulan

a) Mekanisme kerja
Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid dengan
2cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombindan
secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor protrombin,ekstrak
yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat antara laindari jaringan
ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberaparacun ular memiliki
pula aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah
satu conto adalah russells vipervenomnyang sangat efektif sebagai
hemostatik local dan dapat digunakan umpamanyta untuk alveolkus gigi yang
berdarah pada pasienhemofilia.
b) Carapemakaian
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan
pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. TRombin zat initersedia dalamm bentuk
bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.Sediaan ini tidak boleh
disuntikkan IV, sebab segara menimbiulkanbahaya emboli.
d. Vasokonstriktor

a) Indikasi
Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
b) Carapemakaian
Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi
dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah. Vasopresin,
yang dihasilkn oleh hipofisis, pernah digunakan untuk mengatasi perdarahan
pasca bedah perslinan. Perkembangan terahir menunjukkan kemungkinan
kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus uteri untuk
menc

2. Hemostatik sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat
dihentikan dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan
semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi.
Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan
mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.
a. Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor

a) Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
pada penderita hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnyaherediter dan
pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
b) Efek samping
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein
plasma lain dalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor
IIIV, sehingga kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar pula.
Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan
ini adalah hepatitis virus, anemi hemolitik, hiperfibrinogenemia,menggigil dan
demam
c) Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk perdarahan
ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis tunggal 10 unit/kg BB.
Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti hemofilik
sekurang kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-
25 % dari normal untuk 7-10 hari
b. Kompleks Faktor X

a) Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan
faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya hepatitis preparat
ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia
b) Efek samping
trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi
hipersensivitas berat (shok anafilaksis).
c) Cara pemakaian
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk
menentukan dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak
1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar factor IX 25-
30% dari normal
c. Vit K

a) Mekanisme kerja
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik,
tetapi pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang
berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk
dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
b) Indikasi
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi
vitamin K.
c) Efek samping
Pemberian filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapt menyebabkan
kemerahan pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit pada dada
dan kadang menyababkan kematian.
d) Perhatian
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya
bakteri yang mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan
tertentu. Pada bayi baru lahir hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama
karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit. K
e) Dosis
1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
d. Asam aminokaproat

a) Mekanisme kerja
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator
plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan
menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor pembekuan darah lain. Oleh
karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat akibat
fibrinolisisyang berlebihan.
b) Indikasi
Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan
thrombus yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi
perdarahan fibrinolisis berlebihan Asam aminokaprot digunakan untuk
mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum
dan sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut.
Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan
efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator
plasminogen.
c) Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan
hidung tersumbat. Efk samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum,
karena itu penderita yang mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme
hemostatik.
d) Cara pemakaian
Dapat diberikan secara peroral dan IV
e. Asam traneksamat

a) Mekanisme kerja
Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator
plasminogen dan plasmin
Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan
agregasi platelet
Memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi
b) Indikasi
Hipermenorrhea
Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
c) Efek samping
Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau
penghentian pengobatan
d) Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2
menit)
e) Sediaan
Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg
f. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)

f) Mekanisme kerja
Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
Meningkatkan resistensi kapiler
g) Indikasi
Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya
permeabilizas kapiler
Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi
kapiler
Pendarahan otak
h) Sediaan
Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg

E. Penyakit yang Berhubungan Dengan Hemostatik

Masalah yang berhubungan dengan hemostatik yaitu penyakit hemophilia.


Hemofilia adalah penyakit genetik/turunan, merupakan suatu bentuk kelainan
perdarahan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya dimana protein
yang diperlukan untuk pembekuan darah tidak ada atau jumlahnya sangat
sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah untuk membeku secara
normal.
Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka akan
menyebabkan kelumpuhan, kerusakan pada persendian hingga cacat dan
kematian dini akibat perdarahan yang berlebihan. Penyakit ini ditandai dengan
perdarahan spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan menahun.
Hemofilia termasuk penyakit yang tidak populer dan tidak mudah
didiagnosis. Karena itulah para penderita hemofilia diharapkan mengenakan
gelang atau kalung penanda hemofilia dan selalu membawa keterangan medis
dirinya. Hal ini terkait dengan penanganan medis, jika penderita hemofilia
terpaksa harus menjalani perawatan di rumah sakit atau mengalami
kecelakaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan


proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat
haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang
meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara
tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan ,dalam proses hemostasis
berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi),
dan dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga
kini dikenal 15 faktor pembekuan darah, dan Jenis obat hemostatik ada dua
yaitu, hemostatik lokal dan hemostatik sistemik

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabka.

DAFTAR PUSTAKA

Kause, Yusman.2013.Obat-Obatan Anti Perdarahan.http://laporanyusman.


blogspot.com/2013/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_8622.html(Di-
akses tanggal 02 Desember 2015).

Santra. Belajar Dan Berbagi: Obat Anti Perdarahan.http://desantra.


blogspot.com/2012/01/obat-anti-perdarahan.html
(Diakses tanggal 02 Desember 2015).

Sari, Nur Indah.2011 .Macam-macam Obat Anti Perdarahan. http://


nurindahs4ri.blogspot.com/p/macam-macam-obat-anti-pendarahan.html (Di-
akses tanggal 02 Desember 2015).
OBAT ANTI PERDARAHAN

Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah
obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.
Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan.
Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit
(agregasi), dan faktor pembekuan darah

Mekanisme Pembekuan Darah :


Faktor jaringan
Platelets factors
Ca ++

Prothombin Thrombin

Fibrinogen Fibrin
Ca ++
Penjendalan
Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1. aktivasi tromboplastin
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15
faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-
tromboplastin plasma, ..........dst)
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi
atau factor pembekuan darah dapat diatasi
dengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan
memberikan obat yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan
darah misalnya vitamin K atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik
seperti asam aminokaprot.
Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :
2. Obat hemostatik lokal
3. Obat hemostatik sistemik.

Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
mekanisme hemostatiknya.
1. Hemostatik serap
Mekanisme kerja :
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah .
Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang
memulai proses pembekuan darah.
Indikasi :
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.
Contoh obat :
Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida )
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan
sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini
menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan
ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa .
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6
jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat
mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada
patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,
selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka
panjang.
Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat
menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
2. Astringen

Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.

Indikasi :
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.

Contoh Obat :
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.

3. Koagulan
Mekanisme kerja :
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2
cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin
dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat :
Russells viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat
digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien
hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1
% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan
bahaya emboli.

4. Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja :
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian :
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang
telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.

hemostatik sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua
faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah
perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi
dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.

1. Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor


Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita
hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
Efek samping
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain dalam
jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor IIIV, sehingga kemungkinan terjadi
reaksi hipersensitivitas lebih besar pula. Efek samping lain yang dapat timbul pada
penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi hemolitik,
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.
Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia.
Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB.
Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis
tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti
hemofilik sekurang kurangnya 50% dari
normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk
7-10 hari.
2. kompleks Faktor X
Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain dan
digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
Efek samping
trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas berat (shok
anafilaksis).
Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan pembekuan
sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB
meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi
diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal

3. V itamin K
Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada
penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K
memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang
pembentukan faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
Indikasi :
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Efek samping :
Pemberian filokuinon secara intravena yang
terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat,
bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
Perhatian :
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang
mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit.
K
Sediaan :
Tablet 5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia

4. Asam aminokaproat
Mekanisme kerja :
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor
pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisisyang berlebihan.
Indikasi :
Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang
mungkin bersifat fatal hanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan
Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung
kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah
ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam
mulut.
Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV
Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan hidung tersumbat.
Efk samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum, karena itu penderita yang
mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.

5. Asam traneksamat
Mekanisme Kerja :
Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan
plasmin
Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
Indikasi
Hipermenorrhea
Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
Efek Samping
Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatan
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg

6. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)


Mekanisme Kerja :
Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
Meningkatkan resistensi kapiler
Indikasi
Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas
kapiler
Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Pendarahan otak
Sediaan : Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg

Hemostatik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh
arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali
ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka
ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar
antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium
cairan darah yang disebut plasma darah.

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita
penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat
besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-

1. albumin
2. bahan pembeku darah
3. immunoglobin (antibodi)
4. hormon
5. berbagai jenis protein
6. berbagai jenis garam
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaiman atau mengapa terjadi Hemostatik
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab dari hemostatik tersebut,
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaiman cara penangan dalam kasus hemostatik,
c. Mahasiswa dapat mengetahu penyakit apa yang bisa timbul dari hemostatik,
d. Agar mahasiswa dapat membuat asuhan keperawatan mengenai kasus yang berhubungan dengan
hemostatik.

C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mengetahui bagaiman atau mengapa terjadi Hemostatik
2. Mahasiswa mengetahui bagaiman cara penangan dalam kasus hemostatik,
3. Mahasiswa mengetahui apa penyakit yang bisa ditimbulkan,
4. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan mengenai kasus yang berhubungan dengan
hemostatik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hemostatik

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya


pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah
rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh
darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang
melarutkan bekuan.

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran
darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang
sama:

1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka.Trombosit akan
mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk
dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit
aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen,
trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.

2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat
hemostatik atau trombos yang lebih stabil.

3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Tipe trombos :

a. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit (pada
tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang
cepat[arteri]).
b. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan
perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos ini
dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan
sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
c. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua
lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan
dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu
permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah
lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan
pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas
melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:

1) Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
2) Kofaktor
3) Fibrinogen
4) Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
5) Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
B. Penyakit yang Berhubungan Dengan Hemostatik

Masalah yang berhubungan dengan hemostatik yaitu penyakit hemophilia. Hemofilia adalah
penyakit genetik/turunan, merupakan suatu bentuk kelainan perdarahan yang diturunkan dari orang
tua kepada anaknya dimana protein yang diperlukan untuk pembekuan darah tidak ada atau
jumlahnya sangat sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah untuk membeku secara normal.

Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka akan menyebabkan kelumpuhan,
kerusakan pada persendian hingga cacat dan kematian dini akibat perdarahan yang berlebihan.
Penyakit ini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan
menahun.

Hemofilia termasuk penyakit yang tidak populer dan tidak mudah didiagnosis. Karena itulah para
penderita hemofilia diharapkan mengenakan gelang atau kalung penanda hemofilia dan selalu
membawa keterangan medis dirinya. Hal ini terkait dengan penanganan medis, jika penderita
hemofilia terpaksa harus menjalani perawatan di rumah sakit atau mengalami kecelakaan.

Yang paling penting, penderita hemofilia tidak boleh mendapat suntikan kedalam otot karena bisa
menimbulkan luka atau pendarahan, Hemofilia memiliki dua tipe, yakni tipe A dan B. Hemofilia A
terjadi akibat kekurangan faktor antihemofilia atau faktor VIII. Sedangkan hemofilia B muncul karena
kekurangan faktor IX.

Penyakit ini diturunkan orang tua kepada seorang anak melalui kromosom X yang tidak muncul.
Saat wanita membawa gen hemofilia, mereka tidak terkena penyakit itu. Jika ayah menderita
hemofilia tetapi sang ibu tidak punya gen itu, maka anak laki-laki mereka tidak akan menderita
hemofilia, tetapi anak perempuan akan memiliki gen itu. Jika seorang ibu adalah pembawa dan sang
ayah tidak, maka anak laki-laki akan berisiko terkena hemofilia sebesar 50 persen, dan anak
perempuan berpeluang jadi pembawa gen sebesar 50 persen
Hemofilia adalah kelainan perdarahan akibat kurangnya produksi salah satu faktor pembekuan
darah di dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit ini diderita oleh kaum laki-laki karena gen yang
memerintahkan proses pembekuan darah terdapat di dalam kromosom X. Sedangkan perempuan,
sebagian besar hanya sebagai carrier saja.

Gejala Hemofilia

Gejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan sobeknya kulit permukaan
tubuh, maka darah akan terus mengalir dan memerlukan waktu berhari-hari untuk membeku.

Bila luka terjadi di bawah kulit karena terbentur, maka akan timbul memar/ lebam kebiruan
disertai rasa nyeri yang hebat pada bagian tersebut. Perdarahan yang berulang-ulang pada
persendian akan menyebabkan kerusakan pada sendi sehingga pergerakan jadi terbatas (kaku), selain
itu terjadi pula kelemahan pada otot di sekitar sendi tersebut.

Gejala akut yang dialami penderita Hemofilia adalah sulit menghentikan perdarahan, kaku sendi,
tubuh membengkak, muncul rasa panas dan nyeri pascaperdarahan, Sedangkan pada gejala kronis,
penderita mengalami kerusakan jaringan persendian permanen akibat peradangan parah, perubahan
bentuk sendi dan pergeseran sendi, penyusutan otot sekitar sendi hingga penurunan kemampuan
motorik penderita dan gejala lainnya.

Hemofilia dapat membahayakan jiwa penderitanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ
tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Apabila terjadi benturan pada tubuh akan mengakibatkan kebiru-biruan (pendarahan dibawah kulit),
apabila terjadi pendarahan di kulit luar maka pendarahan tidak dapat berhenti, pendarahan dalam
kulit sering terjadi pada persendian seperti siku tangan, lutut kaki sehingga mengakibatkan rasa nyeri
yang hebat.
Bagi mereka yang memiliki gejala-gejala tersebut, disarankan segera melakukan tes darah untuk
mendapat kepastian penyakit dan pengobatannya. Pemberian transfusi rutin berupa kriopresipitat-
AHF atau Recombinant Factor VIII untuk penderita Hemofilia A dan plasma beku segar untuk
penderita hemofilia B.

Terapi lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun transfusi harus diberikan
pada penderita secara rutin setiap 7-10 hari. Tanpa pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita
yang mampu bertahan hingga usia dewasa. Karena itulah kebanyakan penderita hemofilia meninggal
dunia pada usia dini.

Bila terjadi pendarahan/ luka pada penderita Hemofilia pengobatan definitif yang bisa dilakukan
adalah dengan metode RICE, singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation.

1. Rest. Penderita harus senantiasa beristirahat, jangan banyak melakukan kegiatan yang sifatnya
kontak fisik.
2. Ice. Jika terjadi luka segera perdarahan itu dibekukan dengan mengkompresnya dengan es.
3. Compression. Dalam hal ini, luka itu juga harus dibebat atau dibalut dengan perban.
4. Elevation. Berbaring dan meninggikan luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.
C. Obat yang Berhubungan Dengan Hemostatik
1. Antikoagulan

Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat


pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Antikoagulan oral dan
heparin menghambat pembentukan fibrin dan digunakan secara profilaktik untuk mengurangi
insidens tromboemboli terutama pada vena.

Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

a. Heparin

Pelepasan heparin kedalam darah yang tiba-tiba pada syok anafilaksis menunjukkan heparin
mungkin berperan dalam imunologik.

Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara parenteral dan merupakan
obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat, misalnya untuk emboli paru dan trombosis vena.
Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil yang memerlukan antikoagulan.

Heparin dikontraindikasikan pada pasien yang sedang atau cenderung mengalami perdarahan
misalnya: pasien hemofilia, permeabilitas kapiler yang meningkat, abortion, perdarahan intrakranial.
Obat ini hanya digunakan untuk wanita hamil bila benar-benar diperlukan. Hal ini disebabkan
insidens perdarahan maternal, lahir mati dan lahir prematur yang dilaporkan meningkat pada
penggunaan heparin.

b. Antikoagulan oral

Antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Efek toksik yang
paling sering adalah perdarahan. Kontraindikasi pada penyakit-penyakit dengan kecenderungan
perdarahan, Contoh obat: Natrium warfarin, Dikumarol, Anisendion

c. Antikoagulan pengikat ion kalsium

Contoh obat: Natrium sitrat, Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya, Natrium edetat
2. Antitrombosit

Antitrombosit adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan
terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri.

Contoh obat: Aspirin, Sulfinpirazon, Dipiridamol, Dekstran

3. Trombolitik

Trombolitik melarutkan trombus yang sudah terbentuk. Agar efektif trombolitik harus diberikan
sedini mungkin. Indikasi golongan obat ini islsh untuk infsrk mioksrd akut, trombosis vena dalam dan
emboli paru.

Contoh obat : Streptokinase, Urokinase,

4. Hemostatik

Hemostatik ialah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan perdarahan. Obat-obat ini
diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.

5. Hemostatik Lokal

Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
mekanisme hemostasisnya

a. Hemostatik serap

Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat-serat yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada permukaan yang
berdarah.

b. Astringen

Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan

c. Koagulan

Pada penggunaan lokal menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu dengan mempercepat
perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
d. Vasokonstriktor

Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokonstriksi, dapat digunakan untuk menghentikan


perdarahan kapiler suatu permukaan.

6. Hemostatik Sistemik

Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan segera. Hal
ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam
darah transfusi. Keuntungan lain dari transfusi adalah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan
mengganti/memberikan faktor pembekuan yang kurang

Contoh sediaan :

Desmopresin, Fibrinogen insani, Vitamin K, Asam aminokaproat, Asam traneksamat.


D. Cara Pengobatan Hemofilia

Pertama, terapi on demand yaitu terapi saat terjadi perdarahan menggunakan infus produk untuk
menggantikan faktor pembekuan. Sedangkan yang kedua profilaksis adalah infus faktor ke delapan
secara rutin untuk mempertahankan

kadar minimum faktor VIII/IX dengan kadar konsentrasi untuk mencegah sebagian besar
perdarahan.

Salah satu obat yang dipakai yaitu marwarin.

Kategori Obat Warfarin yaitu :

1. Generic name: warfarin


2. Brand name: coumadin
Apa itu warfarin ?
Warfarin antikoagulan (pengencer darah). Warfarin mengurangi pembentukan bekuan darah
dengan menghalangi pembentukan faktor pembekuan tertentu.

Warfarin digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah di vena dan
arteri.

Warfarin dapat juga digunakan untuk tujuan selain yang tercantum dalam panduan pengobatan.

3. Informasi Penting Tentang Warfarin


Warfarin dapat membahayakan bayi yang belum lahir atau menyebabkan cacat lahir. Jangan
menggunakan warfarin jika Anda sedang hamil atau mungkin menjadi hamil. Jangan pernah
mengambil dosis ganda atau mengambil obat ini bersama-sama dengan produk lain yang
mengandung warfarin atau kumarin. Anda tidak harus mengambil warfarin jika Anda memiliki
perdarahan atau kelainan sel darah, darah dalam urin atau kotoran, infeksi pada lapisan jantung
Anda, perdarahan perut, perdarahan di operasi otak, baru-baru ini atau mendatang, atau jika Anda
memerlukan tulang belakang keran atau anestesi tulang belakang (epidural).
Warfarin dapat menyebabkan Anda mengalami pendarahan lebih mudah, terutama jika Anda
memiliki: riwayat masalah perdarahan, tekanan darah tinggi atau penyakit jantung berat, penyakit
ginjal, kanker, operasi atau darurat medis, penyakit yang menyerang pembuluh darah di otak Anda,
sejarah perut atau perdarahan usus, jika Anda 65 tahun atau lebih, atau jika Anda sangat sakit atau
lemah.

Banyak obat-obatan (termasuk beberapa obat over-the-counter dan produk herbal) dapat
menyebabkan masalah medis serius atau kematian jika Anda membawa mereka dengan warfarin. Hal
ini sangat penting untuk memberitahu dokter Anda tentang semua obat-obatan Anda baru saja
digunakan. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum mengambil obat untuk nyeri, arthritis, demam,
atau bengkak. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi pembekuan darah dan juga dapat meningkatkan
risiko pendarahan perut. Setiap dokter, dokter gigi, ahli bedah, atau penyedia perawatan medis yang
merawat Anda harus tahu bahwa Anda mengambil warfarin. Hindari membuat perubahan dalam diet
anda tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda.

Warfarin digunakan untuk mencegah penggumpalan darah dari membentuk atau bertambah
besar dalam darah dan pembuluh darah. Hal ini diresepkan untuk orang dengan beberapa jenis
denyut jantung tidak teratur, orang dengan prostetik (penggantian atau mekanis) katup jantung, dan
orang-orang yang menderita serangan jantung. Warfarin juga digunakan untuk mengobati atau
mencegah trombosis vena (bekuan pembengkakan dan darah di pembuluh darah) dan emboli paru
(bekuan darah di paru-paru). Warfarin dalam kelas obat yang disebut antikoagulan ('pengencer
darah'). Ini bekerja dengan menurunkan kemampuan pembekuan darah.
4. Cara Penggunaan Obat

Warfarin datang sebagai tablet untuk mengambil melalui mulut. Hal ini biasanya diambil sekali
sehari dengan atau tanpa makanan. Ambil warfarin pada sekitar waktu yang sama setiap hari. Ikuti
petunjuk pada label resep dengan saksama, dan meminta dokter Anda atau apoteker untuk
menjelaskan bagian yang Anda tidak mengerti. Ambil warfarin persis seperti yang diarahkan. Jangan
mengambil lebih atau kurang dari itu atau mengambil lebih sering daripada yang disarankan oleh
dokter Anda.

5. Terapi menggunakan
Warfarin diresepkan untuk orang dengan kecenderungan peningkatan trombosis atau sebagai
profilaksis sekunder (pencegahan episode lebih lanjut) pada orang-orang yang telah membentuk
bekuan darah (trombus). pengobatan Warfarin dapat membantu mencegah pembentukan bekuan
darah masa depan dan membantu mengurangi risiko emboli (migrasi dari trombus ke tempat di
mana itu blok suplai darah ke organ vital).

Jenis antikoagulan (gumpalan hambatan formasi) yang warfarin yang paling cocok, adalah bahwa
di daerah-darah berjalan lambat, seperti dalam urat dan darah menggenang di belakang dan alami
katup buatan, dan menggenang di atrium jantung disfungsional. Dengan demikian, indikasi klinis
yang umum untuk penggunaan warfarin adalah fibrilasi atrium, kehadiran katup jantung
buatan, trombosis vena dalam, dan emboli paru (dimana gumpalan embolized bentuk pertama di
vena). Warfarin juga digunakan dalam sindrom antifosfolipid. Telah digunakan sesekali setelah
serangan jantung (infark miokard), namun jauh kurang efektif untuk mencegah trombosis baru di
arteri koroner. Pencegahan pembekuan dalam arteri biasanya dilakukan dengan obat antiplatelet,
yang bertindak dengan mekanisme yang berbeda dari warfarin (yang biasanya tidak berpengaruh
pada fungsi trombosit).

Dosis warfarin rumit oleh fakta bahwa diketahui berinteraksi dengan obat yang sering digunakan
banyak dan bahkan dengan bahan kimia yang mungkin ada dalam makanan tertentu. Interaksi ini
dapat meningkatkan atau mengurangi efek's antikoagulasi warfarin. Dalam rangka mengoptimalkan
efek terapi tanpa risiko efek samping yang berbahaya seperti pendarahan, pemantauan dekat derajat
antikoagulan diperlukan oleh tes darah (INR). Selama tahap awal pengobatan, pemeriksaan mungkin
diperlukan sehari-hari; interval antara tes bisa diperpanjang jika pasien mengelola tingkat INR
terapeutik yang stabil pada dosis warfarin tidak berubah.
Saat melakukan terapi warfarin ("warfarinization"), dokter akan menentukan seberapa kuat terapi
antikoagulan perlu. Tingkat INR target akan bervariasi dari kasus ke kasus tergantung pada indikator
klinis, tetapi cenderung 2-3 dalam kondisi yang paling. Secara khusus, mungkin target INR 2.5-3.5
(atau bahkan 3,0-4,5) pada pasien dengan satu atau lebih katup jantung mekanik.

Di beberapa negara, kumarin lain digunakan sebagai pengganti warfarin,


seperti acenocoumarol dan phenprocoumon. Ini memiliki) atau lebih (phenprocoumon) lebih pendek
(acenocoumarol setengah-hidup, dan tidak sepenuhnya dipertukarkan dengan warfarin. The
antikoagulan oral ximelagatran (nama dagang Exanta) diperkirakan akan menggantikan warfarin
untuk tingkat besar ketika diperkenalkan, namun laporan hepatotoksisitas (kerusakan hati) produsen
diminta untuk menariknya dari pengembangan lebih lanjut. Obat lain menawarkan kemanjuran
warfarin tanpa perlu untuk memantau , seperti dabigatran dan rivaroxaban, sedang dalam
pengembangan
6. Kontraindikasi
Informasi lebih lanjut: Antikoagulasi dalam kehamilan

Warfarin kontraindikasi pada kehamilan, karena melewati plasenta penghalang dan dapat
menyebabkan perdarahan pada janin ; warfarin digunakan selama kehamilan umumnya terkait
dengan aborsi spontan, lahir mati, kematian neonatal, dan kelahiran prematur. kumarin (misalnya
warfarin) juga teratogen, yaitu, mereka menyebabkan cacat lahir, kejadian cacat lahir pada bayi yang
terkena warfarin dalam rahim menjadi sekitar 5%, meskipun lebih tinggi (angka sampai dengan 30%)
telah dilaporkan dalam beberapa studi. Tergantung pada saat paparan terjadi selama kehamilan, dua
kombinasi yang berbeda dari kelainan bawaan dapat muncul.

Ketika warfarin (atau turunan kumarin) diberikan selama-trimester pertama dan terutama antara
kesembilan minggu keenam of-a-konstelasi kehamilan cacat lahir dikenal beragam sepertisindrom
warfarin janin (FWS), embryopathy warfarin, atau embryopathy kumarin dapat terjadi. FWS ditandai
terutama oleh tulang kelainan, yang meliputi hipoplasia hidung, suatu depresi atau menyempit
jembatan hidung, scoliosis, dan kalsifikasi di kolom vertebra, femur, dan tulang tumit yang
menunjukkan penampilan dibintiki aneh pada sinar-X. Limb kelainan, sepertibrakhidaktili (pendek jari
yang luar biasa dan kaki) atau ekstremitas terbelakang, juga bisa terjadi. fitur non-kerangka umum
dari FWS termasuk berat badan lahir rendah dan cacat perkembangan.

administrasi Warfarin pada trimester kedua dan ketiga jauh lebih sedikit umumnya terkait dengan
cacat lahir, dan ketika mereka memang terjadi, adalah jauh berbeda dari sindrom warfarin janin. The
kelainan bawaan yang paling umum yang terkait dengan penggunaan warfarin pada akhir kehamilan
adalah sistem saraf pusat gangguan, termasuk spastisitas dankejang, dan cacat mata. Karena seperti
kehamilan cacat lahir kemudian, antikoagulasi dengan warfarin menimbulkan masalah pada wanita
hamil memerlukan warfarin untuk indikasi penting, seperti pencegahan stroke pada mereka
dengan katup jantung buatan. Biasanya, warfarin dihindari pada trimester pertama, dan heparin
berat molekul rendah sepertienoxaparin digantikannya. Dengan heparin, risiko perdarahan ibu dan
komplikasi lain masih meningkat, namun heparins tidak melewati penghalang plasenta dan karena
itu tidak menyebabkan cacat lahir. Ada berbagai macam solusi untuk waktu sekitar pengiriman.

7. Efek samping
Hanya umum efek samping warfarin adalah perdarahan (perdarahan). Risiko pendarahan parah
adalah kecil tetapi pasti (tingkat rata-rata tahunan sebesar 0,9 menjadi 2,7% telah dilaporkan) dan
manfaat setiap kebutuhan untuk lebih besar risiko ini ketika warfarin dianggap sebagai ukuran
terapeutik. Risiko perdarahan ditambah jika INR adalah diluar dari jangkauan (karena overdosis atau
sengaja disengaja atau karena interaksi), dan dapat menyebabkan hemoptysis (batuk darah), memar
yang berlebihan, perdarahan dari hidung atau gusi, atau darah dalam urin atau tinja.

Resiko perdarahan meningkat ketika warfarin dikombinasikan dengan obat-obatan


antiplatelet seperti clopidogrel, aspirin, atau obat anti-inflammatory drugs. Risiko mungkin juga akan
meningkat pada pasien lanjut usia dan pada pasien hemodialisis.

8. Farmakokinetik
Warfarin terdiri dari rasemat campuran dari dua aktif enantiomer-R- dan S- bentuk-yang masing-
masing dibersihkan dengan jalur yang berbeda.S-warfarin telah lima kali potensi dari isomer-R
berkenaan dengan vitamin K antagonisme.

Warfarin lebih lambat-acting dari antikoagulan umum heparin, meskipun memiliki sejumlah
keunggulan. Heparin harus diberikan melalui suntikan, sedangkan warfarin tersedia secara
lisan. Warfarin memiliki hidup yang panjang-setengah dan hanya perlu diberikan sekali
sehari.Heparin juga dapat menyebabkan kondisi protrombotik, heparin-induced
trombositopenia (An-dimediasi penurunan antibodi dalam platelettingkat), yang meningkatkan
risiko trombosis. Butuh beberapa hari untuk Warfarin untuk mencapai efek terapi sejak faktor
pengentalan beredar tidak terpengaruh oleh obat (trombin memiliki kehidupan waktu setengah
hari). setengah umur yang panjang's Warfarin berarti bahwa hal itu tetap efektif untuk beberapa hari
setelah itu berhenti. Selanjutnya, jika diberikan awalnya tanpa asuransi tambahan antikoagulan,
dapat meningkatkan risiko trombosis (lihat di bawah). Untuk alasan utama, dirawat di rumah
sakit pasien biasanya diberikan heparin dengan warfarin pada awalnya, heparin yang mencakup
periode 3-5 hari lag dan menjadi ditarik setelah beberapa hari.

9. Mekanisme kerja
Warfarin menghambat vitamin Ktergantung sintesis-aktif bentuk-bentuk biologis dari kalsium-
tergantung pembekuan faktor II, VII, IX dan X, serta faktor peraturan protein C, protein S, danprotein
Z. Lain-lain protein tidak terlibat dalam pembekuan darah, seperti osteocalcin, atau matriks protein
GLA, mungkin juga terpengaruh.

Prekursor dari faktor-faktor membutuhkan carboxylation dari mereka glutamat asam residu untuk
memungkinkan faktor pengentalan untuk mengikat fosfolipid permukaan dalam pembuluh darah, di
pembuluh darah endotelium. Enzim yang melaksanakan carboxylation asam glutamat adalah -
glutamil karboksilase gamma. Reaksi carboxylation akan dilanjutkan hanya jika enzim karboksilase
mampu mengkonversi mengurangi bentuk vitamin K (vitamin K hidrokuinon) untuk vitamin K
epoksida pada waktu yang sama. Vitamin K epoksida pada gilirannya daur ulang kembali ke vitamin K
dan vitamin K hidrokuinon oleh enzim lain, vitamin K epoksida reduktase (VKOR). Warfarin
menghambat epoksida reduktase (khususnya subunit VKORC1[27][28]), dengan demikian
mengurangi tersedia vitamin K dan vitamin K hidrokuinon dalam jaringan, yang menghambat
aktivitas carboxylation dari karboksilase glutamil.Ketika ini terjadi, faktor-faktor koagulasi tidak lagi
carboxylated di tertentu asam glutamat residu, dan tidak mampu mengikat endotel permukaan
pembuluh darah, dan dengan demikian secara biologis aktif. Seperti tubuh menyimpan yang
sebelumnya diproduksi menurunkan faktor aktif (selama beberapa hari) dan digantikan oleh faktor-
faktor tidak aktif, efek antikoagulasi menjadi jelas. Faktor koagulasi dihasilkan, tetapi mengalami
penurunan fungsi karena undercarboxylation, mereka secara bersama disebut sebagai PIVKAs
(protein yang disebabkan [oleh] K tidak adanya vitamin / antagonisme), dan faktor koagulasi individu
sebagai PIVKA-nomor (misalnya PIVKA-II). Hasil akhir dari penggunaan warfarin, oleh karena itu,
adalah untuk mengurangi pembekuan darah pada pasien.

Ketika warfarin yang baru mulai, mungkin mempromosikan pembentukan gumpalan


sementara. Hal ini karena tingkat protein C dan protein S juga tergantung pada aktivitas vitamin
K.Warfarin menyebabkan penurunan kadar protein C dalam 36 jam pertama. Selain itu, mengurangi
kadar protein S mengarah pada penurunan dalam kegiatan protein C (yang merupakan co-faktor) dan
oleh karena itu berkurang degradasi faktor Va dan faktor VIIIA. Meskipun loading dosis warfarin
selama 5 mg juga menghasilkan penurunan terjal di faktor VII, yang mengakibatkan perpanjangan
awal INR, efek antitrombotik penuh tidak terjadi sampai penurunan yang signifikan dalam faktor II
terjadi hari kemudian. Sistem hemostasis sementara menjadi bias terhadap pembentukan trombus,
yang mengarah ke keadaan protrombotik, Jadi ketika warfare dimuat cepat pada lebih besar dari 5
mg/hari, itu bermanfaat untuk mengelola heparin, antikoagulan yang bertindak atas antithhrobin
dan membantu mengurangi resiko thrombosis, dengan terapii warfare selam 4-5 hari, dalm rangka
mendapatkan manfaat dari antikoagulan dan heparin sampai efek penuh warfarin telah tercapai.
BAB III
ASKEP

A. Definisi
Hemofilia berasal dari bahasa yunani kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti
darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemophilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya
pada saat anak tersebut dilahirkan.
Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan defisiensi atau
kelainan biologik faktor VIII (antihemophilic globulin) dan faktor IX (komponen tromboplastin
plasma). (David Ovedoff, Kapita Selekta Kedokteran).
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X.
Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom
X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa
menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier
dan bersifat letal.

B. Etiologi
Hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII
(AHG) Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (Plasma Tromboplastic
Antecendent)
Hemofilia berdasarkan etiologinya di bagi menjadi dua jenis:
1. Hemofilia A
Hemofilia A dikenal juga dengan nama Hemofilia Klasik : karena jenis hemofilia ini adalah yang
paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah. Kekurangan faktor VIII protein pada darah
yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
2. Hemofilia B
Hemofilia B dikenal juga dengan nama Chrismas disease : karena ditemukan untuk pertama
kalinya pada seorang bernama Steven Chrismas asal kanada.
Hemofilia ini di sebabkan karena kurangnya faktor pembekuan IX . dapat muncul dengan bentuk
yang sama dengan tipe A.
Gejala ke dua tipe hemofilia adalah sama, namun yang membedakan tipe A / B adalah dari
pengukuran waktu tromboplastin partial deferensial.
Hemophilia A atau Hemofilia B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, hemophilia A terjadi
sekurang kurangnya 1 di antara 10.000 orang, Hemofilia B lebih jarang ditemukan , yaitu 1 di antara
50.000 orang.
Dapat muncul dengan bentuk ringan, berat, dan sedang.

C. Patofisiologi
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan yang letaknya
dalam seperti otot, sendi, dan lainya yang dapat terjadi kerena gangguan pada tahap pertama, kedua
dan ketiga, disini hanya akan di bahas gangguan pada tahap pertama, dimana tahap pertama
tersebutlah yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang terdapat pada hemofili A dan B.
Perdarahan mudah terjadi pada hemofilia, dikarenakan adanya gangguan pembekuan, di awali
ketika seseorang berusia 3 bulan atau saat saat akan mulai merangkak maka akan terjadi
perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan dengan keluhan-keluhan berikutnya. Hemofilia
juga dapat menyebabkan perdarahan serebral, dan berakibat fatal.
Rasionalnya adalah ketika mengalami perdarahan, berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh) darah keluar dari pembuluh. Pembuluh darah
mengerut/ mengecil Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluhKekurangan
jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk
sempurnadarah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh perdarahan (normalnya: Faktor-faktor
pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka
sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh).

D. Diagnosa
Jika seorang bayi / anak laki-laki mengalami perdarahan yang tidak biasa, maka diduga dia
menderita hemofilia. Pemeriksaan darah bisa menemukan adanya perlambatan dalam proses
pembekuan. Jika terjadi perlambatan, maka untuk memperkuat diagnosis serta menentukan jenis
dan beratnya, dilakukan pemeriksan atas aktivitas faktor VII dan faktor IX.

E. Pemeriksaan Khusus
Riwayat keluarga dan riwayat perdarahan setelah trauma ringan
Kadar faktor VIII dan faktor IX
PTT diferensial.

G. Penatalaksaan

Tranfusi untuk perdarahan dan gunakan kriopresipitat faktor VIII dan IX, tranfusi di lakukan
dengan teknik virisidal yang di ketahui efektif membunuh virus-virus yang dapat menyebabkan infeksi
lain akibat tranfusi, dan di sebut sebagai standar terbaru tatalaksana hemofilia yaitu FVIII
rekombinan sehingga dapat menghilangkan resiko tertular virus.
Aspirasi hemartosis dan hindari imobilitas sendi
Konsultasi genetic.
H. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Perawatan
Pada pengkajian anak dengan hemophilia dapat ditemukan adanya pendarahan kambuhan yang
dapat timbul setelah trauma baik ringan maupun berat. Pada umumnya pendarahan di daerah
persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu, dan pangkal paha ; sedangkan otot yang paling sering
terkena adalah flrksor lengan bawah. Khususnya pasa bayi dapat terlihat adanya perdarahan yang
berkepanjangan setelah bayi dilakukan sirkumsisi, adanya hematoma setelah terjadinya infeksi ,
sering pendarahan pada mukosa oral dan jaringan lunak, sering awalnya disertai dengan nyeri
kemudian setelah nyeri akan menjadi bengkak, hangat, dan menurunnya mobilitas. Pada
pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai jumlah trombositnya normal, masa protombinnya normal,
masa tromboplastin parsialnya meningkat.
b. Aktivitas
Gejala : Kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.
Tanda : Kelemahan otot, somnolen.

Gejala : Palpitasi

Tanda : Kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf serebral/ tanda perdarahan serebral

Eliminasi : berkurang

Gejala : Hematuria

Integritas ego : berkurang

Gejala : Persaan tak ada harapan, tak berdaya

Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, marah

Nutrisi : berkurang

Gajala : Anoreksia, penurunan berat badan

Gejala :Nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral, kram otot

Tanda :Perilaku berhati-hati, gelisah, rewel

Keamanan : berkurang

Gejala :Riwayat trauma ringan, perdarahan spontan.

Tanda :Hematom
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan b/d perdarahan aktif ditandai dengan kesadaran menurun, perdarahan.
Tujuan/Kriteria hasil: Tidak terjadi penurunan kesadaran, pengisian kapiler baik, perdarahan dapat
teratasi.

Intervensi
1) Kaji penyebab perdarahan

2) Kaji warna kulit, hematom, sianosis

3) Kolaborasi dalam pemberian IVFD adekuat

4) Kolaborasi dalam pemberian tranfusi darah

Rasional
1) Dengan mengetahui penyebab dari perdarahan maka akan membantu dalam menentukan intervensi
yang tepat bagi pasien.
2) Memberikan informasi tentang derajat /keadekuatan perfusi jaringan dan membantu dalam
menentukan intervensi yang tepat
3) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit serta memaksimalkan kontraktilitas/curah
jantung sehingga sirkulasi menjadi adekuat
4) Memperbaiki / menormalakn jumlah sel darah merah dan meningkatkan kapasitas pembawa oksigen
sehingga perfusi jaringan menjadi adekuat.
b. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan akibat perdarahan ditandai dengan mukosa mulut
kering,turgor kulit lambat kembali.
Tujuan/Kriteria hasil: Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan, mukosa mulut lembab, turgor
kulit cepat kembali kurang dari 2 detik.
Intervensi
1) Awasi TTV
2) Awasi haluaran dan pemasukan
3) Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak
4) Kolaborasi dalam pemberian cairan adekuat.
Rasional
1)Perubahan TTV kearah yang abnormal dapat menunjukan terjadinya peningkatan kehilangan cairan
akibat perdarahan / dehidrasi
2) Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan membantu mengevaluasi
status cairan
3) Memberikan informasi tentang derajat hipovolemi dan membantu menentukan intervensi.
4) Mempertahankan keseimbangan cairan akibat perdarahan.
c. Resiko tinggi injuri b/d kelemahan pertahanan sekunder akibat hemofilia ditandai dengan seringnya
terjadi cedera.
Tujuan/Kriteria hasil: Injuri dan kompllikasi dapat dihindari/tidak terjadi
Intervensi
1) Pertahankan keamanan tempat tidur klien, pasang pengaman pada tempat tidur
2) Hindarkan dari cedera, ringan berat
3) Awasi setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cedera
4) Anjurkan pada orangtua untuk segera membawa anak ke RS jika terjadi injuri
5) Jelaskan pada orang tua pentingnya menghindari cedera. 1. Menurunkan resiko cidera / trauma
Rasional
1) Jaringan rapuh dan gangguan mekanisme pembekuan menigkatkan resiko perdarahan meskipun
cidera /trauma ringan
2) Paien hemofilia mempunyai resiko perdarhan spontan tak terkontrol sehingga diperlukan
pengawasan setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cidera
3) Identifikasi dini dan pengobatan dapat membatasi beratnya komplikasi
4) Orang tua dapat mengetahui mamfaat dari pencegahan cidera/ resiko perdarahan dan menghindari
injuri dan komplikasi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hemostasis merupakan kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan dan berfungsi
menjaga keenceran darah sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta
membentuk thrombus sementara pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Telah
dibahas mengenai faktor-faktor yang berperan dalam koagulasi, prinsip pemeriksaan dan interpretasi
hasil beberapa pemeriksaan koagulasi.

B. Saran
Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan segera. Hal
ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam
darah transfusi. Keuntungan lain dari transfusi adalah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan
mengganti/memberikan faktor pembekuan yang kurang
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2009. Askep Hemofilia Anak. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/askep-anak-hemofilia.html. Diakses pada 25 Oktober
2010 pukul 19:03 wita.

Anonym. 2009. Wafarin. Wikipedia. Jakarta. Diambil http://www.drugs.com/warfarin.html. Diakses pada 25


oktober 2010 pukul 19:15 wita.

Anonym. 2009. medicine. Wikipedia. Jakarta. Diambil http://www.medicinenet.com/warfarin/article.htm.


Diakses pada 25 oktober 2010 pukul 19:29 wita.

Anonym. 2009. info. Wikipedia. Jakarta. Diambil


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682277.html. Diakses pada 25 oktober 2010
pukul 19:38 wita.

Doenges, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Ngastiyah.1997. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Jelaskan Proses dan Mekanisme Pembekuan Darah - Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, kita
seringkali terkena cedera yang mengakibatkan pembuluh darah mengalami kerusakan, sisalnya
terkena pisau, paki, parutan dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan terkoyaknya pembuluh
darah, sehingga darah akan keluar dari salurannya. Jika darah yang keluar tidak segera dihentikana,
maka akan mengancam keselamatan diri kita karena tubuh akan kehilangan banyak darah. Namun
tubuh kita punya perlindungan alami yang akan terjadi secara otomatis saat tubuh mengalami
pendarahan akibat luka. Jika kita perhatikan luka yang kita alami, akan mengeluarkan darah namun
sesaat setelah itu darah akan berhenti karena ada pembekuan darah yang menutupi area yang
terkena cedera tadi.
Dalam dunia kedokteran proses pembekuan darah dikenal dengan nama hemostatis, kata ini berasala
dari kata haima dan statis. haima memiliki arti darah sedangkan statis yang berarti berhenti. Jadiarti
dari hemostatis adalah darah yang berhenti. Proses hemostatis merupakan proses kompleks yang
sangat panjang. Proses ini berlangsung terus untuk menghindari tubuh dari kehilangan banyak darah.
Proses ini dimulai dari koagulasi yaitu proses yang dilakukan oleh pembuluh darah, agregasi
trombosit, serta protein plasma sehingga terjadilah proses pembekuan didalam darah. Baca: Bagian -
Bagian Darah dan Fungsinya

Luka atau cedera merupakan suatu peristiwa yang dialami seseorang yang menyakitkan pembuluh
darah. Luka ini dibedakan 2

jenis yaitu luka terbuka serta luka tertutup. Namun jenis ini sama-sama memerlukan penanganan
untuk menghentikan pendarahan dari luka tersebut. Tubuh biasanya akan bereaksi terhadap luka
secara otomatis, ada 3 tahapan yang dilakukan oleh tubuh: yaitu:

Darah akan membentuk gumpalan darah atau yang sering disebut dengan clot. Clot ini
memiliki fungsi untuk membuat darah berhenti.
Setelah itu gumpalan akan hancur atau sering disebut dengan resopsi dan,
Terjadi proses regenenrasi kulit.

Mekanisme Pembekuan Darah

mekanisme koagulasi atau pembekuan darah merupakan suatu proses yang sangat kompleks.
Prosesnya dimulai sejak terjadinya trauma pada pembuluh darah, ataupun jaringan-jaringan lain yang
berdekatan dengan darah. Mekanisme yang terjadi sebagai berikut:

Reaksi yang dilakukan oleh tubuh dalam menghadapi pembuluh darah yang rusak. Hal

ini merupakan suatu respon kimia yang dilakukan oleh tubuh didalam darah.yang melibatkan
beberapa faktor-faktor pembekuan darah. Pada akhirnya proses ini akan mengarah pada
activator protrombin.
Activator protrombin nantinya akan mengkatalisasi dan berubah menjadi protrombin dan
selanjutnya thrombin.
Thrombin akan membentuk sebuah enzim serta mengubah fibrinogen untuk nantinya
menjadi benang-benang fibrin.

Faktor-faktor pembekuan darah

1. Kulit yang terluka menyebabkan Trombosit keluar bersamaan dengan darah.

2. Saat keluar, trombosit mengeluarkan enzim trombokinase.


3. Enzim Trombokinase masuk ke dalam plasma darah dan membuat protrombin berubah
menjadi enzim trombin.
4. Trombin yang telah jadi akan beruban menjadi firbrinogen setelah itu menjadi benang-
benang fibrin. Baca: Macam Macam Sel Darah dan Fungsinya
Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah
kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau
terluka.Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan
segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat
menyumbat dan menutupi luka.
proses pembekuan darah:
1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga
bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan
trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut
trombokinase.
2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin
menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion
kalsium (Ca+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut
dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif
yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
3. Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benangbenang fibrin.
Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah
tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah.
Coba Anda bayangkan, apabila fibrin ini beredar di dalam darah kita tanpa adanya
luka, apa yang akan terjadi? Tentunya akan terjadi banyak penyumbatan darah yang
bisa berakibat fatal dalam tubuh kita.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook


peredaran darah manusia adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh
dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Darah sebagai alat
transportasi pada manusia. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah
yaitu jantung dan pembuluh darah. Alat-alat peredaran darah pada manusia terdiri atas darah,
pembuluh darah dan jantung. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sistem transportasi
pada manusia ada dua yaitu peredaran darah dan peredaran limfe (getah bening).

Peredaran darah besar dan Sistem peredaran darah kecil


1.Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Sistem peredaran darah manusia yang pertama yaitu perdaran darah besar yang dimulai dari darah
keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian
bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut
sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke
jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena
cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava
posterior.

Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah
manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2).

Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri aorta pembuluh nadi pembuluh kapiler
vena cava superior dan vena cava inferior serambi kanan.

2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)


Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi kanan
menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan
CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk
akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini
akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena
pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam sistem peredaran darah manusia, karena
merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.

Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung arteri pulmonalis paru-paru vena
pulmonalis serambi kiri jantung.

Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia


Sistem peredaran darah manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-
pembuluh darah dan darah itu sendiri.

Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan
dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar :
a. lamina panistalis di sebelah luar
b. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.

Bagian-bagian jantung

Jantung memiliki katup atrioventikuler (valvula bikuspidal) yang terdapat di antara


serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama
sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi mencegah
aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama diastole.

2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena
pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena.
Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri
dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan
lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang
terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang
sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal.

By hisam samPosted on 29/09/2016

DosenPendidikan.Com Untuk alat peredaran darah pada manusia meliputi jantung dan
pembuluh darah. Pada jantung terdiri atas empat ruang yakni serambi kanan, serambi kiri,
bilik kanan dan bilik kiri. Yang antara bagian jantung sebelah kanan dan sebelah kiri terdapat
sekat. Sekat tersebut memiliki fungsi untuk mencegah bercampurnya darah yang banyak
mengandung oksigen dan darah yang banyak mengandung karbondioksida.
Pada otot bilik penyusun jantung lebih tebal daripada otot serambi jantung. Hal ini karena
bilik memiliki fungsi untuk memompa darah yang keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
Jantung berfungsi memompa darah dengan cara menguncup (berkontraksi) dan mengembang
(berelaksasi).

Definisi Peredaran Darah

Peredaran darah merupakan sebuah proses penting dalam memenuhi kebutuhan oksigen
tubuh. Melalui peredaran darah, tubuh mendapatkan zat-zat yang diperlukan, serta dapat
membuang zat-zat yang diperlukan tubuh supaya tidak mengancam kesehatan tubuh.
Peredaran darah juga membantu dalam mengatur suhu tubuh dan mendistribusikan hormon
pada organ yang membutuhkannya.

Peredaran darah dapat berjalan dengan baikm tak lepas dari bantuan jantung. Jantung
berdenyut untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Normalnya denyut jantung pada
orang dewasa sekitar 72 denyut per menit. Denyutan ini melemah seiring dengan
bertambahnya usia dan saat seseorangt dalam keadaan tidur. Peredaran darah terdiri dari
pembuluh darah, sejumlah otot yang membantu berjalannya darah, jantung serta darah itu
sendiri. Darah mengalir menjauh dari jantung untuk menuju ke seluruh bagian-bagian tubuh.

Urutan Peredaran Darah Pada Manusia

Ada beberapa urutan peredaran darah pada manusia yang diantaranya yaitu:

Peredaran Darah Besar

Peredaran darah besar merupakan peredaran darah kompleks. Peredaran ini di mulai dari bilik
kiri yang mengalirkan darah ke oarta, oarta menerima darah yang mengandung oksigen dan
mengalirkannya pada arteri yang akan mengalirkannya ke seluruh tubuh, hingga darah
memasuki pembuluh vena dan mengangkut darah yang mengandung karbondioksida. Darah
yang mengandung karbondioksida dialirkan ke pembuluh vena, diantaranya akan melewati
vena remur, vena renal, vena portal hepar yang tembus ke hati.

Dari hati darah akan dialirkan ke vena hepar, vena ini merupakan pembuluh vena yang
membawa darah berkarbondioksida dari bagian bawah tubuh manusia, untuk bagian atas
darah akan dibawa oleh vena subklavika dan vena jagulum. Kedua vena tersebut, vena bagian
bawa dan vena bagian atas akan bertemu di satu vena yakni vena cava dan mulai memasuki
jantung sebelah kanan yaitu serambi kanan dan bilik kanan.

Peredaran Darah Kecil

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang rutenya dari paru-paru ke jantung.
Jadi darah yang mengandung karbondioksida akan dikeluarkan oleh jantung sebelah kanan
yakni bilik kanan pada arteri pulmonalis, darah yang mengandung karbondioksida akan
mengalir pada pembuluh ini hingga sampai pada paru-paru, selanjutnya paru-paru akan
mengeluarkan karbondioksida dan menghirup kembali udara yang mengandung oksigen.

Oksigen akan dihirup oleh paru-paru sampai penuh, yang setelah itu darah yang mengandung
oksigen tersebut akan diikat oelh darah dan dibawa kembali ke jantung melewati vena
pulmonari memasuki serambi kiri sampai ke bilik kiri. Peredaran darah kecil merupakan
peredaran darah dalam rute pendek. Namun proses ini merupakan proses penting bagi tubuh.

Demikianlah pembahasan mengenai Urutan Peredaran Darah Dalam Tubuh Manusia


Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan
anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga:

Pengertian, Fungsi Sistem Peredaran Darah Serta Kelainan Atau Penyakitnya


Penjelasan Plasma Darah Beserta Fungsi Dan Jenisnya Lengkap
Penjelasan Sel Darah Putih ( Leukosit ) Beserta Fungsi, Jenis Dan Ciri-Cirinya
Penjelasan Sel Darah Merah ( Eritrosit ) Beserta Fungsi, Ciri Dan Proses Terbentuknya

Anda mungkin juga menyukai