FISIKA KESEHATAN
Dosen Pengampu :
Dibuat Oleh :
TAHUN 2020/2021
Soal
Jelaskan bagaimana mengukur tekanan-tekanan dibawah dan apa dampak dalam bidang
kesehatan jika terjadi tekanan terlebih pada setiap tekanan tersebut .
Pemberian obat-obatan
Operasi
Selain tonometri, terdapat metode lain dalam menguji tekanan mata, termasuk jenis
tonometri alternatif yang disebut pneumotonometri, serta penggunaan Tono-Pen.
Untuk mengukur tekanan bola mata, dokter akan menggunakan alat yang bernama
tonometri. Sebelumnya, mata pasien akan diberikan semacam tetes mata yang
berfungsi untuk membuat kebal kornea.
Untuk memeriksa sudut di antara iris dan kornea, dokter dapat melakukan
pemeriksaan gonioskopi. Dokter perlu mengetahui apakah sudut tersebut terbuka atau
tertutup.
Untuk menilai kerusakan saraf penglihatan, dokter akan memeriksa saraf tersebut
dengan sebelumnya meneteskan tetes mata untuk melebarkan pupil.
Setelah penetesan cairan tersebut, pasien akan merasa penglihatannya silau atau
sedikit kabur karena pupil terbuka lebar. Namun Anda tak perlu khawatir, karena efek
ini hanya berlangsung sementara.
Glaukoma terdiri dari dua jenis, yakni glaukoma akut dan glaukoma kronis.
Glaukoma akut merupakan glaukoma yang terjadi secara tiba-tiba. Sementara itu,
glaukoma kronis merupakan glaukoma yang terjadi secara perlahan-lahan.
Komplikasi Penyakit glaukoma yang tidak ditangani dengan baik, atau bahkan tidak
mendapatkan pengobatan, dapat berujung kepada kebutaan.
Kebutaan ini disebabkan oleh penekanan saraf penglihatan karena tekanan bola mata
yang terlalu tinggi. Kebutaan yang diakibatkan oleh kerusakan saraf penglihatan tidak
dapat diperbaiki lagi, walaupun dengan cara operasi sekalipun.
6. Tekanan Darah/Jantung
Tekanan darah adalah ukuran seberapa kuatnya jantung meompa darah ke seluruh
tubuh Anda. Agar kinerja tubuh maksimal, Anda harus memiliki tekanan darah
normal.
3. Saat pengukuran, lengan dengan manset harus ditopang pada permukaan yang
keras setinggi jantung.
4. Kafein, merokok dan olah raga harus dihindari minimal 30 menit sebelum
pengukuran dilakukan.
8. Pencatatan dilakukan rutin pada pagi (sebelum minum obat) dan malam hari
sebelum tidur.
9. Direkomendasikan untuk mengambil lebih dari dua kali pencatatan di malam hari,
setiap hari selama satu minggu (menyingkirkan pencatatan di hari pertama).
10. Sebelum pengukuran seseorang tidak boleh stres, panik atau cemas.
Tekanan darah normal bila saat diukur di rumah di bawah 135/86 mmHg dan
pengukuran di klinik di bawah 140/90 mmHg.
Tekanan darah tinggi tergolong kondisi yang serius, apalagi jika tidak terkontrol. Ada
banyak risiko penyakit berbahaya yang mengintai. Berikut beberapa bahaya atau
penyakit yang dapat ditimbulkan akibat tekanan darah tinggi:
1. Serangan Jantung
Salah satu dampak buruk, yang juga mematikan, dari tekanan darah tinggi adalah
serangan jantung. Tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah akan
menimbulkan gangguan pada jantung, yang kemudian memicu terjadinya serangan
jantung.
2. Stroke
hipertensi yang tidak terkontrol memang menjadi salah satu faktor risiko utama dari
stroke. Oleh karena itu, jika kamu didiagnosis hipertensi, sebaiknya jaga pola makan
dan pola hidup sehat, agar tekanan darah bisa terkendali dan risiko stroke pun bisa
dihindari.
3. Retinopati Hipertensif
Kondisi ini bernama retinopati hipertensif, yaitu rusaknya pembuluh darah kecil pada
mata akibat tekanan darah tinggi.
4. Penyakit Pembuluh Darah Arteri
Hipertensi juga dapat berdampak pada penyakit pembuluh darah arteri. Biasanya
penyakit ini menyerang pembuluh darah arteri pada lengan dan tungkai, yang dapat
menyebabkan :
Rasa pegal dan mudah lelah ketika berjalan kaki.
Menimbulkan kematian jaringan tungkai dan lengan (gangrene).
Menyebabkan kesemutan dan baal pada tungkai dan lengan.
5. Gangguan Ginjal
Salah satu dampak buruk dari hipertensi, terutama pada hipertensi yang tidak
terkontrol adalah munculnya berbagai gangguan pada ginjal. Gangguan pada ginjal
akibat tekanan darah tinggi yang paling sering terjadi adalah gagal ginjal, yang
menimbulkan gejala-gejala seperti :
Bengkak pada kedua tungkai.
Terdapat darah dalam urine.
Terdapat protein pada urine.
Frekuensi buang air kecil menurun, akibat penurunan produksi urine.
Penurunan kadar hemoglobin dalam darah (anemia).
Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru.
6. Sindrom Metabolik
Hipertensi juga dapat memicu terjadinya sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan
sekelompok kondisi yang mengganggu proses metabolisme tubuh. Kumpulan
gejalanya terjadi dalam waktu yang bersamaan, yaitu:
Hipertensi (tekanan darah tinggi).
Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
Hiperkolesterolemia (kadar kolerterol tinggi).
Obesitas (kelebihan berat badan).