Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

SOSIO ANTROPOLOGI

NAMA : MADHURI DIXIT (PO6224220207)


PRODI : D-IV PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
KELAS : IIB

POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA


TAHUN 2020/2021
TOPIK 7
KERAGAMAN BUDAYA TRANSKULTURAL DAN MULTIKULTURAL

A. Pengertian Masyarakat Transkultural dan Multikultural


 Multikultural
Dalam  suatu  masyarakat  pasti  akan  menemukan  banyak  kelompok  masyarakat  yang
memiliki  karakteristik  berbeda-beda.  Perbedaan-perbedaan  karakteristik  itu  berkenaan
dengan  tingkat  diferensiasi  dan  stratifikasi  sosial.  Masyarakat  seperti  ini  disebut 
sebagai masyarakat  multikultural.
Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi, dan Kultural.
“Masyarakat” artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh rasa
toleransi bersama, “Multi” berarti banyak atau beranekaragam, dan “Kultural” berarti
Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.
Multikultural  juga dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat
yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat multikultural adalah sebagai berikut.
1.      Memiliki lebih dari subkebudayaan.
2.      Membentuk sebuah struktur sosial.
3.      Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang
terdominasi.
4.      Rentan terhadap konflik sosial.

Transkultural dan multikultural tidak dapat dipisahkan secara tegas.


Trans sendiri diartikan sebagai keadaan seseorang yang terputus hubungannya dengan
sekelilingnya. Sehingga transkultural berarti perpindahan kebudayaan seseorang.
Multikulturalisme hadir dengan sendirinya, ketika yang menjadi masalah tidak
menyangkut sebuah proposisi mengenai dunia objektif yang dapat diterjemahkan,
melainkan menyangkut proposisi, objek-objek dan praktik-praktik yang mana secara
struktural dapat ditransformasikan dari kultur yang satu ke kultur yang lain, tetapi dalam
banyak kasus, menjadi kultur spesifik yang hanya dapat diapresiasi oleh mereka yang
diasumsikan memiliki horizon yang mampu menjangkaunya, sedangkan yang tidak
memilikinya malah menjadi sulit berbicara mengenai multikulturalisme.
Berhadapan dengan situasi demikian, yang dibutuhkan dari seorang individu adalah
kemampuan dan kemauan untuk memerluas horizon atau cakrawala berpikir sebagai satu
syarat penting berkembangnya identitas multikultural. Dengan demikian, di bawah sikap
multikultur, setiap kultur yang berbeda dapat terus ada dalam bentuknya sebagaimana
adanya. Transkultural menjadi aspek penting yang harus diperhitungkan dalam upaya
menumbuhkan sikap multikultur. Dan sikap yang kelihatan ideal ini menjadi tantangan
nyata untuk kurikulum yang cenderung menciptakan gaya berpikir monokultur.

B. Faktor Penyebab Keragaman Budaya Transkultural dan Multikultural


1. Faktor Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan yang menyangkut keadaan alam di negara kita ini disadari atau
tidak telah memengaruhi keanekaragaman masyarakatnya. Masyarakat yang tinggal
di lereng pegunungan memiliki upaya sendiri untuk mempertahankan hidupnya,
dengan lebih memilih mata pencaharian yang berkaitan dengan relief alam
pegunungan, dan akhirnya mereka melahirkan kebudayaan sendiri. Begitu pula
dengan orang-orang di tepi pantai, mereka tidak mungkin akan sama usahanya dengan
orang-orang yang tinggal di lereng pegunungan. Mereka lebih memanfaatkan laut
untuk mempertahankan hidupnya atau untuk menggali sumber pendapatan mereka,
yaitu dengan menjadi nelayan.
Pada dasarnya, keadaan alam atau geografis suatu wilayah tidak menentukan
kebudayaan suatu masyarakat, melainkan hanya pada corak kebudayaannya. Corak
kebudayaan tersebut muncul dari kepribadian orang-orang yang hidup di sekitarnya.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak negara kita secara geografis memang sangat strategis. letak negara kita yang
berada di antara dua samudra besar, yaitu samudra Hindia dan Pasifik, serta dua
benua besar, yaitu Benua Asia dan Australia merupakan daya tarik tersendiri bagi
bangsa asing untuk singgah, bahkan menetap di sini. Keterbukaan masyarakat kita
dalam menerima budaya asing juga dapat memengaruhi terjadinya masyarakat
multikultural. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin canggih, pengaruh kebudayaan asing dapat dengan mudah masuk ke negara
lain. Saat ini, budaya asing terutama teknologi yang bersifat praktis masuk dengan
mudahnya ke negara kita. Hal ini karena masyarakat kita begitu terbuka dan merasa
terbuai dengan kemudahan-kemudahan teknologi untuk membantu kehidupan mereka.
Budaya asing terutama teknologi sebenarnya memberikan kemudahan-kemudahan
bagi manusia. Misalnya pemanfaatan internet sebagai media pendidikan. Tanpa kita
sadari, internet seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab untuk melakukan hal-hal yang bersifat negatif.
3. Iklim yang Berbeda
Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain akan
menimbulkan kondisi alam yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan ini, maka
secara langsung maupun tidak akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia
dalam menyesuaikan diri dengan iklim tersebut. Hal ini terutama berhubungan dengan
pemanfaatan iklim untuk menentukan sistem mata pencaharian hidup mereka,
pakaian, makanan pokok dan lain-lain. Perbedaan iklim di dunia akan menyebabkan
masyarakat yang berada di tempat dengan iklim tertentu akan berusaha menyesuaikan
diri. Terutama dalam hal mata pencaharian hidup dan pola hidup sehari-hari, tentunya
kebudayaan masyarakat juga akan menyesuaikan.

Anda mungkin juga menyukai