search
OCT
15
Problematika Kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan disegala bidang, termasuk dalam hal
kebudayaan. Hal ini dapat mengakibatkan kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok sosial akan
bergeser. Cepat atau lambat pergeseran itu tentu akan menimbulkan konflik antara kelompok yang
menghendaki perubahan dan kelompok yang tidak menghendaki perubahan yang biasa disebut
dengan problematika kebudayaan. Problematika kebudayaan di Indonesia yang timbul akibat
globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting-
kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam
kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural ini akan berpengaruh terhadap keberadaan
kebudayaan terutama dalam bidang kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi
informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya
kesenian asli Indonesia. Problematika kebudayaan yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan
punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi”
oleh pengaruh globalisasi.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis sampaikan dalam makalah ini diantaranya adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Problematika Kebudayaan
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan harta yang
turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan
jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian kebudayaan
tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan identitas bangsa.
Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak
mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan,
karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu
akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus
mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan mencintai kebudayaan
daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta Indonesia.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan mengandung unsur antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa, pengetahuan,
Teknologi, Sistem sosial,Kekerabatan,penanggalan,Tata pemukiman.
C. Aktivitas Kebudayaan
Terminologi yang menunjukan aktifitas kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain.
Kebudayaan itu memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain kebudaaan
itu hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan terjadi karena manusia
yang dulu hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan – baik secara sadar atau tidak –
kebudayaan itu, biasanya, karena ketertarikan kepada kebudayaan lain.Manusia adalah “jiwa”
kebudayaan.Ketika manusia meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut kematian
bagi sebuah kebudayaan.
Problematika;
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan
sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan
kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima
pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran
mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi
antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak
masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu
tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat
yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang
lama.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar
cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap
hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-
temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-
pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang
berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat
menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia,
sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk
melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya
warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima
terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan
budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup
generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima
sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan
merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan),
perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung
cepat, dan diluar kendali manusia.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan
nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya
yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya
global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya
pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli
kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari
masyarakat Indonesia.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berpengaruh terhadap lingkungan dimana tempat
kebudayaan itu berkembang. Dengan menganalisis pengaruh budaya terhadap lingkungan, kita
dapat mengetahui mengapa setiap daerah itu mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda yang
akan menghasilkan keragaman kebudayaan.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan, diantaranya
adalah:
a. Physical Environment
Physical Environment adalah permasalahan kebudayaan yang terkait dengan lingkungan natural
seperti temperature, curah hujan, iklim wilayah, geografis, flora, dan fauna.
Environmental Behavior and Proses adalah permasalahan kebudayaan yang meliputi bagaimana cara
cara masyarakat menggunakan lingkingan dalan hubungan sosial.
Out Carries Product adalah permasalahan kebudayaan yang meliputi hasil tindakan manusia pada
presepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat dalam hubungan
social.
Pengaruh masuknya budaya Barat terhadap penerimaan budaya Indonesia menimbulkan tiga reaksi
dalam menghadapi budaya luar tersebut, diantaranya adalah:
1. Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan luar. Corak ini
menganggap kebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi kehidupan pada
masa sekarang, dan mengadopsi dengan secara keseluruhan budaya barat yang dating yang
dianggap ungggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas
2. Corak reaksi yang sama sekali anti terhadap kebudayaan barat. Corak kebudayaan ini
menganggap budaya barat hanya melahirkan manusia yang buas dan kejam, dan kebudayaan timur
yang lebih ungggul.
3. Corak reaksi yang melihat pembenturan kebudayaan timur dengan kebudayaan barat secara
realistis dan kritis. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur keunggulan
kebudayaan barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan nilai-nilai kebudayaan
timur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu
berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari
luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat
mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan
mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
B. Saran
Melalui makalah ini penulis menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini saja menggali
ilmu tentang pengaruh dan problematika kebudayaan di Indonesia. Penulis berharap agar pembaca
terus menggali ilmu dan mengetahui problematika kebudayaan sehingga Bangsa Indonesia bijak
dalam menghadapi kebudayaan-kebudayaan baru yang datang dari luar.
Daftar Pustaka
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop
dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan
Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia,
Mizan 1997.