Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari
berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Pada kondisi saat ini
kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan
kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses
pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di
dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah
pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Selain penemuan-penemuan
baru tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di era globalisasi yang
terjadi di Indonesia, di mana para masyarakat cenderung meniru kebudayaan barat.
Salah satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan
baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian yang
telah menjadi budaya masyarakat kita. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke
golongan bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat
moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai
contoh dan layak di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke
Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-
mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat umum
seperti sudah lumrah di Indonesia. Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya
negatif dan cenderung merusak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan
bangsa indonesia yang ketimuran.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka
Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian
yang mampu melahirkan “nilai tambah kultural”. Seni-seni lokal dan nasional perlu
tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat.

1
2

1.2 Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian yaitu,
Apa dampak masuknya budaya asing bagi masyarakat Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian yaitu,
Untuk mempertahankan budaya Indonesia dari budaya asing.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini, yaitu:
 Memberikan informasi kepada masyarakat, tentang dampak masuknya
kebudayaan Asing di Indonesia.
 Menyadarkan masyarakat akan bahaya yang mengancam negeri kita dari
dalam maupun luar.
 Mengetahui cara penanggulangan dari masalah krisis budaya.
 Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang pengaruh masuknya
kebudayaan Asing di Indonesia.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang diambil dari penelitian ini, guna menghindari
terjadinya perluasan masalah, yaitu:
 Faktor masuknya budaya asing ke Indonesia
 Pengaruh globalisasi terhadap masyarakat Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORETIS

2.1 Konsep Budaya


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Cakupan dari
definisi kebudayaan menjadi sangat luas,karena dalam kehidupannya, manusia akan
memelihara, mengolah dan mengerjakanberbagai hal yang menghasilkan tindakan
budaya. Sehingga makna kebudayaan menjadi sangat luas dan beragam. Menurut
Endraswaraterdapat beberapa definisi mengenai kebudayaan, yaitu:
 Keseluruhan hidup manusia yang kompleks meliputi hukum, seni, moral dan
adat istiadat yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
 Suatu warisan dan tradisi pada masyarakat atau kelompok tertentu.
 Suatu cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilai dan tingkah laku.
 Suatu langkah penyesuaian diri manusia kepada lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut terlihat bahwa pengertian budaya tidak
terbatas pada hal-hal yang kasat mata, tapi juga menyangkut hal-hal yang bersifat
abstrak. Kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat dapat dimiliki dengan cara
belajar. Kebudayaan tidak ada dengan sendirinya dalam diri manusia, baik secara
biologis juga genetis. Seperti contoh, manusia memiliki kebutuhan dasar yang
dilakukan sejak dilahirkan yaitu makan. Makan bukanlah bagian dari kebudayaan,
tapi bagaimana cara mereka makan dan apa yang mereka makan adalah bagian dari
kebudayaan. Semua manusia perlu makan, tetapi kebudayaan yang berbeda dari 8
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya menyebabkan manusia
melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda-beda (Siregar, 2002).
2.2 Pengaruh Budaya Asing Dan Hubungan Antar Budaya
Sama dengan manusia yang merupakan mahluk sosial dan memiliki sifat
yang dapat berubah, kebudayaan juga bersifat dinamis. Budaya yang sudah ada pada
suatu lingkungan masyarakat, dapat dipengaruhi oleh adanya kebudayaan lain yang
masuk kedalam lingkungan tersebut. Menurut Sutardi terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi adanya perubahan kebudayaan diantaranya yaitu:

3
4

 Difusi
WA. Haviland (dalam Sutardi, 2007:14) menyatakan bahwa difusi
adalah perubahan budaya dikarenakan adanya penyebaran kebiasaan atau
istiadat dari kebudayaan yang satu kepada kebudayaan yang lain. Prosesnya
berlangsung menggunakan teknik meniru. Contohnya adalah cara makan
orang eropa yang menggunakan sendok, ditiru oleh orang Indonesia.
 Akulturasi
Koentjaraningrat (2009:203-204) menyatakan bahwa akulturasi
adalah pencampuran kebudayaan yang ditimbulkan adanya pengaruh dari
budaya lain. Hal tersebut dikarenakan masyarakat berhadapan langsung
dengan unsur kebudayaan lain dalam kehidupan sosialnya. Seiring
berjalannya waktu, kebudayaan asing yang masuk akan diterima oleh
masyarakat setempat.
 Asimilasi
Menurut Koentjaraningrat (2009:209) asimilasi atau pembauran
adalah pencampuran antara kebudayaan setempat dan kebudayaan asing yang
disebabkan adanya interaksi sosial, sehingga membentuk budaya yang terdiri
dari campuran budaya asli dan budaya asing.
2.3 Globalisasi Budaya
Globalisasi mempunyai berbagai dampak tehadap aspek kehidupan. Salah
satunya membuat adanya kecenderungan homogenisasi budaya. Globalisasi budaya
merupakan penyebaran budaya dari luar yang menjadikan keseragaman diseluruh
negara. Globalisasi budaya itu kian mudah dijalankan seiring dengan perkembangan
pesat teknologi komunikasi dan informasi (Safril, 2015: 50). Globalisasi budaya
dalam prosesnya dibantu oleh internet, media budaya masyarakat dan perjalanan luar
negeri. Globalisasi budaya menyebabkan konsumsi budaya yang menyebabkan
pertukaran barang dan kolonisasi ke seluruh dunia. Selain itu gaya hidup, norma dan
nilai, adat dan kebiasaan, keyakinan agama, pola kehidupan keluarga, cara produksi
dan konsumsi masyarakat pribumi rusak akibat penetrasi kultur barat modern itu
(Sztompka, 2007: 108). Penyebaran suatu budaya akan sangat berdampak pada
kehidupan sosial di masyarakat. Betapa cepat perubahan budaya masyarakat yang
disebabkan oleh konsumsi budaya secara intens karena globalisasi. Pengaruh budaya
bisa terlihat dari prilaku, norma dan juga nilai-nilai budaya yang tampak.
5

Fenomena dalam masyarakat ketika melihat budaya yang sekarang sangat


digandrungi oleh masyarakat Indonesia yaitu budaya barat yang dianggap sebagai
budaya modern. Kuatnya penetrasi budaya yang terglobalkan menyebabkan sebagian
orang merasa identitas aslinya telah usang karena tidak sejalan dengan globalisasi
(Safril, 2015: 50). Budaya yang sudah terlihat adalah gaya berpakaian, gaya bergaul,
dan juga bahkan makanan dan lain-lain. Sebagai contoh globalisasi budaya adalah
gerai makanan barat yang sudah begitu banyak di Indonesia seperti MC Donal, KFC,
Pizza Hut dan masih banyak lagi.
Globalisasi memicu terjadinya interaksi antara dua budaya yang sangat
berlainan karakternya. Sudah menjadi hukum alam sesuatu yang berbeda dan
berlainan sulit untuk menemui bentuk keseimbangan. Pasti akan selalu ditemui
pendominasian atau kecenderungan salah satu dari yang berbeda tersebut. Begitupun
dengan persinggungan dua budaya yang berbeda, tentu akan ada pendomianasian dari
salah satu budaya. Globalisasi Budaya yang menyebabakan pendominasian dari
budaya lain akan menjadi budaya global yang lebih berkembang dan diterima di
masyarakat. Budaya yang mendominasi dan diidentikan menjadi budaya yang benar
maka akan diidentikan dengan kekinian. Namun budaya lain yang didominasi akan
dilegitimasikan sebagai istilah kekunoan. Budaya yang mendominsi akan
memperesentasikan kekinian (up to date), sehingga akan melahirkan produk-produk
budaya baru yang mulai menggeser produk budaya lain. Globalisasi budaya dalam
perkembangannya telah menghasilkan budaya populer sehingga memunculkan
fenomena gelombang budaya mengenai food, fun, fashion, film sampai sosial media.
2.4 Karakteristik Masyarkat Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, wilayah
yang strategis dan tanah yang subur dengan kekayaan alamnya. Sehingga banyak
orang asing datang ke Indonesia dan secara tidak langsung membawa kebudayaan
mereka. Masuknya budaya tersebut ke Indonesia mempengaruhi kebudayaan yang
ada secara turun temurun (Sutardi, 2003:9).
Selain itu Indonesia juga terdiri atas beberapa suku bangsa, agama, ras,
politik, ekonomi yang dipersatukan dan diatur oleh sistem sosial yang berlaku dalam
masyarakat dan cenderung bersifat heterogen (Bagja, 2007:86). Adanya perbedaan
SARA dalam masyarakat Indonesia, menimbulkan adanya perbedaan sudut pandang.
Hal ini dapat menimbulkan rasa solidaritas, rasa saling menghormati, kerjasama dan
sikap saling tolong menolong. Namun juga dapat menimbulkan suatu konflik
diantara kelompok tersebut (Sherman, 2012:341).
6

Dengan adanya perbedaan ini, masyarakat heterogen mengungkapkan


pendapatnya secara tegas dan jelas. Seperti pernyataan Itoh (1991:104) berikut ini:
In heterogeneous societies, people always have to define concepts and clearly
explain what they are trying to say. Circumlocutions do not work because
people do not share the same cultural and linguistic backgrounds.
Terjemahan:
Dalam kehidupan sosialnya, masyarakat heterogen selalu menentukan konsep
dan mengatakan apa yang mereka katakan dengan jelas, perkataan panjang
lebar tidak akan berkerja karena mereka tidak berbagi kesamaan budaya dan
latar belakang bahasa.
Itoh (1991:105-120) juga menjelaskan bahwa salah satu negara yang
berkarakter heterogen adalah Indonesia. Pada pekerjaannya, masyarakat heterogen
menganggap perusahaan atau organisasinya hanyalah tempat untuk mencari uang.
2.5 Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia
Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang
lama. Letak strategis Indonesia yang berada pada jalur 2 pusat perdagangan
internasional pada masa lampau, India dan Cina, memberi pengaruh besar
kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara dua budaya tersebut
maka mengembangkan kebudayaan asli setempat. Selain dari pengaruh budaya asing
pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan
proses akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan
teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa
perubahan sampai ke tigkat dasar kehidupan manusia di Indonesia, pengaruh interaksi
dengan budaya Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di negara ini, di tambah
dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energi, dan bahan industri strategis
yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar berisiko
pada pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat. Lebih dari itu, kehadiran
budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat.
Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin moderen. Hal ini jelas
mengikis perilaku dan tindakan seseorang. Hembusan pengaruh Barat, di anggap
sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu
sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus
mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan terjadi kebudayaan
masyarakat nusantara.
7

Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui


kegiatan penjajahan para orang Asing di Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil
rempah-rempah dan menjajah pada umunya tetapi mereka juga menanamkan budaya
mereka untuk mencampuri kebudayaan Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan,
pada zaman sekarang pintu masuk kebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi
dan informasi. Setiap saat informasi yang masuk sudah dapat memasuki setiap kantor
dan rumah tangga sekalipun melalui media massa cetak dan elektronik seperti surat
kabar, televisi dan internet.
Meskipun demikian, perkembangan teknologi di bidang informasi tersebut,
selain memberikan kebebasan untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya akan
tetapi tetap ada ruang bagi masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan secara
selektif sesuai kepentingan, kebutuhan masyarakat. Disinilah peran semua pihak
untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat agar mampu memilih dan memilah
informasi siaran televisi atau konten informasi di internet agar tidak terjebak dengan
informasi kebudayaan asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan
ajaran agama yanmg dianutnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

3.1 Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Masyarakat Indonesia


Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat
melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur.
Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran
yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang
ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa
Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif
tanpa meninggalkan adab bangsanya.
Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara
sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia,
baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk
beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku
yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia
keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai
perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri
terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus
penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran
susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia
dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’
terhadap kebudayaan asing.
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya
adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di
bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara
Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando,
dan kolektivitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah
Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya
telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.

8
9

Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus


membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem
pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial
kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain
pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah
menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam
pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara
Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi
perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan
pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina,
yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam
menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah
membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan
cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif
dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga
ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan
kebebasan seperti orang-rang barat. Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut
dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan
dengan lawan jenis.
10

3.2 Dampak Masuknya Budaya Asing di Indonesia


Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
3.2.1 Dampak Positif
 Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
 Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju.
 Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3.2.2 Dampak Negatif
 Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
 Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
 Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak
tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih
menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-
lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa
tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
11

 Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang
stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social
menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat
mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, sperti gotong


royong, silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar
yang dapat menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan
melestarikan kebudayaan bangsa sendiri.
Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat
yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke
Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk
mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya
karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap
daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan
berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai
dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi
dan kreatifitas.
Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar
tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif :
 Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri.
 Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
 Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
 Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.
Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan
sikap agar jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing
yang masuk ke Indonesia khususnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil simpulan bahwa:
 Proses filtrasi perlu dilakukan supaya kebudayaan barat yang masuk ke
Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita.
 Semua dampak positif dan dampak negatif masuknya budaya asing di
Indonesia tergantung bagaimana kita menyeleksi budaya asing tersebut.
 Pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan nilai-
nilai budaya Indonesia agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang sifatnya
negatif.
4.2 Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu agar kebudayaan Indonesia dan
kebudayaan asing dapat berkesinambungan dengan baik, yakni tanpa merusak nilai-
nilai kebudayaan Indonesia, maka bangsa Indonesia sendiri harus benar-benar pintar
dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://chokyboel.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pengaruh-budaya-asing.html,
diakses pada Rabu, 24 Juni 2020 pukul 20:40

Zianuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21. Bandung: Mizan, 1988.

Kun Maryati, Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X.Jakarta :
Erlangga, 2001.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-
terhadap-budaya-bangsa-indonesia.html, diakses pada Rabu, 24 Juni 2020 pukul
20:40

http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya-barat-901.html, diakses pada Rabu, 24


Juni 2020 pukul 20:40

http://khaeylbgt.multiply.com/journal/item/3.html, diakses pada Rabu, 24 Juni 2020


pukul 20:40

http://jo-ardianto.blogspot.com/2010/05/pengaruh-kebudayaan-asing-terhadap.html,
diakses pada Rabu, 24 Juni 2020 pukul 20:40

http://nahdatunnisaa.blogspot.com/2013/04/contoh-karya-tulis-ilmiah-pengaruh.html,
diakses pada Rabu, 24 Juni 2020 pukul 20:40

13

Anda mungkin juga menyukai