Anda di halaman 1dari 3

Nabila Ar-rafa Zemlya

Prodi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Problematika Kebudayaan Dalam Pandangan Masyarakat dan Sistem


Kepercayaan terhadap Budayanya sendiri
Di era modern ini perkembangan teknologi semakin pesat pengaruh-pengaruh
perkembangan IPTEK juga dirasakan oleh seluruh masyarakat.Perkembangan IPTEK
sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh
nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan
suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
Interaksi sosial menjadi kunci untuk tujuan masing-masing, baik melalui media seperti
telepon, internet, komputer atau berkomunikasi secara langsung. Tidak terasa,
masuknya berbagai macam budaya baru. Seperti cara berpakaian, cara bicara dan
tingkah laku. Hal ini dapat mengakibatkan kebudayaan yang dianut oleh sekelompok
sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran itu tentu akan menimbulkan konflik
antara kelompok yang menghendaki perubahan dan kelompok yang tidak menghendaki
perubahan yang biasa disebut dengan problematika.
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang
merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan
kelestariannya. Tapi dengan seiring perkembangan zaman, kelestarian budaya tersebut
harus dilestarikan dan dijaga kebudayaan nya sebab merupakan identitas bangsa.
Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena budaya merupakan
jati diri bangsa, jika itu hilang maka sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah
bangsa lain. Oleh sebab itu, kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu
kebudayaan. Mulailah mencintai kebudayaan daerah dan serukan dalam hati
“aku cinta Indonesia”.
Problematika kebudayan muncul disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Seperti
rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah,
rendahnya apresiasi masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah, rendahnya
masyarakat terhadap nilai-nilai budaya daerah, ketertarikan masyarakat terhadap
pengaruh kebudayaan barat/asing. Problematika kebudayaan di Indonesia juga timbul
akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting kehidupan sosial.
Adapun contoh kasus dalam problematika kebudayaan, seperti yang terjadi di
Sumatera Barat. Didaerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa yang
biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumatera Barat, seperti pencampuran Bahasa
Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari ( kama lu? Gak tau gua do, dan lain-
lain). Hal ini dapat mengancam eksistensi bahasa disuatu daerah jika dibiarkan
berlanjut terlalu lama akan mengubah kebudayaan.
Pengaruh masuknya budaya Barat terhadap penerimaan budaya Indonesia
menimbulkan tiga reaksi dalam menghadapi budaya luar tersebut, diantaranya adalah :
1) Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan luar. Corak
ini menganggap kebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi
kondisi kehidupan pada masa sekarang, dan mengadopsi dengan secara
keseluruhan budaya barat yang dating yang dianggap unggul dan mampu
melahirkan manusia yang berkualitas.
2) Corak reaksi yang sama sekali anti terhadap kebudayaan barat. Corak
kebudayaan ini menganggap budaya barat hanya melahirkan manusia yang
buas dan kejam, dan kebudayaan timur yang lebih ungggul.
3) Corak reaksi yang melihat pembenturan kebudayaan timur dengan kebudayaan
barat secara realistis dan kritis. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan
menilai secara jujur keunggulan kebudayaan barat dan kelemahan budaya timur,
sekaligus mempertahankan nilai-nilai kebudayaan timur.

Adapun jenis-jenis problematika dalam kebudayaan itu sendiri, seperti :


1) Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.
Hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Misalnya, banyak masyarakat yang tidak setuju terhadap Program Keluarga
Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan
penduduk karena beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki

2) Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar


Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cenderung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas,
mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

3) Sikap tradisionalisme berprasangka buruk terhadap hal-hal yang baru


Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal yang baru itu akan merusak tatanan hidup mereka
yang sudah mereka miliki secara turun temurun.

4) Sikap etnosentrisme
Adalah sikap yang mengagungkan suku budaya bangsanya sendiri dan
memandang rendah suku budaya bangsa lain. Sikap ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama dan antar golongan. Sikap
etnosentrisme ini dapat menimbulkan perpecahan.
5) Pewarisan kebudayaan
Dalam hal ini pewarisan kebudayaan dapat muncul, sesuai ada atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut dan munculnya budaya baru
yang tidak lagi sesuai budaya warisan. Contohnya ditemukannya generasi muda
yang menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Sebab budaya
itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan
dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang
ini.
Sistem kepercayaan terhadap kebudayaan nya sendiri, dalam hal ini kebudayaan tidak
dapat bergerak atau berubah karena adanya sistem kepercayaan yang sangat kental,
karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang terhadap budayanya mengakibatkan
mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran luar
ataupun pemikiran baru yang lebih baik daripada pemikiran mereka. Misalnya, orang
jawa meyakini tanah yang mereka tinggali secara turun temurun akan memberikan
berkah sehingga mereka tidak mau meninggalkan kampung halamannya dan memilih
menjadi petani walaupun hidup kemiskinan.
Adapun contoh Kasus Konflik Sosial Dalam Masyarakat Akibat Perbedaan Budaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang
permusuhan antar bangsa. Seperti di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku
Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama islam dan Suku Batak yang
beragama Kristen, kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan bahkan dalam
konflik fisik ( sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.

Sumber :
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/12/05150051/apa-saja-yang-menjadi-
problematika-kebudayaan-
https://www.academia.edu/37743184/Pengaruh_dan_Problematika_Kebudayaan
https://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/problematika-kebudayaan.html
https://fatkhan.web.id/studi-kasus-masalah-budaya-masyarakat-pgsd-a6-b6-c6/
https://www.academia.edu/36227338/PROBLEMATIKA_KEBUDAYAAN
https://tirto.id/contoh-perubahan-sosial-dalam-masyarakat-di-kehidupan-sehari-hari-
gbRv
https://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/problematika-kebudayaan.html#:~:text=Seiring
%20dengan%20perkembangannya%2C%20kebudayaan%20juga,persepsi%2C
%20hambatan%20budaya%20yang%20berkaitan

Anda mungkin juga menyukai