DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
Mochammad Fani Al Gibran (18)
Muhammad Helmy Haidar (19)
Pada masa modern, kemunculan konsep Westernisasi di media maupun informasi telah
meningkat dengan sangat pesat. Mulai dari nilai moral, ragam budaya, sikap & perilaku
budaya Barat yang disimbolkan oleh media untuk mendapatkan dan menciptakan makna
tertentu bagi masyarakat khususnya oleh kalangan pemuda. Penyebaran budaya Barat sendiri
sangat berpengaruh terhadap perubahan masyarakat umum. Sehingga masyarakat global akan
memiliki gaya dan pola hidup yang sama dengan masyarakat Barat. Melalui penyebaran
tersebut budaya Barat mulai menyebarluaskan ideologi yang mana dapat menyebabkan
kesamaan budaya dengan budaya Barat. Contoh konsep yang mewakili Westernisasi adalah
masyarakat indonesia banyak yang menganggap budaya asing lebih baik daripada budaya asli
khas Indonesia. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih untuk mempelajari budaya dari
negara-negara barat serta pengaruh Westernisasi menjadi lebih besar. Sesuai dengan hasil
survey kami, perbandingan yang kami berikan yaitu perbandingan antara menonton film
modern atau teater tradisional seperti ludruk. Mereka lebih tertarik menonton film modern
walaupun harus membayar mahal. Westernisasi sendiri menjadi lebih berkembang dengan
adanya kecenderungan masyarakat untuk mengikuti tren mas kini yang sebenarnya lebih
cenderung ke budaya barat. Normalisasi yang ditunjukkan masyarakat dalam menyikapi
masuknya budaya luar juga menjadi masalah tersendiri. Terlepas dari itu semua, penelitian ini
akan mencari benang merah antara teknologi komunikasi dan westernisasi. Bagaimana
masyarakat dapat lebih terpengaruh dan tertarik dengan budaya barat ketimbang budaya asli.
Sumber: https://www.google.com/url?q=https://proceeding.unesa.ac.id/index.php/sniis/
article/download/
121/106&sa=U&ved=2ahUKEwjGtZyOrYP_AhW0yzgGHcP6AQoQFnoECAoQAQ&usg=
AOvVaw04mH05uhAlSyG8qub7pt66
Westernisasi mempengaruhi hampir seluruh elemen kebudayaan. Mulai dari cara berpakaian,
kebiasaan, makanan, tarian, musik, film, tokoh, bacaan, bahkan bahasa. Hampir semua
budaya yang masuk dan dianggab keren, selalu digunakan tanpa berpikir sesuai atau tidak
dengan norma dan aturan yang berlaku. Hampir sama seperti pengertian modernisasi yang
merupakan sebuah perubahan karena perkembangan zaman. Namun, westernisasi terkadang
mempunyai konotasi yang cenderung negatif. Begitu pula yang dikatakan oleh Tylor
kebudayaan, ia mengemukakan bahwa pengaruh westernisasi adalah suatu sistem kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Maka budaya akan jadi sesuatu yang sangat penting dan berada dekat dengan
manusia. Namun seiring berkembangnya teknologi, Westernisasi bisa menjadi salah satu
dampak negatif perkembangan teknologi yang masuk kedalam aspek budaya. Hal ini
dikarenakan westernisasi bertujuan mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan
gaya khas negara barat. Pengaruh yang kurang baik juga terjadi pada generasi muda yang
sekarang kurang megetahui budaya asli. Mereka cenderung melihat yang paling keren dan
sedang viral lalu di tiru dan dianggab sebagai budaya. Normalisasi masyarakat tentang
budaya luar juga jadi poin tersendiri, mengapa masyarakat cenderung meniru budaya luar.
Normalisasi disini antara anak muda dengan sesama anak muda. Anak muda yang mengikuti
budaya asli masih sering dianggab kuno dan dipandang sebelah mata. Maka menjadi wajar
ketika mereka meninggalkan budaya asli untuk mengikuti tren masa kini.
Salah satu hasil pembahasan yang menjadi pedoman adalah mengenai arus globalisasi yang
begitu cepat masuk ke dalam masyarakat, memberikan pengaruh dan perubahan yang sangat
besar terutama pada kehidupan masyarakat generasi muda. Dalam kutipan tersebut disebutkan
bahwa globalisasi sangat mudah masuk ke masyarakat. Pembahasan yang akan kami teliti dari
segi bagaimana masyarakat dapat dengan cepat menerima globalisasi. Bagaimana komunikasi
dapat bekerja sangat baik saat mempromosikan globalisasi tersebut sehingga banyak yang
langsng mengikuti tanpa pikir panjang. Banyak sekali hasil pembahasan yang menjadi
pedoman pembuatan penelitian ini namun salah satu yang bisa saya kutip lagi, mengenai
globalisasi telah menghilangan batas-batas seni dan budaya setiap bangsa. Globalisasi
memberikan ruang terbuka untuk melakukan sesuatu, berfikir kreatif dan menuangkannya
dalam kesenian. Namun terkadang terlalu meluasnya ide, dan pada akhirnya seni dituntut
menjadi yang paling menarik, sehingga percampuran seni asli dan luar menjadi kewajiban.
Bahkan dengan banyaknya minat masyarakat dengan budaya luar, akhirnya tidak
memeberikan ruang kepada budaya asli.
Westernisasi merupakan turuan dari globalisasi. Jika globalisasi mencakup banyak aspek,
maka westernisasi menjadi salah satu aspek globalisasi. Westernisasi terfokuskan pada
budaya. Maka dari itu jurnal yang kami pilih mengenai eksistensi budaya daerah ini menjadi
salah satu acuan. Salah satu kutipan dalam hasil pembahasan jurnal ini mengenai globalisasi
dalam bentuk yang alami. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan
budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan
dan menghindari kehancuran, yang dapat kita garis bawahi mengenai bagaimana setiap
bangsa pasti akan menyesuaikan budaya mereka. Hal tersebut yang membuat westernisasi
hadir di tengah masyarakat. Dengan adanya penyesuaian yang secara tidak langsung menjadi
kecenderungan, akan memberikan ruang yang lebih luas untuk budaya luar. Dalam hal
westernisasi budaya luar adalah budaya barat. Selain literatur bacaan seperti jurnal dan karya
ilmiah terdahulu. Riset dan pengamatan pada lingkungan sekitar juga menjadi salah satu
aspek penting yang kami angkat. Riset yang kami lakukan dengan metode tanya jawab
langsung kepada remaja usia 17 sampai dengan 20 tahun. Selain itu angket berupa google
form yang digunakan guna menggait responden lebih banyak juga kami sebarkan. Poin poin
yang sebenarnya akan kami bahas adalah dari segi komunikasi. Bagaimana budaya barat bisa
dengan mudah masuk ke bangsa Indonesia dan menggantikan budaya asli. Dengan
menggunakan jurnal-jurnal yang membahas globalisasi, pendapat para asli, juga tanggapan
responden akan memberikan gambaran bagaimana komunikasi dapat merubah masyarakat
menjadi memiliki kecenderungan berlebih terhadap budaya barat.
hasil diagram survey yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif
mengenai kesadaran akan kebudayaan local
ANALISIS
Masalah westernisasi budaya tidak dapat diukur secara pasti seberapa luas
penyebarannya di masyarakat Indonesia, karena persepsi dan pengaruhnya dapat
bervariasi di antara individu dan kelompok masyarakat. Namun, dapat dikatakan
bahwa pengaruh budaya Barat telah meresap dalam berbagai aspek kehidupan di
Indonesia, termasuk dalam hal gaya hidup, mode, musik, film, makanan, dan bahasa.
Pengaruh budaya Barat dapat ditemukan di kota-kota besar di Indonesia, terutama di
kalangan muda dan di sektor-sektor yang lebih terpapar dengan globalisasi, seperti
industri hiburan, media, dan teknologi. Gaya hidup modern, konsumerisme, dan trend
mode yang diadopsi dari Barat sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
masyarakat perkotaan. Namun, perlu dicatat bahwa pengaruh budaya lokal juga masih
kuat di banyak daerah di Indonesia, terutama di pedesaan dan komunitas adat. Budaya
tradisional seperti bahasa, pakaian adat, musik tradisional, dan upacara keagamaan
masih berperan penting dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Penting untuk diingat bahwa westernisasi tidak selalu dipandang sebagai masalah oleh
semua orang. Beberapa orang melihatnya sebagai kemajuan dan kesempatan untuk
terhubung dengan dunia global, sementara yang lain merasa perlu mempertahankan
dan melestarikan kebudayaan lokal. Pandangan dan respons terhadap westernisasi
budaya dapat sangat bervariasi di seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk saat ini tidak ada kebijakan pemerintah Indonesia yang secara spesifik
mengatur masalah westernisasi. Namun, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
yang berhubungan dengan perlindungan dan pelestarian kebudayaan lokal, serta
pengembangan seni dan budaya di Indonesia. Beberapa kebijakan yang relevan
tersebut adalah sebagai berikut :
Walaupun tidak ada kebijakan yang secara khusus menangani masalah westernisasi,
kebijakan-kebijakan tersebut mencerminkan komitmen pemerintah untuk melindungi,
mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Namun, perlu dicatat
bahwa informasi ini mungkin telah berubah sejak pengetahuan saya terakhir kali
diperbarui pada September 2021. Disarankan untuk merujuk ke sumber-sumber resmi
terkait kebijakan pemerintah terbaru terkait dengan masalah westernisasi dan
perlindungan kebudayaan lokal di Indonesia.
5. Pada tingkat atau lembaga pemerintah apa yang bertanggung jawab tentang masalah ini?
3. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP): BPIP memiliki tugas untuk membangun
kesadaran ideologi Pancasila di masyarakat. Salah satu aspek yang relevan adalah
mempromosikan dan melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari nilai-
nilai Pancasila.
4. Lembaga Sensor Film (LSF): LSF bertanggung jawab dalam melakukan sensor
terhadap film-film yang akan ditayangkan di Indonesia. LSF memiliki peran dalam
memastikan bahwa film-film yang tayang tidak melanggar nilai-nilai dan budaya
lokal, serta menghindari penyebaran westernisasi yang negatif.
Selain lembaga-lembaga ini, terdapat juga lembaga-lembaga lain yang terkait dengan
pelestarian dan promosi kebudayaan lokal di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Misalnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di tingkat daerah memiliki peran dalam
melindungi, mengembangkan, dan mempromosikan kebudayaan lokal di wilayah
mereka.
Penting untuk dicatat bahwa peran dan kewenangan lembaga-lembaga ini dapat
berubah seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, sebaiknya
merujuk ke sumber-sumber resmi terkait untuk mendapatkan informasi terbaru
tentang lembaga pemerintah yang terlibat dalam mengatasi permasalahan westernisasi
dan perlindungan kebudayaan lokal di Indonesia.
Sumber penelusuran :
(jurnal rainiry.ac.id)
https://www.google.com/url?q=https://www.jsp.fisip-unmul.ac.id/site/index.php/jsp/article/
download/
37/21&sa=U&ved=2ahUKEwjGtZyOrYP_AhW0yzgGHcP6AQoQFnoECAwQAQ&usg=A
OvVaw3XUJy-Su2kLA8dsHl7ij_T
(jurnal unesa.ac.id)
https://www.google.com/url?q=https://proceeding.unesa.ac.id/index.php/sniis/article/
download/
121/106&sa=U&ved=2ahUKEwjGtZyOrYP_AhW0yzgGHcP6AQoQFnoECAoQAQ&usg=
AOvVaw04mH05uhAlSyG8qub7pt66
(jurnal rainiry.ac.id)
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PMI/article/download/255/232