Anda di halaman 1dari 6

1.

SOSIAL BUDAYA
a. DAMPAK POSITIF
1. Perubahan tata nilai dan sikap.
Globalisasi menyebabkan perubahan tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir, maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju. Misalnya, meningkatkan etos kerja
yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain
sebagainya.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi menjadi
lebih produktif, efektif, dan efisien. Globalisasi memberi peluang setiap negara bisa belajar dari
negara lain, sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi secara global terjadi dengan
cepat. Kemajuan bidang teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi, juga memudahkan
kehidupan manusia. Contoh, adanya mobilitas tinggi, karena jarak tempuh dalam bepergian dari
satu tempat ke tempat lain menjadi lebih singkat. Hal ini memudahkan masyarakat memperoleh
informasi dan ilmu pengetahuan, serta melakukan berbagai aktivitas perekonomian.
3. Kualitas atau Tingkat Kehidupan Menjadi Lebih baik.
Globalisasi membantu lebih mudahnya proses memperkenalkan kehidupan sosial dan budaya dari
setiap negara, termasuk Indonesia, ke negara lain. Dampaknya adalah ekonomi pariwisata dapat
berkembang dan menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayan tujuan turisme.
4. Kemudahan dalam Pertukaran Budaya Internasional
Kemajuan teknologi dan pendidikan di era globalisasi menjadi pemicu dalam pertukaran budaya
di negara seluruh dunia. Kini kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh dunia
hanya melalui media internet tanpa harus pergi ke luar negeri. Mudahnya akses bepergian ke luar
negeri juga bisa menjadi pemicunya, seperti orang dari luar negeri yang datang ke Indonesia dan
membawa serta kebudayaan dan kesenian dari negara asalnya. Orang tersebut bisa
memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke masyarakat Indonesia dan jika kebudayaan
atau kesenian tersebut cocok dengan masyarakat Indonesia dapat memicu terjadinya akulturasi
budaya.

Pertukaran pelajar di dunia pendidikan juga bisa menjadi media pertukaran dunia di seluruh
dunia. Pelajar yang berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan atau kesenian
dari negara asalnya, sekaligus mempelajari kebudayaan dan kesenian dari negara lain. Tentu hal
semacam ini bisa memberikan dampak melek budaya bagi setiap orang dan bisa menumbuhkan
sikap toleran antar umat manusia.  Dengan adanya sikap toleran tentu akan menumbuhkan rasa
solidaritas antar bangsa di dunia.

b. DAMPAK NEGATIF
1. Lunturnya nilai Budaya Asli
Arus globalisasi yang sangat pesat dapat menggerus nilai-nilai budaya asli. Contohnya, semakin
lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial. Selain
itu, lunturnya nilai budaya asli dapat dilihat dari cara berpakaian, yakni saat model fashion dari
barat semakin berpengaruh di dalam negeri, sementara model budaya asli Indonesia semakin
tidak diminati.
2. Perubahan Gaya Hidup
Contoh dari perubahan gaya hidup sebagai dampak negatif globalisasi adalah sifat banyak
anggota masyarakat yang semakin individualistis. Sejumlah dampak negatif globalisasi berupa
perubahan gaya hidup adalah sebagai berikut: Individualistis (sikap mementingkan diri sendiri)
Pragmatis (sikap melakukan sesuatu demi keuntungan saja) Materialistis (sikap mengukur segala
sesuatu dengan materi) Hedonism (sikap bergaya hidup mewah, boros, dan bersenang-senang)
Konsumtif (tindakan konsumsi yang sudah melebihi batas) Sekuler (sikap yang lebih
mementingkan kehidupan duniawi daripada agama)
3. Terjadi eksploitasi sumber sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan
polusi limbah industri.
Globalisasi menyebabkan pergerakan modal lintas-negara menjadi semakin mudah. Fenomena di
bidang ekonomi ini membuat penanaman modal asing di dalam negeri semakin marak, sehingga
industri pun tumbuh. Negara berkembang seperti Indonesia menarik minat banyak investor asing
karena memiliki sumber daya alam yang melimpah dan murah.
4. Lunturnya Nilai-Nilai Keagamaan
Sikap individualisme, konsumtif dan matrealis yang terbentuk akibat dari dampak negatif
globalisasi memungkin nilai-nilai keagamaan tidak lagi diutamakan. Sibuknya kegiatan manusia
di zaman modern ini juga bisa menghambat mereka untuk beribadah. Manusia-manusia di dunia
dituntut untuk berkompetisi agar bisa bertahan hidup di dunia, bahkan konflik-konflik di dunia
yang dilatarbelakangi perebutan kekuasaan sering terjadi pembantaian manusia tidak berdosa
yang mengesampingkan nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan.
5. Pudarnya Nilai-Nilai Budaya Lokal
Hadirnya pengaruh budaya luar di sebuah negara dapat mempengaruhi pudarnya nilai-nilai
budaya lokal di negara tersebut. Misalnya tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai
budaya di Indonesia, kini sudah dipinggirkan oleh pemuda-pemuda bangsa, karena gencarnya
pengaruh budaya barat yang meracuni pemuda bangsa. Selain itu, akibat dari globalisasi di
bidang sosial budaya, baju-baju adat yang menjadi ciri khas suku bangsa di pulau Jawa sudah
jarang digunakan karena dianggap kuno dan tidak menarik, sementara orang-orang kini lebih
suka berdandan mengikuti fashion dari artis yang dikagumi.
6. Hilangnya Kesenian Tradisional
Berkurangnya minat masyarakat terhadap kesenian tradisional bisa menjadi penyebab kesenian
tradisional mati dan hilang. Hadirnya hiburan baru dan modern dirasa lebih menarik perhatian
masyarakat, sementara kesenian tradisional yang tidak melakukan pembaharuan akan dirasa
membosankan dan tidak diminati lagi. Akibatnya, sebuah kesenian tradisional akan mati dan
tidak dipentaskan karena kurangnya modal untuk menghidupi kesenian tradisional tersebut.
Tentu hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih mencintai budaya dan kesenian
lokal, dan tidak perlu menunggu negara tetangga mengklaim kesenian lokal agar kita menjadi
latah dalam mencitai budaya dan kesenian lokal.
7. Rusaknya Moral Masyarakat
Pengaruh buruk dari luar yang selalu dipertontonkan di media internet dan televisi dapat dengan
mudah diakses oleh semua orang dan dapat mempengaruhi orang yang melihatnya. Sebagai
contoh di era yang serba modern ini gaya hidup masyarakat Indonesia banyak yang meniru gaya
hidup orang barat, padahal gaya hidup tersebut tidak semuanya sesuai dengan norma di
masyarakat. Banyak orang-orang di Indonesia yang meniru budaya barat, seperti seks bebas,
alkohol dan narkoba. Tentu hal ini sangat merugikan bagi orang tersebut dan juga dapat
merugikan negara. Pemuda bangsa saat ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena
kemajuan zaman dapat menimbulkan dampak negatif yaitu merusak moral masyarakat.
2. POLITIK
a. DAMPAK POSITIF
1. Membentuk Sistem Politik Sebuah Negara
Dampak globalisasi dalam bidang politik sering dikaitkan dengan kebebasan dalam berpolitik. Hal ini
tentu memberi dampak positif bagi terbentuknya sistem politik di sebuah negara. Sebuah negara bebas
menentukan sistem politik yang akan dijalankan, misalnya Indonesia yang memiliki sistem politik
demokrasi dan politik bebas aktif. Politik bebas aktif sendiri merupakan sistem politik yang tidak
memihak suatu blok atau pihak di dunia, seperti yang kita ketahui dunia terbagi menjadi blok barat dan
blok timur, sedangkan politik aktif menunjukkan bahwa Indonesia ikut aktif dalam kegiatan Internasional,
seperti tergabung dalam organisasi PBB.
Politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia pertama kali dicetuskan oleh proklamator sekaligus wakil
presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta. Kala itu sistem politik bebas aktif dicetuskan saat terjadi
perang dingin antara blok barat (Amerika) dan blok timur (Uni Soviet). Kendati sudah lama dianut oleh
negara Indonesia, politik bebas aktif hingga kini dirasa masih relevan.
2. Terciptanya Sistem Pemerintahan Demokratis Dan Terbuka
Hadirnya globalisasi di bidang politik memicu terciptanya sistem pemerintahan demokrasi di berbagai
negara. Seperti yang diketahui bahwa pemerintah dan rakyat merupakan bagian dari sebuah negara yang
saling bersinergi. Oleh karena itu, pemerintah akan mendapatkan respon positif dari rakyat jika sistem
pemerintahannya dijalankan secara jujur, bersih, dan terbuka. Selain itu, dengan adanya sistem demokrasi
di sebuah negara, rakyat akan sangat diuntungkan karena tampuk kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Dengan adanya sistem demokrasi, rakyat diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan, misalnya partisipasi dalam memilih presiden dan sebagainya.
Indonesia adalah salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang menganut sistem demokrasi.
Sistem demokrasi di Indonesia membawa kebebasan bagi warga negaranya untuk berpendapat,
berkeyakinan, serta berkumpul tanpa ada batasan.
3. Meningkatkan Hubungan Diplomatik Antar Negara
Hubungan diplomatik antar negara biasanya terkait kerja sama antar negara maupun hal-hal lain yang
menyangkut sektor politik, ekonomi, budaya, serta aspek kenegaraan lainnya. Hubungan diplomatik antar
negara di dunia kini makin meningkat seiring derasnya arus globalisasi di bidang politik. Globalisasi
memudahkan kerja sama internasional antar negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
Hubungan diplomatik tersebut meningkatkan dan memperluas hubungan antar negara di berbagai bidang
serta membuka partisipasi aktif bagi setiap negara dalam politik internasional menuju perdamaian dunia.
4. Meningkatkan Partisipasi Rakyat Dalam Pemerintahan
Terciptanya sistem pemerintahan yang demokratis dan terbuka memberi manfaat bagi rakyat di sebuah
negara. Pemerintahan demokrasi yang menekankan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat otomatis
melibatkan rakyat dalam menjalankan roda pemerintahan. Seperti yang sudah dibahas tadi, dalam sistem
demokrasi rakyat akan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan,
seperti memilih pemimpin mereka baik dari tingkat kota, daerah hingga presiden. Selain itu, rakyat juga
diberikan kebebasan untuk berpendapat dan menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah.
5. Meningkatkan Partisipasi Negara Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
Masalah perdamaian dunia merupakan salah satu permasalahan global yang perlu diperhatikan pada era
modern ini. Konflik-konfilk yang terus terjadi di berbagai negara di dunia menimbulkan kerugian materiil
dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.  Banyak manusia-manusia tidak berdosa yang menjadi
korban dari konflik ini. Hal ini tentu menjadi ironi, karena hidup damai, aman, dan tentram merupakan
hak asasi bagi setiap manusia.
Kini dengan adanya globalisasi di bidang politik memicu partisipasi negara-negara di dunia untuk
menciptakan perdamaian di dunia.
6. Meningkatkan Partisipasi Rakyat dalam Pemerintahan
Sistem pemerintahan demokratis dan terbuka membawa manfaat untuk rakyat di sebuah
negara. Pemerintahan demokrasi memberikan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat otomatis membuat
rakyat terlibat dalam penyelenggaraan negara. 
7. Menciptakan Perdamaian Dunia
Perdamaian dunia merupakan permasalahan global yang perlu jadi perhatian bersama hingga masa
kini. Konflik yang terjadi di berbagai negara dunia memicu munculnya kerugian materiil hingga korban
jiwa. Perdamaian dunia adalah hak asasi tiap manusia untuk merasa aman, damai, dan juga
merdeka. Dengan adanya globalisasi, maka negara dapat ikut berpartisipasi negara lain dan menciptakan
perdamaian dunia. 

b. DAMPAK NEGATIF
1. Masuknya Ideologi Asing Ke Sebuah Negara
Dampak positif globalisasi di bidang politik memicu terbentuknya sistem demokrasi di sebuah negara,
namun hadirnya sistem demokrasi yang memberi kebebasan ini ternyata bisa menjadi dampak buruk.
Kebebasan berpendapat yang disalahgunakan bisa memicu masuknya ideologi asing yang tidak sesuai
dengan dasar sebuah negara. Hal semacam ini tentu bisa menjadi suatu permasalahan besar, karena bisa
menimbulkan konflik dan menghancurkan sebuah negara. Selain itu, ideologi asing bisa berbenturan
dengan ideologi dasar negara sehingga menimbulkan fanatisme. Sebagai contoh konflik yang terjadi di
negara termiskin di asia yang disebabkan oleh masuknya ideologi yang tidak sesuai dengan dasar negara
tersebut.
2. Lunturnya Rasa Nasionalisme
Hadirnya ideologi asing yang masuk ke sebuah negara berpotensi menghilangkan rasa cinta terhadap
tanah air karena ideologi asing yang dijunjung tinggi akan menyampingkan ideologi dasar yang sudah
dianut oleh sebuah negara.  Tentu hal ini sangat merugikan sebuah negara dan dapat merusak keutuhan
sebuah negara. Sebagai contoh di Indonesia sedang gencar masuk liberalisme yang membawa iming-
iming kemajuan dan kemakmuran. Jika liberalisme ditempatkan di atas ideologi Pancasila, maka akan
menyebabkan hilangnya rasa nasionalisme karena ideologi Pancasila tidak lagi dijunjung tinggi sebagai
pedoman sebuah negara. Selain itu, hadirnya ideologi asing bisa menimbulkan ancaman disintegrasi
bangsa dan negara sehingga bisa menggoyahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3. Kebebasan Yang Tidak Dibatasi
Globalisasi di bidang politik memicu timbulnya kebebasan berpendapat bagi setiap manusia. Hal ini bisa
menjadi hal positif karena setiap orang tidak dibatasi dalam menyampaikan aspirasinya, namun
kebebasan yang berlebihan tentu akan berdampak negatif. Sebagai contohnya di Indonesia sekarang
sering terjadi demo yang dilakukan secara rutin. Demo yang berlebihan seperti ini tentu akan menggangu
kepentingan umum dan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bagi pemerintah untuk
menanggulanginya. Selain itu, kebebasan yang tidak terbatas menyebabkan banyaknya partai politik yang
bermunculan.
4. Meningkatnya Politik Uang
Kita mengetahui bahwa uang tidak bisa membeli segalanya, namun segala hal tentu membutuhkan uang.
Sama halnya di zaman yang serba modern ini segala hal yang bersifat politik sering didasarkan atas nama
uang. Sebagai contohnya terjadi politik uang yang kini gencar terjadi di Indonesia sejak beberapa tahun
silam. Kita sering menjumpai pada musim pilkada selalu ada pembagian uang kepada rakyat agar rakyat
yang mendapat uang tersebut mau memilih calon yang memberi uang tersebut dalam pilkada. Tentu hal
ini akan berdampak buruk nantinya karena wakil rakyat yang terpilih dengan cara kotor semacam ini akan
bekerja dengan orientasi uang sehingga kepentingan rakyat akan dikesampingkan
5. Meningkatnya Konflik Di Berbagai Negara
Sistem demokrasi sebuah negara yang belum dewasa akan menimbulkan gencarnya provokasi dan
berpotensi membuat pergolakan politik di berbagai daerah. Tentu hal ini akan menimbulkan konflik dan
dikhawatirkan bisa menghancurkan keutuhan sebuah negara. Selain itu, konflik di sebuah negara biasanya
terjadi akibat dari campur tangan dari bangsa lain. Sebagai contohnya konflik-konflik perebutan sumber
daya alam dan wilayah yang terjadi di beberapa negara terkaya di asia. Konflik-konflik di negara Timur
Tengah juga sering dicampuri oleh negara lain.

3. EKONOMI
a. Dampak Positif Globalisasi Ekonomi
1. Globalisasi ekonomi mampu menstimulus tumbuhnya perekonomian di negara tujuan—yang mayoritas
adalah negara berkembang, negeri kita pun turut merasakannya
2. Globalisasi ekonomi membuat lebih terbukanya mekanisme dan kesempatan investasi di kancah
internasional
3. Globalisasi ekonomi mendorong ekonomi dunia untuk terus tumbuh. Tak hanya parsial dan sektoral,
perekonomian dunia tumbuh secara menyeluruh. Hal tersebut disebabkan karena adanya industri yang
lokasinya berubah sehingga mendorong efisiensi
4. Pendapatan yang meningkat di negara-negara berkembang sebagai buah dari bebasnya perdagangan
berskala internasional juga menjadi dampak positif dari globalisasi ekonomi. Peningkatan pendapatan itu
pada akhirnya mampu menekan angka kemiskinan di dunia
5. Masih berhubungan dengan poin di atas, meningkatnya pendapatan negara-negara berkembang akibat
perdagangan global pada gilirannya mampu membuat pendapatan per kapita turut meningkat di skala
global
6. Globalisasi ekonomi membuat komoditas barang dan jasa di satu negara meningkat variasinya. Hal ini
disebabkan karena banyaknya tawaran beragam barang dan jasa oleh banyak negara, sehingga variasinya
pun menjadi lebih banyak di pasar global. Meningkatnya variasi ini juga berakibat terpenuhinya
kebutuhan dari penduduk di satu negara
7. Terakhir, globalisasi ekonomi membuat sebuah negara mampu bersaing di pasar global secara lebih
efisien.
b. Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
1. Globalisasi ekonomi menyebabkan tidak efektifnya proses penyesuaian ekonomi di suatu negara. Hal
ini disebabkan oleh fleksibilitas yang harus dimiliki oleh negara tersebut sebagai tuntutan saat ingin terjun
dalam perdagangan global
2. Globalisasi ekonomi juga mengakibatkan adanya peningkatan kondisi ekonomi yang tak stabil dan
sensitif terhadap bermacam peristiwa, misalnya terjadinya perang dan adanya terorisme di suatu negara
3. Globalisasi ekonomi memicu terjadinya kerusakan lingkungan. Hal ini karena meningkatnya pihak
yang melakukan aktivitas industri, dari produksi sampai konsumsi
4. Globalisasi ekonomi menyebabkan adanya pendapatan per kapita yang timpang antara negara
berkembang dengan negara maju
5. Masih berhubungan dengan poin di atas, kesenjangan pendapatan ternyata tidak hanya terjadi
antarnegara. Kesenjangan tersebut dapat juga terjadi dalam lingkup suatu negara. Hal ini disebabkan
karena tidak meratanya wilayah yang mendapatkan dampak langsung dari globalisasi. Wilayah perkotaan
biasanya mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibanding pedesaan karena memiliki akses yang juga
lebih besar terhadap perdagangan global. Ketimpangan ini menjadi risiko yang tak bisa dihindari,
meskipun di sisi lain globalisasi memberikan dampak nyata terhadap ekonomi secara keseluruhan
6. Globalisasi ekonomi mengakibatkan menurunnya level keamanan dalam pekerjaan. Hal ini merupakan
dampak dari makin luasnya lingkup pasar, sehingga keamanan saat bertransaksi atau menjalankan
pekerjaan menjadi sulit untuk dipastikan.

UNESCO menetapkan dasar-dasar yang harus dijadikan pijakan bagi semua bangsa. Tidak terkecuali
Indonesia sebagai bagian dari bangsa-bangsa di dunia sangat perlu untuk mencermati dan menggunakan
dasar-dasar pendidikan yang telah dicanangkan UNESCO. Dalam uraiannya yang bertajuk Learning:
Treasure Within (1996: 85-89) UNESCO menetapkan The four pillars education (Empat pilar
pendidikan) sebagai landasan pendidikan pada era global, sebagai berikut:
1) Learning to know. Bukan sekedar mempelajari materi pembelajaran, tetapi yang lebih penting adalah
mengenal cara memehami dan mengkomunikasikannya.
2) Learning to do. Menumbuhkan semangat kreativitas, produktivitas, ketangguhan, menguasai
kompetensi secara profesional, dan siap mennghadapi situasi yang senantiasa berubah.
3) Learning to be. Pengembangan potensi diri yang meliputi kemandirian, kemampuan bernalar,
imajinasi, kesadaran estetik, disiplin, dan tanggung jawab.
4) Learning to live together, Pemahaman hidup selaras seimbang, baik nasional maupun internasional
dengan menghormati nilai spiritual dan tradisi kebhinekaan

Anda mungkin juga menyukai