Anda di halaman 1dari 4

“TUGAS II”

Nama : Irfando

NIM : 041417158

Matkul : Ilmu Sosial Budaya Dasar

1.) Pengertian Multikulturalisme dalam era globalisasi :


Menurut H.A.R. Tilaar, multikulturalisme pada masa modern, terutama dalam era
globalisasi, berbeda dengan multikulturalisme pada masa lalu. Multikulturalisme modern
di dalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat ke luar.

Dan secara umum arti dari Multikulturalisme dalam era globalisasi ialah pandangan
terhadap keanekaragaman kehidupan didunia luar ,ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keanekaragaman, dan berbagai macam
budaya di dalam realitas masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial, praktik budaya,
adat-kebiasaan, dan filosofi politik yang bersifat mendunia dan internasional, yang
dimaknai dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, dan hal ini akan terjadi
interaksi antar masyarakat dunia secara luas,yang akhirnya saling mempengaruhi satu
sama lain.

Multikulturalisme mempunyai dampak positif dan dampak negatif, antara lain;

A. Dampak Positif

1. Kemudahan dalam pertukaran budaya Internasional

2. Menjunjung tinggi pelaksanaan HAM

3. Memicu pembaharuan kesenian

4. Sektor pariwisata semakin berkembang

5. Mendorong Penyetaraan Gender


Contoh Multikulturalisme dalam era globalisasi yang bersifat positif :

A. Dalam bidang sosial budaya, orang bisa menjangkau kebudayaan Negara lain dengan
mudah.

B. Dalam bidang kemajuan teknologi di era globalisasi, menjadi pemicu dalam pertukaran
budaya di negara seluruh dunia. Kini kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari
seluruh dunia hanya melalui media internet tanpa harus pergi ke luar negeri. Mudahnya
akses bepergian ke luar negeri juga bisa menjadi pemicunya, seperti orang dari luar negeri
yang datang ke Indonesia dan membawa serta kebudayaan dan kesenian dari negara
asalnya. Orang tersebut bisa memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke
masyarakat Indonesia dan jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dengan
masyarakat Indonesia dapat memicu terjadinya akulturasi budaya.

C. Dalam bidang ekonomi,paling mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara


tidak sadar, seseorang bisa saja membeli barang hasil produksi luar negeri (impor) tanpa
mengetahui bahwa benda tersebut merupakan hasil adanya globalisasi.

Kerja sama antara beberapa negara yang saling menginvestasikan dana untuk
pembangunan juga bisa dikatakan sebagai contoh globalisasi ekonomi.

D. Pertukaran pelajar di dunia pendidikan juga bisa menjadi media pertukaran dunia di
seluruh dunia. Pelajar yang berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan
atau kesenian dari negara asalnya, sekaligus mempelajari kebudayaan dan kesenian dari
negara lain. Tentu hal semacam ini bisa memberikan dampak melek budaya bagi setiap
orang dan bisa menumbuhkan sikap toleran antar umat manusia. Dengan adanya sikap
toleran tentu akan menumbuhkan rasa solidaritas antar bangsa di dunia.

B. Dampak negatif

1.Hilangnya kesenian Tradisional

2.Pudarnya Nilai-nilai Budaya Nasional

3.Munculnya sikap individualisme ,konsumtif,dan matrealis

4.Rusaknya moral masyarakat


Contoh Multikulturalisme dalam era globalisasi yang bersifat negatif

A. Berkembangnya budaya asing ,

Budaya asing yang berkembang di Indonesia tidak dapat lagi dihindari yang salah satunya
misalnya ialah budaya Kpop dari Korea Selatan, untuk sisi dari nilai positifnya kita
optimalkan dan dari sisi negatifnya harus kita buang jauh-jauh dari tanah air kita.

B. Tersingkirnya budaya Nasional

Dalam contoh lain dari globalisasi budaya yang sangat sekali disayangkan ialah lunturnya
kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memiliki
kecenderungan lebih suka dengan budaya-budaya asing.

C. Pengaruh dari mode-mode luar negri

Yang salah satu contoh globalisasi dalam bidang budaya ialah masuknya mode-mode luara
negeri ka indonesia saat ini mode-mode yang sedang trand di Indonesia ini ialah mode-
mode dari negara Korea, Jepang dan Amerika Serikat.

2.) Pengertian dari Stereotipe


Stereotipe adalah penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap seseorang lainnya
yang hanya dilakukan berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut
dapat dikategorikan, sehingga kemunculan stereotipe tidak terlepas daripada proses sosial
dan interaksi sosial yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun untuk definisi stereotip menurut para ahli, antara lain;

Branscombe dan Byrne (2008:188), stereotipe adalah kepercayaan tentang sifat atau ciri-
ciri kelompok sosial yang dipercayai untuk berbagai pandangan terhadap kelompok
lainnya. Baik yang bersifat positif ataupun negataif.

Franzoi (2008 : 199), stereotip adalah kepercayaan tentang orang yang menempatkan
mereka kedalam satu kategori dan tidak mengizinkan bagi berbagai (variation) individual.
Kepercayaan sosial ini didapatkan dari orang lain dan dipelihara melalui aturan-aturan
dalam interaksi sosial.
Contoh dari Stereotipe antara lain

A. Orang gemuk biasanya malas dan rakus

Pernyataan tersebut seringkali terlintas dalam benak semua orang secara cepat, dengan
pemahaman bahwa orang gendut pasti makan lebih banyak dari orang-orang yang tidak
gendut, sehingga timbul stereotip bahwa orang gendut biasanya rakus.

Dan juga anggapan bahwa orang gemuk biasanya malas, hal tersebut juga merupakan suatu
bentuk pemikiran yang diambil “secara cepat” karena anggapan bahwa orang gendut tidak
pernah berolahraga.

B. Orang arab teroris

Lewat beragam sumber informasi yang menyebutkan bahwa terdapat peristiwa


pemboman yang terjadi dan dilakukan oleh orang dengan agama islam, dan sebagai bentuk
dari proses pemikiran secara cepat, sehingga orang-orang islam disimpulkan berasal dan
berada di arab. Kemudian munculah stereotip bahwa orang arab teroris

3. Kesetaraan menurut Bikhu Parekh ialah :


1.) Masyarakat adalah unit dasar kehidupan moral dan politik, dan kesederajatan wajib
dihargai di antara setiap individu-individu.

2.) Kesetaraan bukanlah soal pilihan,namun semua individu harus diperlakukan secara
adil dan sederejat.

3.) Kesederajatan merupakan nilai fundamental yang dimiliki setiap orang,dan tidak
seorangpun akan membiarkan atau mengubah statusnya sebagai makhluk yang sama
dengan manusia yang lain.

4.) Semua warga memiliki hak - hak dan kebebasan dasar yang sama,sama seperti
dengan masyarakat yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai