Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai


aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan –
permasalahan yang bersifat ada. Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya
dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga
diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat
multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di
dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai
makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis
dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan
lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan
umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua
kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap
permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan
yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik,
bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai
manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya
memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial
budaya. Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia
itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak
lahir sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang
membedakannya dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Visi, Misi dan Tujuan dari Ilmu Sosial Budaya Dasar dalam menghadapi
dampak negatif globalisasi adalah :
a. Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka
dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia serta
pengaruh globalisasi di negara Indonesia yang dilandasi nilai-nilai estetika,
etika dan moral dalam kehidupam bermasyarakat.
b. Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap
kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan
kesederajatan manusia dalam kehidupan masyarakat selaku individi dan
makhluk sosial yang beradab dan menyikapi pengaruh globalisasi di negara
Indonesia dengan sikap bertanggung jawab terhadap sumber daya dan
lingkungannya.
c. Tujuan ISBD
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguadai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat serta pengaruh globalisasi
di negara Indonesia.
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman
dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan
moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta
keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat,
selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan
pengetahuan akademik dan keahlian serta pengaruh globalisasi di negara
Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu fenomena pada kehidupan manusia yang
terjadi dari dulu entah kapan globalisasi ini di mulai hingga sekarang ini.
Globalisasi terus terjadi seiring derasnya arus informasi, bukan hanya itu
teknologi yang selalu berkembang dan terus berganti mengakibatkan tumbuh
pesat arus globalisasi. Globalisasi berkembang diberbagai aspek kehidupan
manusia diantaranaya perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas di berbagai
kehidupan menjadi sempit. Di era globalisasi ini pergerakan barang dan jasa
antar Negara dengan Negara lain seperti tidak ada batasnya. Dengan begitu
bukan saja barang dan jasa yang masuk namun juga teknologi, pendidikan,
kebudayaan, pergaulan serta aspek kehidupan yang lain yang tidak dikenal
sebelumnya.
   Untuk dapat mengerti pengaruh globalisasi bagi kehidupan, tentu
terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pengertian globalisasi agar kita
dapat mengidentifikasi tentang gejala globalisasi. Berikut ini beberapa
pengertian globalisasi menurut para ahli:
      A.    Thomas L. Friedman. Globlisasi memiliki dimensi ideology dan
teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan
dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia.
      B.    Profesor Giddens. Globalisasi adalah kekuatan tak terbendung, mengubah
segala aspek kontemporer dari masyarakat, politik dan ekonomi.
     C.   Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
   Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah
proses terbentuknya kerjasama atau interaksi orang diseluruh dunia tanpa
tapal batas, disetiap belahan dunia orang dapat saling bertukar informasi
dengan orang yang berada di belahan dunia lain. Dengan adanya pengertian
yang demikian terbukti bahwa sekarang ini kita sedang berada di era
gobalisasi tersebut.
B. Dampak Globalisasi
Dampak dari globalisasi sendiri juga sangat luar biasa, yang menderita
semakin menderita dan yang bahagia semakin bahagia. Indonesia yang dikenal
sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan tentu harus menjaga kebudayaan,
globalisasi yang tak mengenal batas ini bisa mempengaruhi kebudayaan asli
Indonesia tadi. Seperti yang sudah-sudah bangsa Indonesia hampir kehilangan
salah satu kebudayaannya karena diklaim oleh bangsa lain. Ini membuktikan
bahwa kurang kesadaran diri dari bangsa Indonesia tentang kebudayaan
aslinya. Untuk itu sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan diperlukan
pengawasan yang cermat berkaitan globalisasi yang terus berkembang pesat.
     Globalisasi yang kita rasakan saat ini tentunya memiliki dampak bagi
kehidupan. Banyak dampak yang kita rasakan apabila itu positif mungkin dapat
menguntungkan kita namun apabila itu negatif tentu itu sangat merugikan kita
namun mau bagaimana lagi kita tetap harus mengikuti perubahan zaman ini.
Berikut ini adalah beberapa dampak dari globalisasi yang dapat kita rasakan
dari yang positif hingga yang negatif:
a. Dampak Positif
1. Keterbukaan Informasi
2. .Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
3. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
b. Dampak Negatif
1. Informasi Tak Terkendali
2. Budaya kebarat-baratan
3. Sikap Individualiasme
4. Kesenjangan sosial semakin besar
5. Pola Hidup Konsumtif
     
C. Dampak Globalisasi bagi Indonesia 
 Globalisasi memang bukan yang baru bagi Indonesia bahkan seluruh
dunia sudah merasakan akibat dari globalisasi ini. Hal yang paling jelas terlihat
tentang tumbuhnya globalisasi di Indonesia adalah perusahaan-perusahaan
asing yang bisa berdiri di Indonesia atau membuka cabang di Indonesia,
Contoh dari perusahaan asing itu adalah Freeport dan Exxon dari
Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris. Ini
disebabkan semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku
serta pasar sehingga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia,
bukan hanya itu pada saat itu berkembang pula kolonialisasi didunia yang
membawa pengaruh besar terhadap kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan
oleh bangsa Eropa. Mungkin dengan begitu banyaknya perusahaan asing yang
berdiri di Indonesia merupakan keuntungan sendiri bagi bangsa ini karena
terbukanya lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat Indonesia,
masyarakat yang semula pengangguran bisa bekerja dan menafkahi keluarga.
Tapi Disatu sisi memang benar terbukanya lapangan pekerjaan,  seperti kata
para penganut globalisasi, hanya globalisasi yang mampu menyatukan manusia
dari segala ras dan menurut mereka ini dapat mengurangi kemiskinan tapi
apakah demikian, hal ini tidak untuk Indonesia tetapi malah sebaliknya, hal ini
jelas terlihat pada sebuah ” Film Dokumenter Karya Jhon Pilger yang berjudul
Globalization : The New Rulers Of The World ”dalam film ini diceritakan
bagaimana perusahaan asing yang berdiri di Indonesia yang mengeksploitasi
para karyawannya. Perusahaan –perusahaan itu memproduksi barang terkenal
seperti Adidas, Nike, Old Navy serta yang lainnya.
 Perusahaan ini merek-merek terkenal di produksi dengan murah demi
keuntungan pasar-pasar barat. Walaupun begitu para karyawan yang bekerja di
perusahaan penghasil barang-barang bermerek ini tetap saja dalam kehidupan
sehari-harinya masih kekurangan atau bisa dikatakan masih tergolong miskin,
para pekerja selain di beri upah dengan sangat rendah juga dipekerjakan di
tempat yang sangat jauh dari standar kesehatan yang seharusnya, bisa
dikatakan bos perusahaan mengekploitasi para pekerjanya. Mereka dibayar
rata-rata 9000 rupiah perharinya dengan waktu bekerja yang bisa mencapai 12
jam atau bahkan yang sangat tidak dimanusiakan, ada juga sebagian pekerja
dengan alasan untuk mengejar kuantitas dan kualitas ekspor harus bekerja
selama 24 jam dalam seharinya. Apakah hal yang demikian yang bisa disebut
mengurangi kemiskinan oleh para penganut globalisasi tadi, tentu tidak ini
malah membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin
kaya.         
Selain itu film ini juga mengungkapkan bagaimana organisasi seperti
World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan
World Bank memanfaatkan globalisasi untuk memasuki negara-negara dunia
ketiga seperti Indonesia agar bisa mengintervensi kebijakan negara tersebut
demi keuntungan yang ingin dicapai oleh organisasi-organisasi tersebut.
Perusahaan asing, bank-bank besar serta hotel mewah yang dibangun berkat
pemerintahan Jendral Soeharto adalah atas bantuan IMF dan Bank Dunia. IMF
dan Bank Dunia adalah lembaga besar dunia yang berhasil masuk ke Indonesia.
Sempat sebelumnya pada masa pemerintahan Soekarno IMF dan Bank Dunia
dilarang masuk keIndonesia karena Soekarno yakin akan ekonomi rakyatnya.
Namun ketika penguasa pindah ke Soeharto, IMF dan Bank dunia masuk
dengan mudah, dengan dalih IMF akan mensejahterakan masyarakat. IMF dan
bank dunia di bentuk menjelang akhir PD II untuk membangun kembali
perekonomian Eropa dan kemudian dua lembaga ini meminjami uang untuk
negara miskin dengan syarat dibiarkan memasuki ekonomi negara tersebut dan
perusahaan barat diperbolehkan mengolah bahan mentah dan pasar di negara
tersebut. Dengan masuknya lembaga dunia seperti IMF dan Bank Dunia kita
sebagai bangsa seperti memiliki hutang kepada dua lembaga tersebut karena
secara tidak langsung penguasa pada saat itu meminjam beberapa uang untuk
pembangunan Negara ini dengan kata lain kita sebagai warga Negara juga
menanggung hutang itu walaupun sebenarnya kita tidak menikmati uang
tersebut.
Terlepas dari itu sekarang ini kita masih hidup dalam era globalisasi,
seperti pada keadaan yang dulu sekarang dampak dari globalisasi makin terasa.
Perkembangan semakin maju, laju infomrasi yang deras membuat bangsa ini
semakin berkembang. Dengan majunya bangsa ini tentu banyak tantangan
kedepannya, sebagai generasi muda kita harus menjaga warisan leluhur kita
yaitu jati diri bangsa ini serta bangga menjadi Indonesia, jangan sampai bangsa
yang kaya akan kebudayaan serta sumber daya alam ini diperdaya oleh bangsa-
bangsa lain. Seringkali generasi muda melupakan akan jati diri bangsa ini yaitu
kebudayaan-kebudayaan kedaerahannya, kebudayaan adalah harta yang
berharga bagi negeri ini begitu banyak kebudayaan lahir di Indonesia,
kebudayaan ini perlu di lestarikan, dijaga serta dilindungi agar nantinya tidak
ada lagi bangsa lain yang mengakui kebudayaan asli Indonesia ini. Seperti
yang sudah-sudah kebudayaan asli Indonesia yang diakui oleh Negara lain. Ini
membuktikan kurangnya perhatian mengenai kebudayaan tadi.
Globalisasi yang sedang terjadi ini membuat kita lupa akan budaya kita
sendiri, kita disibukkan dengan dunia kita sendiri serta acuh tak acuh akan
masa depan kebudayaan itu tadi. Untuk menghindari pengakuan kebudayaan
oleh pihak lain perlu adanya pembentukan lembaga kebudayaan atau semacam
hak cipta untuk melindungi kebudayaan tersebut contoh seperti beberapa
Negara Eropa barat yang mempunyai lembaga-lembaga kebudayaan mereka
yag bisa beroperasi diluar negeri seperti Goethe-Institut (Jerman), British
Council (Inggris), Alliance Francais (Prancis), dan Spanish Instituto Cervantes
(Spanyol). Lembaga-lembaga ini mengabarkan pada seluruh dunia apa yang di
dalam konteks kebudayaan tengah terjadi di negara-negara asalnya. Kelompok-
kelompok dari Negara lain seperti Amerika, Asia, Afrika bisa bergabung
dilembaga-lembaga kebudayaan tersebut untuk menghadirkan perwakilan-
perwakilan mereka dibelahan dunia lain. Hal ini akan membuat kebudayaan-
kebudayaan di negara lain dapat di kenal oleh banyak orang dan bisa
menghindari kecurangan pengakuan kebudayaan.           
Apabila di Indonesia terdapat lembaga seperti lembaga-lembaga di
beberapa Negara Eropa Barat tadi tentu kecurangan tentang pengakuan
kebudayaan seperti yang sudah terjadi,  bisa di cegah walaupun sebenarnya
masyarakat sudah tahu siapa pemilik kebudayaan yang sesungguhnya namun
tidak ada salahnya kita memperkenalkan kebudayaan kita terlebih dahulu
sebelum kebudayaan tersebut di ambil pihak lain.
D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap
perkembangan budaya bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .Budaya Indonesia yang
dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat,
misalnya pergaulan bebas.Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh
tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk
belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan
dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai
hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju,
ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di
masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini
Indonesi Indah (TMII).Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila
dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang
menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga
dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian
bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma
kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan
bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang
memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari
film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam
sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai
dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara
berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak
muda.Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya
anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan
suatu yang universal.Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan
teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki
berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga
terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran. 
E. Cara Mengantisipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada
pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat
dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan.Dalam pengamatan
yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam
menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan
dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan
pembangunan.Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri
menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.Melihat kecenderungan
tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai
objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
simbol-simbol pembangunan.Hal ini tentu saja mengabaikan masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-
benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya
dijadikan model saja dalam pembangunan.Dengan demikian, kesenian rakyat
semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk
perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung
kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model
pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari
permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu,
tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat
pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik
pemerintah.
Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga
kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat
membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap
keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka
pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan
pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam
proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu
yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian
(oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu
pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai
pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian
rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-
kebijakan politik.Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang
millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan.Kita
harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh.
Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari
modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi
budaya secara masal dan merata.
Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak
budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang
keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal
selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi
perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan
persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian
bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah
juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini.Sehingga untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan
diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap
bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan
memperkuat identitas kebudayaan nasional.Berbagai kesenian tradisional yang
sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai
hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya
pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb.Selama ini pembinaan
dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah
masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan
kesenian yang bersangkutan.Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya
berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.
Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup
berat.Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan
modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai
pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera.Hal ini sangat
memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang
dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian
modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal
tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain
itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung,
dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
 Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit.
Dampak globalisasi dapat kita rasakan dari yang positif sampai yang
negatif untuk itu kita harus pandai-pandai memanfaatkan dampak globalisasi
yang ada tadi. Khususnya Indonesia, begitu banyak budaya yang masuk dapat
mempengaruhi pola pikir kita, untuk dapat menghindari itu yang perlu kita
lakukan adalah terus meningkatkan rasa nasionalisme kita terhadap bangsa
Indonesia agar kita tidak mudah terseret arus globalisasi yang sedang
berlangsung ini. 
B. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk
mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1) Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat
menyebabkan pergeseran budaya bangsa
2) Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-
masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3) Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai
berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan
pergeseran budaya
4) Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5) Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai