Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin
berkembangnya zaman, semakin pasat pula perkembangan manusia yang ingin menuju
masa modern dan mengikuti perkembangan zaman. Kalangan yang paling berminat
mengikuti arus globalisasi terutama adalah kalangan remaja. Kehadiran teknologi yang
serba digital banyak menjebak kaum remaja untuk mengikuti perubahan. Pola pengaruh
era globalisasi sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan mendapatkan dukungan dari
kalangan remaja. Tanpa disadari banyak pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat
globalisasi tersebut, salah satunya mulai lunturnya rasa nasionalisme di kalangan remaja
misalnya Kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia lebih banyak diminati tanpa
adanya penyaringan antara kebudayaan yang berdampak positif dan kebudayaan yang
berdampak negatif. Lebih mencintai produk luar negeri dan menelantarkan budaya
sendiri adalah merupakan masalah sosial di kalangan remaja.
Masalah sosial yang menyangkut rasa nasionalisme merupakan masalah yang
terus-menerus muncul setiap waktu, yang selalu dibahas dan dikaji untuk dicari jalan
keluarnya. Karena disatu sisi remaja merupakan harapan penerus bangsa, sedangkan
disisi lain remaja dianggap sebagai pribadi yang labil, yang ingin mengekspresikan jiwa
mudanya yang bebas dengan melakukan hal-hal yang dikehendaki. Rasa nasionalisme
harusnya mulai diterapkan sejak dini.
Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini beragam,
mulai dari kemiskinan, pengangguran, pendidikan hingga pada malasah budaya. Masalah
budaya sebagai salah satu dari masalah di atas seharusnya perlu diperhatikan dengan
serius, sebab masalah tersebut mengerucut pada menurunnya perhatian atau kecintaan
yang berakibat pada memudarnya atau terkikisnya nilai-nilai luhur dan budaya khas
Indonesia. Dari permasalahan di atas pemerintah saat ini mulai melakukan
penanggulangan yaitu dengan adanya revolusi mental yang berusaha mengatasi masalah
yang dihadapi Indonesia saat ini. Salah satu nilai luhur Indonesia adalah gotong royong,
gotong royong sebagai sebuah nilai yang telah ada sejak dahulu kala dan terus
diwariskan. Gotong royong sendiri secara sederhana merupakan sebuah bentuk interaksi
yang berupa kerjasama, yang intinya dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan bersama,
contoh sederhana dari hal di atas misalnya ketika manusia hendak membersikan
lingkungan sekitarnya, tentunya hal tersebut akan lebih efektif ketika dilakukan bersama-
sama, dari hal ini tersebut yang pada akhirnya akan membentuk sebuah sistem nilai
sebagai konsekuensi logis dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, yang
senangtiasa membutuhkan orang lain, sekaligus sebagai makhluk yang menjaga alam
sekitar. Sebagai sebuah nilai gotong royong secara hakikat lahir dari sebuah peradapan
manusia yang saling berinteraksi satu sama lainnya, 2 hal seperti ini sangat identik pada
sebuah peradapan tradisonal atau dengan kata lain merupakan sebuah nilai pada
masyarakat pedesaan.

B. Rumusan Masalah
apa saja permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima ?
C. tujuan penulisan
untuk mengatahui apa saja permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian era globalisasi


Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan
antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas Negara.
Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayah Globalisasi yang mapan,kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, sehingga
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam
bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang lainnya seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang
pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.Scholte melihat bahwa ada
beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
 Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
 Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
 Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal
material maupun imaterial ke seluruh dunia.
 Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
 Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing
negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima,
dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-
negara.

1. DAMPAK GLOBALISASI
Adanya globalisasi dapat membawa dampak positif dan negatif bagi pengunanya.
a. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam
masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu
mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan
berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak
negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan
sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya
bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, dan lain-lain. Selain itu, Globalisasi dapat membuat
seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan
banyak berkurang. Arus globalisasi kadang tidak disertai penyaringan. Semua informasi
diterima apa adanya. Hal itu berakibat pada perubahan pola hidup, pola pikir, dan
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga
banyak pola pikir kita yang mengikuti pola pikir luar.
b. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu
produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu
bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia
yang kreatif dan produktif. Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan
sifat konsumerisme di kalangan generasi muda. Sehingga tidak mampu memenuhi
tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli
tanpa membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi
pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi
pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin.
Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan
kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia
seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan World Trade Organization (WTO)
B. Permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima
Beberapa permasalahan sosial yang muncul akibat globalisasi dalam beragam bentuknya
dari sosial budaya, teknologi, sikap konsumerisme, dan sikap-sikap lainnya. Antara lain;

1. Budaya Populer
Budaya populer menjadi tren yang sengaja diciptakan agar dikonsumsi atau digemari
masyarakat secara luas. Budaya populer mendorong kesamaan budaya di seluruh dunia
Sebagai contoh permasalahan dampak budaya dalam globalisasi ini adanya suatu
negara diikuti oleh negara-negara lain. Kongristnya, seperti K-Pop, J-Pop, dan maraknya
selfie menunjukkan berkembangnya budaya populer yang ada di dalam kehudupan
manusia.
2. Konsumerisme
Konsumenisme menunjukkan perilaku konsumtif, yaitu suatu prilaku membeli
barang dengan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Perliaku konsumtif
dipengaruhi gaya hidup western, tuntutan gaya hidup, dan akibat persaingan antara
produsen lokal dan produsen internasional dalam menawarkan produknya.
Persaingan mendonong munculnya tawaran benupa diskon. Kondisi tersebut
memenganuhi konsumen untuk berpenilaku konsumtif. Akhirnya, karena adanya prilaku
ini masyarakat cederung tidak bisa berkara untuk dirinya sendiri, masyarakat akan
cederung menjadi pekerja atau mencarai kerja daripada menciptkan peluang kerja.
3. Neokolonialisme
Neokolonialisme merupakan cerminan negara berdaulat dan merdeka, tetapi sistem
ekonomi dan politiknya ditentukan oleh pihak luar. Walaupun dan segi politik era
kolonial sudah berakhir, penjajah masih berkuasa di berbagai bidang kehidupan dalam
bentuk neokolonialisme.
Beberapa permasalahan lain yang sening muncul akibat neokolonialisme sebagai benikut.
 Negara berkembang hanya memperoleh sebagian kecil dan keuntungan industri
(sebagai dampak ekonomi globalisasi)
 Eksploitasi sumber daya alam meningkat sehingga terjadi kenusakan lingkungan,
terutama di negara-negana berkembang.
 Tidak hanya sekton ekonomi, kapitalisme mulai berpengaruh pada sektor politik
di negara-negara berkembang.
Contoh nyata dalam permasalahan sosial akbiat globalisasi, di Indonesia khususnya
adalah neokolonialisme ini ialah adanya perusahaan-perusahaan yang menjadi
penambang emas atau kekayaan alam lainnya, di Indonesia. Mereka memiliki modal dan
pengetahuan untuk mengelola, akibatnya dengan adnaya modal tersebut sebagian besar
warga negara kita hanya di jadikan pekerja atau hanya diberikan keuntungan sekitar 2 %
untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Kerusakan Lingkungan
Globalisasi ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan penusahaan multinasional.
Perusahaan multinasional berusaha mengembangkan usahanya di negana-negara lain.
Akibatnya, tenjadi eksploitasi sumben daya di negana tujuan tempat penusahaan tensebut
mengembangkan usaha.
Kondisi tersebut menunjukkan kurangnya sikap kepedulian perusahaan
multiriasional terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas mereka. Adapun dampak
aktivitas tensebut yaitu muncul persoalan lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan
udana.
5. Mudahnya Menonton Video Porno
Permasalahan sosial yang bisa timbul dari adanya globalisasi ini ialah banyaknya
bermunculan video-video yang tidak pantas di tonton oleh generasi muda.
Kemunculannya secara langsung dan tidak langsung akan memberikan pengaruh pada
tindakan kriminalisasi, khususnya pemerkosaan, atau tindakan lainnya yang terjadi
karena mudahnya menonton video porno.
6. Permainan Tradisional dan Modern
Percaya atau tidak, di zaman era globalisasi seperti pada saat ini banyak masyarakat
mendapat dampak sosial sebagi akibat permainanan. Mengapa permainan?, hal ini
lantaran dengan permainan yang dilakukan oleh seorang anak akan memberikan pengaruh
ketika kelas ia menjadi dewasa
Permainan anak pada zaman dulu memberikan ruang interkasi sosial yang tinggi, akan
tetapi permainan pada zaman sekarang ini lebih banyak memberikan pendidikan untuk
bersikap individualistik, seperti contohnya permainan game online, atau permainan
lainnya. Yang hubungan sosialnya hanya terjadi secara dunia maya.
7. Integrasi Bangsa Terancam
Salah satu masalah sosial yang muncul akibat globalisasi ialah ancaman mengenai
integrasi sosial, ancaman ini terjadi karena sikap masyarakat setelah mengenai
perkembangan teknologi menjadikan ia suit bergaul dan dengan mudahnya mengolok-
ngolok orang yang memiliki pandangan berbeda.
Padahal bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, jika dibiarakan maka tak
khayal sikap seperti ini akan menjadi masalah sosial serius akibat globalisasi.
8. Tenaga Manusia Digantikan Robot
Tenaga manusia digantikan robot adalah salah satu masalah sosial dalam
globalisasi, Masalah ini muncul lantaran dengan digantikannya pekerjaaan masyarakat
dengan robot pengangguran akan semakn tinggi, selain itu tingkat kriminalitas juga akan
meningkat.
9. Migrasi dan Permasalahan Pengungsi
Globalisasi juga menjadi salah satu bentuk permasalahan sosial yang muncul dalam
hal ini ialah adanya migrasi sekaligus pengungsi. Dimana faktor pendorongnya ialah
perubahan ekonomi dan ketidakstabilan politik di beberapa negara dapat menyebabkan
migrasi secara paksa. Kondisi ini juga dialami oleh Indonesia sebagai karakteristik negara
berkembang Indonesia harus menjadi wilayah yang menampung pengungsi Rohingya
yang sebuah  etnis Indo yang berasal dari Myanmar.

1. Permasalahan Sila Pertama


“ketuhanan yang maha esa”
Penyimpangan pada sila pertama yang berbunyi ‘ketuhanan yang maha Esa’. Ketuhanan
yang maha Esa sendiri mengandung arti keyakinan bangsa terhada adanya Tuhan sebagai sang
pencipta. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius, setiap individu berhak memeluk
agama sesuai keyakinan masing-masing tetapi tetap saling menghormati dan tidak ada
diskriminatif anatar umat agama. Contoh penyimpangan pada sila pertama ini yaitu gerakan
radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, tidak ada sikap toleransi pada sesama,
fanatisme yang bersifat anarki, pembunuhan dan lain lain. Belakangan ini masyarakat Indonesia
dihebohkan dengan terjadinya bom bunuh diri di Surabaya Jawa timur. Ledakan terjadi di tiga
Gereja dan beberapa hari kemudian ledakan kembali terjadi di area kantor polisi yang
menyebabkan beberapa korban. Perlakuan terorisme sendiri jelas sangat menyimpang beberapa
nilai-nilai pancasila, salah satunya sila pertama yang berbunyi ‘ketuhanan yang maha Esa’.
Selain sila pertama, terorisme tersebut juga menyimpang pada sila ke dua dan tiga. Terorisme di
Indonesia sendiri dapat disebabkan karena kurangnya akan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya.

2.Permasalahan Sila Kedua


Kemanusiaan yang Berkeadilan dan Berkeadaban
Sila ke-2 Pancasila mempunyai bunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, dimana
memiliki arti bahwa Bangsa Indonesia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa harus
saling menjunjung tinggi harkat dan martabat seseorang tanpa membeda-bedakan suku, budaya,
ras, dan agamanya. Berikut adalah berbagai upaya untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil
dan beradab di kehidupan kita:
1. Mengenali dan memperilakukan orang-orang sesuai dengan status dan martabat mereka
sebagai makluk ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.
2. Mengakui kesetaraan, hak-hak dasar, dan kewajiban setiap manusia, tanpa memandang
ras, suku, agama, jenis kelamin, warna kulit, dan sebagainya.
3. Mengembangkan rasa saling mencintai dan menyayangi antara sesama.
4. Mengembangkan toleransi antara sesama.
5. Tidak bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan di kehidupan kita.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Mengetahui bahwa Bangsa Indonesia merupakan sebagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat kepada bangsa lain dan sesama.

Contoh kasus yang melanggar sila ke-2 Pancasila terkait pembahasan “Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab “tentang Bullying.
“MS (13), seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang,
Jawa Timur diduga menjadi korban bully oleh sejumlah temannya. Bahkan, dua ruas jari tengah
MS terpaksa diamputasi akibat tindakan teman-temannya. Ia juga kerap menangis akibat syok
usai jarinya diamputasi. Polresta Malang pun menaikkan status dari penyelidikan menjadi
penyidikan. 15 orang saksi diperiksa dalam kasus ini. Kapolresta Malang Kota Kombes
Leonardus Simarmata mengungkapkan, MS pernah diangkat beramai-ramai. Kemudian tubuh
MS dibanting ke lantai paving. “Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving
dalam kondisi terlentang,” kata Leonardus. Aksi itu dilakukan saat jam istrirahat sekolah. Oleh
teman-temannya, MS juga pernah dibanting ke pohon dengan cara yang sama. “Kedua posisinya
juga sama, tapi dibanting ke pohon kecil,” ungkapnya. Mengaku hanya bercanda, 7 orang siswa
rekan MS terancam hukuman pidana.”

3.Permasalahan Sila Ketika


Tujuan dari sila ketiga ini adalah mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh
rakyat Indonesia yang berbeda agama, suku, bahasa, budaya, dan agar nantinya menjadi satu
kesatuan melalui sila ini.
Tujuannya jelas, yaitu meskipun berbeda tetapi tetap satu, atau bisa disebut Bhineka Tunggal
Ika. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keamanan negara, bukan kepentingan
individu atau kelompok seperti partai, ras, agama dan golongan. Namun dalam pembahasan ini,
sikap gotong royong diambil sebagai contoh adanya persatuan dalam masyarakat. Mengapa
demikian? Karena budaya gotong royong sangat erat kaitannya dengan persatuan dan kesatuan
masyarakat.
Gotong royong yang dalam artian dapat mempererat persatuan dan kesatuan warga
disebut sebagai bukti adanya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui
kerjasama yang teratur, rasa kebersamaan, persaudaraan dan keakraban antar warga selalu
terjaga sedemikian rupa sehingga jauh dari perilaku individualistis. Kegiatan gotong royong
dapat dilakukan dimana saja, terdapat banyak sekali macam-macam gotong royong seperti kerja
bakti, musyawarah, belajar bersama, hingga membantu ketika adanya bencana alam. Beberapa
dari manfaat gotong royong bagi masyarakat yaitu :
1. Rasa persaudaraan atau persatuan dan keterikatan yang kuat di antara warga negara,
terlepas dari derajat tinggi atau rendah.
2. Keamanan lingkungan semakin terjamin dengan adanya persaudaraan dan persahabatan
yang saling mengenal satu sama lain.
3. Kedamaian dan ketenangan tercapai ketika warga saling peduli dan saling membantu.
4. Meringankan pekerjaan dan dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan.
5.
4.Permasalahan Sila Ke Empat
Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di lingkungan keluarga:

1. Masalah keluarga diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kesepakatan.


2. Berjiwa besar dalam menerima dan mempertimbangkan pendapat sesama anggota
keluarga.
3. Tiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil musyawarah.
4. Tiap anggota keluarga bertanggung jawab dalam melakukan hasil musyawarah.

Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di luar rumah:


1. Selalu mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.
2. Menghindari aksi 'walk-out' dalam sebuah proses musyawarah.
3. Menghargai hasil musyawarah
4. Ikut serta dalam pemilu, pilpres, dan pilkada
5. Memberi kepercayaan pada wakil-wakil rakyat yang terpilih
6. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat
7. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
8. Menghormati pendapat orang lain
9. Berlapang dada dalam menerima hasil musyawarah
10. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan hasil musyawarah

Nah, kita sudah mengetahui apa saja cerminan dari sila ke-4 Pancasila. Kini, simak juga
bagaimana contoh sikap yang menyimpang dari sila tersebut, melansir dari buku Suplemen
Buku Ajar Pendidikan Pancasila karya Yulia Djahir.

1. Banyak warga negara/masyarakat belum terpenuhi hak serta kewajibannya di hadapan


hukum.
2. Nontransparansi lembaga-lembaga negara.
3. Wakil rakyat merugikan rakyat dan negara. Seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi
demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
4. Keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai asas untuk mencapai mufakat. Sehingga
banyak masyarakat dirugikan.
5. Masyarakat yang kurang bisa menghormati peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah.
6. Demonstrasi dilakukan tanpa melapor pihak berwajib.
7. Kecurangan terhadap pemilu yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi kuantitas.
8. Lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan
bersama/masyarakat.
9. Menciptakan perilaku KKN

5. Permasalahan sila ke lima


Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Secara umum perilaku yang melanggar nilai Pancasila merupakan kebalikan dari perilaku
yang mencerminkan nilai Pancasila. Berikut contoh perilaku yang melanggar nilai Pancasila
sebagaimana dirangkum dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh
Rahmanuddin Tomalili dan Pendidikan Pancasila oleh Ujang Permana.
Selain di rumah dan sekolah, amalan sila ke-5 juga dapat diterapkan di lingkungan
bermasyarakat. Berikut contoh sikap sila ke-5 di masyarakat.
Musyawarah untuk mencapai mufakat dan menerima hasil yang telah ditentukan
bersama.
Memberi bantuan jika ada yang kesusahan tanpa membeda-bedakan.
Saling menghargai perbedaan adat istiadat di lingkungan.
Jadi Tersangka Usai Bela Diri dari Begal Mohamad Irfan Bahri, remaja asal Madura
ditetapkan sebagai tersangka usai membela diri dari serangan pelaku begal pada 2018 lalu.
Irfan yang sedang berlibur ke Bekasi menjadi korban begal saat sedang berada di jalan
bersama seorang temannya. Tak hanya ponsel yang dirampas, pelaku begal yang berjumlah
dua orang tersebut juga menyerang Irfan dan temannya dengan celurit. Irfan pun membela diri
dan menyerang balik dengan celurit yang berhasil direbut. Salah satu dari pelaku begal
tersebut kemudian meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. Publik kemudian
dikagetkan dengan penetapan status tersangka terhadap Irfan oleh Polres Bekasi Kota. Irfan
ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan pelaku begalnya. Namun, Menko
Polhukam Mahfud MD turun tangan dan menghadap Presiden Joko Widodo. Irfan lalu
dibebaskan dan diberi penghargaan oleh polisi.
BAB III
KESIMPULAN

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan


keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Representasi sosial tentang Pancasila yang dimaksud adalah kerangka acuan nilai
bernegara dan berbangsa yang menjadi identitas Bangsa Indonesia. Hamdi menjelaskan bahwa
jika Pancasila menjadi acuan, maka implementasi nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah terlihat
dalam praktik bernegara, misalnya saat pengambilan kebijakan-kebijakan politik. Selanjutnya
Hamdi menjelaskan bahwa terlihat Pancasila bisa memberikan solusi di tengah adanya beragam
ideologi seperti sosialis dan liberal serta di tengah usaha politik identitas oleh agama, etnik, dan
kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA

https://hazrilmadridista.wordpress.com/2013/12/28/makalah-globalisasi/

https://learniseasy.com/globalisasi-pengertian-globalisasi-ciri-ciri-dampak-dan-pentingnya-
globalisasi.html

https://www.google.com/search?site=&tbm=isch&passthru=1&slpassthru=1&q=logo
%20globalisasi#imgrc=YWTDAvy6rATz2M

Anda mungkin juga menyukai