PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin
berkembangnya zaman, semakin pasat pula perkembangan manusia yang ingin menuju
masa modern dan mengikuti perkembangan zaman. Kalangan yang paling berminat
mengikuti arus globalisasi terutama adalah kalangan remaja. Kehadiran teknologi yang
serba digital banyak menjebak kaum remaja untuk mengikuti perubahan. Pola pengaruh
era globalisasi sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan mendapatkan dukungan dari
kalangan remaja. Tanpa disadari banyak pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat
globalisasi tersebut, salah satunya mulai lunturnya rasa nasionalisme di kalangan remaja
misalnya Kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia lebih banyak diminati tanpa
adanya penyaringan antara kebudayaan yang berdampak positif dan kebudayaan yang
berdampak negatif. Lebih mencintai produk luar negeri dan menelantarkan budaya
sendiri adalah merupakan masalah sosial di kalangan remaja.
Masalah sosial yang menyangkut rasa nasionalisme merupakan masalah yang
terus-menerus muncul setiap waktu, yang selalu dibahas dan dikaji untuk dicari jalan
keluarnya. Karena disatu sisi remaja merupakan harapan penerus bangsa, sedangkan
disisi lain remaja dianggap sebagai pribadi yang labil, yang ingin mengekspresikan jiwa
mudanya yang bebas dengan melakukan hal-hal yang dikehendaki. Rasa nasionalisme
harusnya mulai diterapkan sejak dini.
Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini beragam,
mulai dari kemiskinan, pengangguran, pendidikan hingga pada malasah budaya. Masalah
budaya sebagai salah satu dari masalah di atas seharusnya perlu diperhatikan dengan
serius, sebab masalah tersebut mengerucut pada menurunnya perhatian atau kecintaan
yang berakibat pada memudarnya atau terkikisnya nilai-nilai luhur dan budaya khas
Indonesia. Dari permasalahan di atas pemerintah saat ini mulai melakukan
penanggulangan yaitu dengan adanya revolusi mental yang berusaha mengatasi masalah
yang dihadapi Indonesia saat ini. Salah satu nilai luhur Indonesia adalah gotong royong,
gotong royong sebagai sebuah nilai yang telah ada sejak dahulu kala dan terus
diwariskan. Gotong royong sendiri secara sederhana merupakan sebuah bentuk interaksi
yang berupa kerjasama, yang intinya dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan bersama,
contoh sederhana dari hal di atas misalnya ketika manusia hendak membersikan
lingkungan sekitarnya, tentunya hal tersebut akan lebih efektif ketika dilakukan bersama-
sama, dari hal ini tersebut yang pada akhirnya akan membentuk sebuah sistem nilai
sebagai konsekuensi logis dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, yang
senangtiasa membutuhkan orang lain, sekaligus sebagai makhluk yang menjaga alam
sekitar. Sebagai sebuah nilai gotong royong secara hakikat lahir dari sebuah peradapan
manusia yang saling berinteraksi satu sama lainnya, 2 hal seperti ini sangat identik pada
sebuah peradapan tradisonal atau dengan kata lain merupakan sebuah nilai pada
masyarakat pedesaan.
B. Rumusan Masalah
apa saja permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima ?
C. tujuan penulisan
untuk mengatahui apa saja permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. DAMPAK GLOBALISASI
Adanya globalisasi dapat membawa dampak positif dan negatif bagi pengunanya.
a. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam
masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu
mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan
berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak
negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan
sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya
bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, dan lain-lain. Selain itu, Globalisasi dapat membuat
seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan
banyak berkurang. Arus globalisasi kadang tidak disertai penyaringan. Semua informasi
diterima apa adanya. Hal itu berakibat pada perubahan pola hidup, pola pikir, dan
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga
banyak pola pikir kita yang mengikuti pola pikir luar.
b. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu
produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu
bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia
yang kreatif dan produktif. Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan
sifat konsumerisme di kalangan generasi muda. Sehingga tidak mampu memenuhi
tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli
tanpa membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi
pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi
pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin.
Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan
kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia
seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan World Trade Organization (WTO)
B. Permasalah bangsa di era globalisasi terkait sila ke lima
Beberapa permasalahan sosial yang muncul akibat globalisasi dalam beragam bentuknya
dari sosial budaya, teknologi, sikap konsumerisme, dan sikap-sikap lainnya. Antara lain;
1. Budaya Populer
Budaya populer menjadi tren yang sengaja diciptakan agar dikonsumsi atau digemari
masyarakat secara luas. Budaya populer mendorong kesamaan budaya di seluruh dunia
Sebagai contoh permasalahan dampak budaya dalam globalisasi ini adanya suatu
negara diikuti oleh negara-negara lain. Kongristnya, seperti K-Pop, J-Pop, dan maraknya
selfie menunjukkan berkembangnya budaya populer yang ada di dalam kehudupan
manusia.
2. Konsumerisme
Konsumenisme menunjukkan perilaku konsumtif, yaitu suatu prilaku membeli
barang dengan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Perliaku konsumtif
dipengaruhi gaya hidup western, tuntutan gaya hidup, dan akibat persaingan antara
produsen lokal dan produsen internasional dalam menawarkan produknya.
Persaingan mendonong munculnya tawaran benupa diskon. Kondisi tersebut
memenganuhi konsumen untuk berpenilaku konsumtif. Akhirnya, karena adanya prilaku
ini masyarakat cederung tidak bisa berkara untuk dirinya sendiri, masyarakat akan
cederung menjadi pekerja atau mencarai kerja daripada menciptkan peluang kerja.
3. Neokolonialisme
Neokolonialisme merupakan cerminan negara berdaulat dan merdeka, tetapi sistem
ekonomi dan politiknya ditentukan oleh pihak luar. Walaupun dan segi politik era
kolonial sudah berakhir, penjajah masih berkuasa di berbagai bidang kehidupan dalam
bentuk neokolonialisme.
Beberapa permasalahan lain yang sening muncul akibat neokolonialisme sebagai benikut.
Negara berkembang hanya memperoleh sebagian kecil dan keuntungan industri
(sebagai dampak ekonomi globalisasi)
Eksploitasi sumber daya alam meningkat sehingga terjadi kenusakan lingkungan,
terutama di negara-negana berkembang.
Tidak hanya sekton ekonomi, kapitalisme mulai berpengaruh pada sektor politik
di negara-negara berkembang.
Contoh nyata dalam permasalahan sosial akbiat globalisasi, di Indonesia khususnya
adalah neokolonialisme ini ialah adanya perusahaan-perusahaan yang menjadi
penambang emas atau kekayaan alam lainnya, di Indonesia. Mereka memiliki modal dan
pengetahuan untuk mengelola, akibatnya dengan adnaya modal tersebut sebagian besar
warga negara kita hanya di jadikan pekerja atau hanya diberikan keuntungan sekitar 2 %
untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Kerusakan Lingkungan
Globalisasi ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan penusahaan multinasional.
Perusahaan multinasional berusaha mengembangkan usahanya di negana-negara lain.
Akibatnya, tenjadi eksploitasi sumben daya di negana tujuan tempat penusahaan tensebut
mengembangkan usaha.
Kondisi tersebut menunjukkan kurangnya sikap kepedulian perusahaan
multiriasional terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas mereka. Adapun dampak
aktivitas tensebut yaitu muncul persoalan lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan
udana.
5. Mudahnya Menonton Video Porno
Permasalahan sosial yang bisa timbul dari adanya globalisasi ini ialah banyaknya
bermunculan video-video yang tidak pantas di tonton oleh generasi muda.
Kemunculannya secara langsung dan tidak langsung akan memberikan pengaruh pada
tindakan kriminalisasi, khususnya pemerkosaan, atau tindakan lainnya yang terjadi
karena mudahnya menonton video porno.
6. Permainan Tradisional dan Modern
Percaya atau tidak, di zaman era globalisasi seperti pada saat ini banyak masyarakat
mendapat dampak sosial sebagi akibat permainanan. Mengapa permainan?, hal ini
lantaran dengan permainan yang dilakukan oleh seorang anak akan memberikan pengaruh
ketika kelas ia menjadi dewasa
Permainan anak pada zaman dulu memberikan ruang interkasi sosial yang tinggi, akan
tetapi permainan pada zaman sekarang ini lebih banyak memberikan pendidikan untuk
bersikap individualistik, seperti contohnya permainan game online, atau permainan
lainnya. Yang hubungan sosialnya hanya terjadi secara dunia maya.
7. Integrasi Bangsa Terancam
Salah satu masalah sosial yang muncul akibat globalisasi ialah ancaman mengenai
integrasi sosial, ancaman ini terjadi karena sikap masyarakat setelah mengenai
perkembangan teknologi menjadikan ia suit bergaul dan dengan mudahnya mengolok-
ngolok orang yang memiliki pandangan berbeda.
Padahal bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, jika dibiarakan maka tak
khayal sikap seperti ini akan menjadi masalah sosial serius akibat globalisasi.
8. Tenaga Manusia Digantikan Robot
Tenaga manusia digantikan robot adalah salah satu masalah sosial dalam
globalisasi, Masalah ini muncul lantaran dengan digantikannya pekerjaaan masyarakat
dengan robot pengangguran akan semakn tinggi, selain itu tingkat kriminalitas juga akan
meningkat.
9. Migrasi dan Permasalahan Pengungsi
Globalisasi juga menjadi salah satu bentuk permasalahan sosial yang muncul dalam
hal ini ialah adanya migrasi sekaligus pengungsi. Dimana faktor pendorongnya ialah
perubahan ekonomi dan ketidakstabilan politik di beberapa negara dapat menyebabkan
migrasi secara paksa. Kondisi ini juga dialami oleh Indonesia sebagai karakteristik negara
berkembang Indonesia harus menjadi wilayah yang menampung pengungsi Rohingya
yang sebuah etnis Indo yang berasal dari Myanmar.
Contoh kasus yang melanggar sila ke-2 Pancasila terkait pembahasan “Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab “tentang Bullying.
“MS (13), seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang,
Jawa Timur diduga menjadi korban bully oleh sejumlah temannya. Bahkan, dua ruas jari tengah
MS terpaksa diamputasi akibat tindakan teman-temannya. Ia juga kerap menangis akibat syok
usai jarinya diamputasi. Polresta Malang pun menaikkan status dari penyelidikan menjadi
penyidikan. 15 orang saksi diperiksa dalam kasus ini. Kapolresta Malang Kota Kombes
Leonardus Simarmata mengungkapkan, MS pernah diangkat beramai-ramai. Kemudian tubuh
MS dibanting ke lantai paving. “Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving
dalam kondisi terlentang,” kata Leonardus. Aksi itu dilakukan saat jam istrirahat sekolah. Oleh
teman-temannya, MS juga pernah dibanting ke pohon dengan cara yang sama. “Kedua posisinya
juga sama, tapi dibanting ke pohon kecil,” ungkapnya. Mengaku hanya bercanda, 7 orang siswa
rekan MS terancam hukuman pidana.”
Nah, kita sudah mengetahui apa saja cerminan dari sila ke-4 Pancasila. Kini, simak juga
bagaimana contoh sikap yang menyimpang dari sila tersebut, melansir dari buku Suplemen
Buku Ajar Pendidikan Pancasila karya Yulia Djahir.
Secara umum perilaku yang melanggar nilai Pancasila merupakan kebalikan dari perilaku
yang mencerminkan nilai Pancasila. Berikut contoh perilaku yang melanggar nilai Pancasila
sebagaimana dirangkum dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh
Rahmanuddin Tomalili dan Pendidikan Pancasila oleh Ujang Permana.
Selain di rumah dan sekolah, amalan sila ke-5 juga dapat diterapkan di lingkungan
bermasyarakat. Berikut contoh sikap sila ke-5 di masyarakat.
Musyawarah untuk mencapai mufakat dan menerima hasil yang telah ditentukan
bersama.
Memberi bantuan jika ada yang kesusahan tanpa membeda-bedakan.
Saling menghargai perbedaan adat istiadat di lingkungan.
Jadi Tersangka Usai Bela Diri dari Begal Mohamad Irfan Bahri, remaja asal Madura
ditetapkan sebagai tersangka usai membela diri dari serangan pelaku begal pada 2018 lalu.
Irfan yang sedang berlibur ke Bekasi menjadi korban begal saat sedang berada di jalan
bersama seorang temannya. Tak hanya ponsel yang dirampas, pelaku begal yang berjumlah
dua orang tersebut juga menyerang Irfan dan temannya dengan celurit. Irfan pun membela diri
dan menyerang balik dengan celurit yang berhasil direbut. Salah satu dari pelaku begal
tersebut kemudian meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. Publik kemudian
dikagetkan dengan penetapan status tersangka terhadap Irfan oleh Polres Bekasi Kota. Irfan
ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan pelaku begalnya. Namun, Menko
Polhukam Mahfud MD turun tangan dan menghadap Presiden Joko Widodo. Irfan lalu
dibebaskan dan diberi penghargaan oleh polisi.
BAB III
KESIMPULAN
https://hazrilmadridista.wordpress.com/2013/12/28/makalah-globalisasi/
https://learniseasy.com/globalisasi-pengertian-globalisasi-ciri-ciri-dampak-dan-pentingnya-
globalisasi.html
https://www.google.com/search?site=&tbm=isch&passthru=1&slpassthru=1&q=logo
%20globalisasi#imgrc=YWTDAvy6rATz2M