KEBUDAYAAN DAERAH
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. IDENTIFIKASI MASALAH
D. TUJUAN
A. BATASAN ISTILAH
Sudut pandang yang kami gunakan dalam pembuatan mekalah ini yaitu sudut
pandang secara sosiologis dan psikologis yaitu pengaruh globalisasi pada
masyarakat umum dan sikap para pemuda dalam menyikapi pengaruh budaya
asing.
C. KERANGKA BERPIKIR
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan pola paragraf dari umum ke
khusus, dengan alasan agar pembaca merasa bingung dalam membaca karena
dalam membaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulu baru meningkat ke hal-hal
yang lebih kompleks.
D. RUMUSAN HIPOTESIS
Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negative, maka perlu
adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Menambah porsi pengetahuan tentang
kebudayaan bangsa di sekolah-sekolah baik mulai dari tingkat SD sampai
perguruan tinggi 2. Menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 3.
Mengadakan berbagai pertunjukan kubudayaan 4. Membatasi acara-acara yang
dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah
membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap
menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek
kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan.
Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai
(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan
sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil
kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian
tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam
alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu
kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk
keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan
dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya
kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita
namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah
yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa
perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan
mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan
tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah
proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi
dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi
dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam
bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya
mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan
kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam
proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan
memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.
Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang
bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni dan
budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiongo menyebutkan
bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang
melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk
menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut
kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis
Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa,
yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang
lebih luas dengan nama globalisasi.
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar
masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa
Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara
(sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam
kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini
berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak
negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan
kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung
selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-
bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan
bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam
proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi
namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan
makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam
berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula
bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan
keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi
model-model pengetahuan dalam masyarakat.
C. PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI ; KESENIAN YANG
BERTAHAN DAN YANG TERSISIHKAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN SARAN
1. Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup:
Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997. 2.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia:
Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam
Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997. 3. Fuad Hassan. Pokok-pokok
Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia. Dalam
http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload
7/15/04. 4. Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.
Jakarta: Gramedia. 5. Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya.
Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith, Syariah dan Tradisi Syiah Ternate,
dalam http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm , didown load 7/15/04. 6.
http://www.google=pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
daerah.com/
Menyimak Pergeseran Budaya dikalangan Remaja dan Prilaku Hedonisme
dikalangan Remaja
Kalau Anda berkenan untuk sejenak berhenti dari kesibukan membuat tugas
kuliah atau diskusi tentang mata kuliah, baik kalau kita menjadi lebih kritis untuk
mengamati kecenderungan perilaku kaum muda remaja dewasa ini yang
tentunya menarik untuk dipikirkan bersama.
Tulisan ini hanya mengajak para pembaca untuk merenungi dampak globalisasi
tanpa harus terjerat ke dalam arus pendangkalan hidup post-modernisasi dan
bagaimana hal tersebut tidak menggerogoti nilai-nilai positif yang menjadi
warisan budaya kita.
Manusia harus berubah. Itulah hal yang mendasar yang perlu dipikirkan secara
bersama. Memang benar bahwasannya manusia dengan segala budaya dan
akal budinya harus dikembangkan seoptimal mungkin, karena akan semakin
mengkokohkan kedudukannya dimuka bumi sebagai God Creature yang
sempurna dibandingkan dengan ciptaan lainnya.
Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional dengan
fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia memang
dituntut untuk berkembang menuju kearah yang lebih modern, baik aspek
teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan semua
sistem lainnya harus disempurnakan. Teknologi bidang informatika, kedokteran,
bioteknologi, dan transportasi mengalami perkembangan yang begitu dahsyat
mengatasi batas-batas ruang dan waktu.
Namun, tidak boleh dilupakan bahwa hasil perkembangan manusia bersifat
relatif dan ambivalen. Pengaruh negatif dari globalisasi adalah euforia budaya
pop, perdagangan bebas, marginalisasi kaum lemah, dan timbulnya gap relation
antaara si kaya dan si miskin. Hasil tersebut telah membentuk suatu budaya
baru bagi masyarakat, khususnya kaum muda remaja menjadi manusia yang
terjebak dalam arus budaya pop.
Anda dapat mengelak bahwa gejala-gejala ini merupakan bentuk adaptif dari
kemajuan zaman. Tapi, itu adalah rasionalisasi. Sebenarnya, kecenderungan
manusia sekarang bukan hanya sekedar masalah mengikuti perkembangan
zaman melainkan hal ini adalah masalah gengsi dan penghayatan hidup.
Bukti yang paling mengena adalah televisi, berbagai acara televisi semakin hari
semakin jauh dari idealisme jurnalistik, bahkan semakin melegalkan budaya
kekerasan, instanisasi, dan bentuk-bentuk kriminalitas. Sebagian tayangan-
tayangan tersebut hanya semakin mendangkalkan sifat afektif manusia.
Tayangan mengenai bencana alam, kemiskinan, perang, kelaparan, penemuan
teknologi, pembelajaran budaya, dan lain sebagainya telah membuat sisi afeksi
manusia tidak peka terhadap hal tersebut. Tidak ada proses batin dan intelektual
lebih lanjut. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi.
Solusi : Internalisasi
Ada dua metode internalisasi yang ditawarkan, yaitu budaya refleksi dan
keheningan. Keduanya saling komplementer dan tidak dapat dipisahkan jika
hendak melawan arus budaya pop. Refleksi membutuhkan suasana hening.
Keheningan jiwa dapat tercapai saat berefleksi. Secara etimologis, refleksi
berasal dari verbum compositum bahasa Latin re-flectere, artinya antara lain,
memutar balik, memalingkan, mengembalikan, memantulkan, dan memikirkan.
Kiranya, dua arti terakhir yang cocok untuk mendefinisikan refleksi dalam
kerangka permenungan ini. Refleksi adalah usaha untuk melihat kembali sesuatu
secara mendalam dengan menggunakan pikiran dan afeksi hingga dapat
menemukan nilai yang mulia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bekal
hidup. Euforia budaya pop di masa globalisasi menawarkan begitu banyak hal
yang hanya berakhir menjadi kesan-kesan tanpa satupun yang dapat dialami.
Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat diendapkan. Secara satu
persatu pengalaman negatif maupun positif dapat dianalisis, dipertimbangkan,
disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam nurani. Proses inilah yang
membuat kaum muda remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu sikap.
Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak untuk menindaklanjuti berbagai
pengalaman yang didapat, sehingga muncul nilai-nilai dari setiap kejadian yang
dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat menjadi bekal hidup selanjutnya.
Peran refleksi dalam kerangka ini juga sebagai nabi, untuk mengingatkan segala
larangan ataupun perintah Tuhan yang diajarkan. Refleksi berperan menjadi
fungsi kritis dalam diri kaum muda remaja. Saat ia mengalami pendangkalan
nilai-nilai hidup dalam bentuk pragmatisme, konformitas buta dan sebagainya.
Refleksi menunjukkan kesalahannya, dan mengarahkan kepada yang benar.
Oleh karena itu kita sebagai kaum muda remaja harus mampu merubah diri kita
menjadi manusia yang bermakna bagi orang lain melalui sikap dan perilaku
sehari-hari. Usaha ini hanya bisa tercapai melalui usaha pribadi bukan orang
lain, ada pepatah mengatakan jangan mengubah orang lain sebelum bisa
mengubah diri sendiri. Selamat berefleksi wahai para remaja ... !
(http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Menyimak%20Pergeseran
%20Budaya%20dan%20Prilaku%20Remaja&&nomorurut_artikel=286)
Author: dizzy
Bab I
Pendahuluan
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-
budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini,
perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya
asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas
tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan
inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa
memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana
yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik
Indonesia.
Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini
banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak
menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya
asing serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat
usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya.
Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat
berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue
film atau adegan porno laiinya yang dapat diakses dengan mudah melalui
internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa
pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut menimbulkan dampak
yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton adegan
porno, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melakukan hal yang ia tonton dan
ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba. Jika
sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan? Permasalahan ini hanyalah satu
contoh kasus yang sekarang sering terjadi di Indonesia. Sehingga saya sebagai
mahasiswa ingin sekali mengangkat tema Pengaruh Budaya Asing Terhadap
Gaya Hidup Remaja Di Indonesia. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas di bab
pembahasan selanjutnya.
1.2 Tujuan
Agar kita sebagai mahasiswa dan sebagai penerus bangsa bisa memfilter
budaya asing yang masuk serta dapat memupuk mental kita agar tidak mudah
terbawa oleh arus negatif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Permasalahan yang sering terjadi lainnya yakni pemasaran blue film dalam
bentuk dvd dan vcd yang menyebar luas dikalangan remaja. Sepertinya norma
agama sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir pihak. Mereka yang meraup
keuntungan dari bisnis ini seakan tidak memikirkan akibat serta dampak yang
akan ditorehkan pada generasi muda yang menonton. Sekarang ini vcd serta
dvd banyak dijual dipasaran secara bebas dan mudah didapatkan.
Dampak dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi para remaja, salahsatu
dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By Accident) saat ini. Gaya
hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak terbendung lagi, belum lagi
kehidupan malam yang sudah sudah menjaring generasi muda kita, tidak
dipungkiri kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja saat ini, memicu remaja
untuk mencoba obat-obatan terlarang seperti narkotika, ganja, shabu dan
sebagainya belum lagi gaya hidup sex bebas.
Gaya hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak lazim sepertinya kita
dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah sepantasnya tidak
ditonton, kemudian timbul rasa penasaran ingin mencoba, kemudian
merealisasikannya kepada pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi, dan yang
lebih parahnya sex bebas tidak dilakukan dengan satu orang tetapi dengan
beberapa orang. Hal ini dapat meneyebabkan penyakit kelamin atau bisa
mengakibatkan AIDS. Usia muda diibaratkan seperti bunga yang baru mekar
sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita masih labil. Terkadang pasangan-
pasangan muda yang menganut paham ini, tidak memikirkan akibat dari hal yang
mereka lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu mereka saja tanpa
memikirkan akibat yang akan terjadi pada akhirnya. Salahsatu contoh kasus
pernah terjadi disalahsatu pasangan remaja dalam satu sekolah, mereka tadinya
hanya memadu kasih biasa selayaknya orang berpacaran secara sehat, tetapi
si laki-laki lama-lama mulai jenuh terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu
saja, suatu hari ia berpikiran untuk melakukan hubungan intim dengan sang
kekasih, dan kekasihnyapun mengiyakan ajakan si pria. Alih-alih cinta digunakan
untuk merayu sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya,
karena rayuan maut sang pria, si wanita pun mengiyakan. Didalam kasus yang
dicontohkan ini, pihak wanita seakan terlihat bodoh dan mau mengikuti saja
keinginan sang kekasih hatinya. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu si
wanita. Tadinya mereka melakukan hubungan intim sekali dan kemudian berkali-
kali lalu sampai akhirnya sang wanita hamil dan si laki-laki tidak ingin
bertanggungjawab.
Contoh kasus seperti diterangkan diatas sudah banyak terjadi di negeri kita ini,
kasus MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Peristiwa ini sangat melanggar norma hukum,agama,kesopanan,kesusilaan.
Generasi muda seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang berlaku di
Indonesia. Jika contoh kasus seperti diatas, tentu sangat merugikan pihak
perempuan, dimana kemuliaan seorang wanita sudah tidak ada dan telah
terampas oleh nafsu busuk sesaat. Jika kejadian sudah seperti ini, pihak orang
tua lah yang pada akhirnay harus menanggung malu atas perbuatan anak-anak
mereka. Para orang tua selalu berharap anak-anakanya menjadi orang-orang
yang berguna dan bisa dibanggakan dan tidak ingin anakanya hancur karena hal
yang tidak penting seperti ini.
Orang tua harus menanamkan norma agama secara keras dan sifatnya
memaksa kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini adalah
norma yang paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah
seseorang dapat terhindar dari serangan marabahaya yang akan
membahayakan. Hanya agama yang sanggup menepis godaan-goadaan yang
akan membahayakan hidup anak-anak mereka kelak, sehingga agama harus
diajarkan dari sejak dini.
Hal kedua yang bisa orang tua antisipasi terhadap gaya hidup bebas para
remaja adalah pemahaman pendidikan mengenai gaya hidup sex bebas.
Terkadang segelintir orang tua menganggap sex edukasi tidak perlu dijelaskan
kepada anak-anaknya, sebenarnya hal itu sangat perlu untuk dijelaskan kepada
anak-anaknya, tentunya pendidikan ini diberikan jika si anak sudah cukup umur
untuk memahaminya, yakni sekitar usia 13/15 tahun, atau dimana anak sudah
akil baligh. Orang tua memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai
apa itu sex? Tapi minimal si anak mengetahui bagaimana bahaya jika anak-anak
kita bisa sampai melakukan perbuatan itu. Dalam memberikan sex edukasi pasti
anak-anak akan timbul rasa penasaran, karena menurut mereka hali itu
merupakan sesuatu yang baru. Caranya para orangtua wajib memberikan
penjelasan secara baik dan benar. Karena anak-anak sekarang lahir didalam
dunia yang kritis dan penuh dengan rasa keingintahuan yang sangat besar,
sehingga peran orang tua lah yang sangat berperan. Salah besar jika orang tua
menyerahkan seluruh pendidikan terhadap lembaga formil atau biasa kita sebut
dengan sekolah. Ada beberapa yang tidak bisa anak-anak dapatkan dalam
bangku sekolah. Sehingga pendidikan prilaku pembentukan terhadap anak bisa
dimulai dari didikan yang diajarkan oleh orang tua mereka.
Saat ini banyak orang tua yang tidak bisa terbuka terhadap anak-anaknya,
lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana orang tua bersikap aktif
dan si anak bersikap pasif. Sehingga suasana seperti ini yang ada adalam
keluarga dapat menimbulkan miss komunikasi terhadap kedua belah pihak.
Sehingga dalam setiap pengambilan keputusan terdapat diditangan orang tua
dan anak tidak boleh menyampaikan aspirasi yang ingin mereka tuangkan
sedikitpun. Hal ini juga tidak sehat jika terjadi dalam sebuah keluarga, hal ini
akan mengakibatkan anak-anak tidak akan terbuka dengan apa yang mereka
inginkan dan apa yang mereka lakukan. Dimana orang tua tidak ingin mengenal
pertumbuhan si anak dan hanya sibuk mencari uang saja tanpa memikirkan
anak-anak mereka. Konflik sosial ini dapat menimbulkan suatu
ketertutupananak-anak usia remaja pada apa yang mereka lakukan di luar
sana. Mereka berpikir bahwa orang tua mereka tidak memepdulikan mereka lagi.
Sehingga faktor keterbukaan terhadap anak-anak sangat penting, anak-anak
bisa bercerita apa saja kepada orang tuanya dan anak-anak bebas
menyampaikan aspirasi mereka kepada orang tua. Begitupun orang tua harus
bisa menjadi wadah aspirasi serta teman curhat paling utama bagi anak-
anaknya.
Para orang tua juga wajib mengenal teman-teman anak mereka, karena usia
remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan siapa saja dan
semangat mencari teman baru. Teman bagi kehidupan remaja merupakan faktor
utama dalam arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat di televisi,
banyak anak remaja terjerat narkotika karena teman dekatnya. Misalnya
selebritis, Shila Marcia baru baru ini, artis kelahiran bali ini terjerembab lubang
narkoba karena ajakan teman-temannya. Ditambah lagi dara kelahiran tahun
1989 ini kurang diperhatikan oleh orangtua serta tidak ada pengawasan dari
orangtuanya, membuat dara manis ini mudah sekali masuk ke dunia narkotika
ini. Ada istilah dalam pertemanan jangan suka memilih-milih teman, kalimat itu
salah jika di realisasikan pada saat ini. Dalam bersosialisasi kita harus pandai
memilih teman, bagaimana kita menyaring teman yang membawa dampak baik
dan mana teman yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan kita
kelak. Dunia luar adalah dunia kedua setelah keluarga, sehingga lingkungan
sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam
sekitar kita harus orang-orang yang tidak membawa kita kedalam kesesatan.
Misalnya seperti banyak terjadi, awalnya oleh teman kita diperkenalkan dengan
roko, lalu meningkat menjadi minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, lalu
shabu dan seterusnya. Jika kita tidak dibentengi oleh keimanan, pasti kita
dengan mudah terbawa arus. Sehingga disini sangat diperlukan keimanan dan
kontrol diri yang penting. Banyak kasus yang sering kita saksikan di televisi
bahwa angka penggunaan narkotika dikalangan remaja cukup meningkat. Disini
peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan
dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung
mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul.
Sedangkan bagi para orang tua yang terlanjur anak-anaknya sudah terjerembab
kedalam dunia narkotika sebaiknya jangan dijadikan suatu aib, tetapi jadikanlah
setiap kesalahan menjadi suatu pembelajaran hidup yang berharga. Jika sudah
seperti ini, orang tua wajib mengintrospeksi diri, pasti ada sesuatu yang kurang
atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni kasih sayang serta
perhatian.
Hal yang ketiga yakni pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi
budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib
mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik anak-
anak agar menjadi anak-anak yang disiplin dan berakhlah baik. Seperti kita lihat
di televisi ada beberapa sekolah yang justru mengajarkan tindak asusila kepada
muridnya. Seperti kasus guru yang mencabuli muridnya atau guru yang
melakukan tindakan pelecehan kepada murid-muridnya. Sepertinya norma-
norma yang ia ajarkan dan ia kumandangkan kepada murid-muridnya hanya
isapan jempol belaka. Apa yang ia ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya.
Dalam contoh kasus seperti ini sudah jelas sangat melanggar norma-norma yang
ada di Indonesia, selain norma agama juga melanggar norma asusila.
Para siswa sepertinya paham dan patuh dengan peraturan yang ditetapkan oleh
sekolah ini. Cara ini cukup ampuh dalam menanamkan kedisiplinan dalam diri
anak-anak. Terbukti anak-anak sekolah jarang membawa ponselnya ke sekolah
apalagi disaat jam belajar sedang berlangsung. Hal ini merupakan salahsatu
cara sekolah dalam memfilter budaya asing yang mudah masuk saat ini. Sekolah
merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak untuk belajar. Pengajaran terhadap
anak-anak tidak hanya bersifat akademis saja tetapi ada beberapa pelajaran
nonakademis yang harus diterapkan juga kepada anak-anak. Arahkan anak-anak
kepada sesuatu kegemarannya, tentunya kegemaran atau kesenangan yang
berifat positif seperti olahraga dan seni. Olahraga dan seni dapat membuat anak-
anak menjadi lebih kreatif dan dapat mengembangkan diri lebih baik.
Keluarga, sekolah dan lingkunga sosial adalam merupakan tiga elemen penting
yang dekat dengan sosok anak. Sehingga ada keterkaitan diantara ketiganya.
Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya.
Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga ini harus menjadi panutan pusat
pendidikan bagi si anak serta lingkungan sosial juga yang mengarahkan anak
agar bisa mengikuti arus yang lebih baik.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma
yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang
diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan
sekitarnya. Orang-orang yang melakukan kumpul kebo atau tinggal serumah
tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar.
Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena
bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
C. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah
dapat mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet
sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada
situs porno, melakukan hal penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan
pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang tidak benar. Orang-orang bisa
mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka inginkan. Hal ini
membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa
yang tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-
pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental generasi
penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh
generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif diantaranya :
Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal
yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini
bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap
sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten
dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia
dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.
B. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi-
inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan
hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini
sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua
menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus.
Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci
maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah
untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk
berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu
fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-
norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka
menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa
norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita
sering menyaksikan film-film barat yang melakukan adegan-adegan mesra di
muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia karena melanggar norma
kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan
menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di
Indonesia, adat seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek
moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi
diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah
terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif.
E. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan
Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri
yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita
kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya.
Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi
penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi
dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya,
keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan
hanya dia yang bisa memilih ia ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel
akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi
teman itu harus, karena pengaruh negatif dari pihak asing bisa datang dari siapa
saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita
sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.
dizzy.ngeblogs.com
(http://bbawor.blogspot.com/2010/01/pengaruh-budaya-asing-terhadap-
gaya.html) Diakses tanggal 3 Februari 2011