Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKHY PERDANA AKHBAR
NIM : 044995583

UNIVERSITAS TERBUKA
JAMBI
FAKULTAS
HUKUM
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu realitas sosial yang secara khusus berkembang dalam peradaban
manusia secara global. Tahukah kamu jika seluruh aspek fundamental di dunia sedang terkontaminasi
dengan globalisasi. Mulai dari hukum, sosial, ekonomi, hingga budaya, semua merasakan efek dari
globalisasi. Globalisasi semacam menjadi instrumen yang merusak sekat-sekat pembatas interaksi
manusia di seluruh belahan dunia.Di mana hal ini tentu sangat berimplikasi terhadap jaringan sosial,
interaksi sosial, teknologi, maupun jaringan simetris antara setiap manusia di dunia. Masyarakat -
kumpulan dari manusia - dapat membentuk jejaring karena globalisasi yang sudah secara eksplisit
hadir di tengah-tengah kehidupan sosial. Kajian ilmiah mengenai globalisasi dibahas secara dialektis
oleh berbagai akademisi di dunia - utamanya akademisi ilmu sosial. Yang mana diskusi akademis
mengenai globalisasi banyak dibedah dalam spektrum ilmu Sosiologi, ilmu Politik, maupun hubungan
Internasional.
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern.
multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan sering
menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa Indonesia.
Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat atau kalangan
akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah multikulturalisme.
Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam dan kultural yang berarti
tentang budaya. Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis
masyarakat yang berbeda dalam suatu negara. Multikulturalisme Globalisasi mengisyaratkan
pengakuan terhadap realitas keragaman kultural yang mencakup keberagaman tradisional dan
keberagaman bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur. Bagian dari keberagaman tradisional adalah
suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang
bekaitan dan bermunculan di detiap tahap sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman
tradisional. Multikulturalisme menjadi pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam
berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan,
pluralitas, kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Sehingga, dapat dikatakan,
masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas dan
budaya dengan segala kelebihannya.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam masyarakat multikulturalisme di era globalisasi menimbulkan berbagai masalah di bidang
kebudayaan, Misalnya :
- Hilangnya Budaya asli suatu naerah atau suatu negara
- Terjadi erosi nilai-nilai budaya
- Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotism
- Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong
- Kehilangan kepercayaan diri
- Gaya hidup kebarat-baratan

1.3 Rumusan Masalah


Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masalasah terhadap eksitensi kebudayaan daerah, salah
satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri
suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang
menjadi budaya massa.

1.4 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap masyarakat multikulturalisme
2. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat multikulturalisme agar menjunjung tinggi
kebudayaan bangsa sendiri
3. Mengenal budaya dan sosiologi dalam masyarakat multikulturalisme
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Globalisasi dan Budaya

Globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuatmasyarakat dunia
termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataanmasuknya pengaruh luar terhadap
seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yangterpengaruh adalah kebudayaan. Terkait
dengan kebudayaan dapat diartikan sebagainilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi
yang dimiliki oleh wargamasyarakat terhadap berbagai hal. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan
juga dapatdidefinisikan sebagai wujud yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasilkelakuan,
dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karenaitu nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis,yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi pentingartinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yangada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai
salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa
yangmemiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salahsatu bagian
dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.Globalisasi dalam
kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunyadipengaruhi oleh adanya kecepatan dan
kemudahan dalam memperoleh akses komunikasidan berita namun hal ini justru menjadi bumerang
tersendiri dan menjadi suatu masalahyang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu
kenyataan bahwa perkembanganilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-
negara berkembangseperti Indonesia. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia
selalukhawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik,ekonomi,
sosial, budaya, termasuk kesenian. Globalisasi sebagai sebuah proses ditandaidengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan transportasi internasional telahmenghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderungmengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusiasecara menyeluruh. Menurut Simon Kemoni (Sosiolog Kenya)
mengatakan bahwa dalam proses globalisasi, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya
mereka danmemelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.
Dalamglobalisasi, berbagai bangsa harus mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat
danmenambah pengalaman. Terkait dengan seni dan budaya, seorang penulis asal Kenya bernama
Ngugi Wa Thiong¶o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnyaAmerika seolah-olah
sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan
tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsatersebut kebingungan dalam upaya mencari
indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenyaini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di
berbagai bangsa, yang dahuludipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang
lebih luas dengannama globalisasi.

.
2.2 Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok
masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses
dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam
kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka
waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan
kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa
generasi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang
terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga
terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya
masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal,
seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan
perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat
mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-
model pengetahuan dalam masyarakat

2.3 Perubahan Budaya dalam Globalisasi

Pada era 4.0 ini, sudah tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan Globalisasi yang
menyertai kehidupan kita sudah semakin maju. Dengan adanya perubahan signifikan dari Globalisasi
tersebut tentu menimbulkan beberapa Dampak diberbagai Aspek Kehidupan kita sekarang, oleh
karena itu kita harus bisa menyaring bagaimana perkembangan Globalisasi yang kita lalui selama ini.
Arus globalisasi sudah memberikan pengaruh terhadap aspek kehidupan terutama masyarakat pada
bidang ekonomi sosial serta budaya, arus globalisasi ini membawa dampak positif begitupun juga
terdapat dampak negatifnya terlihat sekali pada sikap masyarakat terutama pada kehidupan didalam
budaya. sehingga bisa meleburkan budaya-budaya Negara khususnya Negara Indonesia oleh sebab itu
kita secara tidak langsung dihadapi menggunakan dilema yang akbar dan kita harus wajib ikut dan
dalam menanggulangi arus globalisasi ini yaitu melalui menjadikan tantangan supaya kita bisa
memahami dan menyaring secara selektif dari terjadinya arus globalisasi yang secara logika mampu
memperbarui pola kebudayaan Negara Indonesia. Globalisasi harus di tanggani secara serius, supaya
budaya pada Indonesia tidak punah serta budaya Indonesia bisa bernilai di seluruh dunia.

Proses perkembangan globalisasi diawali dengan kemajuan bidang teknologi informasi serta
komunikasi yang semakin maju. Bidang tersebut artinya penegak globalisasi yang efektif serta tidak
hanya teknologi informasi dan komunikasi saja yang terkena dampak karena perkembangan
Globalisasi yang dahsyat ini, dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi bidang-bidang lain
pada kehidupan, seperti bidang geografi, antropologi, sosial, budaya serta lain-lain. Contoh nya saja
dengan Teknologi Internet yang semakin melebar, dengan menggunakan Smartphone saja kita sudah
bisa berkomunikasi ke seluruh daerah yang ada didunia menggunakan internet. Nah, dari hal ini akan
terbentuk hubungan sosial antarmasyarakat dunia atau global secara luas mirip aplikasi chating atau
komunikasi untuk seluruh dunia jadi semua orang pada seluruh global mampu saling berkomunikasi
dengan cepat hanya hitungan detik saja, pada akhirnya mereka akan saling memberikan pengaruh satu
sama lain, terutama pada budaya daerah, seperti kebudayaan serta norma istiadat yang ada di
Indonesia dan nilai-nilai yang terkandung di dalam kebudayaan tadi contohnya dari cara bergaya,
berpakaian, berbicara dan lain-lain. Yang memiliki pengaruh paling besar pada globalisasi dibidang
budaya ini ialah pemuda atau remaja dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara mereka berpakaian,
gaya rambut dan sebagainya. Jika masyarakat atau bangsa Indonesia tidak siap untuk mengelola
budaya-budaya yang akan masuk dari peradaban globalisasi saat ini dan juga tidak dapat mengelola
sebagian besar peluang yang ada untuk memperkenalkan semua kelebihan-kelebihan dari bangsa
Indonesia itu sendiri, maka bangsa Indonesia akan menjadi korban yang hanyut dalam derasnya arus
globalisasi ini.

2.4 Dampak Globalisasi dalam masyarakat multikulturalisme

Konsep globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan atau penyatuan seluruh aspek kehidupan di
dunia ini. Penyatuan ini dilakukan melalui upaya penyeragaman yang mendunia meliputi seluruh
negara yang ada. Ketika suatu istilah baru menjadi populer, hal ini seringkali meliputi suatu
perubahan penting sebagai bagian dari dunia ini. Ide baru ini dibutuhkan untuk menggambarkan
kondisi baru. Sebagai contoh, ketika seorang filsof, Jeremy Bentham mengistilahkan “internasional”
pada tahun 1780, dianggap sebagai suatu pencerahan, dari apa yang merupakan pendalaman dari
kenyataan hidup keseharian, yaitu berkembangnya negara/bangsa dan transaksi yang terjadi melintasi
batas diantara masyarakat di dunia.

Pada tahun 1980, terjadi perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dilihat dari
perbincangan mengenai globalisasi telah tersebar luas. Istilah ini kemudian secara cepat menjadi
standar kata-kata di berbagai bidang, baik di lingkungan akademis, jurnalis, politisi, bankir,
periklanan, ekonomi, dan hiburan. Lambat-laun, globalisasi menjadi suatu proses hubungan sosial
secara relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya batasanbatasan secara
nyata, sehingga ruang lingkup kehidupan manusia semakin bertambah dengan memainkan peranan
yang lebih luas di dalam dunia sebagai satu kesatuan tunggal. Globalisasi mengharuskan pergerakan
barang dan jasa antar-negara di seluruh dunia bergerak bebas dalam perdagangan, tanpa halangan
apapun. Bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya,
dan lain-lain. Jargon globalisasi muncul dari neoliberalisme yang memiliki agenda restrukturisasi
perekonomian dunia.

Adapun problematika yang menjadi tantangan global terhadap eksistensi jatidiri bangsa
adalah sebagai berikut:

a. Pluralitas masyarakat Indonesia tidak hanya berkaitan dengan budaya, tetapi juga dimensi sosial,
politik, dan ekonomi masyarakat sehingga proses globalisasi informasi membawa dampak yang
sangat kompleks.

b. Salah satu dampak globalisasi informasi bagi bangsa Indonesia yaitu dimulai dari timbulnya krisis
moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis multidimensi. Dalam waktu yang relatif singkat
Indonesia mengalami empat kali pergantian pemerintahan. Tidak hanya itu, di era reformasi muncul
berbagai macam kerusakan dan pemberontakan yang disertai isu anarkis, SARA, dan separatisme.

c. Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan jarak spasial semakin menyempit dan jarak
waktu semakin memendek. Akibatnya bagi bangsa Indonesia yang berorientasi pada negara-negara
maju, dalam waktu relative singkat dapat beradaptasi terutama di bidang teknologi, ekonomi, sosial,
dan budaya. Akhirnya, tidak menutup kemungkinan timbul kehidupan sosial budaya dalam kondisi
persaingan yang sangat tajam, rasa solidaritas semakin menipis, manusia seolah tidak begitu peduli
lagi dengan kehidupan orang lain. Bangsa Indonesia yang dulu dipandang sebagai masyarakat yang
kuat solidaritasnya, sekarang menjadi masyarakat yang mementingkan diri sendiri, egoisme semakin
menonjol, yang mewarnai kehidupan masyarakat.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
➢ Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.
Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing,
namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
➢ Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,
misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
➢ Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman
seluruh dunia.
➢ Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
➢ Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Adapun dampak globalisasi antara lain:

1. Dampak positif
a. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
b. Mudah melakukan komunikasi
c. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
d. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
e. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
f. Mudah memenuhi kebutuhan

2. Dampak negatif
a. Informasi yang tidak tersaring
b. Perilaku konsumtif
c. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
d. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
e. Mudah terpengaruh oleh hal yang b
f. \erbau barat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengaruh globalisasi menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa


Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-
lahan mulai menghilang. Akibatnya teknologi disertai nilai-nilai interinsik yangdiberlakukan
di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan padaakhirnya menimbulkan
nilai baru tentang kesatuan dunia. Oleh karena itu, kita sebagaigenerasi muda harus tetap
melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri agar dalam eraglobalisasi ini, kebudayaan kita
tidak semakin menghilang.

3.2 Daftar Pustaka

1. https://www.scribd.com/doc/77298006/Makalah-Multikulturalisme
2. https://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/24/globalisasi-dalam-kebudayaan-tradisional-di-
indonesia/
3. https://nicofergiyono.blogspot.com/2013/11/pengaruh-globalisasi-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai