Anda di halaman 1dari 4

2.

4 Kebudayaan Modern, Globalisasi dan Krisis identitas


2.4.1 Kebudayaan Modern
Kebudayaan modern di Indonesia bukanlah hal yang asing lagi didengar
masyarakat Indonesia. Kebudayaan modern ini ditandai dengan adanya proses
modernisasi dan negara modern. Menurut Rochmat, S. (2018) Indonesia saat ini belum
menjadi negara modern. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak sepenuhnya mengambil
kebudayaan modern sehingga perkembangan modernisasi mengalami kendala.
Perkembangan modernisasi ini penting dilakukan Indonesia karena dengan
modernisasi akan menimbulkan transfer teknologi dari negara-negara maju, sehingga
kemajuan pembangunan negara akan berjalan dengan baik. Modernisasi juga dapat
terjadi di bidang kebudayaan, akan tetapi sering kali modernisasi budaya berdampak
negatif pada bangsa Indonesia. Dampak negatif ini timbul akibat kurangnya kesadaran
cinta budaya daerah dan tidak bisa menyaring budaya asing yang masuk, sehingga
timbul sikap westernisasi. Adanya kebudayaan modern ini, juga merupakan dampak
dari fenomena globalisasi.
2.4.2 Globalisasi
Globalisasi sebenarnya belum memiliki pengertian yang pasti, akan tetapi makna
dari globalisasi ini bergantung pada bagaimana sudut pandang orang yang melihatnya.
Secara umum, globalisasi berasal dari kata globalization dimana global memiliki arti
dunia dan lization merupakan proses. Fenomena globalisasi ditandai dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi. Kehadiran
teknologi ini dapat mengakibatkan kehidupan manusia diseluruh dunia ini semakin
mudah dan cepat, bahkan dapat bergerak secara bebas dan terbuka karena informasi
yang dimiliki suatu negara dapat tersebar dengan cepat. Adanya perkembangan ini
kemudian mempengaruhi bidang-bidang lain seperti bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan lain-lain. Tidak memutus kemungkinan bagi suatu budaya di suatu negara
terpengaruh oleh adanya globalisasi. Bahkan pada saat ini, kebudayaan pada setiap
bangsa lebih cenderung mengacu kepada globalisasi dan peradaban dunia. Dalam
proses alami, budaya di setiap bangsa akan menyesuaikan dengan perkembangan baru
yang ada di dunia, sehingga budaya yang dimilikinya tidak hilang dan diakui oleh
dunia. Akan tetapi dalam proses ini, setiap bangsa harus memiliki dimensi budaya yang
kuat dan memelihara nilai-nilai budaya yang dimilikinya agar tidak luntur atau
tereliminasi oleh budaya asing.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami efek dari globalisasi
terutama dalam bidang budaya. Perubahan secara terus-menerus dan sangat cepat ini
mengakibatkan bangsa Indonesia sebagai bangsa berkembang mengalami kekhawatiran
akan tertinggalnya dalam arus globalisasi di seluruh bidang, salah satunya bidang
budaya. Hal ini dikarenakan negara-negara maju yang memegang kuasa teknologi
mutakhir akan selalu berusaha mengembangkan budayanya di dunia agar disukai dan
dilihat oleh seluruh masyarakat dunia, sehingga negara tersebut dapat memegang
kendali dalam globalisasi budaya. Peristiwa ini mengakibatkan transkultural yang dapat
berpengaruh kepada keberadaan kesenian bangsa Indonesia, bahkan dapat tersisih dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Datangnya perubahan sosial merupakan akibat dari
adanya globalisasi informasi. Selain itu, adanya proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar mengakibatkan kesenian-kesenian menjadi berdimensi komersial dan
kehilangan fungsinya, namun bukan berarti bahwa semua kesenian tradisional di
Indonesia lenyap begitu saja. Salah satu contoh kesenian Indonesia yang mengalami
kemunduran akibat adanya globalisasi budaya adalah kesenian tradisional “Wayang
orang”. Hal ini sangat disayangkan mengingat kesenian ini memiliki pesan moral yang
sangat kaya dan dapat digunakan sebagai agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.
Adapun kesenian Indonesia yang mampu beradaptasi dengan adanya globalisasi, yaitu
dengan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang ada, sehingga
dapat menyatu dengan kehidupan masyarakat. Kesenian tersebut yaitu “Ketoprak” yang
saat ini ditampilkan pada siaran televisi oleh kelompok Srimulat. Terjadinya globalisasi
dapat menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dihadapi dan
dipecahkan oleh bangsa Indonesia, jika tidak bangsa ini lambat laut akan mengalami
suatu krisis identitas budaya nasional.
2.4.3 Krisis Identitas

Menurut Sukarwo, W. (2017), krisis identitas terjadi disebabkan oleh tiga faktor,
yakni konsep identitas, politik kebudayaan, dan kapitalisme global. Dalam krisis
konsep identitas ditandai dengan tersisihkan dan tereduksinya eksistensi identitas
budaya tradisional. Politik kebudayaan menjadi penyebab krisis identitas dikarenakan
politik ini berakar pada konsep pembentukan bangsa Eropa. Kapitalisme global ini
diakibatkan oleh adanya sifat hegemonik globalisasi, sehingga dapat memusnakan
bahasa, tradisi, dan kebudayaan, serta adanya sikap radikal oleh budaya yang terancam.
Oleh sebab itu, krisis identitas merupakan masalah yang serius karena dapat
menurunkan rasa cinta tanah air, sehingga identitas nasional akan mengalami
kemunduran nilai-nilainya akibat pengaruh dari budaya luar yang masuk ke Indonesia.
REFERENSI

Rochmat, S. (2018). Transformative education as a dialectic of Indonesian culture and


modern culture. Yogyakarta State University.

Sukarwo, W. (2017). Krisis Identitas Budaya: Studi Poskolonial pada Produk Desain
Kontemporer. Jurnal Desain, 4(03), 311-324.

Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya


daerah. CIVIS, 2(1/Januari).

Anda mungkin juga menyukai