Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

STUDI KASUS DAN PEMANFAATAN POTENSI DESA CIRANGKONG,


KECAMATAN CIJAMBE, KABUPATEN SUBANG DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
2019

Judul Kegiatan : Studi kasus dan pemanfaatan potensi Desa


Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten
Subang dalam pemberdayaan masyarakat
Personal yang Bertugas
Dosen Pembimbing Lapang : Yon Sugiarto, S.Si, M.Sc
Dr. Ir. Rini Hidayati, MS
Anggota
Anggota 1 : Haedir Yunus (G34160008)
Anggota 2 : Ardhia Dhirabrata (A24160149)
Anggota 3 : Yolan Yussy Sukaesih (E44160080)
Anggota 4 : Syarifa Nur Azizah (G24160050)
Anggota 5 : Triyana Murdimansyah (G24160061)
Anggota 6 : Christian Tristianto (G34150078)
Anggota 7 : Rahmi Mulyani Putri (G34160009)
Anggota 8 : Muflih Rizqi Prakoso (H44160088)
Anggota 9 : Huky Arvi Loany (I34160077)
Tgl. Pelaksanaan Kegiatan : 17 Juni 2019 – 29 Juli 2019
Anggaran Biaya : Rp 1.000.000
Tempat Pelaksanaan Kegiatan : Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe,
Kabupaten Subang
Mitra Institusi :

Bogor, 13 Agustus 2019


Mengetahui, Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian
Ketua LPPM, kepada Masyarakat,

Dr. Ir. Aji Hermawan, MM Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno, S.Pi, M.Si
NIP. 19680923 1999203 1 001 NIP. 19730116 199903 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga laporan program Kuliah Kerja Nyata
Tematik (KKN-T) IPB tahun 2019 ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
KKN-T Desa Cirangkong Kabupaten Subang sebagai bentuk pertanggungjawaban
tertulis kami.
Kami menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya program-program yang
telah kami laksanakan bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok saja.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB, Dr. Ir. Aji
Hermawan, M. M.
2. Moh. Nur Indro M.Sc. dan Dr. Kanthi Arum Widayati S.Si, M.Si.
sebagai dosen pembimbing lapang (DPL)
3. Drs. H. Asep Kusmanawijaya M.Si. selaku Camat Kecamatan
Sukaresmi beserta jajarannya
4. Ibu Muryai selaku Kepala Desa Canteng beserta jajaran perangkat desa
5. Kepala beserta staf pengajar SDN Simpangsari dan Batukarut
6. Seluruh masyarakat Desa Cibanteng, Kabupaten Cianjur

Semoga laporan KKN-T IPB ini bermanfaat dan kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk memperoleh laporan yang lebih baik.

Bogor, Agustus 2019

Penyusun

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa serta
membutuhkan usaha dan pengabdian dari seluruh masyarakat termasuk perguruan
tinggi. Pembangunan oleh perguruan tinggi dilakukan guna memberdayakan desa
secara mandiri dan otonom. Menurut Badan Pusat Statistik (2017), Indonesia
memiliki 82.395 desa. Jumlah desa yang banyak berkorelasi positif dengan
tingginya keberagaman potensi yang dapat dikembangkan. Kegiatan pengabdian
masyarakat oleh perguruan tinggi dengan kerja sama pemerintah setempat
diharapkan mampu menjadikan pemicu yang efektif dan efisien bagi pemerintah
dalam upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan dan pemanfaatan potensi
desa.
Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu lembaga pendidikan perguruan
tinggi di Indonesia, turut melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu
pengabdian masyarakat salah satunya dengan program Kuliah Kerja Nyata Tematik
(KKN-T). Kuliah Kerja Nyata dilakukan sebagai bentuk pengabdian, penggalian
potensi desa, dan pengimplementasian program untuk mengatasi permasalahan
desa yang didasari dengan latar belakang ilmu yang berbeda-beda. Mahasiswa akan
secara langsung mendapatkan pengalaman empiris dalam pengaplikasian ilmu
untuk memberikan manfaat secara langsung dan mengajarkan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Pada tahun ini,
LPPM IPB telah bekerja sama dengan 31 kota dan kabupaten dan diikuti oleh 2550
mahasiswa.
Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat
merupakan salah satu desa yang bekerja sama dengan LPPM-IPB untuk melakukan
program KKN-T. Sebanyak 9 mahasiswa dari latar belakang jurusan Agronomi dan
Hortikultura, Silvikultur, Meteorologi Terapan, Biologi, Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan, dan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, dibentuk dalam satu
kelompok untuk untuk melaksanakan dan merelasisasikan rencana program kerja
yang sesuai dengan tema KKN-T tahun ini yaitu “Optimalisasi Pemanfaatan
Sumberdaya Alam Berbasis Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat untuk
Meningkatkan Kemandirian Pangan, Peningkatan Ekonomi Wilayah, dan
Kelestarian Lingkungan Menuju Era Industri 4.0”.
Hasil koordinasi pihak pemerintah Kabupaten Subang dengan IPB berupa
program kerja yang dirancang sesuai dengan kemampuan dan waktu pelaksanaan
yang tersedia. Sehingga kegiatan ini diharapkan dapat membantu memajukan dan
mensejahterakan masyarakat.
Tujuan
Tujuan umum program KKN-T ini yaitu mempersiapkan mahasiswa untuk
menguasai keterampilan di bidang ilmu terkait pertanian dan pengembangan
masyarakat dalam mengidentifikasi permasalahan dan memaksimalkan
pengembangan masyarakat di Desa Cirangkong, Kabupaten Subang.

1
PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBUATAN NATA DE PINA, PRODUK OLAHAN BUAH NANAS

1. Ringkasan Kegiatan
Komoditas pertanian terbesar di Desa Cirangkong adalah nanas.
Pengelolaan nanas untuk olahan nanas masih kurang berkembang sehingga banyak
petani yang hanya menjual langsung nanas dalam bentuk buah utuh kepada
tengkulak. Buah nanas selain dikomsumsi sebagai sari buah, selai, sirup, juga dapat
dimanfaatkan sebagai pembuatan nata de pina. Nata de pina merupakan olahan
nanas yang berbahan dasar pilinan selulosa dari aktivitas metabolisme primer dari
golongan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut dapat tumbuh dalam media
cair nanas karena mengandung nutrien yang cukup untuk membentuk jalinan
selulosa atau lembaran nata dalam kondisi anaerobik. Nata adalah makanan khas
rakyat piliphina yang telah mendunia.
Nata umumnya berbahan dasar dari air kelapa (nata de coco). Selain dari air
kelapa, nata juga dapat dibuat dari larutan yang mengandung gula dan sari buah-
buahan. Buah nanas mempunyai kadar air tinggi, tidak mengandung senyawa yang
menghambat perumbuhan Acetbacter xylinum pembentuk nata, dan mengandung
nutrien yang dibutuhkan pertumbuhan bakteri tersebut berupa karbohidrat sekitar
13% yang terdiri dari beberapa gula tunggal misalnya, glukosa 1.3-2% dan fruktosa
0.6-2.3% dimana gula tersebut merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
membentuk pilinan selulosa atau lembaran nata. Adanya olahan produk nanas
seperti nata de pina diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari buah nanas
sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Cirangkong.
Program ini bertujuan mengoptimalkan olahan produk nanas dengan memberikan
ide inovatif yaitu pembuatan nata de pina sebagai olahan produk nanas yang
bermutu dan bergizi sehingga meningkatkan kemajuan ekonomi wirausaha olahan
produk nanas.
Pelaksanaan program terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari tahap
pendeketan dengan ibu-ibu PKK dan juga masyarakat. Pendekatan kepada
masyarakat dilakukan secara informal dengan menyampaikan bahwa kita
membawa salah satu program yaitu nata de pina, hasil dari berdiskusi dengan
beberapa masyarakat umum, masyarakat antusisas dan penasaran terkait pembuatan
nata de pina. Penyampaian kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi tentang
manfaat nata de pina bagi kesehatan serta demonstrasi langsung oleh mahasiswa
KKN terhadap anggota PKK desa Cirangkong tentang pembuatan nata de pina
kepada PKK Desa Cirangkong. Demonstrasi pembuatan nata de pina yang
dilaksanakan Senin, 22 Juli 2019 yang bertempatan di rumah Ketua PKK Desa
Cirangkong yang dihadri oleh 10 orang anggota PKK. Pelaksanaan program ini
meliputi pengenalan bahan dasar dari nata de pina yang menggunakan sari nanas 2
L, biang Aceobacter xylinum 400 ml, urea 5 gram, cuka bakso 10 mL, gula pasir
250 gram, dan penstabil asam pH 4. Kemudian, demontrasi tentang prosedur
pembuatan meliputi: (1) sterilisasi alat dan bahan yang digunakan menggunakan
metode pendidihan 100oC, (2) nanas dan gula direbus sampai mendidih, lalu

2
ditambahkan urea, (3) media cair nanas didingankan kemudian ditambahkan cuka
bakso 10 ml dan biang bakteri 200 ml, (4) disimpan dalam kondisi tertutup
menggunakan koran selama 7-12 hari. Setelah itu, (5) lapisan nata dipanen dan
direbus sebanyak tiga kali pengulangan untuk menghilangkan bau dan rasa asam.
Penyampaian kepada ibu PKK diharapkan agar pengurus PKK dapat
menyebarluaskan kembali kepada warga desa lainnya terkait tatacara pembuatan
nata de pina. Salah satu alternatif agar ibu PKK dapat menyebarkan kembali
informasi terkait pembuatan nata de pina kepada masyarakat yaitu dengan
dibuatnya modul, maka kami membuat modul terkait pembuatan nata de pina yang
dapat diperbanyak oleh masyarakat melalui ibu-ibu PKK.

2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Publikasi media masa mengenai kegiatan demonstrasi Nata de Pina kepada
PKK Desa Cirangkong

3
Gambar 2. Dokumentasi pelaksanaan demonstrasi pembuatan nata de pina
kepada PKK Desa Cirangkong

Gambar 3 Modul tata cara pembuatan Nata de Pina

PEMANFAATAN PRODUK ALAM POHON PINUS SEBAGAI


GANTUNGAN KUNCI DI DESA CIRANGKONG
1. Ringkasan Kegiatan
Desa Cirangkong memiliki lahan hutan pinus yang luas, setiap pohon pinus
memiliki limbah berupa strobilus. Strobilus tersebut menjadi limbah yang hanya
terbuang begitu saja di tanah, untuk itu kami menginisiasikan pembuatan gantungan
kunci agar limbah tersebut bermanfaat. Pembuatan gantungan kunci merupakan

4
program yang dilakukan untuk memberikan keterampilan dalam pemanfaatan
produk alam pohon pinus bagi anak-anak yang akan meningkatkan kreativitas dan
pengetahuannya. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas
dan pengetahuan anak-anak akan pemanfaatan produk alam dari pohon pinus.
Kegiatan ini sudah dilakukan dalam bentuk edukasi serta praktik langsung terhadap
anak-anak, yang dilakukan oleh mahasiswa KKN.
Pelaksanaan pembuatan gantungan kunci dilaksanakan Minggu, 07 Juli 2019,
bertempatan di Balai Desa dan dihadiri oleh 15 orang anak-anak dari RW 03.
Pelaksanaan program membutuhkan alat dan bahan berupa strobilus pinus, vernis,
cat air/car akrilik, glitter bubuk, kuas, tang, gantungan kunci besi. Kegiatan ini
diawali dengan, (1) pengenalan cara pembuatan gantungan kunci terhadap anak –
anak dan tutorial pembuatanya, (2) anak -anak dibentuk dalam kelompok
kelompok, (3) anak-anak dibagikan 5 gantungan kunci yang sudah terdapat
strobilus, (4) kemudian anak-anak menghiasnya dengan kreasi mereka masing-
masing.
Pelaksanaan program pembuatan gantungan kunci dari strobilus pinus
mendapatkan respon yang sangat antusias dari anak-anak, namun kurangnya
informasi kegiatan menyebabkan tidak seluruh anak-anak warga desa Cirangkong
mengikuti kegiatan di hari tersebut. Sehingga, kami melaksanakan program tersebut
di hari berikutnya dengan anak-anak yang berbeda kembali.

2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan pembuatan gantungan kunci


dari strobilus pinus kepada anak-anak Desa Cirangkong

5
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI LIMBAH NANAS
1. Ringkasan Kegiatan
Desa Cirangkong dikenal dengan komoditas penghasil nanas yang cukup besar.
Sebagian besar masyarakat di Desa Cirangkong merupakan petani nanas. Hasil dari
produksi nanas dapat dijual langsung ke pasaran ataupun ke perusahaan. Petani
Cirangkong bersama dengan kebun nanas yang dimiliki oleh IB Farm Dompet
Dhuafa menjual nanas kupas ke perusahaan besar. Oleh karenanya terdapat
kegiatan kupas nanas dan menghasilkan limbah berupa kulit nanas. Limbah yang
dihasilkan biasanya hanya diletakkan kembali ke kebun nanas tersebut atau bahkan
dibuang begitu saja. Oleh karena itu program ini disusun dengan mengacu pada
literatur terkait untuk memanfaatkan limbah nanas sebagai pupuk organik cair yang
lebih optimal agar memudahkan proses penyerapan nutrisi ke dalam tanaman
tersebut dibandingkan sebelum diolah.
Program kegiatan ini diawali dengan melakukan percobaan pembuatan pupuk
organik cair secara mandiri. Hasil dari pembuatan pupuk tersebut dikemas dalam
botol 1L kemudian dibagikan kepada warga sekaligus melakukan sosialisasi dan
edukasi mengenai pembuatan pupuk organik cair. Pembagian pupuk disertai
dengan modul cara pembuatan pupuk organik cair dari limbah nanas termasuk
dengan alat dan bahan yang diperlukan. Adanya pupuk organik cair dari limbah
nanas ini diharapkan dapat mengedukasi warga mengenai pemanfaatan limbah kulit
nanas sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair. Sosialisasi dan
pembagian POC nanas ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019 dengan
sasaran yaitu 70-80 orang warga Desa Cirangkong yang berada disekitar RW 03
Kampung Banjaran Girang.
Evaluasi dari program ini yaitu pelaksanaan sosialisasi tidak sesuai dengan
rencana awal dimana target yang direncanakan di awal adalah beberapa kelompok
tani desa Cirangkong. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari waktu yang efektif
antara mahasiswa, petani yang tergabung dalam kelompok tani, dan juga badan
penyuluh pertanian sebagai penyambung informasi antara mahasiswa dengan
petani. Oleh karena itu kami menggunakan rencana lain yaitu mengganti target
yang semula petani menjadi warga RW 03 yang memiliki tanaman pekarangan serta
memberikan tata cara pembutan POC dari limbah nanas dan penggunaanya dalam
bentuk tertulis.
2. Dokumentasi Kegiatan

6
Gambar 4. Dokumentasi kegiatan pembuatan pupuk organik cair (POC) dan
pembagian pupuk kepada warga desa Cirangkong

TUNGKU SEKAM SEBAGAI BENTUK ALTERNATIF KOMPOR


TERBARUKAN BERBAHAN BAKAR SEKAM
1. Ringkasan Kegiatan
Padi merupakan salah satu komoditas di desa Cirangkong. Sekam dari hasil
penggilinngan padi merupakan limbah yang biasa digunakan untuk menyerap
kotoran ayam pada peternakan ayam broiler di desa Cirangkong. Namun, dilihat
dari segi potensialnya sekam telah dikenal sebagai bahan yang mudah terbakar
sehingga berpotensi sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar gas dan minyak.
Tungku sekam merupakan sebuah program yang dijalankan atau dicetuskan oleh
Departemen Fisika IPB dimana tungku tersebut memanfaatkan sekam hasil
penggilingan padi sebagai bahan bakarnya.
Program ini memanfaatkan sekam sebagai bahan bakar alternatif pengganti
bahan bakar minyak dan gas sehingga diharapkan dapat menguranngi penggunaan
bahan bakar minyak dan gas yang semakin langkah. Program ini telah dibekali
sebelumnya oleh Departemen Fisika IPB kepada mahasiswa KKN IPB yang tertarik
melaksanakan program ini. Kegiatan pembekalan program tungku sekam ini
kepada mahasiswa KKN IPB meliputi: (1) demonstrasi pembuatan tungku sekam
dari staff bengkel fisika IPB dan (2) cara penggunaan tungku sekam yang baik dan
aman. Tujuan dari pembekalan dari Departemen Fisika IPB agar mahasiswa dapat
mengenalkan secara langsung tungku sekam terhadap warga desa serta penggunaan
tungku sekam yang baik dan aman.
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk demonstrasi langsung tentang cara
penggunaan tungku sekam kepada anggota PKK dan kegiatan ini juga melibatkan

7
penyampaian informasi langsung mengapa sekam sangat cocok sebagai bahan
pengganti bahan bakar gas.
Program tungku sekam dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Juni 2019
bertempat di halaman Kantor Desa Cirangkong bersama 19 orang anggota PKK.
Program ini diawali dengan pengenalan bagian-bagian dari tungku sekam.
Kemudian, dilanjutkan dengan cara penggunaan tungku sekam sendiri. Kegiatan ini
selain dilakukan cara penggunaannya juga dipaparkan keuntungan dari penggunaan
tungku sekam sebagai tungku berbahan bakar alternatif pengganti bahan bakar gas
dan minyak.
Pelaksanaan sosialisasi tungku sekam tidak sesuai dengan rencana awal
dimana sekam sendiri sebagai bahan bakar tungku ini langka untuk ditemukan
karena komoditas pertanian di Desa Cirangkong bukan padi melainkan nanas.
Pendapat dari anggota PKK juga sangat mengevaluasi kegiatan ini yaitu “tungku
sekam tidak efiisien apabila ingin digunakan untuk menyiapkan masakan di pagi
hari dan malam hari”, kata salah satu anggota PKK. Oleh karena itu, perlu adanya
tindak lanjut mengenai tungku sekam baik dalam pengembangan model tungku
sekam sendiri atau bahan bakar lain yang dapat dimanfaatkan selain sekam.

2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 5. Dokumentasi kegiatan demonstrasi tungku sekam sebagai


alternatif bahan bakar gas

PEMETAAN POTENSI LOKASI WISATA DESA CIRANGKONG


1. Ringkasan Kegiatan
Desa Cirangkong merupakan desa yang terdaftar sebagai desa wisata di
Kabupaten Subang. Predikat ini memberikan peluang untuk pengembangan desa
Cirangkong untuk membangun destinasi desa wisata yang baik. Hal ini merupakan
langkah awal perwujudan meningkatnya kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimiliki oleh desa. Namun, potensi wisata desa yang ada belum diketahui secara
luas karena minimnya penyebaran informasi warga dan kurangnya infrastruktur
yang mendukung.

8
Pemetaan wilayah desa dilakukan untuk memberdayakaan desa sebagai desa
wisata dengan mengangkat potensi wisata alam, wisata sejarah, dan wisata
pertanian. Tahapan pemetaan dengan melakukan musyawarah bersama aparat desa,
menyurvei lokasi hasil musyawarah, mengambilan informasi (berupa titik
koordinat dan foto), mendaftarkan lokasi tersebut di Google Review™, serta
pembuatan peta potensi wisata di Desa Cirangkong. Luaran dari kegiatan ini yaitu
dibuatnya papan informasi desa yang diletakkan di Gapura Desa Cirangkong.
Selain itu, dilakukan pembuatan plang penunjuk jalan untuk lebih mempertegas
arah wilayah desa Cirangkong yang dikerjakan bersama mahasiswa KKN UPI dan
dibantu oleh aparat desa.
Program ini bertujuan pendataan wilayah potensi desa yang dapat dijadikan
langkah awal bagi pihak desa dalam pengembangan lokasi yang berpotensi sebagai
lokasi wisata. Luaran lainnya dari program ini berupa pengadaan peta potensi
wisata untuk desa Cirangkong yang dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
para wisatawan maupun desa. Selain itu penambahan informasi lokasi di desa
Cirangkong juga dilakukan secara daring dengan pendaftaran lokasi pada plaform
peta digital Google Maps sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Program telah terlaksana dari tanggal 30 Juni 2019 hingga 24 Juli 2019.
Lingkup kegiatan mencangkup seluruh desa Cirangkong dengan diawali dengan
pencarian informasi dengan warga sekitar, survei lokasi, musyawarah dengan
aparat desa, dan pendataan lokasi yang berpotensi. Kegiatan ini melibatkan
beberapa aparatur desa yang mengikuti musyawarah penentuan lokasi potensi desa.
Adapun beberapa evaluasi dari program yang terlaksana diantaranya
pelaksanaan musyawarah dengan aparat desa harus dilakukan diawal kegiatan
sebelum dimulai agar mempermudah mendapatkan lokasi yang berpotensi sebagai
lokasi wisata. Selanjutnya, kegiatan survei lokasi dapat dilakukan di pagi hari,
mengingat adanya kemungkinan kesulitan mobilitas menuju lokasi. Serta
komunikasi dengan pihak desa harus lebih ditingkatkan.
2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6. Dokumentasi pemasangan plang penunjuk jalan dan papan informasi


desa Cirangkong

9
EDUKASI MITIGASI BENCANA LONGSOR
1. Ringkasan Kegiatan
Edukasi bencana longsor merupakan program pengenalan bencana kepada
siswa sekolah dasar. Pendidikan kebencanaan perlu dilakukan untuk mengurangi
resiko terjadinya bencana. Kegiatan ini diawali dengan menonton bersama animasi
Badu dari Wanabalu dengan judul Banjir dan Longsor. Tujuan penampilan video
yaitu memberikan gambaran umum sebab-akibat terjadinya banjir dan longsor.
Setelah itu, pemberian materi mengenai bencana longsor serta banjir. Materi terdiri
dari penyebab dan akibat lonsgor, tanda-tanda terjadinya longsor, hal yang harus
dilakukan saat terjadinya longsor dan cara pencegahan longsor. Kegiatan
selanjutnya yaitu permainanan tupai dan pohon. Permainan ini mengandung pesan
pentingnya menjaga pohon dari kerusakan. Kegiatan diakhiri dengan 'diary
Sukalaksana' yaitu merangkum apa yang sudah dipelajari hari itu.
Pelaksanaan kegiatan edukasi mitigasi bencana longsor diharapkan untuk
siswa dapat memahami bahaya bencana longsor, pencegahan, dan cara siap untuk
selamat dari bencana longsor. Program ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Juli
2019 dengan sasaran 24 siswa kelas 5 SD di SDN Sukalaksana, Cirangkong.
Rencana awal dari kegiatan ini adalah dilakukannya simulasi mengenai hal-
hal yang harus dilakukan pada saat evakuasi bencana longsor. Namun simulasi
tersebut tidak dilaksanakan karena mempertimbangkan Desa Cirangkong sendiri
telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan BPBD.

2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 7. Dokumentasi pelaksanaan edukasi mitigasi bencana longsor kepada


siswa kelas 5 SDN Sukalaksana

LITERASI DIGITAL SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PROMOSI


DESA
1. Ringkasan Kegiatan
Pelaksanaan program diawali dengan penjelasan bagaimana peran internet
terutama media sosial dalam kehidupan sehari-hari, baik peran, manfaat, dampak,
serta bagaimana penggunaan internet dan media sosial dengan bijak. Sebelum

10
dilakukan pelatihan, kami melakukan beberapa survei mengenai penggunaan medai
sosial dan interet dengan beberapa data sebagai berikut:

73,3% responden menjawab bahwa mereka percaya


terhadap apa yang diberitakan pada media sosial.

Setelah dilakukan pelatihan 100% responden


menjawab tidak begitu langsung percaya terhadap apa
yang diberitakan

31,3% responden menjawab belum mengetahui cara


mendaftarkan suatu lokasi di google maps.

Setelah dilakukan pelatihan 100% responden


mengetahui cara mndaftarkan suatu lokasi di google
maps.

31,3% responden menjawab belum mengetahui cara


menggunakan aplikasi VSCO untuk mengedit foto.

Setelah dilakukan pelatihan 100% responden menjawab


telah mengetahui cara menggunakan aplikasi VSCO
untuk mengedit foto.

Tujuan dari program literasi digital yaitu anggota karang taruna mampu
memanfaatkan internet dan media sosial dengan bijak, terutama menggunakan
media sosial Instagram untuk promosi desa wisata, mampu menggunakan aplikasi
sunting foto VSCO, dan mampu mendaftarkan tempat ke Google Maps serta
memberikan rating melalui Google Review. Pelaksanaan dimulai ketika diminggu
pertama datang, kami mulai menjalin pendekatan dengan pemuda Karang Taruna,
dari pertemuan dan hasil pengamatan kami selama beberapa minggu menunjukan
bahwa pemuda desa Cirangkong aktif dalam penggunaan sosial media, hal tersebut
dapat dibuktikan dengan selalu aktifnya para pemuda mengunjungi warung wifi
yang ada dilingkungan sekitar. Berdasarkan dari potensi berikut, maka kami
menyusun program literasi digital yang berkesinambungan dengan program lain
terkait branding desa wisata. Salah satu upaya yang dilakukan dalam mem-
branding desa wisata tersebut adalah dibuatnya akun instagram untuk lebih

11
mengenal-luaskan keindahan desa wisata Cirangkong lewat foto-foto yang
diunggah di akun tersebut.
Pelaksanaan inti acara pelatihan dilakukan di kediaman ketua Karang Taruna,
pada hari Kamis, 25 Juli 2019 dengan jumlah peserta 16 orang anggota Karang
Taruna RW 03 Desa Cirangkong. Akhir dari agenda ini yaitu serah terima akun
instagram @explorecirangkong yang sebelumnya dikelola oleh mahasiswa KKNT-
IPB kepada karang taruna Desa Cirangkong.
Kegiatan ini bersifat pemberdayaan terhadap para pelaku agar dapat
menggunakan internet dan media sosial dengan bijak utamanya optimalisasi
pemanfaataan media sosial instagram dengan baik. Antusias para pelaku dalam
mengikuti kegiatan ini baik karena mereka turut langsung diarahkan dapat
menggunakan aplikasi VSCO dan tata cara menggunakan Google Review, serta
pembgian e-book berjudul Internet Sehat dan Bijak Bersosmed. Perlu diadakan lagi
literasi digital dari berbagai pihak pendukung lainnya agar ke depannya
penggunaan media sosial dapat dioptimalkan dalam hal ini penggunaan yang sehat.
2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 8. Pelaksanaan literrasi digital terhadap kelompok karang taruna


di Desa Cirangkong

Gambar 9. E-book untuk pemuda Desa Cirangkong

12
KESIMPULAN

Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan selama empat puluh hari di Desa
Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang secara keseluruhan berjalan
lancar. Program yang dilakukan di Desa dibuat berdasarkan potensi dan masalah
yang ditemukan di desa berdasarkan hasil studi literasi data sekunder dan primer
dengan pengamatan langsung. Beberapa potensi yang ditemukan yaitu terdapat
perkebunan nanas yang tersebar hampir di seluruh kawasan Desa Cirangkong, akan
tetapi pemilik kebun nanas sebagian besar bukan warga Desa Cirangkong. Tidak
hanya itu, terdapat pula hutan pinus yang cukup luas di desa namun selain itu desa
Cirangkong rawan terjadi longsor, namun menariknya desa Cirangkong juga
dikenal sebagai desa wisata yang belum optimal. Berdasarkan hal tersebut,
beberapa program tersebut diantaranya yaitu pembuatan Nata de Pina, pemanfaatan
produk alam pohon pinus sebagai gantungan kunci di desa cirangkong, Pembuatan
Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Nanas, Tungku Sekam sebagai Bentuk
Alternatif Kompor Terbarukan Berbahan Bakar Sekam, Pemetaan Potensi Lokasi
Wisata Desa Cirangkong, Edukasi Mitigasi Bencana Longsor, Literasi Digital
sebagai Upaya Optimalisasi Promosi Desa. Selain itu, atas dasar saran dan
permintaan dari desa, beberapa rekomendasi kepada desa juga diberikan dalam
bentuk hardfile laporan KKN serta saran dan rekomendasi yang diserahkan kepada
Desa Cirangkong untuk kemudian dapat ditindaklanjuti.

REKOMENDASI UNTUK DESA CIRANGKONG


Saran yang dapat kami tuliskan untuk Desa Cirangkong berdasarkan
permasalahan yang terdapat di desa tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Sumber Mata Air di Desa Cirangkong
Permasalahan : Desa Cirangkong merupakan desa yang terletak di
perbukitan. Namun, di saat musim kemarau desa Cirangkong mengalami
kesulitan air terutama pada lahan pertanian yang dimilikinya. Hal ini
dikarenakan sedikitnya sumber mata air yang ditemukan di Desa
Cirangkong dan kurangnya keberdayaan alat dan teknologi untuk
menemukan sumber mata air desa.
Rekomendasi :
 Pembuatan proposal ke Balitklimat untuk mendatangkan
ahli/peneliti mengenai permasalahan sumber mata air
 Pembutan embung dan penampungan air hujan di sekitar
pemukiman warga

2. Pengelolaan Sampah di Desa Cirangkong


Permasalahan : Desa Cirangkong tidak memiliki tempat pembuangan
sampah sementara sehingga mereka membuat tempat pembuangan sampah
di sekitar sungai. Menyadari hal tersebut tidak baik, beberapa warga lebih

13
memilih untuk membakar sampah di tiap-tiap rumahnya. Namun
pembakaran sampah di setiap rumah juga menimbulkan polusi udara yang
tidak baik untuk kesehatan pernapasan manusia.
Rekomendasi :
 Pengajuan pembuatan TPS dan pembentukan tim pengangkut
sampah
 Pembuatan bak sampah organik dan anorganik
 Sosialisasi pencerdasan masyarakat mengenai pentingnya
pengelolaan pembuangan sampah dan bahaya pembakaran sampah

3. Potensi Wisata di Desa Cirangkong


Permasalahan : Desa Cirangkong dikenal sebagai desa wisata. Setelah
melakukan survei bersama warga, Desa Cirangkong memiliki beberapa spot
yang bagus untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata desa, namun
pengelolaan di spot-spot tersebut masih dirasa kurang atau bahkan belum
ada.
Rekomendasi :
 Pemberdayaan Karang Taruna desa dalam pengembangan potensi
desa sebagai tempat wisata
 Pengelolaan potensi Gunung Banjaran sebagai wisata motor cross
dengan pembuatan peta jalur tracknya

4. Optimalisasi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)


Permasalahan : Sebagian besar warga di Desa Cirangkong merupakan
petani nanas, namun masih sedikit warga yang memproduksi nanas dalam
bentuk olahan. Nanas yang mereka panen kebanyakan hanya dijual secara
langsung dalam bentuk buah utuh
Rekomendasi :
 Pembuatan produk olahan nanas sebagai produk unggulan desa
Cirangkong

5. Manajemen Pengelolaan Pasar


Permasalahan : Target pasaran di desa Cirangkong dirasa kurang, hal ini
menyebabkan pasar mengalami kekurangan konsumen.
Rekomendasi :
 Optimalisasi manajemen pengelolaan pasar

6. Pengembangan Minat Bakat Generasi Muda

14
Permasalahan : Generasi muda desa Cirangkong memiliki minat dan
bakatnya masing-masing baik dari segi olahraga maupun keseniannya. Desa
Cirangkong memiliki budaya dan kesenian yang khas salah satunya yaitu
Tari Benjang, namun masyarakat generasi muda merasa kurnag tertarik
dalam mempelajari budaya tersebut. Apabila tidak dilestarikan, budaya
tersebut khawatir akan pudar dikemudian hari.
Rekomendasi :
 Diadakannya kegiatan oleh Karang Taruna desa mengenai
pengenalan budaya Cirangkong yang lebih mendalam

15

Anda mungkin juga menyukai