Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PERBANDINGAN HUKUM

PERTEMUAN KE 3

A. Sejarah perbandingan hukum di jaman Plato dan Ariestoteles hingga era


modern.

Perbandingan hukum mempunyai sejarahnya sendiri. Kapankah dimulai dilakukan


kegiatan memperbandingkan hukum?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kiranya perlu untuk dipahami terlebih
dahulu mengenai dasar pemikiran bagi perbandingan hukum (comparative law).
Mengapa orang perlu melihat masyarakat atau budaya hukum lain? Jika hanya
untuk mendapatkan wawasan dari budaya mereka sendiri, apakah tidak cukup
dengan membuat perincian dan melakukan pengkajian?
Ada beberapa alasan yang logis yang dikemukakan oleh Ehrmann sebagai mana
dikutip oleh Peter de Cruz dalam bukunya Perbandingan Sistem Hukum Common
Law, Civil Law Dan Socialist Law. Ehrmann mengemukakan pendapatnya terkait
dengan hal tesebut:
“…hanya dengan menganalisis satu macam budaya hukum saja akan
memperlihatkan apa yang kebetulan sedang terjadi ketimbang apa yang dibutuhkan,
apa yang sifatnya permanen ketimbang apa yang dapat berubah dalam norma-norma
dan agensi-agensi hukum, serta apa yang mengkarakterisasikan berbagai keyakinan
yang mendasari keduanya. Hukum dari suatu budaya tunggal akan mengasumsikan
teori etis tempat hukum tersebut diberlakukan.”

Kegiatan memperbandingkan hukum sudah dilakukan sejak Plato (470-430 SM).


Hal ini dapat diketahui bahwa di dalam karyanya yang terkenal yaitu Politeia
(Negara), Plato memperbandingkan beberapa bentuk negara. Kegiatan
memperbandingkan hukum ini dilanjutkan oleh murid Plato yaitu Aristoteles (384-
322 SM) yaitu dalam Politiknya memperbandingkan peraturan-peraturan dari
pelbagai negara.
Di dalam bidang hukum perdata juga dilakukan perbandingan hukum, yaitu yang
dilakukan oleh Theoprastos (372-287 SM). Beliau melakukan perbandingkan
hukum yang berkaitan dengan jual beli di pelbagai negara.
Dalam Collatio (Mosaicarium et Romanium Legum Collatio), suatu karya yang
penulisnya tidak dikenal, diperbandingkan juga antara undang-undang Mozes
(Pelateuch) dengan ketentuan-ketentuan yang mirip dari hukum Romawi.
Studi perbandingan antara organisasi negara dari Inggris dengan Perancis dilakukan
oleh Fortescue kira-kira pada tahun 1390.
Montesquie (1687-1755) dalam L’esprit de lois (1748) memperbandingkan
oganisasi negara dari Inggris dan Perancis.
Leibniz (1646-1716), menulis suatu uraian tentang semua sistem hukum seluruh
dunia. Ia yakin dengan cara itu dapat menemukan dasar semua hukum.

Jadi sudah sejak lama dikenal kegiatan memperbandingkan hukum. Dapatlah


dikatakan bahwa kegiatan memperbandingkan hukum di waktu yang lampau
terbatas pada hukum publik. Perbandingan hukum perdata di waktu yang lampau
jarang dilakukan.
Sebagai tahun kelahiran perbandingan hukum pada tahun 1828, di Jerman ditandai
dengan dikeluarkannya majalah Kritische Zeitschrift fur Rechtswissen-schaft und
Gesetzgebung des Auslandes.
Sebagai lahirnya perbandingan hukum modern adalah 1869, karena pada waktu itu
di Perancis didirikan Societe de legislation compare, sedangkan di Inggris Sir
Henry Summer Maine diangkat sebagai guru besar pertama dalam “historical” dan
“comparative jurisprudence” pada Universitas Oxford. Tidak boleh dilupakan
bahwa pada tahun itu pula di Belgia diterbitkan majalah Reveu de droit
international et de droit compare.

Lahirnya kodifikasi menyebabkan lahirnya legisme. Pada waktu itu undang-undang


ditafsirkan secara harfiah, sehingga tidak ada kesempatan memperbandingkan
pemecahan masalah hukum dengan luar negeri. Pada permulaan abad ke 19 itu
majalah-majalah pada umumnya memusatkan perhatiannya kepada perundang-
undangan luar negeri dan bukan kepada pemecahan masalah hukumnya, sehingga
hanya merupakan perbandingan perundang-undangan dan bukan perbandingan
hukum atau peradilan. Haruslah disadari bahwa suatu undang-undang itu tidak
berdiri sendiri lepas dari undang-undang lainnya. Suatu undang-undang harus
dilihat dalam sistem hukum negara yang bersangkutan. Arti pentingnya suatu
undang-undang atau peraturan perundang-undangan justru terletak dalam sistem
hukum itu. Undang-undang memang merupakan salah satu (bukan satu satunya)
perwujudan hukum dan pelaksanaan undang-undang melalui peradilan itupun
adalah hukum.

Pada tahun 1900 di Paris diadakan Kongres Hukum Komparatif Internasional yang
mempunyai agenda untuk merumuskan fungsi dan tujuan perbandingan hukum.,
yang juga menghasilkan pemikirkan tentang metode perbandingan hukum.
Diputuskan bahwa perbandingan hukum harus dipusatkan pada hukum yang nyata-
nyata berlaku (law in action) dan tidak semata-mata pada bunyi undang-undang
saja. Diharapkan dengan perbandingan hukum kita menuju pada unifikasi hukum:
suatu “droit mondial” (hukum dunia). Tetapi dengan terjadindya perang dunia maka
impian akan unifikasi hukum itu menjadi kabur, Sebaliknya menunjukkan
kelemahan.

Di Inggris, sama seperti di Eropa, yaitu pada paruh pertama abad ke-19 tidak
menunjukkan adanya pertumbuhan studi komparatif yang signifikan. Hingga
akhirnya Burge dengan karyanya yang berjudul: “Commentaries on Colonial and
Foreign Law”, yang ditulisnya untuk para praktisi hukum, diterbitkan pada tahun
1838, serta buku karya Leone Levi yang mebandingkan hukum dagang Inggris
dengan hukum dan peraturan hukum Romawi, yaini berjudul: “Commercial Law of
The World”, yang diterbitkan pada tahun 1852. Kedua karya tersebut merupakan
upaya awal penerapan metode komparatif dengan aspek-aspek praktis hukum.
Dalam Hukum Romawi tidaklah menyediakan dorongan untuk menge-mbangkan
perbandingan hukum karena hukum Romawi bukanlah hasil dari proses
perbandingan terhadap hukum-hukum negara lain. “Corpus Iuris

Civilis” yang merepresentasikan hukum Romawi mengandung ungkapan yang


datang dari para kaisar. Begitu pula dengan istilah “edicta” merupakan hasil
pemberian langsung dari mereka sebagai kepala negara, atau “rescripta” yaitu
jawaban yang diberikan oleh para kaisar ketika berkonsultasi mengenai pertanyaan-
pertanyaan hukum oleh berbagai pihak ataupun oleh para hakim.

Bangsa Romawi mendeskripsikan sistem hukum mereka berdasarkan dua


komposisi, yaitu pertama: “seluruh bangsa”, berdasarkan perjanjian-perjanjian
kelembagaan di mana diatur oleh hukum; dan kedua: “kebiasaan”, ditentukan
sebagian oleh hukum khusus mereka sendiri, dan sebagian lainnya berdasarkan
hukum-hukum yang umum diberlakukan bagi umat manusia. Hukum di mana
mengikat orang banyak dinamakan hukum perdata, tetapi hukum yang diangkat
dengan alasan alamiah bagi seluruh umat manusia dinamakan hukum bangsa-
bangsa, sebab dalam hal ini seluruh bangsa menggunakannya. “Bagian dari hukum”
yang dibuat dengan alasan alamiah tersebut merupakan elemen di mana maklumat
atau perintah yang termuat seharusnya telah berfungsi di dalam yurisprudensi
Romawi. Di tempat lain hal tersebut dibahasakan secara lebih mudah melalui istilah
“Ius Naturale” atau hukum alam, dan peraturan-peraturannya disandarkan pada
kewajaran alamiah (natural aquitas) sebagaimana juga dengan alasan alamiah.
Di lain pihak, common law Inggris secara keseluruhan telah membuka diri terhadap
perkembangan mengenai perbandingan hukum. Ahli hukum pertama diantara para
penganjur lainnya yaitu Leibnitz. Ia berusaha untuk melakukan penelitian berbagai
hukum dari negara-negara yang civilized. Walaupun pada akhirnya ia tidak terlalu
berhasil dalam usahanya itu namun hal tersebut telah memiliki nilai akademik
tersendiri. Di Inggris, Montesquieu dinobatkan sebagai pendiri dari perbandingan
hukum karena ia yang pertama kali menyadari bahwa peraturan hukum seharusnya
tidak diperlakukan sebagai hal yang abstrak, tetapi harus ditempatkan secara
berlawanan dengan latar belakang dari sejarahnya dan hal-hal yang berhubungan
dengan lingkungannya di mana harus pula disesuaikan dengan fungsinya. Di dalam
bukunya yang terkenal, “Del Espirit des”, ia mengemukakan bahwa pada akhirnya
hukum-hukum di dunia akan gagal mencapai tujuannya. Asal usul dari
perbandingan hukum pada awalnya dapat diikuti dari abad pertengahan kesembilan
belas. Gagasan untuk mempelajari hukum negara lain tidaklah dianjurkan oleh ahli
sejarah ilmu hukum. Hal tersebut bukan hanya terhadap perkembangan dari
kodifikasi hukum tetapi juga apapun yang dilakukan atas nama mempelajari hukum
negara lain. Beberapa usaha telah dilakukan di Perancis dan Paris di mana ruang
untuk mempelajari perbandingan hukum dan perbandingan kriminal didirikan pada
tahun 1832 dan 1846.

Sedangkan di Amerika sendiri telah terdapat permusuhan yang cukup besar


terhadap apapun yang berhubungan dengan hukum Inggris. Dengan demikian,
sistem hukum Amerika secara keseluruhan berusaha mengesampingkan studi
tentang hukum Inggris. Akan tetapi, Bagaimanapun juga mereka tetap mendapat
sedikit bantuan dari sistem hukum Perancis.

Berbagai hasil yang mempelopori perkembangan mengenai perbandingan hukum


teleh diselesaikan dan dapat kita temukan di Inggris. Lord Bacon dan Mansfield
merupakan pelopor penting dalam hal ini. Hukum kuno dari Henry Maine (1861)
telah membuka mata kita semua terhadap pentingnya perkembangan dari
perbandingan hukum. Ia juga yang telah mengenalkan metode korelatif ke dalam
sejarah kelembagaan. Pada tahun 1984 Professor di bidang perbandingan hukum
dari Quain mendirikan University College, London yang kemudia pada tahun 1985
dibangun Komunitas Inggris untuk Perbandingan Peraturan Hukum.

Pada abad ke-19, terjadi pengaruh rasionalisme Dario abad ke-18 yang secara logis
mengarahkan pada kodifikasi hukum, sehingga penyatuan dan penyederhanaan
hukum menjadi slogan pada masa itu. Berbagai tatanan hukum nasional pun
dirancang, yang melahirkan sebutan pada masa itu sebagai era “Kodifikasi Besar”
dan mau tak mau para ahli hukum mengubah perhatian utama mereka pada
interpretasi dan analisis terhadap tatanan hukum ini. Terlepas dari semua kodifikasi
ini, ketertarikan terhadap hukum komparatif (perbandingan hukum) dan hukum
asing pada akhirnya mulai tunguh di Jerman, Perancis, Inggris dan Amerika.
Meskipun terdapat berbagai faktor yang disatukan untuk menghasilkan lini studi
komparatif, akar perbandingan hukum modern dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Hukum komparatif legislatif.
Perbandingan hukum legislatif ini merujuk pada proses di mana dengan cara itu
hukum-hukum asing dilibatkan agar dapat membeuat rancangan hukum nasional
baru.
2. Hukum komparatif akademis.
Sebagai disiplin akademis, perbandingan hukum sudah melalui waktu yang cukup
panjang untuk bisa dikenal. Dorongan terhadap munculnya metode-metode modern
perbandingan hukum mulai ada sekitar abad ke-19, ketika gerakan intelektual yang
kita asosiasikan sebagai evolusi dan darwinisme merambah imajinasi kalangan
intelektual dan ilmuwan di seluruh daratan eropa. Perlu waktu yang cukup panjang
untuk bisa dikenal. Dorongan terhadap munculnya metode-metode modern
perbandingan hukum mulai ada sekitar abad ke-19, ketika gerakan intelektual yang
kita asosiasikan sebagai evolusi dan darwinisme merambah imajinasi kalangan
intelektual dan ilmuwan di seluruh daratan eropa.
Tetapi baru pada paruh kedua abad ke-19, perbandingan hukum bisa mendapat
pengakuan pasti sebagai sebuah cabang studi hukum, atau setidaknya sebagai
sebuah metode yang diakui untuk studi system-sistem hukum yang berbeda. (Peter
de Cruz, 2012:18-20).

B. Sejarah Perbandingan Hukum Sebagai Ilmu Pengetahuan


Sejak pengenalannya sebagai sebuah disiplin akademis yang berdiri sendiri pada
awal abad ke-20, yaitu sejak tahun 1920, beberapa komparatis telah mengemukakan
tentang manfaat potensial dan actual dari perbandingan hukum, yaitu dalam artian
intelektual murni, dalam istilah ilmu pengetahuan sosial, dalam arena hukum
domestik, serta dalam konteks hukum internasional. Metode perbandingan
merupakan bagian essensial dari suatu pendidikan hukum tahap awal. Selain itu,
metode perbandingan memeiliki tradisi yang lebih baru dimulai sejak tahun 1869 di
Inggris, yaitu ketika Maine menduduki jabatan sebagai Guru Besar Yurisprudensi
Komparatif dan Historis. Bahkan terdapat pula tradisi yang lebih kuno yang
bermula sejak jaman Romawi dan Yunani. Oleb sebab itu, bagaimanapun
bentuknya, metode perbandingan telah membentuk sebagaian tradisi hukum, baik
dalam common law maupun civil law.
Sebagaimana dikemukakan oleh Peter de Cruz bahwa terdapat banyak alasan
edukasional untuk memasukkan metode komparatif ini ke dalam berbagai program
studi pra-sarjana dan pasca sarjana sekarang ini, yaitu:
Pertama, metode komparatif mendorong siswa untuk lebih kritis mengenai fungsi
dan tujuan peraturan-peraturan yang mereka pelajari, dan belajar untuk menerima
begitu saja kesahihannya karena peraturan-peraturan tersebut merupakan bagian
dari sistem hukum mereka. Dengan kata lain, pengetahuan yang lebih luas
mengenai rentang solusi yang mungkin dilakukan dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan hukum. Yaitu dengan mengumpulan sedikit demi sedikit dari
yurisdiksi-yurisdiksi lainnya, dengan demikian dapat diciptakan.
Kedua, metode komparatis akan membantu menajamkan skill analitis dan teknik
metodologis.
Ketiga, metode komparatif akan membantu memperluas persepsi pada siswa
tentang cara kerja sebuah peraturan hukum dengan melihat bagaimana asal-ususl
keberadaan dan pelaksanaanya saat ini dalam berbagai system yang berbeda, baik
dalam konteks sosio-kultural yang sama maupun berbeda.
Keempat, metode komparatif ini memberikan kepada siswa sebuah kesempatan
untuk mempelajari interaksi antara berbagai disiplin berbeda dan mengaitkan semua
disiplin itu dengan formasi dan pada pengoperasian peraturan-peraturan hukum dan
sejarah.
Kelima, metode komparas menyediakan forum untruk lintas fertilisasi pengalaman,
gagasan, budaya dan pengalaman.

Pada akhir abad ke-19, Perancis, Jerman, bahkan Amerika Serikat telah mengalamai
kebangkitan kembali ketertarikannya terhadap terhadap perbandingan hukum,
bersamaan dengan didirikannya jabatan guru besar serupa di Columbia dan
Chicago, dan pertumbuhan beberapa program studi di bidang perbandingan hukum.
Paton, berpendapat bahwa tidak mungkin membayangkan tentang eksistensi
yurisprudensi tanpa hukum komparatif, karena semual aliran yurisprudensi, baik
yang bersifat historis, filosofis, sosiologis maupun analitis. mengandalkan pada
metode penelitian komparatif.

UJI PEMAHAMAN MATERI


Pertanyaan :
1. Jelaskan mengenai dasar pemikiran perbandingan hukum?
2. Jelaskan mengenai akar perbandingan hukum modern. Jelaskan!
3. Jelaskan secara singkat sejarah perbandingan hukum.

Anda mungkin juga menyukai