Anda di halaman 1dari 3

A.

Morfologi Tanaman Pakcoy


Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk
keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan
setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini
merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat
ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand.
(Setiawan 2014)
Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L
(Setiawan 2014)

Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral
rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda,
gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Pakcoy mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanah di Indonesia sehingga bagus untuk
dikembangkan.
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dalam jenis sayur sawi yang mudah
diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
berbagai masakan. Hal ini cukup meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tanaman
pakcoy. Tanaman pakcoy cukup mudah untuk dibudidayakan. Perawatannya juga tidak
terlalu sulit dibandingkan dengan budidaya tanaman 6 yang lainnya. Budidaya tanaman
pakcoy dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan media tanam
dalam polibag. Media tanam dapat dibuat dari campuran tanah dan kompos dari sisa
limbah. (Prasasti dkk, 2014)
Tanaman pakcoy dapat dipanen saat berumur 40-50 hari setelah tanam. Tanaman
yang telah layak panen memiliki ciri daun yang tumbuh subur dan berwarna hijau segar,
pangkal daun tampak sehat, serta ketinggian tanaman seragam dan merata. Menurut
Haryanto dan Tina (2002), apabila daun terbawah sudah mulai menguning maka sawi
harus secepatnya dipanen karena hal ini menandakan bahwa tanaman mulai memasuki
fase generatif atau akan segera berbunga. Jika tanaman dipanen belum berbunga maka
sawi yang dihasilkan segar dan tidak keras atau kasar apabila dikonsumsi. Tanaman yang
siap dipanen adalah tanman dengan daun berwarna hijau terang, tekstur batang tegar dan
lebar daun berkisar 9-15.
Proses pemanenan dilakukan dengan cara memetik pangkal daunnya dengan
menggunakan gunting atau dapat dicabut langsung beserta akar-akarnya dari dalam
tanah. Hal ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian pangkal dan daun
pakcoy. Selain dapat menurunkan nilai ekonomisnya, kerusakan tersebut juga bisa
berakibat pada sayur pakcoy yang mudah membusuk. Selama proses panen, pakcoy
sebaiknya dikumpulkan di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung
agar laju respirasi berkurang sehingga pakcoy tetap segar. Setelah itu pakcoy
diseleksi untuk memisahkan pakcoy yang baik dan bermutu dari pakcoy yang
kualitasnya kurang baik atau rusak saat proses panen. Kemudian penyimpanan pakcoy
harus memperhatikan varietas pakcoy, suhu, kelembaban dan kadar air.
Pengemasan dan pengangkutan tanaman pakcoy dilakukan dengan plastik
polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu dimasukkan ke dalam peti kayu
(filed boxes) dengan kapasitas 25-30 kg/ peti.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, E. dan T. Suhartini. 2002. Sawi dan selada. Jakarta: Penebar Swadaya

Prasasti, D., Prihastanti, E., dan Izzati, M. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah Liat Dan Pasir
Dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu Untuk Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman
Pakcoy (Brassica Rapa Var Chinensis). Universitas Diponegoro. Semarang.

Setiawan, A. 2014. Budidaya Tanaman pakcoy. IPB.Bogor.

Anda mungkin juga menyukai