Selama
Penyimpanan
PUTRI YULIASTUTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I. PENDAHULUAN
diminati tampilan buah eksotis ini yang menarik. Selain itu, stroberi adalah buah
yang penting secara ekonomi, dikonsumsi secara luas baik dalam bentuk segar
maupun olahan seperti jus, puree, selai dan jeli. Stoberi termasuk salah satu buah
komoditi segar dengan nilai permintaan pasar yang tinggi. Tingginya tingkat
negara pengimpor dalam kategori jumlah besar. Menurut Hanif dan Ashari (2013),
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, impor buah stroberi sebesar 210 ton pada
tahun 2011. Hal ini terjadi akibat harga buah stroberi lokal yang mahal dan umur
simpannya yang relatif pendek. Ini merupakan salah satu masalah tersendiri bagi
petani dalam negeri. Oleh karena itu, peningkatan angka produksi buah stroberi
lokal terus digalakkan. Namun, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh
segar cukup menarik untuk dikaji. Pertama, seperti buah non-klimakterik lainnya,
stroberi harus dipetik pada tingkat kematangan optimum. Jika buah ini dipanen
terlalu dini maka umur simpannya lebih panjang namun nilai nutrisi dan kualitasnya
lebih rendah dibandingkan dengan buah yang dipetik pada fase kematangan
optimum. Kedua, buah stroberi termasuk kedalam buah yang tidak memiliki
eksokarp atau lapisan kulit luar. Ketiadaan lapisan kulit buah ini menjadikan
stroberi sangat rentan akan kerusakkan baik karena gangguan mikrobiologi maupun
1
Perlakuan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu Buah Stroberi Segar (Fragraria x annanasa)
Selama
Penyimpanan
PUTRI YULIASTUTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kebun stroberi menjadikan produk stroberi lokal memiliki mutu yang lebih rendah
dan umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan stroberi impor.
pengemasan juga merupakan hal yang perlu dikaji dalam kaitannya dengan
buah stroberi hanya berkisar antara tiga hingga lima hari setelah dipetik dan
disimpan pada suhu ruang. Teknik pengemasan dan perlakuan suhu yang baik
lingkungan. Buah stroberi yang tidak memiliki lapisan kulit lebih sensitif terhadap
pengemas yang kuat namun ringan untuk memudahkan penanganan distribusi buah
stroberi. Beberapa petani mengemas stroberi hasil panen dengan kemasan berbahan
menambahkan alas karton dalam kemasan PET dengan asumsi unutk mengurangi
mengurangi kerugian akibat kerusakan buah selama penyimpanan. Oleh karena itu,
2
Perlakuan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu Buah Stroberi Segar (Fragraria x annanasa)
Selama
Penyimpanan
PUTRI YULIASTUTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bahkan dapat dijadikan alat pembawa (carrier) zat tambahan pangan yang dapat
bahan antimikroba. Bahan pelapis yang digunakan harus tidak beracun dan aman
potensial yang dapat dijadikan komponen utama pelapis adalah Aloe vera dan
dikenal luas akan sifat antioksidannya dan sebagai bahan kosmetik yang aman
dikonsumsi pada jumlah tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan kajian mendalam
buah stroberi.
1. Objek penelitian ini adalah stroberi lokal segar (fresh strawberries) jenis
Holibert (Earlibrite) yang berasal dari Kebun Buah Inggit Stroberi di Desa
Banyuroto, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3
Perlakuan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu Buah Stroberi Segar (Fragraria x annanasa)
Selama
Penyimpanan
PUTRI YULIASTUTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. Karakteristik mutu yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah uji mutu
secara fisikawi berupa uji bobot dan tekstur, kimiawi berupa uji kadar air,
vitamin C, total asam, dan total padatan terlarut, serta biologis yang
menyangkut pengamatan keberadaan kapang pada permukaan luar buah.
3. Jumlah eksperimen yang dilakukan berdasarkan pada Orthogonal array dalam
metode Taguchi dengan empat faktor kontrol dan tiga level perlakuan pada
bahan pelapis Aloe vera dan beeswax dengan karakteristik uji nilai mutu higher
is better.
4. Kondisi perlakuan pascapanen yang diteliti merupakan kondisi buah stroberi
segar selama penyimpanan yaitu faktor terkontrol meliputi komposisi bahan
pelapis, kemasan, suhu penyimpanan, dan tingkat kematangan buah.
5. Level yang digunakan pada faktor komposisi adalah tiga komposisi pelapis
baik pada Aloe vera (25, 32,5, dan 40%) maupun beeswax (2, 3, dan 4%),
kemasan PET dengan lubang, tanpa lubang, dan tanpa lubang dengan alas,
level suhu penyimpanan yang digunakan adalah 4, 10 dan 27±2oC, level faktor
tingkat kematangan sampel buah adalah 1/3, 2/3 dan matang penuh.
6. Analisis data rata-rata dan nilai SNR karakteristik mutu buah menggunakan
ANOVA, tabel dan grafik respon, untuk pemilihan rekomendasi perlakuan
pascapanen terbaik.
7. Analisis quality loss function digunakan untuk mendapatkan nilai penghematan
(cost-saving) pada kombinasi perlakuan pascapanen terpilih.
buah stroberi yang terbaik dengan tiga tahapan metode Taguchi, yaitu:
4
Perlakuan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu Buah Stroberi Segar (Fragraria x annanasa)
Selama
Penyimpanan
PUTRI YULIASTUTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
retailer atau distributor, konsumen maupun mediator (seperti perguruan tinggi atau
yang berkontribusi dalam rantai pasok pascapanen buah stroberi segar mengenai
penelitian ini sebagai informasi untuk menjadi mentor atau bagi universitas yang