Anda di halaman 1dari 5

Nama : Catur Friska Widya

No. BP :1710221027

Matakuliah : Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Utama

Kelas : Agri

Pembibitan Kakao

Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komuditas perkebunan
yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di
Indonesia, khususnya di sentra-sentra pengembangan Kakao. Sistematik tanaman kakao menurut
Tjitrosoepomo adalah :

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak kelas : Dialypetalae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceae

Jenis : Theobroma cacao

Kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu Criollo (Amerika
Tengah dan Amerika Selatan) dan Forastero (Amazona dan Trinitario). Kakao merupakan
tanaman tahunan yang dapat mulai berbuah pada umur 4 tahun, dan apabila dikelola secara tepat
maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Dalam skala perkebunan penanaman
Kakao di Indonesia dimulai pada tahun 1780 di Minahasa selanjutnya pada tahun 1858
dikembangkan di Ambon serta Seram kepulauan Maluku. Di Jawa penanaman Kakao
berkembang secara pesat pada awal abad 19 sebagai tanaman pengganti kopi yang rusak oleh
serangan penyakit karat daun. Berkembangnya pengusahaan Kakao di pulau Jawa kemudian
menyebar ke Bali. Di Bali produktivitas Kakao rata-rata 777 kg biji kering per hektar, sementara
itu potensi produksinya sebesar 1.100 kg biji kering per hektar. Sampai saat ini komuditas Kakao
tersebut masih memiliki prospek pasar yang baik.

Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan
yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan
persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan,
penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit
serta administrasi pembibitan (Willy, 2010).

Adapun ciri-ciri biji kakao berkualitas baik dan layak tanam:

 Biji terlihat segar dengan warna putih agak kekuningan


 Bila direndam di dalam air tidak mengapung
 Bila diambil dari buah, buah serta bijinya utuh tidak dimakan serangga ataupun hama
lainnya
 Tidak ada warna atau bintik hitam pada biji
 Permukaan biji halus dan bentuknya bulat sedikit kotak

Bibit Kakao bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu:

1. Melalui perbanyakan generatif (biji)

Untuk perbanyakan secara generatif digunakan bahan berupa biji dan benih. Perbanyakan
secara generatif akan menghasilkan tanaman kakao semaian dengan batang utama ortotrop
(pertumbuhan cabang atau tunas yang mengarah ke atas) yang tegak, mempunyai rumus daun
3/8, dan pada umur tertentu akan mempunyai jorket dengan cabang-cabang plagiotrop yang
mempunyai rumus daun ½. Rumus daun 3/8 artinya sifat duduk daun seperti spiral dengan letak
duduk daun pertama sejajar sejajar dengan daun ketiga pada jumlah daun delapan. Sementara itu,
rumus daun ½ artinya sifat duduk daun berseling denga letak daun pertama sejajar kembali
setelah daun kedua.

Untuk budidaya, benih diambil dari tanaman kakao produksi baik pada pertanaman kakao
klonal maupun pertanaman kakao hibrida. Jika biji ini ditanam akan menghasilkan tanaman
dengan tingkat segresi (pemisahan sifat) yang sangat beragam, sehingga produktivitas dan mutu
hasilnya tidak menentu.

Biji kakao yang baik untuk benih adalah:

 berukuran besar
 bernas (tidak kosong)
 bebas dari hama dan penyakit
 biji tidak kadaluwarsa.

Jenis kakao yang dapat dianjurkan untuk perbanyakan secara generatif adalah jenis kakao
hibrida yang tanaman hibridanya telah teruji mempunyai produktivitas tinggi dan tahan terhadap
hama penyakit. Pada saat ini, tanaman kakao yang diperbanyak dengan menggunakan bahan
tanam benih kakao hibrida adalah jenis kakao lindak. Perbanyakan generatif bisa dilakukan
dengan dua cara, yakni:

 Secara buatan (hand pollination)


Perbanyakan secara buatan dilakukan dengan menyilangkan dengan tangan antara dua
tanaman kakao. Serbuk sari jantan tanaman kakao ditempelkan pada kepala putik
tanaman kakao lainnya.
 Secara alami (open pollination)
Perbanyakan secara alami biasanya dilakukan oleh lalat yang menempelkan serbuk sari
jantan pada kepala putik tanaman kakao lainnya di kebun benih hibrida yang telah
dirancang tanaman dan pola tanamannya.

Ketika sudah memilih biji kakao berkualitas dan layak tanam, setelah itu harus
melakukan penyemaian terlebih dahulu. Penyemaian pada biji kakao sama seperti penyemaian
biji pada umumnya, namun sebelumnya harus menyiapkan media penyemaian terlebih dahulu
yaitu polybag berukuran kecil, tanah serta pupuk dan air. Berikut adalah langkah penyemaian biji
coklat:

 Siapkan campuran tanah, sekam, dan pupuk organik seperti pupuk kandang ataupun
kompos dan campuran ini haruslah rata dengan perbandingan 2:1:2.
 Setelah campuran tanah siap, masukkanlah ke dalam polybag kecil sebanyak tiga per
empat bagian saja.
 Buatlah lubang kecil disetiap polybag menggunakan telunjuk jari anda seukuran biji
kakao yang ditanam.
 Masukkanlah biji kakao tersebut ke dalam lubang tesebut dan tekanlah dengan lembut,
lalu tutuplah dengan campuran tanah hingga agak penuh dan biji kakao tertutupi dengan
baik.
 Usahakan untuk satu polybag berisi satu biji kakao agar pertumbuhan tunas tidak
terganggu dan dapat tumbuh dengan baik.
 Siramlah menggunakan semprotan dengan sedikit air hingga kondisi air lemabab dan
siramlah secara rutin sebanyak dua kali sehari setiap pagi dan sore. Biarkan hingga tunas
tumbuh dan bibit berusia 4 hingga 6 bulan.

2. Melalui perbanyakan vegetatif (okulasi, enten, atau stek)

Bahan yang digunakan untuk perbanyakan secara vegetatif bisa berupa akar, batang,
cabang, bisa juga daun. Sampai saat ini bagian vegetatif tanaman kakao yang banyak digunakan
sebagai bahan tanam untuk perbanyakan vegetatif adalah batang atau cabang yang disebut
dengan entres (kayu okulasi). Ciri entres yang baik antara lain:

 tidak terlalu muda dan tua


 ukurannya yang relatif sama dengan batang bawah
 tidak terkena hama dan penyakit
 masih segar.

Perbanyakan vegetatif tanaman kakao dapat dilakukan dengan cara okulasi, setek, atau
kultur jaringan. Perbanyakan vegetatif yang dilakukan adalah dengan cara okulasi, karena
penyetekan masih sulit dilakukan di tingkat perkebun. Sementara itu, perbanyakan secara kultur
jaringan masih dalam penelitian.

Okulasi dilakukan dengan menempelkan mata kayu pada kayu batang bawah yang telah
disayat kulit kayunya dengan ukuran tertentu, diikat, dan dipelihara sampai menempel dengan
sempurna walaupun tanpa ikatan lagi.
Tanaman kakao hasil perbanyakan vegetatif memiliki bentuk pertumbuhan yang sesuai
dengan entres yang digunakan:

 Jika entres berasal dari cabang ortotrop, tanaman yang dihasilkan akan mempunyai
pertumbuhan seperti tanaman yang berasal dari biji.
 Jika entres berasal dari cabang plagiotrop, pertumbuhan tanaman yang dihasilkan akan
seperti cabang plagiotrop dengan bentuk pertumbuhan seperti kipas.

Perbanyakan vegetatif akan menghasilkan tanaman yang secara genetis sama dengan
induknya sehingga akan diperoleh tanaman kakao yang produktivitas serta kualitas seragam.
Karena itu, penggunaan bahan tanam vegetatif yang berasal dari klon-klon kakao yang sudah
teruji keunggulannya akan lebih menjamin produktivitas dan kualitas biji kakao yang dihasilkan.
Perbanyakan biji kakao secara vegetatif telah lama dilakukan pada tanaman kakao mulia dengan
cara okulasi dan menggunakan bahan tanam berupa entres klon-klon unggul dari jenis DR 1,
DR2, dan DR 38. Perbanyakan vegetatif dengan cara okulasi dapat dilakukan pada tanaman
kakao lindak dengan menggunakan bahan tanam berupa entres (kayu okulasi) klon-klon kakao
lindak.

Sumber:

Almasshabur. 2008. 8 Cara Menanam Coklat (Panduan Lengkap)


http://chocopirates.blogspot.com/2008/03/2-cara-perbanyakan-tanaman-kakao.html (diakses
tanggal 9 Maret 2008).

Arta, I Nengah. 2017. Teknik Budidaya Tanaman Kakao. Universitas Udayana.

https://ilmubudidaya.com/cara-menanam-coklat (diakses tanggal 22 September 2017).

Willy, Bryan. 2010. Standar Pembibitan. http://bryanwilly32.blogspot.com/2010/07/standar-


pembibitan.html diakses tanggal 20 Desember 2011 pukul 19.35 wib.

Anda mungkin juga menyukai