Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


“ PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN KEDELAI “

DISUSUN OLEH:
Nama: 1. Yunirza Eka Putri (E1J016103)
2. Putri Delvia Auliani (E1J016002)
3. Ranti Asmara Dewi (E1J016030)
Kelas : B
Nama dosen : Ir. Dotti Suryati, M.P.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan adalah peristiwa bertambahnya ukuran ( volume, massa, dan tinggi
) pada mahluk hidup. Contohnya pertambahan tinggi batang dan daun. Pertumbuhan ini
bersifat irreversible (tidak dapat balik), serta bersifat kuantitatif (dapat diukur).
perkembangan adalah proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Dalam perkembangan
terbentuk stuktur dan fungsi organ yang semakin kompleks dan sempurna. Serta bersifat
kualitatif (tidak dapat di ukur). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
saling berhubungan. Adabanyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor
internal yang merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan proses
individual yang bersifat spesifik, serta faktor external atau faktor lingkungan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. (Iwan Wahyu S, 2006:2).
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, diantaranya
adalah kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu
di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina
sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal
lama orang penduduk setempat.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu,
diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri
belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan
produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan
mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam.
Tanaman Kedelai merupakan tanaman penting dalam memenuhi kebutuhan
pangan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, karena merupakan sumber protein
nabati yang relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya seperti daging, susu,
dan ikan. Kadar protein biji kedelai lebih kurang 35%, karbohidrat 35%, dan lemak
15%. Di samping itu, kedelai juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, besi,
vitamin A dan B (H.S Suprapto, 2001).
Kebutuhan akan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun linear dengan
peningkatan jumlah penduduk, sementara produksi yang dicapai belum mampu
mengimbangi kebutuhan tersebut. Pada tahun 2004 misalnya, kebutuhan kedelai di
Indonesia diperkirakan mencapai 1.951.100 ton sedangkan produksi pada tahun yang
sama hanya 672.439 ton [2] yang menunjukkan defisit 1.278.661 ton (34,46%). Untuk
memenuhi jumlah kekurangan ini dan mempertahankan tingkat konsumsi yang cukup
pada masa mendatang, hasil tanaman kedelai harus terus ditingkatkan (Y. A. Hilman,
2004).

1.2 Tujuan
 Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kedelai.
 Mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut R. Gunawan Susilo, R. Sapto Hartono, dkk (2007:6) pertumbuhan


makhluk hidup diartikan sebagai peristiwa penambahan volume yang mencangkup
pertambahan jumlah sel, volume sel, jenis sel, maupun substansi yang terdapat didalam
sel yang bersifat kuantitatif(dapat dihitung dengan angka) dan irreversible(tidak dapat
kiembali seperti semula). Sedangkan, perkembangan adalah proses terspesialisasinya sel
menuju kebentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ketingkat kedewasaan yang
bersifat kualitatif(tidak dapat dinyatakan dengan ukuran) dan irreversible.
Menurut Dra. D.A. Pratiwi, Dra. Sri Maryati, dkk (2007:2) pertumbuhan adalah
proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik) karena adanya
pembelahan mitosis atau pembesaran sel; dapat pula disebabkan oleh keduanya, yang
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, perkembangan adalah
terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu, yang tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan
tingkat kedewasaan.
Namun, menurut Drs. Arif Priadi. M.Ed. (2010:3) pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran dan berat, tetapi tidak dapat balik (irreversible), dapat diukur
secara kuantitatif. Sedangkan, perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk
(morfogenesis) yang tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan
biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna, yang
kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga
dan menghasilkan biji (Pratiwi dan Maryati, dkk, 2007:9)
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan proses pembuahan
(fertilisasi). Setelah fertilisasi, bakal biji yang di dalamnya mengandung sel triploid dan
zigot mulai berkembang. Sel triploid membelah dan berkembang menjadi jaringan yang
kaya nutrisi, disebut endosperma (Arif Priadi, 2010:3)
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut
tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea,
Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad
ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa,
kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau- pulau lainnya.
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

Data Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi, dan Konsumsi Kedelai tahun
2009-2014

Kedelai, salah satu komoditas yang kaya dengan protein, merupakan salah satu
komoditas tanaman pangan yang penting karena mendukung diversifikasi pangan.
Menurut Bappenas (2007), diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan konsumsi
pangan yang beranekaragam dengan prinsip gizi seimbang.
Luas Panen
Tahun Produksi (ton) Kosumsi (ton) Kelebihan/Kekurangan
(ha)

2009 727.791 974.512 2.020.528 (1.046.016)

2010 660.823 907.031 2.329.041 (1.422.010)

2011 631.425 843838 2.000.615 (1.130.547)

2012 568.000 843153 2.428.100 (1.548.100)


2013 551.000 779992 2.490.490 (1.710.490)

2014 615.000 954.000 2.552.890 (1.598.890)


Keterangan:
1. Data Luas Panen, Produksi, dan Konsumsi Kedelai tahun 2009-2011 dari BPS
2. Data Luas Panen dan Produksi Kedelai tahun 2012-2014 dari Rencana Strategis
Pertanian 2015-2019
3. Data Konsumsi Kedelai tahun 2012-2014 dari Analisis Peramalan Konsumsi
Kedelai 2011
Data di atas menunjukkan perkembangan luas panen, produktivitas, produksi, dan
konsumsi kedelai tahun 2009-2014 yang digunakan untuk menunjukkan pencapaian
swasembada kedelai di Indonesia yang ditargetkan pada tahun 2014. Data dari tahun
2009-2013 menunjukkan produksi kedelai yang menunjukkan tren menurun. Jika dirata-
ratakan pertumbuhan produksi kedelai dari 2009-2013 menunjukkan pertumbuhan
negatif, yaitu sebesar -5,39%. Penurunan produksi kedelai tersebut terkait dengan data
luas panen. Dari tahun 2009-2013, luas panen kedelai menunjukkan tren menurun dan
rata-rata pertumbuhan yang negatif sebesar -6,67%. Luas panen kedelai yang menurun
dari tahun 2009-2013 menyebabkan penurunan produksi kedelai dari tahun 2009-2013.
Peningkatan luas panen dan produksi kedelai hanya terjadi pada tahun 2014, dimana
luas panen menunjukkan peningkatan sebesar 11,62%, sehingga produksi kedelai juga
meningkat sebesar 22,31%.
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja
dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman
kedelai sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan
tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya,
yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah cahaya atau
sinar matahari, suhu, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah nutrisi, dan hormon
pertumbuhan.
Sinar mata hari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses
berlangsungnya fotosintesis di dalam daun tumbuhan hijau.juga sangat berperan dalam
fotosintesa dan fotomorfogenesis.Biji tumbuhan yang berkecambah dan tumbuh di
tempat yang tidak ada cahayanya akan tumbuh tidak normal yang di sebut etiolasi.Ciri-
cirinya yaitu akan tumbuh lebih cepat,memiliki daun kecil dan tipis berwarna kekuning-
kuningan batangnya lemah,dan akarnya tidak banyak.sedangkan kecambah yang
tumbuh dari biji yang di letakan di tempat yang tersinari matahari akan tumbuh lebih
lambat,memiliki daun yang tumbuh di kotiledon cepat menghijau dan tebal,batangnya
kuat,dan akarnya banyak.Hal in terjadi karena pada daun yang tidak mendapat sinar
matahari akan mengandung air lebih banyak sedangkan zat gulanya lebih
sedikit.Akibatnya jaringan mesofil meningkat sehingga daun yang terbentuk lebih lebar
dan tipis.Tetapi beda dengan daun yang mendapat sinar matahari akan mengandung
sedikit air dan jumlah gulanya banyak,akibatnya akan cepat mengadakan respirasi dan
fotosintesis,sehingga daunnya menjadi lebih tebal menghijau,jaringan palisadenya
berlapis-lapis,lapisan kutikula menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan
sempit,berwarna hijau.
Tumbuh dapat tumbuh dengan baik pada suhu aptimum.Pada setiap tanaman
mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda.Misalnya tanaman yang kita temukan di
daerah tropis seperti mangga dan nangka keduanya mempunyai suhu optimum yang
berbeda.Namun secara umum di daerah tropis mampu hidup pada suhu sekitar 220C-
370C.Suhu paling rendah dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh disebut dengan
suhu minimum,sedangkan suhu tertinggi di sebut suhu maksimum.
Kelembapan udara di sekitar tempat tumbuhan sangat berpengaruh terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.Umunya tanah dan udara
sekitar yang kurang lembab(Airnya cukup)akan sangat baik atau cocok bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman,karena pada kondisi seperti itu tanaman
menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi)air semakin menurun,sehingga
memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel_sel untuk mencapai
ukuran maksimum.Tetapi ada jenis tumbuhan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau
kering,contohnya pohon mangga yang akan bertunas dan bersemi,bahkan berbuah pada
saat musim kemarau yang kurang air.
Air diperlukan dalam metabolism dan dapat meningkatkan tekanan turgor
sehingga merangsan gpembelahan sel,dan dapat pula menghilangkan asam absisi
sehingga merangsang perkecambahan biji dan pembentukan tunas pada umbi-umbian.
Fungsi air bagi tumbuhan adalah : fotosintesis, mengedarkan hasil-hasil foto sintesis
keseluruh bagian tumbuhan, sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan, menentukan proses trasportasi unsure hara yang ada di dalam tanah,
berperan dalam proses metabolism sel.
Tumbuhan memerlukan zat makanan untuk hidupnya.Bahan makanan dapat
diambil dari atmosfer,misalnya co2dan dari dalam tanah yang berupa mineral-mineral
yang terlarut dalam air tanah.
Mengenal fase pertumbuhan kedelai merupakan suatu keharusan bagi petani
yang bergerak dibidang usaha tani kedelai, tanpa mengetahui fase pertumbuhan
tersebut, akan sulit dalam memperlakukan teknologi terhadap tanaman seperti :
pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan sebagainya. Hal ini disebabkan
karena fase pertumbuhan itu merupakan tahap perkembangan fisiologis tanaman, pada
setiap tahapnya mempunyai sifat dan tuntutan kebutuhan yang berbeda. Secara garis
besarnya fase pertumbuhan kedelai terdiri dari fase vegetatif dan reproduktif (generatif)
yang masing – masingnya terdiri atas beberapa fase.
Periode Vegetatif dihitung sejak tanaman muncul dari dalam tanah sampai awal
pembungaan dengan stadium sebagai berikut : fase kecambah awal ( ve =
vegetatif/epigeous ), fase kecambah akhir ( vc = vegetatif/cotiledon ), fase vegetatif 1 (
v1 ), fase vegetatif 2 ( v2 ), fase vegetatif 3 ( v 3 ), dan fase vegetatif ke n ( v n ).
Fase ini ditandai dengan munculnya Cotiledon ( keping biji ) dari dalam tanah
yang disebut dengan Vegetatif Epigeous ( VE ). Epigeous adalah satu sifat
perkecambahan dari biji yang Cotiledonnya terangkat kepermukaan tanah setelah satu
atau dua hari biji kedelai ditanam. Pada keadaan kelembaban tanah cukup baik, bakal
akar akan tumbuh keluar melalui belahan kulit biji disekitar mikropil. Bakal akar ini
tumbuh cepat kedalam tanah, Cotiledon terangkat keatas permukaan tanah karena
pertumbuhan hipokotil sangat cepat. Lekukan yang terbentuk pada bahagian atas
hipokotil mencapai permukaan tanah lebih dahulu dan menarik Cotiledon keatas keluar
dari dalam tanah dengan menanggalkan kulit biji.
Fase kecambah akhir : Setelah dua sampai tiga hari Cotiledon muncul
dipermukaan tanah, kedua lembar daun primer terbuka, tepi daun tidak menyentuh
.Pertumbuhan berikutnya adalah pembentukan daun berangkai tiga. Bersamaan dengan
ini mulai terbentuk akar – akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang. Pada fase ini
hama utama yang perlu diamati adalah lalat kacang (Ophiomyia phaseoli ) dan kumbang
daun kacang ( Angitarsus suturellinus ) dan ulat tanah ( Agrotis spp ). Kemudian
penyakit yang sering menyerang adalah penyakit layu oleh Sclerotium solfsiiyang
tumbuh pada pangkal batang berupa benang – benang Miselium berwarna putih atau
butiran coklat. Bercak cekung hitam pada Cotiledon oleh Collectotrichum
dematium dan bercak coklat oleh Rizoctonia solani. Pestisida untuk mengatasi hama
dan penyakit tersebut seperti terlampir.
Fase v1, Stadium ini setelah tanaman berumur satu minggu , daun terurai penuh
pada buku daun tunggal (Unifoliolat ). Buku pertama dan tanaman sudah terlihat jelas.
Akar – akar cabang dari akar sekunder sudah mulai tumbuh. Oleh sebab itu pada saat ini
perlu persediaan hara yang cukup, terutama Nitrogen sebagai stater pertumbuhan. Hama
utama dan penyakit yang sering berkembang sama dengan yang ada pada Stadium
Cotiledon ( VE ). Fase v2 : Stadium ini umumnya sesudah umur tanaman dua minggu,
dan ditandai dengan terurai penuhnya daun ketiga pada buku diatas buku Unifoliolat,
akar cabang sudah mulai berkembang dan berperan dalam menyerap air dan unsur hara.
Oleh sebab itu ketersediaan hara secukupnya ditanah sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman.
Fase v3 : Stadium ini biasanya sesudah tanaman berumur tiga minggu. Telah
terbentuk tiga buku batang. utama yang dihitung dari buku unifoliolat dengan daun
terurai penuh. Perakaran sudah berfungsi penuh dan bintil akar sudah mulai berfungsi
untuk mengikat Nitrogen dari udara. Pada saat ini tanaman membutuhkan hara
secukupnya dan penggemburan tanah serta bersih dari gulma. Sedangkan hama dan
penyakit utama yang ada, sama dengan yang ada pada stadium sebelumnya.
Fase ke n : Stadium ini adalah stadium berikutnya yang mana nilai n ini tergantung
kepada umur berbunganya setiap varietas. Untuk menentukan nilai n berpedoman
kepada jumlah buku pada batang utama, setelah unifoliolat ( buku pertama ) dengan
daun sudah terurai penuh. Dalam stadium ini sangat diutamakan perhatian dalam hal
pemeliharaan, baik dari gulma maupun dari serangan hama dan penyakit seprti pada
stadium buku ke tiga.
Stadium Reproduktif ( Generatif ), Stadium ini dimulai sejak masuk waktu
pembungaan sampai saat polong matang. Setiap uraian stadium diberi tanda R (
Reproduktif ) dan diikuti dengan angka 1 sampai 8 yang menandakan stadiumnya.
Dalam menentukan stadium reproduktif, batang utama tetap dipakai sebagai dasar
seperti uraian berikut: Fase Reproduktif Awal (R1) Mulai berbunga, Stadium ini
ditandai dengan terbukanya bunga pertama pada buku manapun. Umur berbunga ini
bervariasi menurut umur varietas tanaman kedelai, biasanya mulai dari umur 35 sampai
45 hari. Fase Berbunga Penuh ( R2 ), Stadium ini ditandai terbukanya bunga pada satu
dari dua buku diatas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Biasanya stadium
ini pada umur tanaman 45 – 55 hari. Fase Reproduktif ( R3 ) Mulai Berpolong,
Stadium ini mulai pada umur tanaman 55 – 65 hari dan ditandai dengan terbentuknya
polong pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama (Arsyad, 1995 ). Fase
Berpolong Penuh ( R4 ), Stadium ini umur 60 – 70 hari dan tergantung pada varietas.
Pada saat ini terbentuk polong sepanjang 2 cm pada salah satu buku dari 4 buku teratas
pada batang utama. Kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya stadium
pengisian biji. Fase Pembentukan Polong ( R5 ), Stadium ini disebut stadium awal
pengisian biji yang umumnya mulai pada umur 65 – 75 hari, yang ditandai dengan
terbentuknya biji sebesar 3 mm dalam polong pada salah satu dari 4 buku teratas. Fase
Biji Penuh ( R6 ), Pengisian biji penuh pada umaur tanaman 70 – 80 hari, yang ditandai
terisi penuhnya rongga polong dengan sebuah biji hijau pada salah satu dari 4 buku
teratas pada batang utama. Stadium Mulai Matang ( R7 ), Stadium ini dimulai setelah
tanaman berumur 80 hari dan ditandai oleh adanya satu buah polong pada batang utama
yang telah mencapai warna matang (coklat muda atau coklat tua). Stadium Matang
Penuh ( R8 ) Pada saat ini warna polong sudah coklat , sebagian daun menguning dan
kering sehingga kalau terlambat panen daun menggugur.
Uraian stadium Vegetatif dan Reproduktif tersebut merupakan pertumbuhan dari
suatu tanaman yang Representatif. Sedangkan yang dipedomani untuk menetapkan
setiap stadium tersebut adalah rata – rata dari pengamatan apabila lebih kurang 50 %
dari tanaman telah mencapai atau melampaui stadium pertumbuhan tertentu ( Hidayat.
O.O, 1993 ).
BAB IV
KESIMPULAN

 Pertumbuhan kedelai terbagi atas tiga fase utama yaitu fase pertumbuhan
vegetatif, generatif, dan pemasakan. Fase pertumbuhan vegetatif terdiri atas tiga
fase yaitu fase perkecambahan, perkembangan kotiledon, dan munculnya daun.
Sedangkan fase pertumbuhan generatif terdiri dari empat fase yaitu
fase pembungaan, fiksasi nitrogen, pembentukan polong, serta pembentukan
biji. Fase pertumbuhan akhir tanaman kedelai ialah fase pemasakan.
 Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai sangat terpengaruh juga
dengan faktor eksternal dan internal.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian BAPPENAS. (2013). RPJMN Bidang


Pangan dan Pertanian 2015-2019. Jakarta: BAPPENAS.

Hidayat, O. D. 1993. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal 73-86. Dalam S. Somaatmadja


et al. (Eds.). Puslitbangtan. Bogor.

H.S. Suprapto. 2001 . Bertanam Kedelai. Cetakan Kedua puluh. Jakarta : Penerbit
Penebar Swadaya.

Pratiwi, D.A. dan Maryati, Sri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Erlangga.
Jakarta.

Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Yudhistira. Jakarta.

Susilowarno, R.G. dan Hartono, R.S, dkk.2007. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.
Grasindo. Jakarta.

Wahyu S, Iwan.2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Regina. Bogor.

Y. A. Hilman, Kasno, dan N. Saleh. 2004 . Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian:


Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan Dan Perkembangan Teknologinya.
Dalam Makarim, et al. (penyuting). Inovasi pertanian tanaman pangan.
Puslitbangtan Bogor: 95-132 hlm.

Anda mungkin juga menyukai