PENDAHULUAN
1
baik dalam bentuk, pertumbuhan, serta kualitasnya. Benih hibrida dihasilkan dari
persilangan antara dua tetua galur murni atau lebih. Persilangan dilakukan agar
tetua betina dapat diserbuki oleh tetua jantan dari tetua galur yang memiliki
karakteristik berbeda sehingga dapat diperoleh benih tomat hibrida yang
diinginkan. Tujuan persilangan adalah untuk memproduksi benih hibrida.
Tomat merupakan tanaman hermafrodit yaitu memiliki sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina dalam satu bunga. Hal ini menyebabkan tanaman tomat
dikenal dengan sebutan tanaman self pollination yaitu dalam kondisi normal
mempunyai tingkat penyerbukan silang sangat rendah. Oleh sebab itu, penyediaan
benih tomat hibrida yang merupakan generasi F1 dari persilangan antara dua galur
atau varietas homozigot sering menjadi faktor pembatas dalam penerapan
teknologi padi hibrida secara luas.
Dalam melakukan kegiatan produksi benih hibrida, diperlukan kegiatan
konvensional seperti pemilihan bunga yang telah mekar, kastrasi, emaskulasi,
pengumpulan serbuk sari dari tetua jantan, penyerbukan dan pelabelan atau
dengan menggunakan genotipe mandul jantan. Emaskulasi adalah kegiatan
pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina sebelum bunga mekar
atau sebelum terjadinya penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan
pada tanaman berumah satu yang hermafrodit dan fertil. Sedangkan kastrasi
adalah kegiatan pembersihan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan
diemaskulasi dari kotoran, serangga, dan kuncup bunga yang tidak dipakai.
Emaskulasi pada program pemuliaan hibridisasi tanaman menyerbuk
sendiri membutuhkan tenaga kerja dan waktu yang cukup banyak. Kegiatan
emaskulasi-kastrasi ini mengakibatkan tingginya biaya produksi. Oleh karena itu,
diperlukan solusi agar dapat melakukan kegiatan produksi benih hibrida dengan
biaya yang lebih murah dan memperoleh keseragaman yang tinggi yaitu dengan
menggunakan galur mandul jantan (Dhaliwal, M. S., and D. S. Cheema, 2008).
Produksi benih hibrida dilakukan dengan menggunakan galur mandul
jantan. Mandul jantan diartikan sebagai ketidakmampuan tanaman membentuk
biji karena kegagalan polen atau sel telur berfungsi secara normal. Galur mandul
jantan mempunyai polen steril, sehingga hanya dapat menghasilkan benih apabila
terjadi persilangan atau mendapat polen normal (fertil) dari galur atau varietas
lain. Penggunaan galur mandul jantan ini dapat meminimalkan terjadinya tanaman
OP (open pollinated) dan mengurangi biaya produksi benih hibrida. Untuk
menggunakan galur mandul jantan, diperlukan pengetahuan yang lebih rinci
mengenai karakteristik mandul jantan tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh yaitu:
1. Untuk mengetahui teknik budidaya produksi tanaman tomat genotipe
mandul jantan.
2
2. Untuk mengetahui karakteristik tanaman tomat genotipe mandul jantan
(male steril).
3. Untuk mengetahui karakteristik tanaman tomat non mandul jantan (male
fertil).
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh yaitu:
1.3.1 Manfaat Magang Bagi Mahasiswa
1. Untuk mempelajari karakteristik genotipe mandul jantan tomat.
2. Sebagai wadah untuk menimba ilmu mengenai dunia usaha dan peluang
yang sesungguhnya pada perusahaaan dan ataupun indusri.
3. Untuk meningkatkan keterampilan serta keahlian secara teknis di
lapangan.
4. Untuk mempelajari sosiologi tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan
tersebut.
5. Memberikan pengetahuan keterampilan kepada mahasiswa tentang dunia
kerja.
6. Mengetahui kiat-kiat untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada suatu
industri ditinjau dari aspek majerial.
7. Sebagai peruwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia
pendidikan dan dunia industri.
1.3.2 Manfaat Magang Bagi Perguruan Tinggi
1. Terjalinnya kerjasama bilateral antara Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu dengan Perusahaaan.
2. Meningkatkan kualitas Lulusan melalui pengalaman kerja selama kegiatan
magang.
3. Dikenalnya Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu didunia perusahaan
dan/atau industri.
1.3.3 Manfaat Magang Bagi Perusahaan
1. Terjalinnya kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia usaha
(perusahan/industri), sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan
akademis dan peneliti.
2. Adanya masukan-masukan ataupun kritikan-kritikan yang membangun
dari mahasiswa peserta magang dan/atau dosen pembimbing magang dari
universitas untuk perbaikan perusahaan dimasa yang mendatang.
3. Adanya peluang perusahaan untuk memanfaatkan tenaga mahasiswa
peserta magang sebagai tenaga kerja paruh waktu.
3
II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
4
(prinsipal) merk seperti Turek dan Besmor. Adapun untuk produk pengembangan
sendiri, PT. BISI International Tbk dan anak usahanya menggunakan merk seperti
Rambo, Ranger, dan Noxone.
Tim penelitian dan pengembangan produk melakukan pengamatan melalui
penerapan teknologi pemuliaan tanaman dengan menggabungkan penelitian
lapangan dan penelitian laboratorium, sehingga produk yang dihasilkan
merupakan benih tanaman yang berkualitas. Hingga saat ini departemen penelitian
dan pengembangan produk BISI telah memiliki lahan pengujian dan penelitian
yang terletak pada daerah dataran rendah, menengah dan tinggi yang tersebar di
seluruh Indonesia. Lahan pengujian dan penelitian tersebut diantaranya berlokasi
di Jl. Kolonel Masturi No.112, Sukajaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat 40391.
PT. BISI International Tbk memiliki beberapa departemen dengan
tugasnya masing-masing seperti Departemen Produksi dan Departemen Quality
Control (QC). Departemen Produksi terdiri dari produksi jagung, padi, sayuran
hibrida, dan sayuran bersari bebas atau OP. Sebagai upaya penyediaan benih yang
berkualitas dan memenuhi enam asas tepat yakni tepat varietas, tepat jenis, tepat
mutu, tepat jumlah, tepat lokasi, dan tepat harga, perusahaan bekerja sama dengan
petani-petani binaan, tim produksi juga terjun langsung dalam melakukan
pengawasan, mulai saat pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai
dengan panen. Pemrosesan benih dilakukan melalui serangkaian pengawasan
yang sesuai dengan standarisasi mutu produk yang juga dilakukan oleh
perbenihan internasional.
Sementara itu, Departemen QC berperan aktif dalam pengawasan produksi
benih mulai dari persiapan benih induk, lahan penanaman, pengujian kadar air,
daya tumbuh dan vigor tanaman, sampai benih siap dikemas dan dipasarkan.
Dengan demikian, produk benih tanaman yang diproduksi dapat memenuhi
standar kualitas yang telah ditetapkan dan standarisasi perbenihan yang berlaku.
Hingga saat ini ada 122 varietas benih tanaman unggul yang telah diproduksi dan
dirilis serta telah mendapat respon yang baik dari pasar. Benih varietas tanaman
unggul tersebut antara lain adalah jagung, padi, cabai, tomat, mentimun, terong,
kacang panjang, melon, semangka, kubis, jagung manis, pare, sawi putih, selada,
lobak, bayam, kangkung, kol bunga, brokoli, buncis, sawi, gambas, spinach,
seledri, kalian, waluh, dan blewah. Benih-benih tanaman yang telah lulus uji,
dalam penyimpanannya ditempatkan dalam ruang kontrol khusus yang kondisi
temperatur, kelembaban dan tekanannya disesuaikan dengan standar
penyimpanan, serta selalu mendapatkan pengawasan yang ketat dan diatur oleh
tenaga-tenaga profesional.
Saat ini, pabrik pengolahan benih pada PT. BISI International Tbk terbagi
menjadi 11 HCRD Farm (Horticulture Crop Research and Development Farm).
Salah satunya yaitu PT. BISI International Tbk, HCRD Farm Lembang Jawa
Barat dengan luas lahan 16,4 ha dan berada pada ketinggian 1000 mdpl. Farm ini
5
difungsikan sebagai lokasi pengujian dan penelitian untuk menemukan varietas
unggul baru tanaman sayur hortikultura dataran tinggi melalui penerapan
teknologi pemuliaan tanaman.
b. Tujuan Perusahaan
Tujuan kegiatan usaha utama di PT. BISI International Tbk adalah
memproduksi dan menjual benih hibrida berkualitas tinggi untuk tanaman pangan
dan hortikultura serta agrokimia berupa pupuk dan pestisida.
GM OF HORTICULTURE
RESEARCH & DEVELOPMENT
(Mulyantoro, Ph.d)
6
2.3 Sistem Manajemen Produksi
Sistem manajemen produksi yang diterapkan di PT. BISI International
Tbk, HCRD Farm Lembang yaitu saat F1 hasil pendaftaran varietas mendapatkan
respon yang baik oleh petani kemudian dilakukan kegiatan uji coba produksi
benih. Kegiatan uji coba produksi benih dilakukan oleh tim R&D (research and
development). Setelah dilakukan uji coba, benih dikirim ke processing yang
sebelumnya sudah dilakukan test daya tumbuh dan kemurnian benih F1. Benih
akan diproses, disortir, dan dikemas dengan baik. Setelah proses pengemasan
selesai, dilakukan kegiatan pemasaran produk oleh tim marketing. Saat
permintaan pasar meningkat, maka kapasitas produksi benih akan ditingkatkan
sesuai permintaan pasar. Kegiatan ini dilakukan oleh Departemen Produksi.
7
III. TINJAUAN PUSTAKA
8
Sementara itu, berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman tomat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu tomat determinate, semideterminate, dan indeterminate.
Berikut ini adalah klasifikasi tanaman tomat:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.
9
yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh benih
menjadi rendah. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman tomat adalah
sekitar 750-1.250 mm per tahun. Faktor lain yang memepengaruhi pertumbuhan
tanaman tomat adalah angin dan kondisi tanah. Angin yang kencang cenderung
merugikan tanaman seperti mempercepat proses penguapan air di lapisan tanah
atas dan memacu terjadinya evaporasi sehingga tanaman menjadi layu dan buah
menjadi rontok. Selain itu, angin yang kencang juga akan menyebabkan serangga
penyerbuk yang membantu persarian bunga relatif berkurang sehingga
menyebabkan proses penyerbukan bunga tomat menjadi terganggu (Pitojo, 2005).
Menurut Cahyono (2008) bahwa sifat kimia, fisik, dan biologi tanah juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat. Sifat fisika tanah yang baik
untuk penanaman tomat adalah tanah yang memiliki tekstur lempung atau
lempung berdebu. Selain itu, tanah yang baik untuk penanaman tomat adalah
tanah yang berstruktur remah atau gembur dan banyak mengandung bahan
organik, subur, dan mudah mengikat air (porous). Hal ini akan menyebabkan
aktivitas mikroorganisme dalam tanah akan meningkat sehingga dapat
menguraikan bahan-bahan organik yang diperlukan tanaman dan dapat
meningkatkan ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen di
dalam tanah akan memperlancar drainase sehingga terhindar dari penggenangan
air yang dapat menyebabkan kematian pada tomat. Selain itu, akar tanaman tomat
dapat menembus tanah dengan mudah dan mengurangi erosi tanah yang
menyebabkan hilangnya unsur hara yang diperlukan tanaman.
Sifat kimia tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah derajat keasaman. Tanaman tomat akan tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki pH 5,5 - 6,8. Derajat keasaman (pH) tanah
akan berpengaruh terhadap aktivitaas organisme tanah dalam menguraikan bahan-
bahan organik dan ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.
Selain sifat fisika dan kimia, sifat biologi tanah juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman tomat. Sifat biologi tanah berkaitan dengan sifat fisika dan
kimia tanah. Sifat biologi tanah yang baik dapat membantu melarutkan unsur hara
yang tidak larut dan dapat menyimpan kelebihan hara. Selain itu, sifat biologi
tanah yang baik akan membantu terjadinya proses nitrifikasi, menekan
pertumbuhan organisme tanah yang merugikan, dapat menyuburkan tanah, dan
membantu melancarkan peredaran udara di dalam tanah (aerasi).
10
pemulia tanaman terutama dalam menentukan metode seleksi. Perkembangbiakan
tanaman dibagi menjadi dua yaitu secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan
secara seksual dibagi menjadi dua yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan
silang. Ada dua golongan benih yang dapat dihasilkan dari upaya pemuliaan untuk
tanaman menyerbuk sendiri, yaitu benih hibrida dan non hibrida (galur murni).
Menurut Yati dan Firmansyah (2009) bahwa hibrida merupakan turunan
individu hasil perkawinan secara alami atau sengaja antara dua jenis tumbuhan
dalam satu famili sehingga dapat memunculkan sifat-sifat unggul yang
diinginkan. Benih hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua varietas
tanaman sejenis yang memiliki sifat induk berbeda untuk mendapatkan sifat
unggul dari masing-masing induknya. Sedangkan benih non hibrida tidak melalui
persilangan dua tetua galur murni (bukan generasi F1 hasil persilangan).
Tanaman tomat sering dikenal dengan sebutan tanaman berumah satu yang
berarti memiliki kelamin jantan dan kelamin betina dalam satu bunga sehingga
dapat melakukan penyerbukan sendiri. Tanaman menyerbuk sendiri ini akan
menghasilkan benih OP (open pollinated) yaitu benih yang dihasilkan dari
penyerbukan sendiri. Benih hibrida memiliki keunggulan dibandingkan dengan
benih OP. Benih hibrida memiliki vigor yang lebih baik dan dapat menghasilkan
tanaman dengan pertumbuhan dan waktu panen yang seragam. Dengan kata lain,
benih hibrida memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, baik dalam hal iklim
maupun kondisi tanah tertentu. Selain kemampuan vigor yang unggul, benih
hibrida juga memiliki viabilitas (daya kecambah) yang tinggi. Benih hibrida lebih
tahan terhadap hama dan penyakit. Hal inilah yang menyebabkan permintaan
pasar akan benih hibrida semakin meningkat.
11
kepala sari. Sistem mandul jantan dibedakan menjadi tiga tipe yaitu mandul jantan
genik, mandul jantan sitoplasmik, dan mandul jantan sitoplasmik-genik.
Mandul Jantan Genik (Genic Male Sterility) adalah tipe kemandulan yang
banyak terjadi pada spesies tanaman menyerbuk sendiri maupun tanaman
menyerbuk silang. GMS umumnya dikendalikan oleh lokus tunggal dengan dua
alel (Ms, ms). Genotipe ms/ms umumnya mandul, sedangkan Ms/ms atau Ms/Ms
adalah fertil. GMS dapat muncul secara spontan atau diinduksi secara buatan
dengan mutagen fisik atau kimia.
Ada lima jenis mandul jantan dalam tomat tetapi hanya tipe serbuk sari
abortif (sporogenik) dan sterilitas fungsional saja yang telah dieksploitasi untuk
produksi benih hibrida. Mekanisme mandul jantan lain terkait dengan
perkembangan buah yang cacat pada keturunan hibrida. Mandul jantan fungsional
dapat dipertahankan dengan penyerbukan manual dan mandul jantan homozigot
sebagai induk betina. Jenis serbuk sari yang abortif dipertahankan dengan
melakukan backcrossing tanaman mandul jantan (male steril) homozigot (msms)
dengan tanaman jantan subur (male fertil) heterozigot (Msms). Progen tersebut
memisahkan ke dalam kesuburan jantan dan steril jantan dalam perbandingan 1:1.
Sebuah populasi tanaman GMS tidak dapat dihasilkan, tetapi gen-gen
GMS dapat dibawa dalam frekuensi yang cukup tinggi pada tanaman menyerbuk
sendiri jika benih dari tanaman GMS digunakan untuk menanam generasi
selanjutnya. Benih yang dipanen dari tanaman male-steril (msms) dapat diserbuki
oleh tanaman male-fertile homozigot (MsMs) atau heterozigot (Msms). Akan
tetapi, jika penyerbukan terjadi oleh Msms, maka keturunannya akan bersegregasi
50% Msms : 50 % msms. Jika tanaman male-sterile (msms) diserbuki oleh
tanaman male-fertile (MsMs), maka semua tanaman F1 akan heterozigot dan
male-fertile (Msms). Akan tetapi, generasi F2 akan bersegregasi 25% MsMs : 50%
Msms : 25% msms.
12
resesif dan male-sterile. Tanaman male-fertile pada F3 akan heterozigot, 50%
polen akan membawa gen resesif dan proporsi ini akan dipelihara pada generasi-
generasi berikutnya. Adanya mandul jantan genetik tersebut dapat meningkatkan
penyerbukan silang alami dan mengurangi waktu serta biaya tenaga kerja untuk
melakukan emaskulasi dalam memproduksi benih hibrida.
Mandul Jantan Sitoplasmik (Cytoplasmic Male Sterility) dikendalikan oleh
sitoplasma streil. CMS tidak berkaitan dengan faktor genetik kecuali bila suatu
gen mempunyai pengaruh pada perubahan kegiatan sitoplasma. Keturunan hasil
persilangan CMS akan tetap steril karena memiliki sitoplasma dari tetua
betinanya. Kebanyakan CMS disebabkan oleh hibridisasi antara spesies yang
berbeda, antara sub-spesies, atau antara varietas berbeda dari spesies yang sama.
Dalam pemuliaan tanaman, CMS banyak diguankan untuk memproduksi benih
tanaman hias atau tanman yang bagian vegetatifnya memiliki nilai ekonomi.
Mandul Jantan Sitoplasmik-Genik (Cytoplasmic-Genic Male Sterility)
dikendalikan oleh interaksi sitoplasma (sebagai penyebab mandul) dan gen
pemulih dalam nukleus (sebagai penyebab fertilitas/memulihkan fertilitas).
Kemandulan dengan tipe ini terjadi jika sitoplasma steril, sedangkan alel pada
lokus gen pemulih tidak ada. CGMS memiliki dua tipe sitoplasma yaitu fertil
normal (N) dan jantan steril (S), dan di inti terdapat gen Ms yang dominan
terhadap ms. Sitoplasma diwariskan kepada keturunan hanya dari tetua betina.
Gen Ms dominan terhadap sitoplasma steril (S). Berdasarkan tipe sitoplasma dan
gen yang dimilikinya, tanaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
13
IV. METODE MAGANG
14
dosen pembimbing memberi masukan. Akhirnya, ditetapkan tempat magang
yang diambil penulis yaitu di PT. BISI International Tbk, HCRD Farm
Lembang, Jawa Barat.
Selanjutnya diberikan dosen pembimbing magang yang terdiri dari dua
orang, yaitu seorang Dosen Pembimbing Magang (DPM) yang berkedudukan
di kampus dan seorang Pembimbing Lapang yang berkedudukan di
Perusahaan/Instansi tempat magang. Adapun dosen pembimbing magang
penulis yaitu Helfi Eka Saputra, S.P., M.Si dan pembimbing lapang adalah
Janwar Eka Saputra, S.P.
3. Kuliah Pembekalan Kegiatan Magang.
Kuliah pembekalan magang dilakukan sebanyak 2 kali. Kuliah
pembekalan magang pertama kali dilakukan di Lab Agronomi pada 22 Maret
2019. Kuliah pertama ini membahas tentang panduan magang serta timeline
kegiatan. Selain itu, pertemuan ini membahas mengenai beberapa tempat
rekomendasi magang untuk peserta magang.Sedangkan kuliah magang kedua
dilakukan di GB 1 pada 30 Maret 2019. Kuliah pembekalan magang kedua
berisi tentang arahan untuk menjaga sikap di tempat magang sekaligus
pemberian plakat untuk instansi tempat magang.
4. Pembuatan Kerangka Acuan Magang.
KAM (Kerangka Acuan Magang) adalah proposal kegiatan magang yang
disusun oleh setiap mahasiswa peserta magang dibimbingan Dosen
Pembimbing Magang dari hasil komunikasi dengan perusahaan/instansi tempat
magang, dan dibuat rangkap dua. KAM secara garis besar memuat Cover dan
Lembar Pengesahan yang ditanda tangani oleh DPM, data umum mahasiswa
yang meliputi nama lengkap, nomor mahasiswa, alamat rumah, nomor telepon
rumah, nomor HP, alamat email dan seterusnya. Selain itu, KAM juga
membahas tentang judul magang yang akan dilaksanakan, deskripsi singkat
tentang kegiatan magang yang akan dilaksanakan. Selanjutnya tinjauan pustaka
dan garis besar rencana kegiatan selama magang yang mencakup keseluruhan
kegiatan yang dilaksanakan dalam satu perusahaan. Beberapa mahasiswa boleh
mengambil komoditi yang sama, tetapi dengan topik yang berbeda. Penulis
mengambil komoditi tomat yang dibuat dalam KAM. KAM yang telah dibuat
dan disetujui Dosen Pembimbing Magang diserahkan ke jurusan pada 24 April
2019.
5. Pelaksanaan Kegiatan Magang.
Pelaksanaan magang dilakukan mulai 11 Juni 2019 – 8 Agustus 2019.
Kegiatan selama magang dilakukan di lapangan terbuka dan di green house.
Kegiatan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan topik KAM saja yaitu
“Studi Karakterisasi Mandul Jantan Tanaman Tomat” tetapi juga melakukan
kegiatan lain seperti mempelajari teknik produksi benih tomat dan budidaya
produksi benih tomat. Kegiatan yang dilakukan meliputi persemaian,
pengolahan lahan, pemasangan mulsa, pelubangan jarak tanam, penanaman,
15
polinasi-kastrasi, perawatan, pemanenan dan penyortiran benih. Setelah
pelaksanaan kegiatan magang per hari, mahasiswa menuliskan kegiatan
magang yang telah dilakukan di logbook harian dan ringkasan secara detail
yang mencakup (5W+1H) yaitu what, why, who, where, when, dan how.
Logbook Kegiatan yang telah dibuat harus ditandatangani oleh Pembimbing
Lapang setiap hari pembuatan laporan magang. Ketika menjelang hari terakhir
magang, peserta meminta hasil pengisian formulir penilaian magang kepada
pembimbing lapang.
6. Pembuatan Laporan Magang
Laporan Magang disusun oleh mahasiswa dan dibimbing oleh DPM segera
setelah mahasiswa selesai melakukan magang di perusahaan/instansi.
Meskipun saat di lapangan peserta magang melakukan kegiatan diluar KAM,
isi laporan kegiatan magang hanya sesuai dengan KAM yang telah disetujui
oleh DPM dan Pembimbing Lapang.
Format dan ketentuan penyusunan laporan magang harus sesuai dengan
ketentuan yang ada. Laporan Magang selambat-lambatnya sudah disetujui dan
diuji secara komprehensif oleh DPM 4 minggu setelah pelaksanaan magang
selesai. Jadwal penyusunan Laporan Magang dibimbing oleh DPM mulai 10
Agustus – 13 September 2019. Setelah itu, laporan magang disetujui dan diuji
oleh DPM paling lambat pada 13 September 2019. Setelah itu, hasil perbaikan
dari ujian komprehensif disahkan oleh Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan
paling lambat pada 20 September 2019 dan dijilid menggunakan kertas buffalo
warna oranye rangkap empat. Laporan Magang yang telah disahkan kemudian
dikirim oleh mahasiswa ke Perusahaan/Instansi Magang. Bukti penerimaan
berupa resi pengiriman atau tanda terima diserahkan ke Jurusan BDP sebagai
syarat keluar nilai.
7. Evaluasi (Penilaian Pembimbingan, Penilaian Lapang, Penilaian Laporan,
Penilaian Akhir)
Ujian komprehensif dilaksanakan paling lambat sebulan setelah selesai
magang, dengan poin-poin penilaian seperti pada format penilaian. Segala
keperluan ujian komprehensif disediakan oleh mahasiswa. Keterlambatan
pengumpulan laporan akan mengurangi nilai satu derajat, untuk setiap minggu
keterlambatan. Sehingga bagi yang nilainya A dan terlambat mengumpulkan
selama 1 minggu, nilai menjadi B; terlambat 2 minggu menjadi C, dst. Nilai
akhir merupakan penjumlahan dari nilai pembimbing lapang (40%), nilai
bimbingan dosen magang (20%) dan nilai ujian komprehensif (40%). Seluruh
berkas magang yang berupa: Laporan Akhir Magang, nilai-nilai magang dan
resi bukti pengiriman/tanda terima laporan ke perusahaan, diserahkan ke
Jurusan Budidaya Pertanian paling lambat lima minggu setelah selesai magang.
Nilai akan diupload setelah keseluruhan berkas yang ada diserahkan ke Jurusan
Budidaya Pertanian Universitas Bengkulu.
16
4.3 Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan magang pada hari Senin-Kamis dimulai
pada pukul 07.00 – 12.00 WIB kemudian dilanjutkan kembali pukul 13.00-15.00
WIB. Sedangkan mekanisme pelaksanaan magang di hari Jum’at dimulai pukul
07.00 – 11.00 WIB dan dilanjutkan kembali pukul 13.00 – 15.00 WIB. Berbagai
kegiatan yang dilakukan saat magang mulai dari persiapan lahan, persemaian,
penanaman, pemeliharaan, polinasi, kastrasi, pemanenan hingga penyortiran benih
untuk dipasarkan. Dalam melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan penulis
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Metode Observasi
Penulis turun langsung ke lapangan untuk melihat keadaan yang
sebenarnya terjadi di lapangan dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di lapangan.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak terkait
yang ada di lapangan dan kepada semua yang bertanggung jawab di lapangan.
3. Pencatatan
Selama melaksanakan kegiatan di lapangan, penulis mencatat apa saja
keterangan yang disampaikan oleh pembimbing lapangan di logbook.
4. Studi Pustaka
Penulis melakukan pencarian informasi dari buku dan jurnal mengenai
karakterisasi mandul jantan tanaman tomat.
5. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh selama melaksanakan kegiatan di lapangan
sehingga penulis dapat mengambil foto atau gambar untuk memperkuat isi
laporan.
17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANG/ MAGANG
5.1 Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang dapat tumbuh menembus ke
dalam tanah dan akar samping yang menjalar diseluruh permukaan atas.
Berdasarkan sifat perakarannya, tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik jika
ditanam pada tanah yang gembur dan porous (Tugiyono, 2005). Menurut Pitojo
(2005) bahwa akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman,
menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
Berikut adalah gambar akar tanaman tomat mandul jantan (male steril) dan
tanaman tomat non mandul jantan (male fertil).
(a) (b)
Gambar 2. Akar tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Akar tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) (b)
5.2 Batang
Secara umum, batang tomat memiliki karakteristik yaitu memiliki batang
lunak yang cukup kuat, berbulu atau berambut halus yang tumbuh di seluruh
permukaan batang. Saat tanaman tomat masih muda, batang tanaman tomat
berbentuk segi empat hingga bulat dan memiliki tekstur yang lunak dan semakin
tua karakteristik batang tomat berubah menjadi bersudut dan bertekstur keras
berkayu. Selain itu, batang tanaman tomat dapat bercabang sehingga perlu
dilakukan pemangkasan agar cabang tidak menyebar secara merata. Oleh karena
itu, diperlukan kegiatan pewiwilan yaitu pemangkasan tunas lateral pada tanaman
tomat.
18
PT. BISI International Tbk, HCRD Farm Lembang memiliki tiga jenis
tomat berdasarkan tipe tumbuhnya yaitu tomat determinate, semideterminate, dan
indeterminate. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wiryanta (2002)
bahwa berdasarkan tipe tumbuhnya, tomat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
tomat tipe determinate, semideterminate, dan indeterminate. Pertumbuhan tomat
determinate diakhiri dengan tumbuhnya rangkaian bunga atau buah. Sedangkan
pertumbuhan tomat indeterminate tidak diakhiri dengan tumbuhnya bunga dan
buah. Sementara itu, tomat semideterminate memiliki karakteristik sama dengan
tomat tipe determinate dan tipe pertumbuhannya sama dengan tomat tipe
indeterminate.
Tanaman tomat akan menghasilkan banyak cabang. Cabang tersebut harus
dikendalikan agar asupan makanan untuk buahnya tidak diambil untuk
pertumbuhan cabang. PT. BISI International Tbk, HCRD Farm Lembang
memiliki karyawan yang bertugas di bagian pemeliharaan tanaman seperti
kegiatan pewiwilan atau pemangkasan cabang (tunas lateral). Pewiwilan
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu pewiwilan tanaman tomat tipe determinate,
indeterminate, dan semideterminate. Pada tomat tipe determinate, pewiwilan
dilakukan di bagian bawah cabang Y. Setiap tunas lateral yang tumbuh di bawah
cabang Y harus dipangkas. Sementara itu, pada tomat tipe semideterminate dan
indeterminate, pewiwilan dilakukan pada bagian bawah dan atas cabang Y.
Setelah itu, tanaman tomat diikat ke penyangga di beberapa bagian dengan
menggunakan tali rafia yang membentuk angka 8 agar tanaman tidak terkulai dan
roboh.
Berikut adalah gambar tanaman tomat male steril dan male fertil saat di
persemaian umur 2 minggu:
(a) (b)
Gambar 3. Batang tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Tanaman tomat
non mandul jantan (male fertil) di persemaian (b)
19
karakteristik warna hipokotil yang berbeda. Warna hipokotil tomat 33 A mandul
jantan berwarna hijau dan non mandul jantan berwarna ungu. Hipokotil adalah
batang dari kecambah yang dapat ditemukan di bawah kotiledon (daun biji) dan di
atas radikula (akar). Beberapa literatur menyatakan bahwa warna hipokotil pada
tomat dapat digunakan sebagai marka pada uji hibriditas untuk mengetahui
kebenaran varietas hibrida secara genetik. Beberapa peneliti seperti Groenewegen,
C., King, G., & George, B. F. (1994) dan Reeves (1973) menggunakan warna
hipokotil untuk menentukan tingkat penyerbukan silang alami pada tomat.
Dalam membedakan tomat mandul jantan (male steril) dan non mandul
jantan (male fertil) kaitannya dengan warna batang, maka harus dilakukan
pengamatan warna hipokotil pada saat persemaian. Pada saat persemaian,
kecambah tomat memiliki dua warna hipokotil yaitu merah keungu-unguan
karena mengandung antosianin dan warna hijau menunjukkan tidak adanya
kandungan antosianin. Warna hipokotil hanya dapat terlihat hingga tanaman
berumur dua minggu karena seiring pertumbuhan tanaman maka perbedaan warna
tersebut akan hilang. Oleh karena itu, sebelum di pindah tanam di lahan, tomat
harus ditanam terlebih dahulu di persemaian untuk mengetahui warna
hipokotilnya dan untuk menentukan apakah tanaman tersebut memiliki genotipe
mandul jantan atau tidak. Setelah itu, dilakukan seleksi pada tanaman tomat yang
memiliki warna hipokotil atau warna batang hijau untuk ditumbuhkan sampai
berbunga. Setelah tanaman tersebut berbunga, maka tanaman tersebut diseleksi
kembali. Untuk mengetahui karakteristik mandul jantan pada tanaman tomat juga
dapat dilakukan dengan melihat posisi stigma (putik) dan anther.
Bunga tanaman tomat mandul jantan (male steril) dicirikan dengan posisi
stigma yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabung anther atau dengan kata lain
disebut dengan bunga tomat yang putiknya keluar. Sementara itu, bunga tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) dicirikan dengan posisi stigma yang lebih
rendah dibandingkan dengan tabung anther atau dengan kata lain disebut dengan
bunga tomat yang putiknya tidak keluar. Oleh karena itu, bunga tanaman tomat
non mandul jantan berfungsi sebagai bunga jantan dan bunga tanaman tomat
mandul jantan dijadikan sebagai bunga betina yang akan diserbuki oleh bunga
jantan.
Menurut Kim et al. (2012) bahwa warna hipokotil hijau berhubungan
dengan karakter penting seperti GMS (Genetic Male Sterility). Tanaman tomat
mandul jantan terpaut dengan warna batang hijau steril (msms) sedangkan batang
tanaman tomat non mandul jantan berwarna ungu fertil (Msms). Hal ini
menunjukkan bahwa karakter warna hipokotil dikendalikan oleh dua pasang gen
epistasis dominan-resesif (Sobir dan Syukur, 2015). Menurut Kim Hyoun-Joung,
et al. (2012) dan Ritonga A. W. (2013) bahwa warna hipokotil dikendalikan oleh
gen dominan tunggal. Gen pengendali warna ungu bersifat dominan terhadap gen
pengendali warna hijau pada hipokotil tomat.
20
Berikut ini adalah gambar batang tanaman tomat mandul jantan (male steril) dan
tomat non mandul jantan (male fertil) saat ditanam di lahan. Umur tanaman 2,5
bulan.
(a) (b)
Gambar 4. Batang tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Batang tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) (b)
5.3 Daun
Tanaman tomat memiliki daun majemuk yang terdiri dari beberapa anak
daun. Daun-daun tersebut tumbuh secara berselang-seling pada batang tanaman.
Daun tomat dapat dibedakan berdasarkan tipe helaiannya yaitu menyirip (tidak
memiliki anak daun) dan menyirip ganda (memiliki anak tangkai daun).
Daun tanaman tomat berbentuk oval, bergerigi di bagian tepinya
membentuk celah-celah menyirip agak melengkung ke dalam. Daun pada tanaman
tomat berjumlah ganjil, antara 5-7 helai. Disela-sela pasangan daun terdapat 1-2
pasangan daun kecil yang berbentuk delta.
Daun tomat memiliki panjang sekitar 20-30 cm dan memiliki lebar sekitar
15-20 cm. Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu,
tangkai daunnya memiliki panjang sekitar 7-10 cm dengan ketebalan sekitar 0,3-
0,5 cm. Tomat memiliki tangkai daun yang berbentuk bulat memanjang
(Wiryanta, 2002).
21
Berikut adalah gambar tanaman tomat male steril dan male fertil saat di
persemaian dengan umur 2,5 bulan:
(a) (b)
Gambar 5. Daun tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Daun tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) (b)
5.4 Bunga
Bunga tomat termasuk bunga hermaprodit yaitu memiliki kelamin jantan
dan kelamin betina dalam satu bunga. Bunga tomat tergolong bunga lengkap
karena memiliki putik, benang sari, mahkota, dan kelopak. Bunga tomat berwarna
kuning dan memiliki perhiasan bunga berupa mahkota dan kelopak yang
berjumlah 6. Posisi bunga terdapat pada tandan bunga.
Stamen (male) pada tomat memiliki 6 buah kotak sari yang mengelilingi
pistil. Kotak sari merupakan tempat serbuk sari (polen). Apabila polen telah
matang, maka kotak sari akan pecah. Polen tersebut akan mengumpul di
permukaan kotak sari. Selain stamen, bunga tomat juga memiliki putik yang
terdiri atas kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah (ovary). Posisi pistil
(female) tertutup oleh stamen yang menyebabkan polen dari tanaman lain tidak
bisa menyerbuki pistil sehingga peluang terjadinya penyerbukan silang sangat
kecil. Tangkai pistil awalnya berukuran pendek dan memanjang seiring mekarnya
bunga. Pemanjangan tangkai pistil ini akan menyentuh permukaan kotak sari
sehingga terjadinya polinasi.
Mahkota bunga tomat memiliki 5 buah petal berwarna kuning cerah.
Warna cerah ini menjadi faktor pengundang serangga datang sehingga apabila
stamen sudah pecah sebelum matang dan putik sudah keluar, maka keberadaan
serangga tersebut akan menjadi peluang terjadinya penyerbukan silang sekitar 1-
22
5%. Selain mahkota, tomat juga memiliki kelopak bunga berwarna hijau sebanyak
5 petal yang berfungsi sebagai pelindung bagian bunga lainnya seperti putik,
benang sari, dan mahkota bunga. Bunga pertama terbentuk pada umur 23-31 HST.
Berikut adalah gambar bunga tomat male steril dan male fertil umur 2,5 bulan:
(a) (b)
Gambar 6. Bunga tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Bunga tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) (b)
23
yang memiliki umur berbunga lama dengan tetua yang memiliki umur berbunga
yang cepat. Dalam hal ini, bunga jantan ditanam dan disemai terlebih dahulu dan
disusul dengan penanaman bunga betina sehingga pertumbuhan tanaman tomat
male fertil lebih cepat dibanding tanaman tomat male steril. Selain itu, tomat male
fertil yang memiliki vigor yang bagus, bunganya dipilih sebagai bunga jantan
untuk menyerbuki bunga betina. Tidak semua bunga tanaman tomat male steril
dapat digunakan untuk menyerbuki bunga jantan namun hanya jantan terpilih saja.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan benih hasil produksi yang berkualitas, tahan
hama penyakit, dan unggul.
Dalam memproduksi benih hibrida dengan menggunakan tanaman tomat
genotipe mandul jantan, maka perlu dilakukan kegiatan polinasi. Polinasi
merupakan suatu kegiatan yang berupa penempelan serbuk sari ke kepala putik.
Sebelum melakukan polinasi, dilakukan pengambilan benang sari pada bunga
jantan yang telah ditentukan dan diambil serbuk sarinya untuk menyerbuki bunga
betina pada nomor yang telah ditentukan dengan menggunakan tusuk gigi. Selain
tusuk gigi, alat yang digunakan saat polinasi adalah kantong plastik, gunting kecil,
kertas label, spidol, dan tali.
Berikut ini adalah gambar denah blok B1:
...
.... 2
... ... ... ... ...
... ...
238
374 307 306 239 171 170 103 102 35 ...
.. .. .. .. .. .. .. ..
.. .. .. .. .. .. .. ..
... ... .. .. .. .. .. .. .. ..
24
33 A Hijau-307 s.d 374 x 33 A Ungu-61 s.d 72
33 A Hijau-375 s.d 442 x 33 A Ungu-73 s.d 84
33 A Hijau-443 s.d 510 x 33 A Ungu-85 s.d 103
25
Berikut ini adalah gambar bunga tanaman tomat yang rontok:
5.5 Buah
Buah tomat memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam tergantung
pada varietasnya. Buah tomat dapat berbentuk bulat, lonjong, oval, dan bulat
persegi. Saat masih muda, buah tomat umumnya berwarna hijau. Pada saat
matang, umumnya buah tomat akan berwarna merah atau kuning. Perbedaan ini
menunjukkan adanya perbedaan kandungan nutrisi yang dimiliki. Menurut
Syukur, M., Helfi Eka Saputra, and S. P. Rudy Hermanto (2015) menyatakan
bahwa buah tomat yang berwarna merah memiliki kandungan lycopen yang
tinggi, sedangkan buah berwarna kuning memiliki kandungan vitamin C yang
tinggi.
Buah tomat mengandung biji yang tersusun secara berkelompok dan
dibatasi oleh daging buah. Biji tomat memiliki lendir sehingga biji tomat dapat
26
saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun. Daging buah tomat
bertekstur lunas agak keras, mengandung banyak air, dan memiliki selaput kulit
tipis yang dapat dikelupas apabila sudah matang.
Berikut adalah gambar buah tomat male steril dan male fertil umur 2,5 bulan:
(a) (b)
Gambar 9. Buah tanaman tomat mandul jantan (male steril) (a) Buah tanaman
tomat non mandul jantan (male fertil) (b)
Sumber: (https://www.slideshare.net/hnistiq/tanaman-tomat?next_slideshow=1)
Gambar 10. Bagian-bagian bunga dan buah tomat
27
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa jumlah kalik (sepal)
pada buah akan sama dengan kalik saat masih menjadi bunga. Apabila kalik pada
bunga telah dipotong untuk menandakan bahwa bunga tersebut telah dipolinasi,
maka akan berpengaruh juga terhadap jumlah kalik pada buah nantinya.. Hal ini
akan memudahkan tim panen untuk membedakan buah tanaman tomat mandul
jantan (male steril) dan non mandul jantan (male fertil).
Tingkat kematangan buah sangat berpengaruh terhadap benih hasil
produksi sehingga harus diperhatikan terutama saat panen. Sebelum melakukan
pemanenan, peneliti melakukan uji coba tingkat kematangan buah berdasarkan
warna buah yang siap untuk dipanen agar dapat menghasilkan benih yang
berkualitas. Setelah dilakukan uji coba terhadap warna buah maka dapat
disimpulkan bahwa waktu panen yang tepat pada tanaman tomat genotipe mandul
jantan yang ada di blok B1 PT. BISI International Tbk, HCRD Farm Lembang
adalah saat buah tomat berwarna oranye.
Menurut Desiliyarni et al. (2003) bahwa apabila buah tomat yang dipanen
berwarna hijau, maka akan dihasilkan biji atau benih yang belum sempurna. Pada
saat melakukan kegiatan ekstraksi, benih tersebut akan mengapung di air. Hal ini
menunjukkan bahwa benih tersebut kurang bagus.. Sementara itu, apabila tomat
yang dipanen berwarna merah, maka akan dihasilkan benih yang sudah tumbuh
radikulanya. Pada saat melakukan penyortiran benih, maka akan dihasilkan benih
yang berlubang.
5.6 Biji
Tomat memiliki buah yang berbentuk oval, bulat, tergantung pada
varietasnya. Buah tomat mengandung banyak air dan lendir dari daging tomat
tersebut. Bagian dalam buah tomat terdapat biji yang berukuran kecil berbentuk
pipih, ringan, berbulu, dan diselimuti oleh daging buah. Warna biji tomat dapat
berupa putih, putih kekuningan, dan cokelat. Biji inilah yang umumnya digunakan
untuk perbanyakan tanaman (Wiryanta, 2002).
Berikut adalah gambar benih tomat:
28
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, dapat dinyatakan bahwa
tanaman tomat genotipe mandul jantan dan non mandul jantan memiliki beberapa
perbedaan karakteristik. Berikut ini adalah tabel perbedaan karakteristik antara
tanaman tomat 33A mandul jantan dan non mandul jantan di PT. BISI
International Tbk, HCRD Farm Lembang:
F2 BC1
MsMs Msms msms Msms
msms x Calon genotipe
29
F2 BC3 x Calon genotipe(BISI)
(msms)
F2 BC4 - msms
Msms
Ms ms
ms Msms msms
50% steril; 50% fertil
ms Msms msms
30
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari magang kerja ini sebagai berikut:
1. Teknik budidaya produksi benih tanaman tomat genotipe mandul jantan yaitu
melakukan pengolahan lahan, pemasangan mulsa, pengaturan jarak tanam
dan pembuatan lubang tanam, persemaian, penanaman, pemeliharaan
(pewiwilan, penyiraman, pemupukan, pembersihan atap green house),
polinasi, panen, proses benih, ekstraksi benih, pengeringan benih, penjemuran
benih, penyortiran benih.
2. Karakteristik tanaman tomat genotipe mandul jantan (male steril) yaitu
memiliki hipokotil berwarna hijau dan posisi stigma pada bunga lebih tinggi
daripada posisi anther.
3. Karakteristik tanaman tomat non mandul jantan (male fertil) yaitu memiliki
hipokotil berwarna ungu dan posisi stigma pada bunga lebih rendah daripada
posisi anther.
6.2 Saran
Perlu dilakukannya pengamatan secara lebih mendetail pada beberapa
karakter-karakter tanaman. Pemahaman dan penguasaan pada petunjuk descriptor
sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pengamatan di lapang.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Ritonga, A. W. Penyerbukan silang alami beberapa genotipe cabai (Capsicum
annuum L.) dan penentuan metode pemuliaannya. Diss. Tesis. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 2013.
Syukur, M., Sujiprihati, S., & Yunianti, R. (2012). Teknik pemuliaan tanaman
[Plant breeding technique]. Jakarta, ID: Penebar Swadaya.
Syukur, M., Helfi Eka Saputra, and S. P. Rudy Hermanto. Bertanam Tomat di
Musim Hujan. Penebar Swadaya Grup, 2015.
Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Wiryanta, B.T.W. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Bertanam Tomat.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
Supriati, Y., & Siregar, F. D. (2009). Bertanam Tomat dalam Pot dan Polibag.
Penebar Swadaya.
33
LAMPIRAN
34
E. Pengambilan Bunga Jantan (male fertil) dan Polinasi
F. Pemasangan Label
35
H. Pemanenan
K. Penyortiran Benih
36