Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN OBSERVASI

BALAI PENGEMBANGAN PERBENIHAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA


(BP2TPH)

TEKNOLOGI BAHAN TANAM

Disusun oleh :

Fatur Rahman Ashihah 20160210071

Arief Fadilah 20160210073

Anjas Rizaldi Putra 20160210074

Doni Setya Budi 20160210075

Melinda Narantika Putri 20160210076

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA, Mei 2017


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem


Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman
yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih
disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman
(Sutopo, 2004).

Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit),
kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang
menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula
sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan
selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan
atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan
diusahakan menjadi tanaman dewasa (Sumpena, 2009).

Faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman adalah benih, lingkungan dan teknologi
yang diterapkan. Benih adalah bahan/bagian dari tanaman untuk memperbanyak tanaman.
benih jagung yang akan ditanam dianjurkan adalah benih /varietas unggul bermutu yang
memenuhi syarat seperti potensi hasil tinggi, dara tumbuh 85-95 % bebas dari campuran
varietas lain /murni tidak kadaluarsa. Untuk daerah endemis penyakit bulai dianjurkan untuk
perlakuan benih seed treatment mengunakan fungisida (methalaksil/rhidomil) atau insektisida
(Badan penyuluhan dan perkembangan SDM pertanian, 2013).

Sertifikasi benih adalah titik awal untuk tanaman berhasil serta risiko yang penting alat
manajemen. Keamanan pangan dan mampu telusur pertimbangan penting dalam pertanian
hanya dapat yakin jika tahu asal-usulnya. Sertifikasi benih adalah kunci untuk pengetahuan
bahwa produksi benih ini dikontrol secara cermat di bawah sistem jaminan kualitas yang
tepat sejak awal. Menggunakan bibit bersertifikat akan memungkinkan untuk memanfaatkan
seluruh sejarah tindakan ketertelusuran ( Dirjen Tanaman Pangan, 2009 ).

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada suatu sumber benih atau lot bibit
yang menginformasikan kebenaran mutu benih yang dikomersialkan. Sertifikat mutu benih
adalah dokumen yang menyatakan kebenaran mutu sumber benih / benih / bibit. Selama
memproduksi benih diupayakan agar diperoleh benih bermutu tinggi. Faktor penting yang
berperan dalam keberhasilan produksi benih adalah mutu benih sumber dengan tingkatan
kemurnian yang tinggi. Status lahan harus dinyatakan dengan jelas mengenai luas, letak dan
mempunyai batas-batas yang jelas seperti parit, pematang, jalan dan sebagainya serta isolasi
jarak terhadap tanaman disekelilingnya tidak kurang dari yang di tentukan ( Sutopo. 2003 ).

Permasalahan dalam Sertifikasi Benih Yang menjadi permasalahan dalam sertifikasi


benih antara lain:

- Tidak selalu tersedianya sumber benih yang diperlukan sesuai dengan kelasnya.
- Lahan/lokasi pertanaman tidak memenuhi persyaratan, dalam hal sejarah lapangan.
- Keterbatasan pengetahuan para petani terhadap sertifikasi benih berlabel.
- Keadaan sosial ekonomi dari para petani sangat berpengaruh penyerapan pasar benih yang
berlabel (Benih hasil Sertifikat).

Sasaran Sertifikasi Benih meliputi. Mempertahankan kemurnian katurunan yang dimiliki


oleh suatu varietas. Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan mutu
baik. dan Membantu para petani didalam mendapatkan benih yang diinginkan, serta dapat
dijamin kebenaran varietas serta mutunya.

B. Tujuan
- Mengetahui cara sertivikasi benih
- Dapat mengetahui apa itu Bp2pth yang ada di kecamatan ganding, gunung kidul
HASIL OBSERVASI

Nama Badan/Perusahaan : BALAI PENGEMBANGAN PERBENIHAN TANAMAN


PANGAN DAN HOLTIKULTURA (BP2TPH)

Alamat : Jl. Wonoasari Km 20 Gading, Wonosri

Pemilik : Dinas

Tanggal Observasi : Kamis, 18 Mei 2017

Waktu Observasi : 14.00- 16.00 WIB

A. SEJARAH
Di daerah DIY memiliki diknas pertanian 8 UPTD. Bergerak di produksi benih
palawija. Berdirinya UPTD ini pada tahun 1980-an. Dulunya UPTD ini adalah unit PPTK
(percobaan pengolahan tanah kering). Kemudian dengan berjalannya waktu unit uptd ini
masuk kedalam kediknasan pertanian DIY pada tahun 1982. Setelah termasuk kedalam
diknas pertanian DIY nama yang dulunya PPTK berubah menjadi balai pengembangan
agribisnis perbenihan tanaman pangan. Kemudian pada tahun 1998 balai pengembangan
agribisnis perbenihan tanaman pangan berubah menjadi nama PP2PTH. Tugas unit ini
berupa:
1. memproduksi benih palawija diantaranya jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau
yang targetnya 60 ton pertahun dari berbagai komunitas
2. memasarkan bibitnya yang sasarannya penangkar benih binaan dari diknas dan
produsen benih swasta.
3. memproduksi benih sumber
Personil di unit tersebut terdiri dari 8 orang yang dimana basisnya berbasis kinerja.
Diunit tersebut apabila ditemukan sebuah varietas baru dari hasil pemulian-pemulian,
maka hasilnya akan diajukan kepada unit pusat untuk meminta surat setivikasi agar
varietas yang telah ditemukan dapat diperbanyak secara berkelanjutan. Dari hasil farietas
tersebut kemudian hasil dari varietas baru kemudian dimasukan dalam buku khusus yang
didalam buku tersebut terdapat berbagai macam-macam varietas tanaman yang meluputi
ciri fisik, sumber persilangan dan tahun yang dihasilkannya varietas baru tersebut. Hasil
varietas baru dapat diperoleh dari persilangan baik persilangan baik diperoleh dari daur,
radiasi ataupun yang lainnya.
B. Sertivikasi Benih
Sertivikasi benih yang dilakukan oleh BP2PTH ada 2 jenis label, yaitu sertivikasi
berlabel putih dan juga ungu yang mana syarat di dapatkan label putih adalah campuran
benih lain 0 % atau bisa dibilang tidak ada campuran varietas lain atau murni
dengantingkat kecambah sebesar lebih dari sama dengan 80% dengan kadar air maksimal
11% karena kadar air yang tinggi atau lebih dari ketentuan dapat menyebabkan tidak
dapat disimpan dalam jangka waktu yang lamanya benih tersebut. Didapatkannya label
ungu sendiri dengan syarat campuran benih lain maksimal 0,2% atau varietas lain yang
terdapat didalam benih berlabel ungu ini sebanyak 0,2% dan juga dengan kadar air dan
daya kecambahnya sama dengan label putih. BP2PTH ini hanya membuat kedua label
tersebut.
Sertivikasi sendiri bisa dilakukan oleh swasta/ perseorangan ataupun lainnya.
Karena setiap melakukan pembuatan benih haruslah dilakukan proses/ dengan
mengajukan sertivikasi terlebih dahulu.sertivikasi benih sendiri bisa dilakukan dengan
menggunakan pengujian standar makanan dan juga standar laboratrium.
C. Persiapan Produksi
Daftar Pustaka

Badan Penyuluhan dan Perkembangan SDM pertanian. 2013. Pelatihan Teknis Budidaya Jagung
Bagi Penyuluh Pertanian dan Babinsa. Pusat Pelatihan Pertanian.

Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Direktorat Perbenihan Sub Direktorat Jendral Tanaman
Pangan, 2009. Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Panagan.
Direktorat Perbenihan. Jakarta.

Sutopo, L. 2003. Teknologi Benih. CV Rajawali Pers. Jakarta.

Sutopo, Raharjo. 2004. Perbanyakan Perbenihan pada tanaman jagung. CV rajawali Pers.
Jakarta.
Sumpena adisurya. 2009. Perbanyakan Benih Secara Modern .
http://teknologibenih..co.id/2009/08/pengertian-benih.html

Anda mungkin juga menyukai