Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung

adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satusatunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar. Jagung manis merupakan tanaman palawija yang sudah di budidayakan sejak puluhan tahun silam, tetapi belum di ketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Di Negara Indonesia tanaman ini sudah banyak di budidayakan oleh para petani, mengingat budidaya tanaman jagung manis ini sangat menguntungkan. Jagung manis adalah termasuk sayuran yang potensial, masyarakat banyak

mengkonsumsinya untuk jagung bakar, sayuran pelengkap yang lezat dan panganan alternatif yang enak dan bergizi seperti bakwan jagung, pudding jagung, dan kue jagung. Bahkan ada yang sudah mengolah untuk susu dan permen. Permintaan akan jagung manis dari tahun ketahun meningkat drastis terutama untuk kota-kota besar. Ini adalah peluang yang bisa diraih petani dalam usahataninya untuk menambah pendapatan keluarganya. Budi daya tanaman jagung manis sangatlah mudah. Dalam pembudidayaannya, jagung manis dapat di tanam dengan system TOT (tanpa olah tanah). Dengan system ini, biaya yang di keluarkan tidak terlalu mahal, sehingga bagi para petani kecil yang tidak mempunyai modal besar usaha ini sangat cocok untuk di aplikasikan, sehinnga kedepan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

2.

Rumusan masalah Dengan tehnis budidaya yang mudah dan biaya operasional yang cukup murah bukan

berarti budidaya jagung manis tidak menemui kendala yang berarti. Dalam kunjungan kami terhadap petani yang ada di Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, ada beberapa hal yang menjadi masalah utama jagung manis, antara lain : a. Sering terjadi kelangkaan bibit unggul jagung manis Dalam waktu-waktu tertentu, ada kalanya bibit jagung manis yang unggul sulit di cari, bahkan bila adapun harganya sangat mahal. Hal ini tentu sangat menyulitkan bagi para petani jagung manis. b. Harga jual jagung manis di pengaruhi oleh tengkulak Para petani di sesa sukaraja, masih banyak yang belum mempunyai kendaraan sendiri untuk mengangkut dan menjual hasil panennya, sehingga masih sangat tergantung dengan adanya tengkulak atau pengumpul yang berada di wilayah tersebut ataupun yang berasal dari kota. Oleh karena itu, harga jual yang didapatkan tidak terlalu tinggi,meskipun harga jagung manis di perkotaan sudah tinggi. c. Pada saat di butuhkan, pupuk bersubsidi sulit di temukan Di kios sarana produksi pertanian yang ada di kecamatan sepaku, sering mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi. Sehingga pada saat petani membutuhkan pupuktidak ada, akibatnya tanaman jagung manis yang di budidayakan tidak dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya pun kurang maksimal. d. Hama babi hutan masih merajalela Hama ini yang sampai sekarang masih sangat meresahkan para petani yang membudidayakan tanaman buah-buahan ataupun tanaman umbi-umbian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di bawah ini akan di jelaskan mengenai tehnis budidaya jagung manis secaa terperinci, sehinngga dengan adanya uraian di bawah ini para petani enjadi lebih mudah dalam mempelajari tehnis budidaya jagung manis dengan baik dan benar. 1. Syarat Tumbuh Jagung ini kebanyakan ditanam di dataran rendah, baik sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebahagian terdapat juga di daerah pergunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan pengairan yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekittir 5,5 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 27 C. 2. Cara Pemilihan Benih Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja. Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat oleh kelobotnya, dan cukup tua.

Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih Rocol dan lain-lain., 3. Waktu tanam.

Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut: a. jagung ditanam pada musim hujan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. 4. Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman.

a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanahtanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara
4

keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varietas yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam ( 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varietas yang berumur tengahan (80 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 80 hari) seperti Genjah Madura, Bonanza, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 5. Pemeliharaan

Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur.

Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90120 kg.N, 30 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: a. Hama:

Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.

Ulat daun (Prodenia litura F).

Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 b. Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergarisgaris klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur 45 hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah bercak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw). 6. Pemungutan hasil.

Jagung pada umumnya sudah Cukup masak untuk dipanen pada umur 7-8 minggu setelah berbunga. Pemeriksaan di kebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada biji pada waktu panen biasana berada di antara 2535%. Waktu panen tidak hanya faktor umur tetapi juga varietas, ketinggian tempat, dan musim. Di dataran rendah (100300 m) panen lebih cepat, sekitar umur 60 hari. Sedangkan dataran menengah (400700 m) berkisar umur 70 hari. Bila musim hujan, dipastikan panen mundur sampai 75 hari, sebaliknya sewaktu kemarau lebih cepat, 65 hari. Panenan sebaiknya dilakukan pada saat tidak hujan, sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Setelah tongkol dikupas dan dijemur hingga cukup kering, segera di pipil dan pipilan dijemur lagi sampai kering konstan (kadar air 12%).Penjemuran sampai cukup kering untuk dis impan biasanya berlangsung selama 60 jam sinar matahari. Penyimpanan hasil Jagung pipilan yang sudah kering hendaknya disimpan dalarn tempat yang bersih dan kering.

Ruangan/gudang penyimpanan terlebih dahulu dibersihkan dan disemprot dengan DDT untuk mencegah serangan hama bubuk (Calandra oyzae L). Penyimpanan dalam karung sebaiknya diletakkan dl atas balok-balok kayu sebagai alat agar tidak langsung menyentuh lantai. Kadar air biji dipertahankan agar tidak lebih dari 14%. Penyimpanan jagung yang berkadar air tinggi akan menyebabkan suhu dalam karung menjadi panas dan biji cepat rusak serta mudah diserang hama bubuk. Usaha mempertahankan kadar air ini dapat dilakukan dengan mengadakan penjemuran ulang sewaktu-waktu. 7. Analisis Usaha tani

Sekarang mari kita berhitung pengeluaran dan pendapatan dalam budidaya jagung manis hasil yang di dapat per ha = 8ton a. Pengeluaran - Sewa lahan 1ha/musim : Rp. 2.500.000 - Benih 8kg @ Rp.200.000 : Rp. 1.600.000 - Bajak tanah (luku + garu)@ Rp. 35.000 : Rp. 875.000 - upah buat drainase 6 HOK (P) @ Rp. 50.000 : Rp. 300.000 - upah tanam 10 HOK (W) @ Rp. 30.000 : Rp. 300.000 - pupuk : Rp. 800.000 - upah pemupukan 6 HOK (@ 50.000) : Rp. 300.000 - insctisida, fungisida, : Rp. 200.000 - racun rumput : Rp. 200.000 - Upah semprot 4 HOK (@ 50.000): Rp. 200.000 - upah menyiang dan bumbun 20 HOK (@ 50.000): Rp. 600.000 - upah panen Rp. 100/kg x 8000kg : Rp. 800.000 TOTAL : Rp. 8.875.000 b. Pendapatan Harga jual selalu brfluktuasi dari hari kehari terus berubah, harga jual terendah Rp.1200 /Kg, harga jual tertinggi Rp.2500 /Kg, Harga jual rendah = Rp.1200 x 8000kg = Rp.9.600.000, Harga jual tinggi = Rp.2500 x 8000kg = Rp.20,000.000 c. Hasil Jadi hasil yang di dapat dari : Harga jual rendah = pendapatan pengeluaran = Rp.9.600.000 Rp.8.875.000 = Rp. 725.000, Harga jual tinggi = Rp.20.000.000 - Rp.8.875.000 = Rp.11.125.000,

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
8

1. Sering terjadi kelangkaan bibit unggul jagung manis Petani Jagung Manis sering mengalami kesulitan dalam memperoleh bibit unggul. Untuk itu perlu di lakukan perencanaan yang matang sebelum melakukan budidaya tanaman jagung manis. Di tingkat masyarakat sudah banyak terbentuk kelompok tani, namun demikian kelompok tani yang ada masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan adanya kelompok tani, para petani jagung dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai bibit unggul jagung manis, baik melalui Penyuluh Pertanian yang ada di wilayah setempat, ataupun melalui sesama anggota kelompok tani itu sendiri.. Para petani sebaiknya membeli bibit jagung manis jauh sebelum musim tanam di mulai, Dengan demikian petani jagung manis tidak akan mengalami kesulitan dalam mencari bibit jagung manis. 2. Harga jual jagung manis di pengaruhi oleh tengkulak Masih banyak petani di daerah kita yang belum mempunyai kendaraan sendiri untuk mengangkut dan menjual hasil panen, sehingga kondisi seperti ini dapat menjadi peluang tersendiri bagi para tengkulak atau pedagang pengumpul. Pada kondisi seperti ini, para petani jagung manis tidak dapat berbuat banyak. Hasil panen para petani pada umumnya langsung di jual pada tengkulak / pengumpul yang ada di daerah setempat, dengan harga yang di tentukan oleh para tengkulak tersebut. Hal ini tentu sangat merugikan untuk para petani jagung manis, karena pada waktu-waktu tertentu, harga jual jagung di perkotaan dapat melonjak tinggi. Sedangkan harga jual di tingkat petani pada tengkulak tidak sertamerta mengikuti trend positif yang ada di perkotaan tersebut, mungkin hanya naik beberapa rupiah saja. Oleh karena itu, untuk menyikapi hal-hal diatas perlu dilakukan beberapa hal, antara lain : a. Para petani harus lebih jeli dalam memillih tengkulak. Kejelian petani dalm memilih tengkulak yan ada sangatlah di perlukan. Petani harus memilih tengkulak yang bisa menampung hasil petani dengan harga jual yang cukup tinggi dan pada saat harga turun tengkulak tersebut masih mau menampung hasil panen jagung manis petani meskipun dengan harga murah. b. Perlu di bentuk asosiasi petani jagung Dengan di bentuknya asosiasi petani jagung, diharapkan dapat menjembatani informasi pasar jagung manis. Dengan demikian para petani tidak bingung harus kemana akan menjual hasil panennya. Jika asosiasi ini dapat berjalan terus, di harapkan bias langsung menjual dan memasarkan jagunng langsung kepada pedagang besar yang ada di perkotaan. 3. Pada saat di butuhkan, pupuk bersubsidi sulit di temukan
9

Hal ini sudah sering terjadi di kecamatan sepaku, atau pun di daerah lain yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Jarak yang cukup jauh antara produsen pupuk dan kios resmi yang mendistribusikan pupuk dan lambatnya kelompok tani yang ada dalam membuat RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), menjadi alasan yang cukup kuat yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan penyaluran pupuk dan bahkan terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi. Untuk itu, perlu di lakukan tindakan preventif atau pencegahan agar tidak terjadi ketrlambatan penyaluran pupuk dan kelangkaan pupuk, karena hal ini jelas sangat merugikan para petani. Tindakan tersebut antara lain: a. Perlu dilakukan penyediaan stok khusus atau cadangan pupuk bersubsidi di tingkat kelompok tani, sehingga pada saat anggota kelompok membutuhkan, di kelompok tani sudah ada persediaan. b. Penyusunan RDKK perlu mendapat perhatian khusus. Sebelum musim tanam jagung manis tiba, 3 bulan sebelumnya pengurus kelompok tani harus sudah memulai menyusun RDKK. Sehingga kedepan di harapkan tidak terjadi kelangkaan pupuk dan pupuk siap pada saat di butuhkan oleh para petani. c. Para petani harus menyisihkan dana khusus setelah panen untuk pembelian saprodi. Masih banyak para petani yang mengabaikan hal-hal seperti ini, sehingga pada saat mulai musim tanam tiba, ia bingung dalam mendapatkan biaya untuk pembelian saprodi. 4. Hama babi hutan masih merajalela Babi hutan juga merupakan masalah utama yang di hadapi oleh para petani jagung manis. Kebanyakan para petani lebih memilih menjaga kebun mereka pada saat buah jagung sudah mulai kelihatan besar. Hal ini dilakukan untuk mencegah babi hutan merusak tanaman mereka. Solusi lain permasalahan ini adalah di lakukan pembasmian babi secara massal, baik secara manual ataupun secara kimiawi. Secara manual, babi di buru dengan senapan (tembak) dan di jerat, sedangkan dengan cara kimiawi, babi di racun dengan racun babi yang sudah banyak di jual dan di rekomendasikan oleh dinas pertanian yang ada di wilayah setempat. Pembasmian secara missal bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi babi hutan yang ada di daerah tersebut.

BAB 1V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. jika kita melihat analisis usaha taninya, Jagung manis Bukan hanya rasanya saja yang manis, tapi keuntungannyapun juga manis. Hal ini dapat dilihat pada analisis usaha tani yang di papaarkan pada bab sebelumnya.
10

b. Peluang pasar jagung manis masih sangat besar, sehingga sangat di sayangkan jika para petani belum bisa memanfaatkan peluang ini. Mengingat masih banyak lahan kosong yang tidak produktif di daerah kecamatan sepaku khususnya dan umumnya di kabupaten penajam paser utara. c. Budidaya jagung. tidak terlalu sulit, jumlah modal yang di butuhkan juga tidak terlalu mahal, jadi usaha budidaya jagung manis dapat dilakukan oleh semua kalangan, baik petani kecil, menengah ataupun besar. 2. Saran a. Sebelum melakukan budidaya jagung manis, saprodi sangat perlu disiapkan dengan matang, mulai dari kebutuhan bibit, pupuk dan obat-obat pertanian yang diperlukan oleh tanaman jagung. b. Pasca panen sangat perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama keadaan cuaca pada saat panen, kadar air jagung manis setelah di panen dan kemana hasil panen kita akan di pasarkan.

DAFTAR PUSTAKA
1) Dr. Livy Winata Gunawan. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta 2) H.Rahmat Rukmana, Ir. 1998. Jagung Manis Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius Yogyakarta. 3) Onny Untung. 1999. Jagung Manis Pagi di Bali Sore di Jakarta. Trubus no. 350 hal. 11

52-53.

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai