USUL PENELITIAN
Pujis yukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuni-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “ Peningkatan Daya Berkecambah Dan Vigor Benih Pare
(Momordica Charantia L) Melalui Invigorasi ’’
i
Proposal penelitian ini disusun sebatas pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki sehingga ada kemungkinan masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun bagi pembaca demi kesempurnaan proposal ini.
Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan proposal penelitian, semoga segala
usaha kita bisa di ridhoi oleh ALLAH SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
ii
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
2.1 Klasifikasi Pare (Momordica Charantia L)...........................................5
2.2 Macam jenis Pare...................................................................................5
2.3 Zat Pengantur Tumbuh (ZPT)................................................................5
2.3.1 Zat Pengatur Tumbuh Air Kelapa.....................................................6
2.3.2 Zat Pengatur Tumbuh Ekstrak Bawang Merah.................................6
2.4 Lama Perendaman..................................................................................7
2.5 Hipotesis.................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................9
3.2 Alat Bahan..............................................................................................9
3.3 Rancangan Penelitian.............................................................................9
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................10
3.5 Parameter Pengamatan...........................................................................11
3.6 Analisis Data..........................................................................................12
3.6 ................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan suatu perlakuan khusus. Invigorasi merupakan salah satu alternatif
untuk mengatasi mutu benih yang rendah dengan cara memperlakukan benih
sebelum ditanam. Invigorasi didefinisikan sebagai salah satu perlakuan fisik,
fisiologik dan biokimia untuk mengoptimalkan viabilitas benih, sehingga benih
mampu tumbuh cepat, dan serempak pada kondisi yang beragam (Basu dan
Rudrapal, 1982).
Invigorasi adalah usaha yang dilakukan terhadap benih untuk meningkatkan
viabilitas dan vigor pada benih yang belum mengalami kemunduran lanjut.
Invigorasi atau priming pada benih dapat dilakukan melalui hydropriming yaitu
suatu cara perendaman benih dengan menggunakan larutan tertentu. Bahan-bahan
yang dapat digunakan pada teknik hydropriming di antaranya air kelapa, ekstrak
jagung, pisang ambon, tauge dan ekstrak tomat (Raharja, 1998).
Perlakuan hydropriming pada kondisi stres lingkungan meningkatkan karakter
perkecambahan benih Secale montanum (Ansari dan Zadeh, 2012b),
meningkatkan daya berkecambah dan pertumbuhan yang cepat pada galur inbred
jagung (Janmohammadi et al., 2008) dan meningkatkan daya berkecambah benih
Vigna radiata L. pada kondisi stress lingkungan (Posmyk dan Janas, 2007). Hasil
penelitian Basra et al. (2006) pada benih padi menunjukkan bahwa perlakuan
vitamin priming dengan asam askorbat 10 ppm selama 48 jam mampu
mempercepat waktu benih untuk berkecambah 50%, serta meningkatkan
keseragaman perkecambahan, kecepatan tumbuh, daya berkecambah, panjang
akar, panjang pumula, bobot basah dan bobot kering kecambah.
Lama perendaman benih sangat mempengaruhi dalam
prosesperkecambahan karena semakin lama waktu untuk perendaman
semakin baik persentase jumlah benih yang berkecambah. Sebaliknya pada
biji yang tidak direndam, kulit biji menjadi keras sehingga proses
perkembangannya menjadi lambat. Keberadaan air bagi biji akan
2
mengimbibisi dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum
membelah. Biji dapat diketahui berkecambah jika yang pertama muncul dari
biji tersebut adalah radikula (akar lembaga) yang berasal dari kulit biji yang
pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami proses imbibisi. Pada biji
yang kering gas O2 akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding
sel kulit biji dan embrio telah menyerap air, maka suplai oksigen akan
meningkat pada sel-sel hidup, sehingga terjadinya proses respirasi dan CO2 yang
dihasilkan lebih mudah berdifusi keluar. Sedangkan untuk biji yang tidak
direndam, dinding selnya hampir tidak permeable untuk gas, sehingga
masuknya O2 ke dalam biji akan menjadi lambat. Pada biji yang direndam dengan
air dapat membentuk alat transport makanan yang berasal dari endosperm,
kotiledon pada titik tumbuh pada embrionik di ujung yang nantinya akan
digunakan untuk membentuk protoplasma baru. Ketika suplai air rendah atau
tidak tersedia maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambat
karena air sangat berpengaruhterhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel yang
berhubungan dengan kerja enzim (Kusuma, 2013).
3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi pada masyarakat tentang metode invigorasi guna
meningkatkan
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam hal teknik invigorasi
3. Bahan pertimbangan pemerintah untuk melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Klasifikasi tanaman Pare (Momordica charantia L.)
Secara ilmiah, tanaman pare diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Keluarga : Cucurbitaceae
Marga : Momordica
Jenis : Momordica charantia
(Tati, 2004)
5
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara yang dalam
jumlah sedikit dapat mendukung serta merangsang, menghambat dan mengubah
proses fisiologi tanaman (Juandes, 2009).
Dalam dunia pertanian penggunaan ZPT merupakan faktor pendukung yang
dapat memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan usaha budidaya pertanian.
Namun penggunaan hormon ini harus dilakukan dengat tepat. Tingkat
keberhasilan dalam penggunaan ZPT ini pada dasarnya tergantung pada jenis dan
konsentrasi yang digunakan (Kurniati, 2012)
6
15% dan sayuran hingga 20-30%, serta dengan kandungan unsur kalium yang
cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek seperti
dendrobium dan phalaenopsis.
7
Lama perendaman 6 jam dalam ekstrak bawang merah (Allium cepa L.)
mampu meningkatkan persentase daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang
hipokotil benih kakao (Theobroma cacao L.), sedangkan pada panjang akar lama
perendaman yang memiliki pengaruh nyata adalah lama perendaman 9 jam
(Darojat ddk, 2014 )
Perlakuan lama perendaman benih kakao (Theobroma cacao L.) dengan air
kelapa muda selama 6 jam memberikan pengaruh yang baik untuk pertumbuhan
bibit kakao. (Ratnawati ddk, 2014)
Perendaman yang lama berpengaruh pada kecepatan perkecambahan. Hasil
penelitian Sihotang (1995), menunjukan hasil indeks perkecambahan tertinggi
pada benih Acacia mangium adalah perendaman benih dengan air selama 24 jam
dengan hasil 2,21% dibandingkan dengan waktu 16 jam dengan nilai kecepatan
berkecambah 0,48%.
perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah
lamanya waktu yang diperlukan benih untuk berkecambah. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor antara lain keadaan biji, permeabilitas kulit biji,
dan tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut tidak
mendukung biji untuk melakukan perkecambahan maka biji memiliki
kemampuan untuk mengundurkan fase perkecambahannya yang disebut dengan
dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami dormansi
adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase dan protease di dalam
biji (Anggraini, 2014).
2.5 Hipotesis
1. Terdapat pengaruh beberapa perlakuan invigorasi yang mampu meningkatkan
daya berkecambah dan vigor benih pare
8
2. Terdapat pengaruh lama waktu perendaman dan perlakuan invigorasi yang
optimal guna meningkatkan daya kecambah dan vigor benih pare
BAB III
METODE PENELITIAN
9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Agustus-November di
laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo
3.2 Alat Bahan
Adapun alat bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah oven,
germinator, kertas cd plano, bak, sprayer, pingset, pensil warna, benih pare, kertas
label, larutan air kelapa , larutan bawang merah, dan aquades
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor yang diteliti adalah perlakuan
larutan (P) dan Lama Perendaman (L)
a. Faktor Perlakuan Larutan (P)
P0 = Kontrol Aquades
P1 = Air Kelapa
P2 = Ekstrak Bawang Merah
P3 = GA3
10
P2 P2L1 P2L2 P2L3
P3 P3L1 P3L2 P3L3
11
Nilai potensi tumbuh diperoleh dengan mengamati jumlah benih yang
menunjukan gejala tumbuh yaitu munculnya akar (radikel) atau plumula yang
menembus kulit benih. Pengamatan dilakukan pada hari ke-7 yang dinyatakan
dalam persen.
PT(%)
DB (%)
Keterangan :
12
Keterangan :
KsT (%)
Desain Penelitian
Secara diagramatis, bagan alur penelitian ini dapat terangkum pada gambar
bagan dibawah ini :
Gambar 1. Bagan alur penelitian.
Benih
13
Diuji
Analisis
Pengamatan
mediaData
kertas
Perendaman dalam Perendaman Perendaman dalam Perendaman
larutan kontrol air dalam larutan Air larutan bawang dalam larutan
selama 6 jam, 12 jam kelapa selama 6 merah selama 6 GA3 selama 6
dan 24 jam. jam, 12 jam dan jam, 12 jam dan 24 jam, 12 jam dan
24 jam. jam. 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Elisa Aprilian. 2014. Pengaruh Lama Perendaman Biji Kacang Hijau
14
terhadap Kecepatan Perkecambahan. Makalah. Diakses tanggal 1 Februari 2014.
Basu, R.N. and A.B. Rudrapal, 1982. Post harvest seed physiology and seed
invigoration treatments. Proccedings of the Indian Statistical Institute Golden
Jubilee International Conference on Frontiers of Research in Agriculture.Calcuta.
India
Basra, S.M.A., M. Farooq, A. Wahid, M.B. Khan. 2006. Rice seed invigoration by
hormonal and vitamin priming. Seed Sci. Technol. 34:738-758.
Rahardja, P. C., 1998. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern. Swadaya, Jakarta.
Bey, Y, Syafii, W. Dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) Dan
Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis ambilis
BL) Secara In Vitro. Jurnal Universitas Riau. Pekanbaru.
Darojat Mas Khoirud, Ruri Siti Resmisari, M.Si, Ach. Nasichuddin, M.A., 2014,
Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium
cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Farooq, M., S.M.A. Basra, B.A. Saleem, N. Nafees, S.A. Chishti. 2005.
Enhancement of tomato seed germination and seedling vigor by osmopriming.
Pak. J. Agri. Sci. 42:36-41.
Hanifa AP, Maintang. 2017. Respon Perkecambahan Benih Padi Lokal Toraja
terhadap Invigorasi. Prosiding Seminar Nasional BPTP Jambi. Jambi 31 Mei-1
Juni 2016. Hlm499-507
15
perkecambahan dan pertumbuhan awal bibit carica papaya. (UNS
Digital Library). Penerjemah Herawati Susilo.
Juandes, S. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Suburin dan ZPT Atonik terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiates. L). Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Swarnadwipa, Riau.
Ratnawati, Sukemi Indra Saputra, Sri Yoseva, 2014, Waktu Perendaman Benih
Dengan Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao
L.)Fakultas Pertanian Universitas Riau,
16
Tati, S., S, Subahar. 2004. Khasiat dan Manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit.
Depok: PT Agro Media Pustaka. Hal. 9-10.
17