MEKANISASI PERTANIAN
EKOSISTEM SUB OPTIMAL
AGROTEKNOLOGI – B
Disusun Oleh
Mutiara Putri
1706113260
Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia – Nya,
sehingga Laporan Akhir Praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal
dapat diselesaikan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum
Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal. Penulis berharap laporam ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Penulis membuat laporan
ini dari kumpulan buku dan jurnal sebagai pedoman membuat laporan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing dan para asisten
Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal, teman mahasiswa yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam
pengembangan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih perlu
ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak
yang membangun sangat diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 37
6.2 Saran ............................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38
LAMPIRAN ........................................................................................................ 39
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.9 Traktor Yanmar EF494T ................................................................ 44
Gambar 3.10 Pengolahan tanah menggunakan bajak piring .............................. 44
Gambar 3.11 Pengolahan tanah kedua menggunakan bajak rotari pada hand
traktor Yanmar YZC – L ...................................................................................... 44
Gambar 3.12 Pengolahan tanah kedua menggunakan garu pada hand traktor
Yanmar BIMA BM – 1 ........................................................................................ 44
Gambar 3.13 Pengolahan tanah kedua menggunakan gelebeg pada hand traktor
Yanmar BIMA BM – 1 ........................................................................................ 44
Gambar 3.14 Pengolahan tanah kedua menggunakan bajak rotari pada hand
traktor Kubota K 75 ............................................................................................. 44
Gambar 3.15 Pengolahan tanah kedua menggunakan bajak rotari pada traktor
Yanmar EF494T ................................................................................................... 45
Gambar 3.16 Perawatan dan pembersihan traktor .............................................. 45
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR NOTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan
penanganan atau pengolahan hasil pertanian
1.2 Tujuan
Praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal bertujuan untuk
mengetahui dan memahami tentang mekanisasi pertanian, mengetahui dan
memahami tentang komponen – komponen dan cara penggunaan serta cara
perawatan mesin pertanian seperti traktor dan dapat mengetahui serta
memperhitungkan efektivias penggunaan alat atau mesin pertanian.
1.3 Manfaat
Praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal bermanfaat agar
dapat mengetahui dan memahami tentang mekanisasi pertanian, mengetahui dan
memahami tentang komponen – komponen dan cara penggunaan serta cara
perawatan mesin pertanian seperti traktor dan dapat mengetahui serta
memperhitungkan efektivias penggunaan alat atau mesin pertanian.
2
BAB II
TEORI DASAR
2.2 Traktor
Traktor merupakan salah satu peralatan dan mesin pertanian yang digunakan
dalam proses produksi pertanian. Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga
3
atau penggerak untuk menunjang kegiatan pertanian agar jauh lebih efektif, hemat
tenaga, waktu maupun biaya sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja,
mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil produksi dan meminimalisir
kejerihan atau kelelahan pelaku pertanian dalam bekerja (Defredo, 2005).
Menurut Hardjosentono (1996) traktor berarti alat penghela. Fungsi utama
traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada
bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng
alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang
dirancang khusus untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor awalnya
dirancang untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat. Traktor
adalah alat atau mesin penarik beban yang memiliki sumber daya mekanis.
Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling
banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan
tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar
dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman,
untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk memutar
perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan,
sampai hasil pertanian (Defredo, 2005).
4
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai
banyak digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah,
traktor dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya seperti bajak, garu,
ataupun bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah, maka
perlu dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan serta
kegunaanya (Hamsyah, 1991).
Traktor tangan ini berguna untuk menarik peralatan pengolah tanah seperti
bajak singkal, bajak rotari dan garu serta alat transportasi seperti gerobak. Traktor
tangan ini juga berguna untuk menggerakkan peralatan stasioner seperti generator
listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah dan lainya (Irwanto, 1980).
Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan
menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel.
Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan
pengolahan tanah seperti bajak piring, garu piring dan lainnya (Irwanto, 1980).
Menurut Purwadi (1990) berdasarkan bahan bakarnya, traktor tangan
dibedakan atas:
a. Traktor tangan berbahan bakar solar
b. Traktor tangan berbahan bakar bensin
c. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah atau kerosin
Berdasarkan daya motor, traktor tangan dibedakan atas:
a. Traktor tangan berukuran kecil dengan tenaga penggerak < 5 HP
b. Traktor tangan berukuran sedang dengan tenaga penggerak 5 – 7 HP
c. Traktor tangan berukuran besar dengan tenaga penggerak 7 – 12 HP
Bagian utama traktor tangan ada tiga, yaitu:
a. Tenaga penggerak motor
Pada traktor tangan, jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah
motor diesel. Selain motor diesel, ada yang menggunakan motor bensin atau
minyak tanah atau kerosin. Dengan menggunakan satu silinder, daya yang
dihasilkan kurang dari 12 HP. Pada kerangka dipasang motor penggerak dengan
empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar
posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya adalah untuk
5
memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v – belt yang
digunakan. Engkol digunakan untuk menghidupkan motor diesel, sedangkan
untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.
b. Kerangka dan transmisi atau penerus tenaga traktor tangan
Fungsi kerangka adalah sebagai tempat kedudukan motor penggerak,
transmisi, dan bagian traktor lainnya. Kerangka berfungsi sebagai tempat
kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor
dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.
Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan v –
belt ke kopling utama untuk diteruskan ke gigi persneleng sehingga
menggerakkan poros roda dan poros PTO. Gigi persneling juga berfungsi untuk
mengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Kemudian, tenaga
disalurkan ke mesin rotary. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama.
Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi
persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak
dihidupkan. Di samping kopling utama, terdapat dua kopling kemudi untuk
menggerakkan traktor ke kanan atau ke kiri. Traktor tangan juga bisa bergerak
maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak
disalurkan sampai ke roda.
Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu: roda ban,
roda besi, roda apung atau roda sangkar ataupun cage wheell. Roda ban berfungsi
untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Roda besi digunakan untuk
pembajakan di lahan kering. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah
basah. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasitraktor. Besar kecilnya roda
akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.
c. Tuas kendali
Tuas kendali digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Traktor
tangan memiliki banyak tuas kendali untuk mempermudah pekerjaan. Akibatnya,
traktor menjadi lebih berat dan harganya lebih mahal. Oleh karena itu, sekarang
banyak diproduksi traktor yang dilengkapi hanya dengan beberapa tuas kendali
6
agar lebih ringan dengan harga yang lebih murah. Namun, kemampuan traktor
jadinya juga terbatas.
7
yang terpotong, bajak singkal ada dua macam yaitu bajak singkal
pemotong tanah ke sebelah kanan dan bajak singkal yang dapat
membalikkan tanah dua arah yaitu ke kiri atau ke kanan.
2. Bajak rotary, bajak rotary digunakan untuk pengolahan tanah pertama
dan dapat juga digunakan untuk pengolahan tanah kedua, dengan hasil
olahan tanah halus dan rata. Bajak rotary terdiri dari beberapa pisau ( 16-
24 pisau ) yang menempel pada sumbu rotary dan berputar selama
kegiatan pengolahan tanah. Perputaran pisau rotary yang dipasang pada
traktor tangan penyaluran tenaganya dengan sistem rantai penyalur
tenaga, sedangkan yang terpasang pada traktor roda empat diambil
langsung dari putaran poros mesin melalui PTO. Posisi putaran pisau
rotary dapat diubah sesuai dengan hasil pengolahan tanah yang
dikehendaki.
3. Gelebeg, adalah alat pengolahan tanah yang dipasang pada penggandeng
traktor. Gelebeg dapat juga digunakan untuk pengolahan tanah pertama
mau pun kedua.
4. Ridger, adalah alat untuk membuat guludan di lahan kering yang sudah
diolah. Ridger dipasang pada posisi di depan poros roda.
5. Trailler, digunakan untuk mengangkut alat-alat bantu traktor, sarana
produksi maupun hasil produksi.
6. Transplanter, adalah alat untuk menanam bibit pada sawah yang biasanya
disemai di tempat yang khusus yang disebut kotak semai.
7. Seed Drill, digunakan untuk menabur benih ke sawah sepanjang alur seed
drill dapat menyebar benih 4 – 8 jalur dengan ditarik traktor tangan.
8. Ponton atau pelampung, terdapat pada traktor hidrotiller, yang berfungsi
sebagai pengapung traktor sehingga dapat dioperasikan pada sawah
dalam.
8
1790 – 2070 mm, lebar berkisar 995 – 1020 mm dan dayanya berkisar 12,5 – 20
HP. Pada elemennya traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder
atau lebih, mempunyai 6 kecepatan (versneling) maju dan 2 kecepatan mundur,
yang dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan mundur)
dan 4 macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja
berkisar antara 0,94 – 4,79 km/jam dan kecepatan transport antara 7,54 – 13,31
km/jam. Traktor jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO (Power Take Off), three
point hitch (tiga titik penggandengan/systemmounted). Pada umumnya konstruksi
traktor mini tidak banyak berbeda dengan traktor besar dan perbedaannya hanya
pada dayanya saja (Waries, 2006).
9
c. Roda belakang
Roda bagian belakang dengan ukuran diameter lebih besar dari roda bagian
depan traktor yang berfungsi untuk menumpu beban traktor dan peralatan yang
terpasang.
d. Chasis traktor
Chasis traktor merupakan bagian rangka traktor roda empat yang juga
merangkap sebagai rumah dari sistem transmisi.
e. Pemberat
Pemberat merpuakan besi cor yang dirancang khusus untuk pemberat traktor
agar traktor tidak terangkat pada saat mengolah tanah.
f. Poros PTO
Poros PTO merupakan poros yang difungsikan untuk menggerakkan
peralatan yang dalam pengoperasiannya memerlukan putaran (bajak rotari), atau
untuk menggerakkan peralatan stasioner.
g. Sistem penyambungan peralatan
Sistem penyambungan peralatan merupakan bentuk peralatan pengolahan
tanah yang relatif besar, maka pada mini traktor memerlukan mekanisme
penyambungan khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga (three hitch poin).
10
2.3.3 Traktor Besar
Traktor besar merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda
empat atau lebih), panjangnya berkisar 2650 – 3910 mm, lebar berkisar 1740 –
2010 mm dan dayanya bekisar 20 – 120 HP (Darun, 1983).
11
yang diberikan. Enjin dari sebuah traktor roda empat umumnya dilengkapi
dengan:
a) Sistem bahan bakar
Enjin traktor biasanya memiliki sebuah pompa injeksi untuk setiap silinder.
Untuk mengalirkan bahan bakar, diperlukan pompa bahan bakar.
b) Sistem pelumasan
Minyak pelumas dialirkan secara paksa oleh pompa minyak pelumas ke
berbagai bagian enjin.
c) Sistem pendingin
Radiator dan kipas pendingin selalu melengkapi enjin yang berpendingin
air. Pompa harus dilengkapi untuk memastikan terjadinya sirkulasi air.
d) Sistem listrik
Ada alat motor starter untuk memutar flywheel yang ditenagai oleh aki
(accu). Aki juga digunakan untuk menyalakan lampu, klakson dan aksesoris
lainnya. Aki dicharge oleh generator, yang selalu berputar bersama putaran enjin.
2. Alat untuk penyalur tenaga (power transmission device)
Alat ini berfungsi menyalurkan tenaga dari enjin menuju roda, poros pto,
pompa oli untuk menggerakkan tiga-titik gandeng (thre- point linkage/hitch), dan
lain-lainnya, pada berbagai tingkat kecepatan putaran. Penyaluran tenaga ke roda,
mirip dengan yang ada pada mobil, yaitu memiliki urutan dari enjin kopling - gigi
kecepatan - gigi diffrensial - poros roda. Karena traktor bergerak dengan
kecepatan yang sangat bervariasi, mulai dari 0,3 hingga 10 km/jam di lahan, dan
15-24 km/jam di jalan raya, jumlah gigi perubahan kecepatan umumnya bervariasi
dari 6 hingga 12, atau lebih. Gigi differensial dapat dikunci dengan diffrential
lock, ini akan membuat kedua roda penggerak berputar bersamaan bila salah satu
roda mengalami slip. Blok enjin dan sistem transmisi biasanya menjadi satu
sebagai badan utama traktor, maka dia dibuat dengan konstruksi yang sangat kuat.
3. Alat untuk bergerak (running device)
Bagian utama untuk bergerak adalah roda ban. Roda ban traktor ukurannya
besar, untuk memberikan ground clearance yang besar, juga untuk mempermudah
gerak pada lahan tidak rata, dan juga untuk meningkatkan kemampuan traksi.
12
Namun demikian, untuk lebih meningkatkan kemampuan traksinya, kembang
roda ban dibuat lebih tinggi. Demikian juga sering dilengkapi dengan berat
tambahan berupa besi atau penambahan air ke dalam ban.
4. Alat untuk bekerja (working device)
Tiga titik gandeng (three-point hitch) adalah bagian dari traktor yang
berfungsi untuk menggandeng implemen (Gambar 7). Dua buah lower link, kiri
dan kanan, mampu bergerak naik yang dioperasikan oleh tekanan hidrolik, dan
bergerak turun oleh gaya gravitasi. Implemen dapat dinaik-turunkan oleh operator
melalui alat ini dari kursi duduk operator. Pada saat mengolah tanah, implemen
pengolahan tanah umumnya diangkat pada saat traktor berbelok. Bila peralatan
stasioner, misalnya alat perontok atau pompa air dioperasikan melalui
pemanfaatan poros pto, maka alat-alat tersebut akan dapat dengan mudah
dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya apabila alat-alat tersebut
dipasangkan pada tiga-titik gandeng.
Tiga titik gandeng biasanya dilengkapi dengan alat kendali posisi otomatis
(automatic posisition control device), atau alat kendali draft otomatis (automatic
draft control device), atau keduanya. Yang pertama berfungsi menjaga agar
implemen selalu berada pada ketinggian yang telah diset melalui tuas kendali.
Yang kedua digunakan untuk secara otomatis menjaga tahanan tarik yang tetap,
misalkan, dengan secara otomatis menaikkan implemen bila melalui tanah keras
atau halangan, dan jika tanahnya seragam, maka kedalaman pengolahan yang
seragam akan dengan mudah dapat diperoleh.
Tenaga yang disediakan pada poros pto dipergunakan untuk memutar
implemen sambil menariknya seperti kultivator rotari, mower, dll. Dan juga dapat
digunakan untuk menggerakkan peralatan stasioner. Poros pto biasanya terletak di
bagian belakang bawah traktor. Putaran pto bervariasi tergantung jenis traktor,
berkisar antara 500 hingga 1500 rpm sesuai dengan putaran engine. Ada yang
putaran pto tidak bergantung pada kecepatan maju traktor, ada juga yang sesuai
dengan laju traktor.
13
5. Alat untuk kemudi (steering device)
Traktor roda empat umumnya dikemudikan dari ruang kemudi dengan
mengendalikan roda depan melalui roda kemudi (stir), sebagaimana umumnya
mobil. Namun ada juga kemudi dilakukan dengan mengatur roda belakang, seperti
traktor buatan Thailand. Gigi differential sangat penting untuk poros roda
penggerak, dan jangan gunakan differential lock saat berbelok. Sistem power
steering digunakan untuk traktor besar. Ini akan membantu memperingan
pengemudian traktor. Saat berbelok, diperlukan juga bantuan rem kiri bila
berbelok tajam ke kiri atau sebaliknya.
14
11. Pemeriksaan kebocoran kebocoran oli
12. Pada awal menghidupkan mesin jalan dengan putaran mesin yang
rendah
13. Pembersihan air cleaner sebaiknya dilakukan setiap hari
14. Pengisian BBM sebaiknya dilakukan setelah unit beroperasi pada sore
hari untuk menghindari ruang kosong dalam tangki bahan bakar
15. Pembersihan unit setelah selesai beroperasi sebaiknya dilakukan setiap
hari jika memungkinkan.
c. Perawatan Berkala
Perawatan berkala didasarkan pada jam kerja mesin (HM), biasanya
mengikuti rekomendasi dari pihak pembuat unit. Pelaksanaan bisa dilakukan
sendiri atau dengan pihak lain (vendor). Kegiatannya meliputi :
1. Pemeriksaan rutin kondisi unit
2. Penggantian pelumas
3. Penggantian suku cadang
4. Servis Kerusakan
2.5 Bajak
2.5.1 Bajak Singkal
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan
membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau
lebih (Santosa, 2007).
15
2. Pisau (share)
3. Penahan samping (landside).
Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu
(frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik
(beam).
16
2.5.3 Bajak Rotari
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.
Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak
ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu
poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui
pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi (Santosa, 2007).
17
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk
memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi
dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman
pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini,
tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan
sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai (Santosa, 2007).
2.5.6 Garu
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah garu
piring (disk harrow), garu palcu (splice tooth harrow), garu pegas (spring tooth
harrow), garu rotari dan garu khusus (special harrow).
a. Garu Piring.
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-
rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga
keratan tanah (furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat
digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara
sebar (Santosa, 2007).
18
Gambar 2.11 Garu piring
Secara umum garu piring dibagi atas garu piring tipe tarik (trailing disk
harrow) dan garu piring tipe angiat (mounted disk harrow). Garu piring dapat
mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya
melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double
action) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang
dalam melempar tanah (Santosa, 2007).
b. Garu paku
19
untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih
dalam (Santosa, 2007).
d. Garu Rotari
20
Digunakan untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian.
Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis yaitu ;
a. Surface packer terdiri dari macam-macam bentuk, antara lain :
1. V Shaped roller pulverizers,
2. Kombinasi T shaped dan Sprocket Wheel pulverizers,
3. Flexible sprocket wheelpulverizes.
b. Subsurface packer, terdiri dari 2 macam, yaitu
1. V Shaped packer dan
2. Crowfoot roller.
21
b. Pola Tepi
Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil
pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi lain pembajakan
pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah
sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah
lahan. Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan
lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak
terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang
tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul)
(Santosa, 2007).
22
Gambar 2.18 Pola keliling tengah
d. Pola Keliling Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan. Berputar ke
kiri sejajar sisi lahan, sampai ke tengah lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar
lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam mebelokan traktor.
Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu
luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang
tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan
yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul) (Santosa, 2007).
23
2.7 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya tanaman perlu dilakukan, karena
dapat meningkatkan unsur hara pada tanah. Peningkatan unsur hara terjadi karena
adanya pemberian nutrisi atau pupuk secara organik maupun anorganik.
Pemberian nutrisi secara organik dapat dilakukan saat tanah dibalik menggunakan
cangkul, sisa-sisa tanaman yang terdapat di tanah tersebut akan terpendam dan
membusuk lalu menjadi pupuk organik, sehingga pupuk dan tanah juga tercampur
rata. Pengolahan tanah tersebut juga dapat membasmi gulma dan tanaman yang
tidak diinginkan tumbuh disekitar tanah yang akan ditanami. Pembasmian gulma
berfungsi untuk menghindari penghambatan pada tanaman yang akan ditanam.
Terdapat fungsi lain yaitu meratakan dan /atau membuat guludan tanah. Guludan
tanah dapat memudahkan pekerjaan saat penanaman tanaman di tanah tersebut
(Wisubroto, 1983).
Pengolahan tanah juga dapat mempersiapkan pengaturan irigasi dan
drainase, tujuannnya agar pengairan berjalan lancar, serta tidak ada saluran air
yang tersumbat sehingga tanaman tergenang oleh air yang dapat berakibat
mematikan tanaman tersebut. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur
serangga maupun hama yang lain, karena terjadinya perubahan tempat tinggal dan
terkena sinar matahari yang terlalu terik. Pengolahan tanah berfungsi sebagai
penurun laju erosi, sehingga tanah tidak tergerus oleh air yang akan membawa
unsur hara untuk tanaman. Pada pengolahan lahan sawah untuk tanaan padi,
pengolahan sawah digunakan untuk membuat tekstur tanah menjadi berlumpur
(Wisubroto, 1983).
Pengolahan tanah dilakukan untuk daerah dan jenis-jenis tanaman tertentu,
karena pada daerah yang memiliki kelerengan yang agak curam dan varietas
tertentu tidak mendapatkan pengolahan tanah yang optimum, bahkan tidak diolah
sama sekali (Wisubroto, 1983).
Proses pengolahan tanah tidak hanya memperhatikan hasil dari proses
tersebut, namun selama jalannya proses terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan tersebut adalah (Defredo, 2005) :
1. Topografi (kenampakan permukaan lahan)
24
2. Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)
3. Bebatuan
4. Kadar air tanah
Hal-hal tersebut dapat membedakan pengolahan tanah di daerah yang satu
dengan yang lain. Pada daerah dengan kemiringan yang agak curam,
diterapkannya pengolahan tanah minimum atau bila tidak memungkinkan diolah
maka diterapkan tanpa olah tanah. Pada daerah kemiringan yang curam, maka
akan sulit dilakukannya pengolahan tanah. Vegetasi tanaman adalah tanaman
semusim, yang tidak perlu dilakukannya pengolahan tanah intensif, dan faktor-
faktor yang lainnya (Defredo, 2005).
25
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub
Optimal ini adalah cangkul, parang, topi, sarung tangan, sepatu boot, penggaris,
meteran, alat tulis, handphone, hand traktor Yanmar YZC – L, hand traktor
Yanmar BIMA BM – 1, hand traktor Kubota K75, mini traktor Yanmar, traktor
Yanmar EF494T, banyak singkal, bajak rotari, garu dan gelebeg.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem
Sub Optmal ini adalah lahan, tanah, air, kayu ajir, oli dan solar.
26
BAB IV
PROSEDUR KERJA
27
b. Mematikan Traktor Roda Dua
1. Dilepaskan beban motor
2. Dikecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner sehingga putaran mesin
akan pelan selama 2-3 menit
3. Digeser tuas gas pada posisi “stop” hingga motor mati karena tidak ada
aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
4. Ditutup kran bahan bakar
28
16. Dipindah gigi persneleng ke posisi rendah sebelum melewati tanjakkan
17. Dijalankan traktor lalu gas diperbesar
18. Dikecilkan gas pada posisi idle untuk menghentikan traktor
19. Ditarik tuas kopling utama pada posisi “OFF”, lalu ditarik kembali pada
posisi rem
20. Dinetralkan persneleng
21. Dikecilkan gas
29
11. Setelah mesin hidup, segera dilepaskan kunci kontak, sehingga kunci
kontak secara otomatis kembali ke posisi “ON”. Untuk mematikan mesin
stater
12. Setelah mesin hidup, lampu indikator pengisian accu dan indikator
sirkulasi oli pelumas dimatikan.
13. Dikecilkan posisi gas ke idle
14. Dilepaskan pedal kopling pelan-pelan dan mesin dijalankan dilahan
budidaya.
b. Cara mematikan traktor roda empat yaitu :
1. Beban motor dilepaskan.
2. Gas pada kedudukan "idle" atau stasioner dikecilkan, sehingga pusingan
mesin akan pelan, selama 1 menit.
3. Seluruh bahagian kawalan dinetralkan, tuil hidrolik pada kedudukan
turun.
4. Tuil gas diluncurkan pada kedudukan "stop", sehingga motor mati kerana
tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
5. Setelah motor mati, kunci kenalan dipusingkan ke kedudukan "OFF",
lalu cabut.
6. Pengunci brek dipasang sebelum meningalkan traktor
30
6. Dibabat gulma.
7. Dikumpulkan hasil babatan menjadi beberapa tumpukan dan melakukan
pembakaran.
8. Dibersihkan lahan dari tunggul dan rumpun akar dengan cangkul dan lahan
siap untuk dimasuki alsintan.
31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kegiatan praktikum
pengolahan tanah pertama dan kedua, maka didapatkan hasil data pengamatan
pada tabel berikut:
Tabel 5.1.1 Hasil pengamatan pengolahan tanah pertama menggunakan
hand traktor Yanmar BIMA BM – 1
NO Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Lebar bajakan 34 cm
2. Kedalaman bajakan -
3. Waktu kerja 10 menit
4. Kapasitas Lapang Teoritis 0,076 ha/jam
5. Kapasitas Lapang Efektif 0,0625 ha/jam
6. Efisiensi Lapang -
7. Slip Roda Traksi 4%
32
Tabel 5.1.3 Hasil pengamatan pengolahan tanah kedua menggunakan hand
traktor Yanmar BIMA BM – 1 menggunakan garu
NO Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Lebar bajakan 80 cm
2. Kedalaman bajakan -
3. Waktu kerja 13 menit
4. Kapasitas Lapang Teoritis 432 ha/jam
5. Kapasitas Lapang Efektif 1.429,33 ha/jam
6. Efisiensi Lapang 330,86 %
7. Slip Roda Traksi 4,5 %
33
6. Efisiensi Lapang 406,25 %
7. Slip Roda Traksi 4,5 %
5.2 Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang terdapat pada tabel, dapat dilihat bahwa
kegiatan praktikum yang dilakukan meliputi pengolahan tanah pertama dan
pengolahan tanah kedua. Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan
menggunakan bajak singkal yang dipasang pada hand traktor Yanmar BIMA BM
– 1, sedangkan pengolahan tanah kedua dilakukan dengan menggunakan bajak
rotari yang dipasang pada hand traktor Yanmar YZC – L dan hand traktor Kubota
K 75. Selain itu, pengolahan tanah kedua juga dilakukan dengan menggunakan
garu dan gelebeg yang dipasang pada hand traktor BIMA BM – 1 dan dilanjutkan
dengan menggunakan rotari yang dipasang pada traktor Yanmar EF494T.
Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memotong, memecah dan
membolak balik tanah agar di pengolahan tanah kedua nantinya mudah untuk
dilakukan. Berdasarkan data pengamatan yang didapat dengan menggunakan hand
traktor Yanmar BIMA BM – 1, dapat dilihat bahwa kapasitas lapang teoritis dan
kapasitas lapang efektif memiliki nilai yang kecil yang menunjukkan bahwa
operator masih belum mahir dalam menggunakan hand traktor. Namun, untuk slip
roda traksi hasil yang didapat cukup baik dikarenakan di lahan bajakan tidak
34
terdapat bebatuan besar ataupun sistem perakaran tanaman yang dapat
menyulitkan proses pembajakan.
Pengolahan tanah kedua yang dilakukan dengan menggunakan hand traktor
Yanmar YZC – L, dapat dilihat bahwa untuk kapasitas lapang teoritis maupun
kapasitas lapang efektif menandakan bahwa operator masih belum mahir dalam
menggunakan traktor sehingga hasil yang didapat cukup kecil dan juga
menandakan ketidak efektifan penggunaan traktor, untuk slip roda traksi yang
didapat sangat kecil dikarenakan lahan yang dibajak masih tergolong kategori
mudah atau tidak terlalu banyak perakaran yang dapat mengganggu jalannya
traktor sehingga menimbulkan slip roda traksi yang kecil.
Pengolahan tanah kedua yang dilakukan dengan hand traktor Yanmar BIMA
BM – 1 menggunakan garu bertujuan agar tanah menjadi lebih rata dengan karena
terpotongnya rumput – rumputan atau yang dinamakan dengan proses penyiangan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa operator
cukup mahir dalam menggunakan hand traktor yang dipasangkan garu dengan
hasil kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis yang cukup besar, hal
tersebut menandakan bahwa traktor sudah mulai efektif dalam penggunaannya
dan terdapat slip roda traksi dengan nilai kecil yang menandakan bahwa jalannya
traktor tidak terlalu memiliki hambatan dalam pembajakan.
Hand traktor Yanmar BIMA BM – 1 yang menggunakan gelebeg untuk
pengolahan tanah kedua bertujuan untuk memecah bongkahan – bongkahan tanah.
Operator cukup mahir dalam menggunakan hand traktor yang dipasangkan
gelebeg dan dapat dilihat bahwa hasil kapasitas lapang efektif dan kapasitas
lapang teoritis cukup besar dan menandakan bahwa traktor sudah mulai efektif
dalam penggunaannya, serta slip roda traksi yang kecil juga menandakan bahwa
jalannya traktor tidak terlalu memiliki hambatan dalam pembajakan.
Pengolahan tanah kedua yang dilakukan dengan menggunakan hand traktor
Kubota K 75, dapat dilihat bahwa operator juga cukup mahir dalam menggunakan
hand traktor. Hal ini ditandai dengan adanya hasil kapasitas lapang efektif dan
kapasitas lapang teoritis yang cukup besar dan menandakan bahwa traktor sudah
mulai efektif dalam penggunaannya, serta slip roda traksi yang kecil juga
35
menandakan bahwa jalannya traktor tidak terlalu memiliki hambatan dalam
pembajakan.
Traktor Yanmar EF494T merupakan traktor besar yang digunakan untuk
pengolahan tanah kedua berlanjut menggunakan alat equipment bajak rotari yang
diguanakan untuk menghancurkan tanah menjadi bagian yang lebih halus.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa operator cukup
mahir dalam menggunakan traktor besar dengan alat equipment rotari. Hasil
kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis cukup besar menandakan
bahwa traktor sudah mulai efektif dalam penggunaannya, serta dengan slip roda
traksi yang kecil juga menandakan bahwa jalannya traktor tidak terlalu memiliki
hambatan dalam pembajakan. Traktor besar yang didukung dengan daya traktor
yang besar memudahkan operator dalam proses pembajakan dan tidak memakan
waktu yang lama dengan hasil pengolahan tanah yang bagus.
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub Optimal yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mekanisasi pertanian merupakan ilmu
tentang alat – alat pertanian yang dapat membantu kegiatan pertanian mulai dari
pengolahan lahan, budidaya hingga panen dan pasca panen. Salah satu alat
pertanian yang sangat membantu kegiatan pertanian adalah traktor yang
digunakan untuk pengolahan tanah, sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama
untuk mengolah tanah sebelum dilakukannya budidaya. Alat – alat pertanian
tersebut sangat membantu kegiatan pertanian dan dapat menjadikan bidang
pertanian semakin maju.
6.2 Saran
Sebaiknya para petani ataupun pekerja kegiatan pertanian sudah mulai
menggunakan alat – alat pertanian yang dapat membantu pekerjaan pertanian agar
lebih mudah dilakukan dan dapat menghemat waktu pekerjaan, dan seiring
berkembangnya zaman dapat mewujudkan inovasi – inovasi baru terkait bidang
pertanian yang dapat membantu pekerjaan kegiatan pertanian tersebut.
37
DAFTAR PUSTAKA
Robins, Harris dan Lambert Wilkes. 2005. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi
Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi
Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
38
LAMPIRAN
= 0,0625 ha/jam
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
14,45
= (1- 13,93) x 100 %
= (1-1,04) x 100 %
=4%
39
= 97,02 ha/jam
- Efisiensi Lapang
KLE
Eff = KLT x 100 %
97,02
= x 100 %
324
= 29,9 %
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
10,5
= (1- ) x 100 %
10
=5%
= 1.429,33 ha/jam
- Efisiensi Lapang
KLE
Eff = KLT x 100 %
1.429,33
= x 100 %
432
= 330,86 %
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
40
11,5
= (1- ) x 100 %
11
= 4,5 %
= 2.308,92 ha/jam
- Efisiensi Lapang
KLE
Eff = KLT x 100 %
2.308,92
= x 100 %
432
= 534,4 %
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
11,5
= (1- ) x 100 %
11
= 4,5 %
41
= 432 ha/jam
- Kapasitas Lapang Efektif
L
KLE = WK
23,4 m x 22,5 m
= 0,3 jam
526,5
= 0,3
= 1.755 ha/jam
- Efisiensi Lapang
KLE
Eff = KLT x 100 %
1.755
= x 100 %
432
= 406,5 %
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
11,5
= (1- ) x 100 %
11
= 4,5 %
= 2.920,27 ha/jam
42
- Efisiensi Lapang
KLE
Eff = KLT x 100 %
2.920,27
= x 100 %
0,576
= 506,9 %
- Slip Roda Traksi
Sb
SI = (1- So) x 100 %
20
= (1- 19,80) x 100 %
=1%
3. Dokumentasi
Gambar 3.3 Hand traktor Yanmar Gambar 3.4 Hand traktor Kubota
BIMA BM – 1 K 75
43
Gambar 3.7 Pengolahan tanah pertama Gambar 3.8 Mini traktor Yanmar
menggunakan bajak singkal pada hand
traktor Yanmar BIMA BM – 1
Gambar 3.11 Pengolahan tanah kedua Gambar 3.12 Pengolahan tanah kedua
menggunakan bajak rotari pada hand menggunakan garu pada hand traktor
traktor Yanmar YZC – L Yanmar BIMA BM – 1
Gambar 3.13 Pengolahan tanah kedua Gambar 3.14 Pengolahan tanah kedua
menggunakan gelebeg pada hand menggunakan bajak rotari pada hand
traktor Yanmar BIMA BM - 1 traktor Kubota K 75
44
Gambar 3.15 Pengolahan tanah kedua Gambar 3.16 Perawatan dan
menggunakan bajak rotari pada pembersihan traktor
traktor Yanmar EF494T
45