Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas maha kuliah Pengelolaan
Hama dan Penyakit Terpadu
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
BANDUNG
1441 H/2019 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim...
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas
ijin-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
para keluarganya, para sahabatnya dan semoga semua umatnya.
Makalah ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas yang
disampaikan oleh yang terhormat Dr. H. Salamet Ginandjar, Ir,.MM.Kom pada
mata kuliah yang disampaikan adalah Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Nomena .............................................................................................................. 3
2.2 Arti Kata ............................................................................................................ 3
2.3 Pengembaangan Teknologi PHT ..................................................................... 6
2.4 Jaringan Informasi ........................................................................................... 9
2.5 Proses Pengambilan Keputusan Pengendalian Hama ................................. 10
2.6 Pemberdayaan Petani ..................................................................................... 11
2.7 Penelitian Pendukung PHT ............................................................................ 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sejak hama menjadi masalah maka manusia berusaha untuk menurunkan
populasinya agar tidak mendatangkan kerugian bagi pertanaman yang
diusahakan. Berbagai macam cara telah dilakukan namun keberhasilannya tidak
begitu maksimal karena setelah ditinjau kembali cara tersebut ternyata petani
hanya melakukan satu cara atau satu teknik pengendalian.
Berdasarkan hal tersebut maka dipikirkan untuk memadukan beberapa
cara/teknik pengendalian melalui pendekatan Pengelolaan Hama Terpadu
(PHT). OPT dianggap bukan sebagai musuh tetapi sebagai komponen penyusun
agroekosistem yang perlu dikelola sehingga keberadaanya tidak begitu merugikan
tanaman budidaya. Pendekatan yang ditawarkan adalah melalui strategi
PHT. Adapun beberapa strategi penerapan PHT diantaranya yaitu menurut
Untung (2003 : 242) dan Wigenasantana (2001 : 201) menyatakan strategi
Penerapan dan Pengembangan PHT pada suatu daerah untuk suatu jenis tanaman
tertentu ada beberapa program yang harus dikembangkan yaitu : Teknologi PHT,
yaitu teknik yang diterapkan untuk mengelola agroekosistem dengan
memperhatikan berbagai kendala yang ada di ekosistem dan sistem sosial
setempat, dan sistem informasi sangat diperlukan untuk menentukan pengambilan
keputusan.
Teknologi PHT yang diterapkan harus bersifat; a) sedapat mungkin
merupakan teknologi “lunak” yang sedikit efek sampingnya bagi manusia,
lingkungan dan OPT; b) memanfaatkan dan mendorong berfungsinya proses
pengendali alami ; c) perpaduan optimal berbagai teknik pengendalian ; d) mudah
dimengerti dan mampu dilaksanakan oleh petani yang memiliki sumber daya
terbatas ; e) fleksibel dan menampung inovasi dan variasi sesuai dengan keadaan
ekosistem yang dikelola dan masyarakat setempat. Jaringan Informasi, dalam
sistem PHT jaringan informasi harus direncanakan dan disusun dengan cermat
sehingga hubungan informasi antara para pelaksana PHT dapat berjalan dengan
1
lancar, cepat dan efisien sehingga tindakan pengendalian yang dilakukan selalu
tepat dengan keadaan dan keperluan lapangan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui nomena dari strategi penerapan pengelolaan hama
terpadu.
1.3.2 Untuk mengetahui arti kata dari strategi penerapan pengelolaan hama
terpadu.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengembangan teknologi PHT.
1.3.4 Untuk mengetahui tentang jaringan Informasi dalam PHT.
1.3.5 Untuk mengetahui Proses Pengambilan Keputusan Pengendalian
Hama.
1.3.6 Untuk mengetahui tentang bagaimana pemberdayaan petani.
1.3.7 Untuk mengetahui penelitian pendukung PHT.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nomena
Q.S Al-A’raf Ayat 133
Artinya:
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa”.
3
b. Pengertian penerapan (application)
1. Menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan menerapkan,
pemasangan, pemanfaatan, dan perihal mempraktikkan.
2. Menurut webster adalah tindakan mengelola atau meletakkan satu hal
untuk digunakan.
3. Menurut Cambridge adalah cara di mana sesuatu dapat digunakan
untuk tujuan tertentu.
4. Menurut oxford adalah permintaan formal (sering ditulis) untuk
sesuatu, seperti pekerjaan, izin untuk melakukan sesuatu atau tempat di
perguruan tinggi atau universitas.
5. Menurut longman adalah tujuan praktis dimana mesin, ide dll dapat
digunakan, atau situasi saat ini digunakan
Kesimpulan : pemasangan atau penerapan sesuatu hal untuk digunakan
dalam tujuan tertentu.
5
2.3 Pengembaangan Teknologi PHT
Teknologi PHT meliputi berbagai teknik pengelolaan agroekosistem yang
diterapkan dengan tujuan agar sasaran PHT tercapai dengan memperhatikan
berbagai kendala ekosistem dan sistem sosial setempat. Teknologi PHT tidak
hanya teknologi pengendalian hama tetapi juga teknologi informasi, dan teknologi
pengambilan keputusan. Untuk keadaan pertanian di Indonesia yang rata-rata
masyarakat taninya berpendidikan dan berpenghasilan rendah, teknologi PHT
perlu memiliki beberapa sifat khusus yang berbeda dengan teknologi PHT di
negara-negara maju, antara lain:
Menurut Flint dan Van den Bosch (1981) ada beberapa langkah
pertimbangan yang perlu di perhatikan dalam pengembangan teknologi PHT di
suatu ekosistem yang didasarkan sifat-sifat biologi, ekologi, dan ekonomi hama.
Langkah-langkah tersebut dapat juga diterapkan dalam kondisi ekonomi dan
masyarakat petani di Indonesia. Beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah:
7
dan perkembangbiakan hama-hama utama dan juga hama potensial pada
ekosistem setempat.
d. Pelajari dan pertimbangankan konsep, metode, dan bahan yang secara
tunggal maupun gabungan yang secara permanen dapat menekan populasi
hama utama dan potensial tetap berada dibawah aras ekonominya masing-
masing.
e. Susun program pengendalian sedemikian rupa sehingga mempunyai
kelenturan yang memungkinkan diadakan penyesuaian terhadap perubahan
yang terjadi. Hindari program pengelolaan ekosistem yang kaku, seragam,
dan tidak menampung variasi antar perak, antar daerah, dan antar waktu.
f. Antisipasi terjadinya perkembangan yang tidak terduga sebelumnya.
Jangan terkejut apabila kita harus kembali lagi ke permulaan, dan
bergeraklah secara hati-hati. Sadarlah akan kerumitan ekosistem yang di
kelola dan kemungkinan akan timbulnya perubahan di dalam ekosistem.
Perkembangan ekosistem harus selalu dimonitor agar kita tidak terlambat
dalam mendeteksi terjadinya perubahan.
g. Cari titik-titik atau bagian lemah pada siklus hidup hama utama dan
arahkan secara langsung tindakan pengendalian sedekat mungkin pada
bagian yang lemah tersebut. Hindarkan tindakan yang memberikan
dampak yang luas pada ekosistem.
h. Apabila mungkin, pertimbangkan dan kembangkan metode aty teknik
pengendalian hama yang dapat mempertahankan, melengkapi, dan
memperkuat faktor-faktor moralitas abiotik dan biotik yang merupakan
ciri ekosistem setempat.
i. Apabila layak, usahakan menganekaragamkan tinggi diharapkan timbul
stabilitas ekonomi yang dapat meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap
adanya tekanan-tekanan baru.
j. Sistem monitoring ekosistem dan program surveilan yang efektif mutlak
diperlukan guna keberhasilan penerapan PHT. Untuk melaksanakan sistem
monitoring yang efektif diperlakukan para petugas lapangan PHT yang
profesional dan telah mengikuti banyak program pelatihan dan pendidikan
PHT.
9
pada berbagai sector dan subsector. Era Otonomi Daerah semakin menambah
kerumitan sistem dan jaringan informasi perlindungan tanaman nasional. Sistem
dan jaringan-jaringan informasi PHT akan sulit dikembangkan dan diterapkan
kecuali apabila ada sesuatu lembaga atau petugas diberi tanggung jawab dan
wewenang sebagai pengambilan keputusan pengelolaan hama. Mengingat PHT
akan berkembang dan memasyarakat maka jaringan informasi PHT perlu segera
diterapkan dengan penyesuaian struktural dan fungsional di lembaga-lembaga
pemerintahan terkait, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
11
usahanya secara profesional termasuk dalam menerapkan dan mengembangkan
PHT. Salah satu isu utama dalam penerapan PHT di Indonesia dan negara-negara
berkembang pada umumnya adalah bagaimana memberdayakan petani dalam
menerapkan sendiri dan mengembangkan sendiri PHT yang sesuai dengan kondisi
dan kemampuan mereka.
Kegiatan penelitian PHT tidak hanya dilakukan oleh para peneliti bidang
yang tercakup dalam perlindungan tanaman (entomologi, fitopatologi, ilmu glma)
tetapi oleh banyak disiplin lain seperti agronomi, seleksi tanaman, mikroekonomi,
ahli penyuluhan, aantropologi, ahli komunikasi, ahli sosiologi, ahli matematika,
ahli ilmu computer dan ilmu system.
13
pengganggu dapat dikendalikan dan tetap berada di bawah aras
pengendaliannya masing-masing. Penelitian tingkat akhir ini yang
merupakan penggabungan penelitian tahap pertama, kedua, dan ketiga.
Karena kerumitan ekosistem hasil penelitian PHT biasanya dalam bentuk
berbagai jenis model dan simulasi computer yang langsung dapat
sigunakan para pengambil keputusan pengelolaan hama.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Cordoba. 2018. Al-Qur’an Terjemah (Al-Qur’an Tafsir Bil Hadis).
Bandung: Cordoba Internasional-Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) versi 2.5 tahun 2019 online. Diakss
melalui https://kbbi.web.id/