TERPADU
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas Agroteknologi 5B
JURUSAN AGROTEKNOGI
2019 M/1441 H
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu.
Dalam pengendalian hama dan penyakit terpadu diperlukan strategi
sebagai sistem perencanaan atau tindakan yang rinci untuk mencapai tujuan,
keuntungan, atau kesuksesan tertentu. Hal ini sangatlah penting untuk
mengefektifkan dan mengefisinsikan pengendalian agar hasil budidaya dapat
berjalan secara optimal. Maka dari itu, dalam makalah ini dibahas mengenai
program -program strategi atau taktik yang dapat dilakukan dala pengendalian
hama penyakit terpadu.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi manfaat dan memberi informasi
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan ke
arah yang lebih baik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Arti Kata Menurut Beberapa Kamus..................................................................3
2.2 Nomena Yang Berkaitan Dengan Judul................................................................5
2.3 Pengertian Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu.......................5
2.4 Program Strategi Pelaksanaan Pengendalian Hama Penyakit.........................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Program PHT telah dimulai di Indonesia sejak tahun 1986 untuk tanaman
padi yang diawali dengan dikeluarkannya larangan oleh pemerintah Indonesia
terhadap 56 jenis insektisida untuk digunakan menyemprot hama-hama tanaman
padi. Namun sampai saat ini program PHT belum dikembangkan secara luas di
seluruh sistem pertanian Indonesia. Pada konsep ini, pemakaian pestisida baru
dilakukan setelah populasi hama melewati AE. Apabila populasi hama masih di
bawah AE, maka diserahkan pada musuh-musuh alami untuk mengendalikannya.
Dalam konsep PHT, pengelolaan hama dilakukan dengan memadukan semua cara
pengendalian yang telah diketahui, termasuk pengendalian secara biologis, fisik,
mekanik, bercocok tanam, hayati, kimiawi. Dalam hal ini diperlukan suatu
perencanaan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman atau disebut
dengan strategi pengendalian agar dapat secara efektif melakukan berbagai
metode atau teknik dalam pengendaliannya.
PEMBAHASAN
3
4
Ayat yang berkaitan dengan judul adalah terdapat pada Q.S An – Naml:18
ت نحوملحةة حياَ أحيَيحهاَ اَلنتوملل اَودلخللواَ حمحساَإكنحلكوم حل يحوحإطحمنتلكوم لسلحويحماَلن حولجلنولدهل حوهلوم حل
ححتتىى إإحذاَ أحتحوواَ حعلحىى حواَإد اَلنتومإل حقاَلح و
يحوشلعلروحن
Artinya : Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu
tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari
Strategi merupakan cara penggunaan seluruh kekuatan dan daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Untuk menerapkan dan
mengembangkan PHT pada suatu daerah perlu disusun. Maka dari itu strategi atau
yang dapat disebut sebagai taktik pengendalian Hama Penyakit terpadu ini
merupakan pengendalian yang didasarkan atas pertimbangan kondisi ekologi dan
ekonomi agar terciptanya suatu agroekosistem yang stabil.
Filosofi pengendalian hama menyangkut tiga dasar pokok pengendalian
perangkat lunak (soft control), satu dasar pokok pengendalian perangkat keras
(hard control), dan lintasan kritis (critical path) (Baehaki 1992). Tiga dasar pokok
pengendalian dengan perangkat lunak adalah kultur teknis, varietas unggul, dan
6
musuh alami. Satu dasar pokok perangkat keras adalah pengendalian langsung
dengan membunuh hama berdasar nilai ambang ekonomi yang merupakan
lintasan kritis pemandu pengendalian perangkat keras.
Dasar filosofi tersebut kemudian dijabarkan dalam taktik-taktik pengendalian
yang disesuaikan dengan masalahnya. Taktik pengendalian dengan tanaman inang
tahan paling banyak digunakan. Keuntungan penggunaan tanaman inang tahan
dalam pengendalian hama adalah bersifat permanen dalam beberapa hal atau
persisten untuk jangka waktu yang lama, kompatibel dengan taktik atau metode
pengendalian lainnya, selaras dengan sistem ekologi dan lingkungan, selaras
dengan upaya peningkatan produksi secara ekonomi, aman, efektif, dan mudah
diadopsi (Anonymous 2002).
Taktik kultur teknis (cultural control atau ecological management) adalah
taktik memanipulasi lingkungan untuk membuat ketidakcocokan hama pada suatu
lingkungan dengan cara mengganggu siklus reproduktif, mengeliminasi makanan,
dan membuat lingkungan lebih cocok untuk perkembangan musuh alami.
Walaupun sudah tergolong tua, metode kultur teknis masih efektif menekan
tingkat serangan hama dan diterima luas dalam implementasi teknologi PHT.
Tujuan akhir dari taktik kultur teknis adalah menemukan link yang lemah dari
siklus musiman hama sehingga hama tidak berkembang (Anonymous 2002b)
Taktik pengendalian hayati sebagai isu lingkungan berskala internasional
mempunyai keunggulan yaitu dapat bersifat permanen dalam mempertahankan
populasi hama pada tingkat yang aman, tidak mencemari lingkungan, ekonomis,
dan kompatibel dengan teknik pengendalian lainnya. Namun demikian, teknik
pengendalian hayati dalam implementasinya tidak dapat mengatasi setiap masalah
hama (Anonymous 2002c). Taktik pengendalian yang banyak dipakai saat ini
adalah penggunaan insektisida manakala usaha dengan taktik yang telah
disebutkan di atas tidak berhasil. Oleh karena itu, insektisida kimia tampaknya
masih diperlukan meskipun penggunaannya harus dibatasi (Anonymous 2002d).
7
1. Identifikasi Penyakit
Suatu tanaman pertanian dapat terserang oleh banyak pathogen.Patogen-
patogen ini perlu diketahui, sekurang-kurangnya patogen yang penting. Patogen-
patogen sering mengadakan interaksi, dan juga mengadakaninteraksi dengan
tumbuhan inang, dibawah pengaruh berbagai faktorlingkungan. Identifikasi
penyakit yang akan dikelola, adalah mutlak penting,sebab kalau keliru, semua
tindakan berikutnya akan salh juga. Termasukdidalamnya keterangan yang
terperinci tentang bioteknologi dari penyakittersebut.
3. Strategi Pengelolaan
Berdasarkan keterangan dan pengetahuan yang ada, dicoba
menyusunstrategi pengelolaan dengan memilih komponen-komponen pengelolaan
yang kompatibel atau cocok satu sama lainnya, dengan teknik budidaya
10
2. Jaringan Informasi
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penerapan PHT secara
makro adalah berfungsinya jaringan informasi yang efektif dan efisien
mendukung PHT. Jaringan informasi PHT perlu direncanakan dan disusun sengan
11
cermat sehingga hubungan informasi antara para pelaksana PHT dapat berjalan
dengan lancer, cepat, dan efisein sehingga tindakan pengedalian dilakukan selalu
tepat dengan keadaan dan keperluan lapangan.
Berbagai informasi lapangan yang dikumpulkan melalui kegiatan mentoring
harus cepat dikirimkan kepada para pengambil keputusan sehingga bisa dilakukan
analisis data dan berdasar analisis tersebut dapat diambil keputusan yang sesuai.
Informasi dan rekomendasi dari pihak pengambilan keputusan ke para pelaksana
pengendalian harus berjalan cepat dan tepat sasaran.
Di tingkat lapangan para petani diajarkan untuk bisa melaksanakan
pemantauan, analisis ekosistem, pengambilan keputusan dan pengendalian. Untuk
melakukan analisis dan pengambilan keputusan para petani harus memiliki
informasi yang sesuai dengan kondisi mereka.
4. Pemberdayaan Petani
Lebih dari 80% lahan pertanian di Indonesia baik tanaman pangan,
hortikultura maupun perkebenunan dikekolola dan dikerjakan oleh petani kecil
12
dengan luas kepemilikian tanah dan modal serta kemampuan Sumber Daya
Manusia yang terbatas. Tingkat produktifitas dan kualitas produk –produk
pertanian kita sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemandirian petani dalam
mengelola lahan usahanya secara professional termasuk dalam menerapkan dan
mengembangkan PHT.
Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan petani PHT dengan
pola dan sitem SLPHT sejak tahun 1989 sampai 1998 untuk petani tanaman
pangan (padi, palawija, dan hortikultura) dan sejak tahun 1997 sampai 2005 untuk
petani perkebunan. Tujuanya agara petani lebih mandiri dan percaya diri dalam
menerapkan dan pengembangkan PHT di lahan atau hamparan lahan lainya.
Indikasi sementara menunjukan bahwa para petani yang telah mengikuti SLPHT
dapat berhasil menerapkan berbagai prinsip PHT sehingga mampu meningkatkan
keuntungan usaha tani mereka.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15