BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui morfologi pinang
2. Mengetahui deskripsi tanaman pinang
3. Mengetahui klasifikasi pinang
4. Mengetahui syarat tumbuh tanaman pinang
5. Mengetahui kegunaan pinang
6. Mengetahui zat kimia yang terkandung pada pinang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi
1. Akar (radix)
Akar merupakan bagian pokok bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan
kormus. Pada akar terdapat bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar (collum)
yang merupakan bagian akar bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex
radicis) merupakan bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang
masih dapat mengadakan pertumbuhan. Batang akar (corpus radicis) adalah bagian
akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya. Cabang-cabang akar (radix
lateralis),
2. Batang (caulis)
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang penting dan dapat dibedakan
antara tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan berbatang. Tumbuhan tidak
berbatang (planta acaulis) merupakan tumbuhan yang benar tidak berbatang
sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena
batang sangat pendek, sehingga semua daunnya keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Batang dibedakan
menjadi batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang rumput (calmus)
dan batang mendong (calamus). Batang tumbuhan mempunyai bentuk yang
bermacam-macam, contohnya bulat (teres) yang terdapat pada familia Arecaceae. Arah
tumbuh batang berbeda-beda, salah satu contohnya adalah tumbuh tegak lurus
(erectus), contohnya pada tumbuhan palem-paleman.
3. Daun (folium)
Daun adalah bagian tumbuhan (organ), yang terdapat di bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di
atas daun yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun mempunyai begian-bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Morfologi daun diantaranya ujung daun (apeks), tepi daun
(margo folii) dan pangkal daun (basal). Bentuk daun (circumscriptio) beranekaragaman
contohnya bulat, perisai, melonjong sedangkan untuk tipe daun dikenal ada daun
tunggal dan daun majemuk. Pertulangan daun ada yang menyirip, menjari, melengkung
dan sejajar.
4. Bunga (flos)
Bunga dengan nama latin flos mempunyai bagian-bagian, yaitu tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) dan alat
perkembangbiakan.
5. Buah (fructus)
Penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh
pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat
di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Buah yang terbentuk dari bakal buah,
paling banyak terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur umumnya
merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus
nudus). Pada buah terdapat beberapa lapisan, contohnya pada buah kelapa (Cocos
nucifera) yang tergolong kedalam tipe buah batu (drupa). Buah ini mempunyai
beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan luar (eksocarpium), lapisan tengah
(mesocarpium) dan laipsan dalam (endocarpium)
6. Biji (semen)
Penyerbukan yang telah terjadi, diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Tumbuhan berbiji (spermatophyta), biji
ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon
tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat
mempertahankan jenisnya, dan dapat terpencar ke lain tempat.
Semua biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau
tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji
tempat perlekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak
biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar
umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah
sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus).
Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah
roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1
bunga betina, diatasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap
dalam alur. Bunga jantan 4 mm. Putih kuning, benang sari 6 , bunga betina dengan
panjangnya sekitar 1,5 cm, bakal buah beruang satu
Buah
Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang sekitar 3,5-7 cm,
dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah orange, buahnya berkecambah
setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul yang daun-daun yang
belum terbuka.
Biji
Biji satu yang bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung yang membulat,
pangkal agak datar dengan suatu lekukang dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan
luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai
jala dengan warna yang lebih muda. Pada bidan irisan biji tampak perisperm berwarna
coklat tua denagn lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak
keputihan.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecaceae
Genus : Areca
Spesis : Areca catechu L.
dampak yang baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain:
1. Tinggi Tempat
Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 01.000 m dpl
(meter diatas permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian
dibawah 600 m diatas permukaan laut.
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik,
solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial.
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4-8.
3. Curah Hujan
Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun
yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang
sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan
basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.
4. Suhu dan Kelembaban
Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20-32
C. Tanaman pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50-90 %.
5. Penyinaran.
Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari.
Pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman pinang sebagai berikut :
a. Ruas batangnya lebih pendek dibanding tanaman yang terlindung.
b. Tanaman tidak cepat tinggi.
Teknik Budidaya
Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus
melalui beberapa tahap yaitu :
a. Persiapan Bibit
a. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak,
dan organisme pengganggu lainya.
b. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
c. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan
menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke
tengah sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase dirapikan.
5). Perkecambahan
Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah
dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu
akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah
sebagai berikut :
Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus
Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu
dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang
tanam.
1. Pembukaan lahan
Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan
tidur, dan pekarangan.
a. Lahan semak belukar
Lahan ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau
pohon lain yang dianggap tidak berguna dapat di tebang, membersihkan gulma
sebaiknya dengan herbisida, terlebih kalau arealnya cukup luas. Herbisida yang dapat
digunakan antara lain Pelithapon, Dalapon, Round-Up, Gramoxone S, Para-Col, Spak,
Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.
b. Lahan Pekarangan
Lahan pekarangan umumnya ditanami beragam jenis tanaman baik tanaman
yang produktif maupun tanaman yang tidak produktif. Untuk tanaman yang tidak
produktif perlu di ganti dengan tanaman produktif. Tanaman yang tidak produktif
disingkirkan dan dengan cara di tebang dan gulma yang tumbuh perlu di cabut.
c. Lahan tidur
Lahan tidur adalah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan
yang belum atau sudah pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan
dibiarkan sehingga tumbuh gulma atau pohon yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan
tidur inipun cocok untuk ditanami pinang dengan terlebih dahulu dibersihkan. Bila lahan
sering tergenang air, perlu dibuatkan saluran drainase.
d. Lahan Pertanaman kelapa
Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat
dilakukan pada lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi
empat. Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan
jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat.
2. Penentuan jarak tanam
Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam
ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman. Diantara tanaman dalam
barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai
tanaman tumpang sari.
2.5 Kegunaan
Tumbuhan pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari
biji pinang digunakan untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan,
hidung berdarah (mimisan), koreng, borek, bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan
disentri. (Oudhia 2002, Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India tumbuhan pinang
telah digunakan sebagai obat rumahan oleh masyaratat untuk mengobati penyakit.
(Oudhia 2003). Biji pinang aromatis memiliki efek antioksidan dan anti mutagenik,
astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat memabukkan, sehingga telah lama
digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan (Grieve 1995, Wang & Lee ,
1996).
Selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan
(edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi,
keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil pupil mata (Kristina & Syahid 2001). Biji
dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan bersama-sama dengan sirih untuk
menguatkan gigi goyah. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit
mata Selain sebagai obat penguat gigi kebanyakan masyarakat juga menggunakan biji
pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan dengan cara
memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama seminggu (Kristina &
Syahid 2007).
Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku
cat arecared, pemerah kain katun.
kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah mengalami perlakuan.
Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat
memabokkan bagi penggunanya. Mengingat kandungan kimia tanaman pinang
(alkaloid arekolin) mengandung racun dan penenang sehingga tidak dianjurkan untuk
pemakaian dalam jumlah besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat
mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya
berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun
kecil yang belumterbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan
berbuah pada umur 5-8tahun tergantung keadaan tanah. Tanaman ini berbunga pada
awal dan akhir musimhujan dan memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna
kecoklatan sampai coklatkemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih
muda. Pada bidang irisan bijitampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan
tidak beraturan menembusendosperm yang berwarna agak keputihan.
3.2 Saran
PEMBUATAN NAUNGAN
Petani di Indonesia sudah biasa menanam talas di sawah atau di pekarangan.
Kendala budidaya talas di pekarangan antara lain kanopi rapat, sehingga intensitas
cahaya yang diterima tanaman rendah atau pun sedikit yang mendapatkan cahaya
matahari atau intensitas cahaya matahari. Unsur radiasi matahari yang penting
bagi tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran
cahaya matahari. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah atau sedikit, maka
jumlah cahaya yang diterima oleh setiap luasan permukaan daun dalam jangka
waktu tertentu rendah atau sedikit. sedangkan
diterima tinggi atau banyak, maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap luasan
permukaan daun dalam jangka waktu tertentu tinggi atau banyak (Gardner, 1991).
Dalam penanaman dipembibitan utama, bibit menerlukan naugan secara
individual untuk selama satu bulan. Naungan individual tersebut dapat
menggunakan pelepah batang daun pisang, pelepah daun kelapa, daun-daunan
yang dapat menutupi bibit, atau sejenis bahan naungan lainnya yang memenuhi
persyaratan secara teknisi yang mampu menutupi dan melindungi bibit tanaman
tersebut dari sinar cahaya matahari yang sangat berlebihan atau yang tidak
diinginkan oleh bibit tersebut (Setyamidjaja, 2006).
Fungsi naungan pada bibit sewaktu kecil adalah untuk mengatur cahaya
sinar matahari yang masuk ke pembibitan hanya berkisar antara 30-60% saja,
menciptakan iklim mikro yang ideal atau baik bagi pertumbuhan awal bibit,
menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daundaun yang masih muda, dan menurunkan suhu tanah pada disiang hari, memelihara
kelembaban tanah, mengurangi derasnya curahan air hujan dan hemat penyiraman
air (Nugrojo, dkk., 2006).
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk membuat buat Naungan yang bertujuan untuk
melindungi tanaman yang sensitive dari sinar matahari siang dan sore untuk
mendapatkan cahaya yang optimal.
Kegunaan Praktikum
1.
Untuk melindungi tanaman dari dari cahaya matahari siang dan sore.
2.
Untuk mendapatkan cahaya yang optimal.