PENDAHULUAN
auksin endogen lebih cepat menginisiasi akar eksogen. Namun walaupun waktu
inisiasi lebih lamban tapi dengan penambahan auksin yang optimal dapat
perakaran digolongkan bahwa ada tanaman yang mudah berakar dan ada tanaman
namun pada dosis rendah atau sedang justru akan mengganggu pembentukan akar.
Pada tanaman tahunan laju pertumbuhan sangat lambat bila dibandingkan dengan
IAA 10 mg/ L dan IBA 0.5 mg/L berhasil menginduksi akar plantlet kina secaraa
besar disebabkan karena transformasi yang terjadi pada sel tanaman memiliki
pengetahuan struktur internal dari akar , batang dan daun untuk memahami proses
peluaan akan merangsang dan menginduksi akar, yang biasanya didahului atau
bersamaan dengan terbentukannya kalus yang kemudian diikuti oleh akar adventif
menentukan dalam proses pertumbuhan akar dan tunas pada setek kehadiran tunas
sangat penting terhadap proses inisiasi akar, karena akar juga sebagai tempat
Inisiasi akar awal terbentuk pada umur biakan 6 bulan pada perlakuan ½
MS + IBA 5 mg/L. Persentase kultur yang berakar sebanyak 50% dan tidak
berubah sampai tidak terlalu banyak, pada umur 12 bulan panjang akar 3,2 cm
rataan waktu inisiasi akar tercepat terhadap perlakuan PO (4, 55 hari) dan paling
setek. Perakaran pada setek dapat dipercepat dengan perlakuan khusus, yaitu
dengan penambahan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) golongan auksin. Inisiasi akar
dalam waktu relatif singat dan sistem perakaran yang baik, dapat diperoleh
Tujuan Praktikum
akar dan tunas stek tanaman Bunga Asoka( Saraca asoca ) dengan atau tanpa
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalh untuk dapat mengikuti
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dan sebagai salah satu
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dengan akar-akar cabang yang melebar kesemua arah dengan kedalaman 40cm-
80cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar
(Grewal, 2000).
tonjolan yang melintang. Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat
sampai memanjang, bertepi rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai
lima. Bougenville memiliki buah bumi yang masak hitam mengkilat, panjang 1
cm, berbiji dua atau karena kegagalan berbiji satu dan tidak memiliki lekukan
(Heddy, 2007).
beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.
Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm, tajuk bunga 5-8 berbentuk paku dan
Syarat Tumbuh
Iklim
Bunga asoka sangat menyukai sinar matahari, maka sangat cocok ditanam
di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung. Tanaman pun
hari hujan tiap bulan, serta mempunyai iklim kering dan 5-6 bulan basah. Sinar
matahari pagi lebih bak daripada sinar matahari sore, yang dapat menyebabkan
kekeringan pada tanaman. Tanaman ini mempunyai daya adaptasi sangat buas
Tanaman bunga asoka menghendaki suhu udara siang 280-360 c dari suhu
udara pada malam hari 240, 300 c agar dapat tumbuhan berkembang dengan baik.
Kelembaban udara (RH) yang cocok adalah 50%-80%. Selain itu pengembangan
Tanah
Bunga asoka dapat tumbuh pada suhu yang kering dengan pH 5,5-6,0
tanah yang lebih dari 6,0 meningkatkan keberadaan nutrisi mikro. Kemampuan
pertumbuhannya. Penanamn hanya perlu diolah struktur tanah yang gembur akan
6
dengan baik . Media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat,
porus(gembur) dan subur (kaya unsur hara). Dia yang digunakan untuk
Tanaman Bunga Asoka umumnya dapat tumbuh dengan baik pada jenis
tanah Padsolik merak kuning (PMK) dan berproduksi dengan baik. Tanaman
Bunga Asoka dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian tempat
Inisiasi Akar
Inisiasi akar in vitro. Cara mudah dan praktis adalah dengan mengakarkan
setek mikro di luar kultur, terutama untuk spesies – spesies yang mudah berakar.
Ini tidak memerlukan media baru dan perlunya bekerja pada kondisi aseptik.
masih lunak. Setek mikro dapat diberi perlakuan hormon (tepung auksin atau
pencelupan pada larutan auksin) seperti pada setek biasa. ( Henuhilli. 2013 ).
Untuk setek diambil dari semak (pohon kecil), dipilih cabang belum
seteknya yang dapat hidup dengan subur, berbunga bagus serta lebat
( Atjung, 2000 ).
Proses pertumbuhan akar adventif terdiri atas tiga bagian difresiasi sel
yang diikuti dengan terbentuknya sel-sel meristem (inisiasi akar), diffrensiasi sel-
sel meristem tadi sampau terbentuk priomordia akar dan munculnya akar-akar
baru ( Ashari,2000 ).
7
yang harus mendapat perhatian adalah ketersediaan air, suhu udara, suhu media,
cahaya dan ketersediaan unsur hara essensial bagi tanaman ( Lakitan, 2007 ).
asam absitat. Pada suatu jaringan tumbuhan mungkin akan bersisi lebih dari datu
maupun berinteraksi bersama-sama dengan ZPT yang lain, baik pengaruh yang
masih giat membelah, seperti bagian pucuk tumbuhan. Peranan auksin antara lain
dalam pembelahan dan pembesaran sel serta differensiais sel (Tjitrosomo, 2007).
Darwin m bahwa ketika dia melihat rumput tumbuh kearah cahaya, Darwin
berhasil menunjukkan bahwa organ yang membelok adalah ujung apikal dari
pembelahansel apikal (tunas, daun muda, dan buah). Senyawa itu meregulasi
dan sintesis protein. Pergerakannya hingga titik tumbuh akar melalui jaringan
mata tunas. IAA yang terkonsentrasi merangsang pembelahan sel akar sehingga
memerlukan media tumbuh yang memenuhi syarat dari segi nutrisi, yaitu
tercukupi sumber C, N dan asupan triptofan sebagai prekursor dalam sintesis IAA.
Triptofan banyak tersedia pada pupuk kandang yang mudah diperoleh dan dengan
Setek
mampu membentuk akar dengan cepat. Bagian tanaman yang biasa digunakan
untuk setek adalah batang, cabang, akar dan anaakn (Sofyan, 2006).
tanaman menahun sebaiknya diambil dari pohon induk yang telah berbuah
Bibit setek akan mudah mati jika cabang yang digunakan terlalu kecil atau
berasal dari tunas air kalaupun bibit setek tersebut bisa tumbuh, maka tanaman
yang dihasilkan akan rapuh atau mudah roboh dan masa berbuah akan cukup lama
(Vidarto, 2007).
Setek ada beberapa macam yaitu setek kayu yang cukuo umurnya, setek
kayu yang masih muda, setek batang, setek daun, setek akar dan setek tunas. Yang
diambil untuk setek adalah dahan kecil atau ranting yang berumur setahun, serta
9
cukup keras yang dipergunakan adalah pangkal dan bagian pertengahan saja.
baik, performa yang baik, chloropyl memiliki perbedaan warna pada setiap
pembungaan, kemunculan bagian tanaman lebih baik dan harga yang lebih
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah; ember sebagai
alat untuk mengambil tanah, cangkul sebagai alat untuk mencampur top soil ,
kompos dan dengan pasir, erlenmeyer sebagai alat untuk menampung IAA,
spanduk sebagai alat untuk menampung tanah yang sedang diaduk, penggaris
untuk mengukur kedalaman perendaman, cutter sebagai alat untuk memotong duri
dan daun pada cabang Bunga Asoka, top soil dan pasir sebagai media tanam,
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah; Bunga Asoka
menamai polybag, aquades sebagai bahan untuk melarutkan hormon IAA, hormon
IAA sebagai bahan uji/ indikator pengujian inisiasi akar, kertas dan pulpen
sebagai bahan untuk menulis jurnal dan hal penting berkaitan praktikum.
11
Prosedur Praktikum
1. Dicampurkan media tanam top soil dan pasir dengan perbandinan 2:1 dan
3. Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda
tanaman tetap melekat pada cabang dan 3 potong yang daunnya dibuang
semua.
a. Air destilata
6. Disiram sedikit air, sungkup dengan plastic transparan dan tempatkan pada
7. Disiram tanaman setiap hari bila perlu. Diamati pertumbuhan tanaman setiap
minggunya.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Lahan
Persiapan Bibit
didalam air destilata, larutan 0.1 mg IAA/liter dan larutan 1.0 mg IAA/Liter
selama sekitar 15 menit, kemudian dipilih bibit yang tidak mengapung untuk
ditanam.
Penanaman
Pada setiap polybag, dibuat lubang tanam satu ruas jari, ditanamkan stek
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
pada sore hari dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan
Penyulaman
setelah 3 MST, namun bibit tanaman asoka yang ditanam banyak yang membusuk
Penyiangan
Pemanenan
Parameter Amatan
Jumlah Tunas
Hasil
Jumlah Daun
Direndam Air Direndam IAA 1 Direndam IAA 0,1
Tanggal
Destilata mg/l mg/l
Pengamatan
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Daun Daun Daun daun Daun Daun
24 Maret
0 0 0 0 0 0
2019
31 Maret
0 0 0 0 0 0
2019
07 April
0 0 0 0 0 0
2019
14 April
0 0 0 0 0 0
2019
21 April
0 0 0 0 0 0
2019
Jumlah Akar
Direndam Air Direndam IAA 1 Direndam IAA 0,1
Tanggal
Destilata mg/l mg/l
Pengamatan
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Daun Daun Daun daun Daun Daun
13 Mei
0 0 20 0 0 0
2019
15
Pembahasan
Dari hasil praktikum pada perlakuan air destilata, tidak tumbuh daun
pada stek dengan daun, pada perlakuan IAA 1 mg/l, tidak muncul muncul daun
pada stek dengan daun, kemudian pada perlakuan IAA 0,1 mg/l tidak muncul
daun pada stek dengan daun. Jumlah daun yang muncul pada perbanyakan ini
tidak ada, hal ini dikarenakan pada penyetekan persentase stek untuk berakar dan
bertunas masih kecil. Hal ini sesuai denga literatur Wulandari (2014) yang
batang masih banyak dijumpai kendala antara lain kualitas bibit yang dihasilkan
stek yang berakar dan bertunas tidak terlalu tinggi. Akibatnya produksi bunga
Dari data praktikum, pada seluruh perlakuan, Hanya sedikit stek yang
menghasilkan akar, hal ini dapat terjadi dikarenakan sel-sel pada stek tidak
kembali bersifat meristematik, sehingga tidak muncul akar pada stek. Hal ini
akar pada stek didahului dengan proses diferensiasi sel pada daerah yang
membentuk primordial akar. Selanjutnya akar akan menunjang dan tumbuh keluar
dibiakkan. Hal ini sesuai dengan literatur Danu dan Agus (2015) yang
16
Penggolongan stek berdasrkan bahan tanam terdiri dari : stek pucuk, stek batang
Inisiasi akar merupakan suatu proses dimana akar terbentuk dari tanaman
stek, parameter keberhasilan menyetek tanaman adalah munculnya akar pada stek.
Hal in sesuai dengan literatur Wulandari (2014) yang menyatakan bahwa inisiasi
akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang akar
Zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam praktikum ini yaitu IAA 0,1
mg/l dan IAA 1 mg/l yang merupakan hormon auksin yang berfungsi merangsang
ini sesuai dengan literatur Pranata (2010) yang menyatakan bahwa Auksin
merupakan hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan
tanpa adanya auksin. Setelah itu peneliti juga menemukan salah satu jenis auksin
bahan stek yang masih muda memiliki kemampuan berakar yang lebih baik
daripada bahan stek yang telah tua, kondisi lingkungan seperti iklim, zat penhatur
akar. Hal ini sesuai dengan literatur Danu dan Agus (2015) yang menyatakan
Kriteria bahan stek yang dapat digunakan yaitu tidak terlalu tua, tidak
terlalu muda, serta berbatang lurus, diambil di bagian tengah batang. Tidak terlalu
tua karena apabila batang telah mencapai masa tua, maka stek akan memerlukan
waktu yang lama untuk manghasilkan akar, sedangkan apabila terlalu muda,
karena mudah mengalami penguapan. Hal ini sesuai dengan literatur Karnain
(2017) yang menyatakan bahwa bahan stek biasanya cabang bagian tengah dan
pangkal. Memilih cabang untuk stek diambil yang mempunyai umur kurang lebih
1 tahun. Cabang yang terlalu tua kurang baik digunakan untuk stek karena sulit
dan memerlukan waktu yang lama untuk membentuk akar sedangkan cabang yang
muda terjadi proses penguapan cepat sehingga stek menjadi lemah dan akhirnya
mati
18
KESIMPULAN
1. Jumlah daun yang muncul pada stek bunga asoka ini tidak ada yang tumbuh,
hal ini dikarenakan pada penyetekan persentase stek untuk berakar dan bertunas
kecil
2. Dari data praktikum, pada seluruh perlakuan, dapat dikatakan hanya sedikit
3. Stek merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
4. Inisiasi akar merupakan suatu proses dimana akar terbentuk dari tanaman stek,
5. Zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam praktikum ini yaitu IAA 0,1 mg/l
dan IAA 1 mg/l yang merupakan hormon auksin yang berfungsi merangsang
7. Kriteria bahan stek yang dapat digunakan yaitu tidak terlalu tua, tidak terlalu
DAFTAR PUSTAKA
Hayati , E ., Sabarudin dan Rahmawati . 2012 . Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan
Komposisi Media Tanam . Univ Syahkuala . Banda Aceh.
Hopkins , W.E . 2007 . Aneka Permasalahan Tanaman Hias dan Pemecahan nya .
Gramedia . Jakarta
Sofyan. 2006 . Pengaruh asal bahan dan Media setek terhadap Pertumbuhan Setek
Batang . Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang
LAMPIRAN
22
23