MAKALAH
OLEH
KELOMPOK 5:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat–Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
merupakan salah satu komponen penilaian di Mata Kuliah Ilmu Gulma Program Studi
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ir.Hot Setiado, MS. dan
Ir. Emmy Harso Khardinata M. Sc selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Gulma yang telah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Spesifikasi Dan Bahan Aktif Herbisida Herbazol ................................. 3
2.2 Spesifikasi Dan Bahan Aktif Herbisida Roundup ................................. 4
2.3 Sesifikasi Dan Bahan Aktif Herbisida Rhodiamine ..............................
2.4 Spesifikasi Dan Bahan Aktif Herbisida Gramoxone .............................
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
dalam skala luas, menghemat biaya produksi dan akhirnya dapat meningkatkan
akhir ini tidak lepas dari usaha memenuhi permintaan dunia akan pangan, pakan dan
energi terutama biji – bijian. Peningkatan penggunaan herbisida tersebut diikuti dengan
makin meningkatnya sistem persiapan lahan yang mengacu pada sistem budidaya Olah
Tanah Konservasi (OTK) terutama Tanpa Olah Tanah (TOT) (Irianto dan Johannis,
2011).
biaya, tenaga kerja dan juga waktu yang relatif rendah adalah dengan menggunakan
pada pengendalian gulma pada daerah tanaman pertanian ataupun sektor pertanian
Penggunaan herbisida sejenis secara terus menerus dalam waktu yang lama, dapat
menyebabkan resistensi gulma. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk
mempertinggi pengendalian gulma baik secara efektif dan ekonomis, sehingga dosis
aplikasi dapat ditekan lebih rendah dibanding dosis herbisida yang diaplikasi secara
lama dibandingkan aplikasi tunggal. Hal ini terjadi karena herbisida campuran
mengendalikan lebih banyak jenis gulma baik untuk gulma golongan berdaun sempit
aupun gulma golongan berdaun lebar. Herbisida sistemik lebih rendah 33% - 42%
Lebih rinci dijelaskan pula bahwa faktor karakteristik herbisida adalah jenis herbisida
Penilaian pada Mata Kuliah Ilmu Gulma. Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Adapun manfaat penulisan dari Makalah ini yaitu agar kita lebih memahami
Gambar 1. Herbazol
Herbisida herbazol mengandung 2-4-D dimetil amina 720 g/l. Herbisida ini
diproduksi oleh PT. Agromanna Jaya Lestari. Herbisida ini berbentuk larutan dalam air
banyak digunakan untuk pengendalian gulma berdaun lebar (Petrosida Gresik, 2015).
Golongan ini ditemukan pada tahun 1940-an, senyawa ini ada dua jenis yaitu
dalam bentuk garam atau ester. Akar gulma akan menyerap 2,4-D (garam) sementara
daun menyerap 2,4-D (ester). Duan yang terkena semperotan 2,4_D dapat menyerap
dalam waktu 4-6 jam sekiranya tidak ada hujan selama penyemperotan. Senyawa
dalam bentuk ester sukar dicuci dari permukaan daun karena senyawa ini akan diubah
dalam bentuk asamnya oleh gulma. Senyawa 2,4-D yang diserap daun akan diangkut
ke bagian tubuh yang lain melalui jaringan phloem, sementara yang diserap akar akan
diangkut melalui proses transpirasi. Penimbunan dari senyawa ini akan berada di
fisiologi maupun proses biokimia pada gulma yang rentan seperti meningkatnya
sintesa protein dan RNA, pembelahan sel, penghambatan fotosintesa dan respirasi serta
menstimulasi produk etilen. Karakteristik dari 2,4-D adalah sangat mobil di dalam
gulma dan efektif pada gulma yang terkena semperotan. Pergerakan dari 2,4-D sangat
dipengaruhi oleh umur gulma dan asimilat. Pergerakan akan lebih lambat pada gulma
Gejala awal gulma yang disemprot dengan herbisida ini terlihat menguning dan
akhirnya mengering dan mati. Herbisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada
Gambar 2. Roundup
mengontrol gulma dan rumput liar pada berbagai tanaman pertanian, seperti padi,
budidaya tanaman jagung dengan system tanpa olah tanam (TOT) (Jasper et al, 2012).
Glifosat pada Roundup dapat menghambat metabolisme tanaman dan beberapa
Herbisida glifosat mengandung bahan kimia yang membuat herbisida menempel pada
daun sehingga glifosat dapat bergerak dari permukaan tumbuhan ke dalam sel
asam amino yang penting untuk pembentukan protein akan terhambat (Djau, 2009).
gulma tiga kali lebih cepat dan lebih banyak sehingga daya brantas lebih unggul dalam
jangka waktu lama, (2) Jenis gulma yang dapat dikendalikan lebih banyak, sekalipun
gulma bandel, (3) Tahan hujan 1-2 jam setelah aplikasi. Ini akan menghilangkan
kekhawatiran akan penyemprotan ulang dan resiko karena hujan, (4) Lebih fleksibel
pada kondisi lapangan, (5) Formulasi menggunakan teknologi Biosorb yang sudah
dipatenkan dan tidak bisa ditiru oleh kompetitor lain, (6) Konsisten dalam mutu, (7)
Djau, R.A. 2009. Faktor Risiko Kejadian Anemia dan Keracunan Pestisida pada
Pekerja Penyemprot Gulma di Kebun Kelapa Sawit PT. Agro Indomas Kab.
Seruyan Kalimantan Tengah. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Duke, S.O., R.N. Paul., J.M. Becerril and J.H. Schmidt., 1991. Clomazone causes
Accumulation of Sesquiterpenoids in cotton (Gossypium hirssutum L.)
Weed Sci. 39 ; 339 – 346.
Irianto, M.Y dan M.L.I. Johannis., 2011. Peranan Herbisida Dalam Sistem Olah
Tanah Konservasi Untuk Menunjang Ketahan Pangan. J. Gul dan Tumb
Invasif Trop 2 : 62 – 69.
Petrosida Gresik. 2015. Herbisida Sidamin 865SL. (diakses pada 22 Oktober 2019
melalui https://petrosida-gresik.com )