Anda di halaman 1dari 21

TANAMAN OBAT ASAL INDONESIA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Farmakognosi Umum

Dosen Pembimbing: Trisna Permadi, S.Si., M.Farm.

Disusun oleh:

1. Dede Muziburohman (201751060)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL – KAMAL
JAKARTA BARAT
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji


bagi Allah yang telah membantu penyusun menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang TANAMAN OBAT
ASAL INDONESIA, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang pembahasan secara rinci mengenai Spesifikasi tanaman,
bagian-bagian tanaman yang berkhasiat, senyawa yang berkhasiat dan aplikasi yang digunakan
pada masyarakat. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Farmakognosi Umum yaitu Bapak
Trisna Permadi, S.Si., M.Farm. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Jakarta, 13 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang................................................................................... 6
1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 9
1.3 Metode Penulisan............................................................................... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat.......................................................................... 9
1.4.1 Tujuan....................................................................................... 9
1.4.2 Manfaat.................................................................................... 10

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 11
2.1 Klasifikasi Tanaman Jahe…………………………………………… 11

2.2 Bagian-Bagian Tanaman Jahe………………………………………. 12

2.3 Khasiat Tanaman Jahe………………………………………………. 13

2.4 Senyawa Yang Terkandung Pada Tanaman Jahe………………….. 15

2.5 Aplikasi Yang Digunakan Masyarakat Pada Tanaman Jahe………. 16

BAB III PENUTUP……………………………………………………………. 19

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 19

3.2 Saran………………………………………………………………… 20

iii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 21

iv
DAFTAR LAMPIRAN

NAPAK TILAS JAHE GAJAH (Zingiber officinale Roscoe var officinale) DAN JAHE
MERAH (Zingiber officinale var rubrum)………………………………………….. 22

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk
kedalam suku Zingiberaceae. Jahe dikenal dengan nama umum ginger atau garden ginger.
Tanaman jahe diduga berasal dari Asia dan merupakan rempah-rempah yang paling dahulu
dikenal di Eropa. Jahe telah dimanfaatkan di Asia sejak ribuan tahun yang lalu untuk mengatasi
penyakit arthritis, rematik, keseleo, nyeri otot, penyakit selesma, batuk, sinusitis, sakit
tenggorokan, diare, kolik, kram, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, mabuk, demam,
flu, menggigil, dan penyakit menular.

Di Indonesia jahe merupakan jenis tanaman herbal yang sudah banyak digunakan, hal ini
terlihat pada olahan jahe yang biasa dinikmati sebagai minuman penghangat disaat cuaca dingin.
Sebagai tanaman herbal, jahe menyimpan macam-macam zat yang baik bagi tubuh seperti
pencegahan timbulnya kanker, mengatasi masalah pernafasan, melancarkan pencernaan,
mengatasi memar dan rasa nyeri. Disisi yang lain jahe ternyata juga mampu memberikan
manfaatnya untuk kecantikan yakni mengatasi kulit berminyak dan menghilangkan ketombe.
Oleh karena jahe memiliki banyak manfaat dan keuntungan, serta mudah didalam pengolahan,
maka banyak masyarakat Indonesia menanam jahe di berbagai daerah atau wilayah.

Berdasarkan data dan sistem informasi pertanian tahun 2013 produksi jahe sebanyak
21,78% berasal dari Provinsi Jawa Tengah kemudian Jawa Barat (20,82%), Jawa Timur
(15,37%), Kalimantan Selatan (5,55%), Sumatera Utara (5,32%), Lampung (4,92%), Bengkulu
(3,34%) dan sisanya sebesar 22,90% merupakan kontribusi dari provinsi lainnya. Sedangkan
sebaran produksi jahe di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 yakni Kab. Semarang dengan
produksi 3.836 ton atau 18,59% dari total produksi jahe Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten
penghasil jahe terbesar di Jawa Tengah lainnya adalah Kab. Wonogiri, Kab. Rembang, Kab.
Temanggung dan Kab. Boyolali dengan masing-masing produk sebesar 3.417 ton (16,56%),
3.262 ton (15,80%), 1.646 ton (7,98%) dan 1.552 ton (7,52%). Jika dilihat dari daerah penghasil

6
7

jahe di Propinsi Jawa Tengah, dapat ketahui bahwa daerah-daerah tersebut memiliki berbagai
iklim dan kondisi tanah yang berbeda-beda. Beragam iklim dan kondisi tanah yang berbeda ini
membuat jahe mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Secara geografis tanaman jahe akan tumbuh dengan baik pada daerah yang tingkat curah
hujannya antara 2.5004.000 mm/tahun dengan 7-9 bulan basah, dan pH tanah 6,8-7,4. Pada lahan
dengan pH rendah bisa juga untuk menanam jahe, namun perlu diberikan kapur pertanian
(kaptan) 1-3 ton/ha atau dolomit 0,5-2 ton/ha. Tanaman jahe dapat dibudidayakan pada daerah
yang memiliki ketinggian 0-1.500 m dpl (di atas permukaan laut), namun ketinggian optimum
(terbaik) 300- 900 m dpl. Di dataran rendah (< 300 m dpl), tanaman ini peka terhadap serangan
penyakit, terutama layu bakteri. Sedang di dataran tinggi diatas 1.000m dpl pertumbuhan jahe
akan terhambat. Untuk suhu optimal tanaman ini berkisar antara 28 oC sampai dengan 30 oC.
Disamping itu intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban merupakan faktor penting dalam
penentuan karakteristik dan kandungan dari tanaman jahe. Beberapa karekteristik ini pada
akhirnya akan mempengaruhi aroma yang dihasilkan jahe. Sedang aroma jahe merupakan
komponen penting dalam penilaian kualitas jahe. Selama ini untuk mendeteksi aroma jahe hanya
menggunakan penciuman manusia, namun metode ini masih sifatnya subyektif dan memiliki
keterbatasan. sehingga untuk menentukan standarisasi kualitas jahe masih belum dapat
dilakukan. Disamping itu tidak semua orang faham tentang aroma jahe yang berkualitas tersebut
ditambah lagi lokasi penanaman pada kenyataannya juga mempengaruhi kualitas jahe tersebut.
Untuk dapat lebih selektif didalam menentukan kualitas jahe yang dikaitkan dengan lokasi
penanaman tentunya hal tersebut lebih dibutuhkan tester jahe yang benar-benar ahli dan tentunya
hal yang demikian itu tidaklah mudah.

Secara kimiawi pada dasarnya kandungan senyawa dalam jahe ada dua jenis yaitu
senyawa mudah menguap (volatil) dan tidak mudah menguap (nonvolatil). Aroma khas ini
berasal dari minyak atsiri yang dikategorikan sebagai senyawa mudah menguap. Minyak atsiri
dalam jahe merupakan gabungan dari senyawa terpenoid yang terdiri dari senyawa-senyawa
seskuiterpena, zingiberena, bisabolena, sineol, sitral, zingiberal, dan zingiberol. Zingiberal
mengandung gugus aldehid, dan zingiberol mengandung gugus hidroksida,-OH), felandren
(phellandrena), borneol, sitronellol, geranial, linalool, limonene, dan kamfena. Oleh karena
kualitas jahe ditentukan oleh aroma yang ditimbulkan sedangkan jahe mempunyai aroma
8

kompleks yang tersusun dari berbagai macam senyawa kimia dan untuk menentukan aroma
tersebut tidak mudah diketahui oleh orang awam ditambah dengan pengaruh lokasi penanaman
juga dapat membedakan aroma, maka untuk itu dibutuhkan sebuah instrumen berbasis larik
sensor yang dapat mengklasifikasi kualitas jahe.

Awalnya enose digunakan untuk aplikasi kontrol kualitas dalam makanan, minuman dan
kosmetik industri. Dalam perkembangannya, enose banyak diterapkan sebagai alat identifikasi.
Penerapan enose saat ini meliputi deteksi bau spesifik dari suatu penyakit untuk diagnosis medis,
deteksi polutan dan kebocoran gas untuk perlindungan lingkungan. Enose tersusun dari array
sensor gas yang dapat membentuk pola karakteristik gas yang terdeteksi. Kinerja dari sistem
electronic nose sangat bergantung pada kinerja dari sensor array yang digunakan, dimana sensor
array adalah elemen utama. Sensor yang digunakan pada electronic nose terbagi menjadi lima
kategori yaitu sensor kondutivitas, sensor piezoelectric, MOSFET, sensor optik, dan metode
berbasis spektometri. Terdapat dua jenis sensor konduktif yaitu metal oxide dan polimer,
keduanya menunjukkan perubahan hambatan saat terpapar senyawa organik yang mudah
menguap. Dari kedua jenis sensor tersebut, sensor jenis semikonduktor metal oxide telah
digunakan secara lebih luas dalam instrumen electronic nose dan telah tersedia secara luas di
pasaran. Meski enose telah digunakan dalam menganalisis tanaman herbal tapi enose masih
sebatas untuk membandingkan aroma bahan verbal satu dengan bahan herbal lainnya. Sedangkan
di Indoensia pengujian enose untuk membedakan aroma bahan herbal yang ditanam disuatu
daerah dengan bahan herbal yang sama tetapi ditanam didaerah lainnya belum pernah dilakukan
pengujian.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan sebuah
analisis yang dapat mengenali pola karakteristik jahe dari berbagai lokasi tanam berbeda-beda
yang terdapat di Jawa Tengah dan DIY. Untuk dapat mengidentifikasi pola-pola aroma yang ada,
enose harus melalui serangkaian proses pengujian dengan model tertentu untuk menghasilkan
tingkat keakurasian yang tinggi. Salah satu motode yang cukup efektif dalam menganalis suatu
data adalah dengan menggukana metode PCA (Principal Component Analisys).
9

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman Jahe ?

2. Apa Khasiat dari tanaman Jahe ?

3. Bagaimana cara mengolah tanaman jahe menjadi obat ?

1.3 Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode penulisan
referensi dan pembahasan, yang mana penulis menggunakan banyak literatur dalam penulisan
makalah ini, seperti buku-buku, internet dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan makalah ini
penulis juga melakukan pembahasan mengenai apa-apa saja yang perlu diambil dan dijadikan
referensi.

Dalam pembahasan penulis menyaring semua informasi yang ada dan merangkumnya
menjadi sebuah makalah yang utuh dan lengkap. Metode penulisan yang penulis gunakan ini
memiliki kelebihan dari metode-metode yang lain karena selain sederhana, metode ini juga
paling mudah untuk dimengerti dan diolah karena sumbernya berasal dari buku-buku.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakognosi Umum disamping itu juga agar mahasiswa dapat memahami tentang
tanaman obat asal Indonesia khususnya tanaman jahe ini.
10

1.4.2 Manfaat

Sedangkan manfaat dari makalah ini diharapkan:

a. Mahasiswa dapat memahami tentang tanaman jahe mulai dari apa itu tanaman
jahe, bagian tanaman jahe, spesifikasi tanaman jahe, senyawa yang terkandung
dalam tanaman jahe, khasiat tanaman jahe dan aplikasi yang digunakan
masyarakat pada tanaman jahe.

b. Menaruh minat dan mendorong pembaca terutama mahasiswa untuk


meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap tanaman obat asal Indonesia
secara menyeluruh menyeluruh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Tanaman Jahe

Plantae

Kingdom

Viridiplantae

Sub Kingdom

Tracheophyta

Divisi

Spermatophytina

Subdivisi

Magnoliopsida

Kelas

Zingiberales

Ordo

11
12

Zingiberaceae

Famili

Zingiber Mill

Genus

Zingiber Officanale

Roscoe
Spesies

2.2 Bagian- bagian Tanaman Jahe

Tanaman jahe mempunyai bagian-bagian tersendiri, diantaranya adalah contoh pada jahe
merah, sebagai berikut:

 Rimpang dan akar


Jahe merah mempunyai rimpang lebih kecil, berwarna merah sampai jingga
muda. Seratnya agak kasar, aromanya tajam dan rasanya sangat pedas. Panjang
akar 17,03-24,06 cm, diameter akar 5,36-5,46 mm, panjang rimpang 12,33-
12,60 cm, tinggi rimpang 5,86-7,03 cm, berat rimpang 0,29-1,17 kg.
 Batang
Jahe merah mempunyai batang agak keras, berbentuk bulat kecil, berwarna hijau
kemerahan, diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman 48,23±14,05 cm
 Daun
Jahe merah mempunyai daun berselang-seling teratur, warna daun lebih hijau,
permukaan daun atas berwarna hijau muda, jika dibanding dengan bagian
bawah. Luas daun 32,55-51,58 mm, panjang daun 24,30-4,79 cm, lebar daun
2,79-31,18 cm dan lebar tajuk 44,9±7,97 cm.
13

 Bunga
Tanaman jahe memiliki bunga yang terletak di bagian ketiak daun pelindung.
Bentuk bungan jahe sangat bervariasi : panjang, bulat telur, lonjong, runcing
atau tumpul dan lainnya. Bunga ini memiliki ukuran 2-2.5 cm dan lebar 1-1.5
cm. Bunga tanaman jaeh memiliki panjang 30 cm berbentuk spika, bungan
berwarna putih kekuningan dengan bercak ungu merah.

2.3 Khasiat Tanaman Jahe

Secara umum tanaman jahe atau nama lainnya adalah Zingiber officinale itu memiliki
khasiat sebagai :

 Karminativa: Mengeluarkan angin dalam tubuh manusia


 Stimulansia: Meningkatkan atau merangsang otak dan syaraf
 diaforetika: Memperbanyak keluarnya keringat/peluruh keringat

jahe bisa digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit seperti batuk, penghilang
rasa sakit (antipiretik) dan sebagainya. Antioksidan alami dalam jahe cukup tinggi dan sangat
efisien dalam menghambat radikal bebas superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel
kanker, dan bersifat sebagai antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik pada konsentrasi
tinggi. Beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas
farmakologi dan fisiologis seperti efek anti oksidan, anti inflamasi, analgesik, anti karsinogenik
dan kardiotonik.

Rimpang jahe merah merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai banyak
khasiat. Jahe merah mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai anti emesis, anti oksidan,
anti tumor dan sebagai imunomodulator.

Minyak atsiri jahe mempunyai efek antiviral terhadap virus herpes simplex-type 1 pada
manusia, karena jahe mengandung 5-10% sesquiterpenes (zingiberene, b-bisabolene,
sesquiphellandrene dan curcumen).

Senyawa zingerone, yang memberikan karakter sangat tajam dari rimpang jahe, sangat
efektif terhadap Escheria coli penyebab diare, terutama pada anak-anak. Adanya sejumlah
14

mineral seperti kalium, mangan tembaga, dan magnesium juga sangat membantu. Kalium dalam
sebuah komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengendalikan detak
jantung dan tekanan darah. Demikian juga telah dicobakan terhadap kadet angkatan laut ternyata
secara signifikan bisa lebih efektif untuk mencegah mabuk laut terutama untuk mual dan vertigo.
Jahe tidak mengandung lemak dan gula sehingga dapat ditambahkan pada produk
makanan untuk meningkatkan aroma tanpa penambahan kalori.

Jahe dapat menstimulasi sirkulasi darah. Jahe mengandung senyawa potensial


antiimflammasi yang disebut gingerol. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi
bahan segar dan olahan jahe setiap hari akan menurunkan sakit otot dan mencegah salah otot
akibat olah raga. Selain itu, dapat mengurangi kolesterol yang dapat merusak kesehatan jantung
Ekstrak metanol jahe kering dapat menurunkan secara signifikan peningkatan level lipid
yang diinduksi fruktosa, berat badan, hiperglikemik dan hiperinsulinema.

Untuk terapi kanker biasanya dengan cara kemoterapi dan efek samping dari kemoterapi
adalah mual dan rambut rontok. Jahe ternyata dapat mengurangi mual sebagai efek samping dari
pengobatan kemoterapi, bahkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat melawan sel
kanker. Semua ini dikarenakan adanya efek sinergisitas dari zingiberen dan komponen
turunannya yang memberikan efek farmakologi.

Manfaat-manfaat jahe jika kita ringkas adalah sebagai berikut:

 Meredam mual dan muntah akut pada penderita kanker.


 Meredam mual dan muntah ketika hamil.
 Menurunkan kolesterol sehingga mengurangi penderita jantung koroner.
 Obat anti radang.
 Mengobati organ pernapasan seperti asma dan batuk.
 Mengobati radang gusi dan karies.
 Membantu pencernaan dan mengurangi gastritis.
 Meredakan radang sendi akibat cuaca dingin.
 Mengobati impotensi.
 Mengurangi bau amis pada daging dan ayam.
 Memperkuat otot jantung.
15

 Mencegah terjadinya penggumpalan darah atau mengencerkan darah.


 Membunuh virus-virus yang menyerang saat daya tahan tubuh turun.

2.4 Senyawa Yang Terkandung Pada Tanaman Jahe

Pada tanaman jahe secara umum memiliki Zat berkhasiat utama / isi diantarnya: Pati,
damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin,
borneol, kamfer, sineol dan felandren.
Jika dilihat secara detail maka Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile
oil), minyak tak menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut
minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak menguap
yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit.
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang dikenal
sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan
berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen
utama jahe kering. Dalam jahe segar telah teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah
dilaporkan dan 20 senyawa baru. Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol,shogaol
dihidroshogaol, paradol, dihidroparadol, turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan
di-asetil gingerdiol, 1- dehidrogingerdion, diarilheptanoid, dan turunan metil eter. Demikian juga
dengan senyawa metil gingerol dan metil shogaol, 5-deoksigingerols,metil paradol. Dalam jahe
kering teridentifikasi sebanyak 115 senyawa.
Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi shogaol atau zingeron.
Senyawa paradol sangat serupa dengan gingerol yang merupakan hasil hidrogenasi dari shogaol.
Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan. Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol
menjadi [6]-shogaol tergantung pada pH, stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu
100°C dan pH 1, degradasi perubahan relatif cukup cepat. Konsentrasi gingerol dari jahe kering
akan berkurang dibandingkan dalam jahe segar, sedangkan shogaol akan meningkat.
Ditampilkan paradol, gingerdion dan zingiberol. Komponen lain adalah senyawa ingenol dan
shogaol mempunyai aktivitas sebagai antivirus.
16

Komponen utama minyak atsiri jahe adalah seskuiterpen hidrokarbon, dan paling
dominan adalah zingiberen, kurkumen, farnesen, dan sejumlah kecil bisabolen dan β-
seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti 1,8-cineole,
linalool, borneol, neral, dan geraniol. Komposisi seskuiterpen hidrokarbon, antara lain β-
seskuifellandren, cis-kariofilen, zingiberene, α-farnesen, α- dan β- bisabolene dan lainnya. Selain
itu, terkandung juga sejumlah kecil limonen, dimana zingiberene dan β-seskuiterpen sebagai
komponen utama. Sekitar 50 komponen telah dikarakterisasi dari jahe, antara lain
monoterpenoids [β-fellandren,(+)-kamfen, sineol, geraniol, kurkumen, sitral, terpineol, borneol]
dan seskuiterpenoids [α-zingiberene, β-sesquiphellandrene, β-bisabolene, (E-E)-α-farnesene, ar-
kurkumen, zingiberol]. Beberapa komponen merupakan hasil konversi akibat proses
pengeringan.

2.5 Aplikasi Yang Digunakan Masyarakat Pada Tanaman Jahe


Banyak cara pengolahan yang dilakukan masyarakat pada tanaman jahe baik dari bidang
kesehatan, kecantikan dan makanan. Sudah menjadi turun temurun bahwa tanaman jahe ini
banyak sekali manfaatnya bahkan sampai pada zaman sekelas modern ini tanaman jahe ini masih
tetap jadi pilihan bagi masyarakat terkhusus bagi masyarakat di pedesaan.
Dalam bidang kesehatan tanaman ini diolah menjadi berbagai zat untuk pengobatan,
diantaranya:
 Menghangatkan tubuh
Sifat jahe yang hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh. Sejenis
minuman yang sering dinikmati yaitu wedang jahe ini, memang sudah menjadi
konsumsi wajib bagi penduduk daerah pegunungan. Selain itu jahe, juga memiliki
anti virus dan anti toksin dengan membantu mempromosikan keringat yang dapat
membantu mengobati batuk dan masuk angin.
 Pencegahan Timbulnya Kanker
Ekstrak jahe ternyata dapat menekan pertumbuhan beberapa sel kanker,
seperti mencegah penyebaran gejala kanker kulit, pankreas, kanker ginjal dan
gejala kanker paru-paru.
17

 Mengatasi Masalah Pernafasan


Masalah pernafasan yang paling umum diderita adalah batuk atau pilek.
Jahe termasuk jenis ekspektoran alami yang berfungsi dalam melegakan sistem
pernafasan, dengan yang memecah dan menghilangkan lendir (dahak) dapat
dengan mudah keluar dan memulihkan sistem pernafasan seperti sedia kala.
 Melancarkan Pencernaan
Mungkin pada awalnya kita berfikir hanya manfaat buah-buahan saja yang
dapat berguna bagi masalah pencernaan. Saat ada acara-acara perayaan, mungkin
kita memakan banyak makanan. Pilihlah minuman jahe yang dapat membantu
kelancaran pembuangan sisa makanan. Jahe membantu penyerapan makanan dan
mencegah kemungkinan sakit perut, karena sifatnya yang mengurangi
peradangan.
 Mengatasi Memar dan Rasa Nyeri
Ketika tubuh mengalami sebuah benturan benda tumpul, terkadang
menyebabkan memar. Senyawa di dalam sari jahe merupakan anti inflamasi,
dapat digunakan untuk meredakan nyeri secara alami akibat benturan tersebut.
Manfaat jahe dengan kandungan anti inflamasi juga dapat mengurangi nyeri pada
gejala penyakit rematik.

Dalam bidang kecantikan tanaman ini diolah menjadi berbagai metode untuk merawat
anggota tubuh manusia, diantaranya:
 Mengatasi Kulit Berminyak
Bahan mineral alami pada jahe dapat dipercaya ampuh mengurangi kulit
yang cenderung berminyak. Berikut ini cara-caranya :
 Campur bahan-bahan yaitu jahe parut, garam laut, bubuk kayu manis dan
pala bubuk.
 Haluskan dengan ditambah air, hingga wujudnya seperti pasta.
 Kemudian oleskan pada titik-titik wajah yang banyak menghasilkan
minyak.
 Lalu diamkan selama 10 menit.
 Bilas kulit dengan air dingin
18

 Menghilangkan ketombe
Sari jahe dapat digunakan sebagai bahan pencuci rambut yang dengan
alami membantu mengurangi ketombe, seperti yang ditemui manfaat jeruk nipis.
Ekstrak jahe ini juga dapat mencegah timbulnya masalah kerontokan pada
rambut.

Dalam bidang makanan tanaman ini diolah menjadi berbagai olahan pangan tak hanya itu
bahwa tanaman jahe ini sering dimanfaatkan pula oleh masyarakat kita sebagai penambah pada
bumbu masakan. Untuk olahannya itu sendiri biasanya adalah:
 Sup jahe dengan labu dan apel
Jahe yang hangat dan rempah-rempah yang ditambahkan ke dalam sup
sayuran ini cocok untuk musim hujan. Santap bersama nasi merah dan tambahan
salad untuk makanan yang mengenyangkan sekaligus kaya nutrisi.
 Tuna ceviche oriental
Parutan jahe yang berpadu dengan tuna mentah yang dikucuri lemon serta
sedikit rajangan bawang merah dan cabai, akan menjadi hidangan yang
menyegarkan. Beri tambahan guacamole dari alpukat untuk rasa yang lebih utuh.
 Cocolan jahe dan kunyit
Resep yang satu ini sangat mudah. Padukan roti pita dan sayuran yang
dengan cocolan dari yogurt, jahe, dan kunyit. Makanan ini cocok menjadi
kudapan tengah hari.
 Minuman sehat
Coba blender pir bersama jahe untuk menghasilkan smoothie yang
menyegarkan di pagi hari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk
kedalam suku Zingiberaceae. Jahe dikenal dengan nama umum ginger atau garden ginger.
Tanaman jahe diduga berasal dari Asia dan merupakan rempah-rempah yang paling dahulu
dikenal di Eropa. Jahe telah dimanfaatkan di Asia sejak ribuan tahun yang lalu untuk mengatasi
berbagai macam penyakit.

Secara umum tanaman jahe atau nama lainnya adalah Zingiber officinale itu memiliki
khasiat sebagai :

 Karminativa: Mengeluarkan angin dalam tubuh manusia


 Stimulansia: Meningkatkan atau merangsang otak dan syaraf
 diaforetika: Memperbanyak keluarnya keringat/peluruh keringat

Pengolahan tanaman jahe menjadi khasiat obat adalah sebagai berikut:

 Irisan akar jahe, direbus dalam air dengan jus lemon atau orange, dan madu, adalah
minuman herbal yang populer dalam pengobatan Ayurvedic untuk meredakan flu biasa,
batuk, dan sakit tenggorokan.
 Ekstraksinya digunakan sebagai wahana untuk menutupi kepahitan dan aftertaste dalam
persiapan tradisional Ayurvedic.
 Jahe meningkatkan motilitas saluran pencernaan dan memiliki sifat analgesik, sedatif,
anti-inflamasi, dan antibakteri. Studi telah menunjukkan bahwa hal itu dapat membantu
mengurangi mual yang disebabkan oleh penyakit perjalanan atau kehamilan dan dapat
membantu meringankan migrain.

19
20

3.2 Saran
Dalam pengambilan suatu bahan dari berbagai sumber harus benar-benar
diselektif kembali supaya tidak terjadi pemunculan materi yang sama dari setiap poinnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,a.2015. http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-
jahe/ (Di akses tanggal 14 Oktober 2018).
Lentera. 2002. Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Priyani, Arti Dwi. Tanaman Obat. Kamis, 19 Nopember 2015.
http://tanamanobatfrm.blogspot.com/2015/11/5-bagian-bagian-tanaman-jahe-
merah.html.
Rezkisari, Indira. Fungsi Jahe Pada makanan. Rabu, 19 Nopember 2014 jam 13.44 WIB
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/14/11/19/nf9xeh-fungsi-
jahe-pada-makanan.
Widyastuti, Kiki & Susilowati. 2008. Farmakognosi untuk SMF kelas X. Terbitan
Sendiri.

21

Anda mungkin juga menyukai