Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN I

PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN SYRUP

Teknologi Sediaaan Semi Solid

Pamungkas Aji Santoso (202248036)


POLITEKNIK MITRA KARYA MANDIRI
BREBES - 2023
PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN SYRUP
(RESEP 2 FORMULASI SIRUP VITAMIN B COMPLEX)

Tujuan :
Dapat Membuat Dan Mengevaluasi Bentuk Sediaan Sirup Untuk Penggunaan Obat
Dalam Sesuai Dengan Formula.

Dasar Teori :
Vitamin B kompleks terdiri dari vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5
(asam pentotenat), B6 (piridoksin), B8 (biotin), B9 (asam folat), B12
(sianokobalamin) (Tjay, 2007).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup
simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah
64- 66%, kecuali dinyatakan lain (Depkes RI, 1979)
Berdasarkan fungsinya, sirup dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu medicated syrup
(sirup obat) dan flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup obat didefinisikan sebagai sirup yang
mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa obat tunggal atau dikombinasikan
dengan obat lain yang berupa preparat yang sudah distandarisasi. Sirup pembawa biasanya
mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa enak yang digunakan sebagai larutan
pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex (Ansel, 1989).
Proses pembuatan sediaan sirup dibagi menjadi dua yatu, cara pemanasan dan cara agitasi.
Apabila mnggunakan cara pemanasan,cepat merupakan salah satu kelebihan dari pembuatan
sirup dengan cara pemanasan. Cara agitasi dimaksudkan untuk memberikan ruang kepada
bahan-bahan pada proses agitasi (pengocokan), kelebihan cara ini adalah tercapainya
stabilitas maksimum dan digunakan untuk bahan yang tidak stabil pemanasanya (Arief, 1996).
Menurut pharmaceuticestis, the Science of dosage from diesign, Aulton
(254 – 255) menyebutkan bahwa keuntungan sediaan sirup adalah
1. Lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk sediaan padat sehingga dapat
diberikan untuk anak-anak, bayi dan lansia.
2. Segera diabsorsi oleh tubuh karena sudah berbentuk larutan (tidak
mengalami proses disintegrasi dan pelarutan).
3. Obat tercampur dengan homogen terdistribusi keseluruh sediaan.
4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (aspirin, HCl)
karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
Sedangkan kerugian sirup adalah

1. Larutan bersifat voluminous sehingga kurang menyenangkan untuk diangkat dan


disimpan.
2. Stabilitas didalam larutan biasanya kurang baik dibandingkan sediaan tablet atau
kapsul terutama jika bahan terhidrolisasi.
3. Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu
perlu ditambahkannya pengawet.
4. Ketetapan dosis merupakan suatu kemampuan pasien untuk menakarnya. Rasa obat
yang kurang menyenangkan jika diberikan dalam bentuk larutan dari pada dalam
bentuk padat, walaupun demikian larutan dapat diberi pemanis agar lebih nyaman
pada saat penggunaanya.
Rumusan Masalah
1. Apakah vitamin b komplek dapat dibuat dalam sediaan sirup?
2. Apakah sediaan sirup b komplek yang dibuat memenuhi persyaratan?
Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
Cawan porselen R/ Vitamin B1 5 mg
Mortir dan stamper Vitamin B2 2 mg
Gelas ukur Vitamin B3 20 mg
Waterbath Vitamin B5 3 mg
Batang pengaduk Vitamin B6 2,5 mg
Stopwatch Vitamin B12 3 mg
Alat Evaluasi sediaan Sirupus Simpleks 30%
Nipagin 0,1%
Essence q.s
Aquadest ad 100 ml
Pembahasan Alat

• Cawan porselen : wadah


• Mortir dan stamper : mencampur dan
menghaluskan sediaan serbuk
• Gelas ukur : wadah
• Waterbath : untuk memanaskan
sediaan sirup
• Batang pengaduk : mengaduk
• Stopwatch : penghitung waktu
• Alat Evaluasi sediaan : untuk
mengevaluasi hasil formulasi sirup
(organoleptis, uji pH, uji kejernihan,
uji bobot jenis, uji viskositas)
Pembahasan Bahan

> VITAMIN B1 (TIAMIN)


Fungsi bahan : zat aktif
Indikasi : metabolisme karbohidrat, pertumbuhan, pencernaan dan aktivasi ion channel pada sistem saraf
(Foster dan Smith, 1994).
Pemerian : hablur atau serbuk, putih, bau khas lemah (Depkes RI, 1995)
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter
dan dalam benzene (Depkes RI, 1995)

> VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)


Fungsi bahan : zat aktif
Indikasi : berperan dalam oksidasi lemak, karbohidrat, dan asam amino
Pemerian : serbuk hablur, kuning hingga kuning jingga, bau lemah (Depkes Ri, 1995)
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam etanol, dan dalam larutan NaCl 0,9%, sangat mudah larut
dalam larutan alkali encer, tidak larut dalam eter dan dalam kloroform (Depkes RI, 1995)
Pembahasan Bahan
> VITAMIN B3 (NIASIN)
Fungsi : zat aktif
Indikasi : membantu pelepas energi dalam karbohidrat, lemak, dan protein, serta membantu fungsi sistem saraf
Pemerian : Serbuk;Kristal putih atau Kristal tidak berwarna
Kelarutan :larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol, dan dalam 10 bagian gliserol. Agak sukar larut dalam
kloroform dan eter.

> VITAMIN B5 (ASAM PANTOTENAT)


Fungsi : zat aktif
Indikasi : merupakan komponen struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserol; praktis tidak larut dalam etanol (95%), kloroform dan eter
> VITAMIN B6 (PIRIDOXIN)
Fungsi bahan : zat aktif
Indikasi : pembentukkan sel darah merah, pencegah kejang, mencegah gangguan saraf dan meningkatkan sistem
imun (Foster dan Smith, 1994).
Pemerian : serbuk hablur berwarna putih atau hampir putih (Depkes RI, 1995).
Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter (Depkes RI, 1995).

> SIRPLUS SIMPLEX


Pembuatan larutan 65 bagian sakarosa dalam larutan metal paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100
bagian sirup. Bentuk cairan jernih dan tidak berwarna. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat ditempat
sejuk ( Depkes RI, 1979)

> NIPAGIN
> AQUADES
Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan dalam wadah
tertutup baik. (Depkes RI, 1979)
Cara kerja

Melarutkan vitamin B1, Vitamin B5, dan vitamin B6 dilarutkan dalam air dalam beker glass

Melarutkan vitamin B2 dan Vitamin B3 dalam air panas 18 ml di beker glass, memanaskan
larutan diatas waterbath sampai tidak ada endapan dan larutan menjadi jernih

Menambahkan sirup simpleks dan nipagin aduk ad homogen,


Mencampurkan larutan 1 (vit b1, b5, b6) dan larutan 2 (vit b2, b3)

Menambahkan air ad tanda kalibrasi

Menambahkan essence secukupnya


Evaluasi

• Evaluasi Sediaan
1. Organoleptis meliputi : Bentuk, Bau, Warna dan Rasa
2. Uji pH
3. Uji Kejernihan
4. Uji Bobot Jenis : menyiapkan 3 piknometer kosong, ditimbang dan dicatat
hasilnya. Piknometer diisi dengan air, kemudian dimasukkan kedalam bak yang
berisiair es. Diukur hingga suhunya mencapai 20°C. Diisi kekurangan air pada
piknometer. Piknometer ditutup, kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya
5. Uji Viskositas : Dimasukkan 10 ml air pada lubang yang besar pada
viscometer Ostwald, Disedot dari lubang yang kecil, hingga air naik sampai
batas tanda atas, Penyedot dilepaskan bersamaan dengan menyalakan
stopwatch. Dicatat waktu air turun dari batas atas hingga batas bawah
Daftar Pustaka

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI,


Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Ansel, HC, 1985, Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
Edisi IV, UI Press, Jakarta
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat obat Penting: Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi Kelima, Direktur Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai