ASFIRA
NIM :B1A119367
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mulut ialah sesuatu hal berarti untuk manusia paling utama
mulut kerap terjalin dalam kehidupan manusia, antara lain bau mulut serta
Biofilm merupakan lapisan lendir yang terdiri dari jutaan sel bakteri, saliva
Penyakit gigi serta mulut khususnya plak gigi kerap tidak dipedulikan
kenaikan derajat kesehatan masyarakat. Cara yang lain buat menghindari plak
gigi serta kurangi munculnya penyakit karies gigi (gigi berlubang) yaitu
dengan memakai obat kumur. Obat kumur ialah larutan air yang digunakan
1
2
Bahan aktif formula obat kumur yang bersifat antibakteri bisa berasal
dari bahan kimia ataupun bahan alam. Dalam hal ini masyarakat cendrung
jadi sorotan terkenal. Salah satu bahan alam yang bisa digunakan selaku
bahan aktif obat kumur yaitu daun mengkudu. (Apriyanti Anastasia, 2018).
dan tannin. Zat ini teruji bisa menekan perkembangan bakteri Streptococcus
pemanfaatan ekstrak daun mengkudu sebagai bahan aktif pada sediaan obat
ekstrak daun mengkudu dengan konsentrasi yang digunakan yaitu 2%; 2,5%;
Streptococcus mutans.
B. Rumusan Masalah
ini yaitu:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
TINJAUN PUSTAKA
cabang dan ranting yang berbentuk persegi empat. Letak daun saling
daun yang tebal, mengkilap, berwarna hijau tua, tepi daun rata, tulang
(Nirawati, 2016).
berwarna putih, dan memiliki bau yang harum. Buah dari tanaman
pada buah mengkudu berbenjol-benjol atau tidak rata dengan warna hijau
pekat dan tekstur keras ketika masih muda. Berbeda dengan buah yang
telah masak akan berwarna kuning kotor atau kuning pucat disertai bau
yang busuk dan berair dan biji yang berwarna hitam (Nirawati, 2016).
5
6
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Superdivision : Embryophyta
Division : Magnoliophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Asteranae
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
morida diol, dan asetil ester. Flavonoid termasuk golongan senyawa fenol
kimiawi dapat diubah dan dinding sel bakteri dapat terdenaturasi melalui
ester asam lemak, vitamin dan mineral yang diisolasi dari buah, akar dan
senyawa aktif yang terkandung dalam daun mengkudu yang terdiri atas
Sabirin et al. (2013) juga menyatakan bahwa bahan aktif yang terdapat
pada daun mengkudu yaitu saponin, triterpen, tanin, alkaloid, steroid dan
flavonoid.
aktivator kuat bagi sel imun yang dapat menghancurkan bakteri, virus,
berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam
secara utuh dan dapat menimbulkan kematian pada sel tersebut (Afrina et
al., 2018).
porin pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer
sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri kekurangan nutrisi dan
Amilah, 2017).
yang juga bersifat polar pada bakteri gram positif dibandingkan dengan
penghambatan pada bakteri gram positif lebih besar dari pada gram
perlekatan sel bakteri pada permukaan gigi dan menghambat kerja enzim
B. Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan
suatu pelarut cair (Tambun, Limbong, Pinem, & Manurung, 2016). Ekstraksi
11
juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan
yang digunakan dalam proses ekstraksi, dan yang dimaksud dengan rafinat
Ekstraksi yang benar dan tepat tergantung dari jenis senyawa, tekstur,
dan kandungan air bahan tumbuhan yang akan diekstraksi (Putra et al., 2014).
a. Metode maserasi
(Azwanida, 2015).
b. Metode perkolasi
pori sel simplisia sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel
3. Ekstraksi refluks
titik didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu
Kelebihan metode refluks ini yaitu padatan yang memiliki tekstur kasar
pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif sempurna
yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon
14
5. Ekstraksi infusa
Beberapa infusa tercelup dalam tangas air, cara ini sesuai untuk simplisia
6. Ekstraksi dekok
Adalah cara ekstraksi yang mirip dengan ifusa. Hanya saja waktu
ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan suhunya mencapai titik didih
air.
yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Pada proses pendinginan
senyawa dan uap air akan terkondensasi dan terpisah menjadi destilasi air
(Ubay, 2011).
1. Jenis pelarut
2. Suhu
15
meningkat.
4. Ukuran partikel
semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila
5. Pengadukan
6. Lama waktu
banyak, karena kontak antara zat terlarut dengan pelarut lebih lama.
dengan metode maserasi. Maserasi salah satu jenis metoda ekstraksi dengan
sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi
pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali.
senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani, 2014).
1. Digesti
lemah, yaitu pada suhu 40–50°C. Cara maserasi ini hanya dapat
3. Remaserasi
dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi Melingkar
penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu
C. Obat Kumur
bau mulut dan memiliki efek terapeutik untuk mengurangi infeksi dan
yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Adapun mekanisme kerja obat
18
dinamis saat berkumur, sedangkan efek kimiawi didapat dari bahan aktif
pemakaiannya dikenal dua macam obat kumur yaitu obat kumur pra-
peridinium.
(Mardiana, 2017).
bahan aktif untuk menunjang fungsi dari obat kumur tersebut. Komposisi
a. Zat aktif: yaitu untuk mencegah dan mengobati bau mulut serta
b. Pemanis: yaitu pemberi rasa untuk menutupi rasa pahit yang tidak
f. Penyegar rasa/ flavouring agen: yaitu untuk memberi rasa sejuk dan
segar, menutupi rasa yang tidak enak dari komponen obat kumur
pertumbuhan mikroba.
a. Uji Organoleptis
b. Pengukuran pH
c. Pengukuran Viskositas
(Lukas, 2012).
D. Mulut
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran
dari kelenjar liur di pipi, di bawah lidah dan di bawah rahang mengalirkan
dan pahit.
mencernanya.
23
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa
E. Plak gigi
1. Definisi
plak ini terdapat kuman-kuman dari ludah dan mulut, dimana plak ini
semprotan air tetapi harus lebih spesifik, sebab plak dental adalah matriks
kalsium, fosfat dan fluor. Bakteri yang terdapat pada permukaan luar gigi
terdiri atas bakteri jenis aerob, sedangkan bakteri yang terdapat pada
permukaan dalam gigi terdiri atas bakteri anaerob. (Sari Dalen, 2018).
lingkungan rongga mulut yang hangat dan basah. Aspek vital yang
suhu dan reaksi kimia tertentu seperti reaksi redoks. Saliva normal
bakteri. Faktor lainnya yaitu, nutrisi berupa protein dan asam amino
25
Suhu normal rongga mulut berkisar antara 37̊ C. Reaksi kimia dari
oral, permukaan gigi, dan batas mukogingiva. Pada kondisi spesifik, flora
melalui empat proses yaitu initial adherence, lag phase, rapid growth,
a. Initial adherence
pada permukaan gigi. Fase awal dalam tahap ini ditandai dengan
prosespembersihan gigi.
b. Lag Phase
c. Rapid Growth
3. Kontrol Plak
teratur dan mencegah akumulasi plak pada permukaan gigi dan gingiva.
Kontrol plak merupakan cara yang efektif untuk merawat dan mencegah
dalam bentuk obat kumur. Penggunaan obat kumur sebagai kontrol plak
F. Antibakteri
1. Pengertian Antibakteri
d. Tetap stabil saat disimpan baik dalam bentuk padatan maupun cair
e. Bertahan pada jaringan khusus pada tubuh dalam waktu yang cukup
tanpa merugikan inang. Oleh karena itu, antibakteri harus menyasar pada
proses metabolisme atau struktur yang dimiliki oleh patogen tapi tidak
struktur sel bakteri. Oleh karena itu, zat yang dapat merusak dinding
bentuk dan struktur sel, yang pada akhirnya dapat membunuh sel
bakteri tersebut
sel bakteri.
sebagai berikut:
formasi rantai panjang apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti
Brain Heart Infusion (BHI) Bort, sedangkan bila ditanam di media agar
Kingdom : Monera
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
Famili : Streptococcaceae
Genus :Streptococcus
H. Kerangka Teori
Gliserin,
Streptococcus Terjadi Sorbitol,
Flavonoid
mutans pemebentukan Plak pipermint oil.
oleh bakteri
Tannin
Antrakuinon
Fenol
Antibakteri
33
I. Kerangka Konsep
J. Hipotesis
K. Definisi Operasional
2. Daun mengkudu adalah bagian dari tanaman mengkudu yang letak daun
3. Ekstrak etanol daun mengkudu adalah ekstrak yang mengandung zat aktif
4. Sediaan obat kumur ekstrak daun mengkudu adalah sediaan obat kumur
Streptococcus mutans.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengaduk, botol 100 ml, cawan petri, corong, erlenmeyer, gelas ukur, gelas
(Haake D), sendok tanduk, stamfer, tabung reaksi, timbangan analitik, toples
31
32
D. Prosedur kerja
1. Pengolahan simplisia
a. Pengambilan sampel
mengkudu dipetik pada pagi hari jam 07.00 WITA secara manual.
b. Pengolahan sampel
bahan uji terendam sempurna yaitu cairan penyari lebih kurang 3cm
citrifolia L)
sorbitol, gliserin, air suling dan peppermint oil. Untuk jumlah konsentrasi
ekstrak daun mengkudu yang digunakan yakni sebesar 2%, 2,5%, 3%.
Konsentrasi %
Bahan Kontrol Formula 1 Formula 2 Formula 3
Negatif
Ekstrak - 2 2,5 3
Etanol Daun
mengkudu
Gliserin 5 5 5 5
Sorbitol 8 8 8 8
Peppermint 0,15 0,15 0,15 0,15
oil
citrifolia L)
a. Uji Organoleptis
b. Uji pH
c. Uji Viskositas
Keterangan:
siklus.
streptococcus mutans
a. Sterilisasi
2001).
b. Pembuatan media NA
disk yang telah direndam dalam sediaan obat kumur ekstrak daun
(Betadine gargel) dan kontrol negatif pada cawan petri yang berisi
selama 24 jam pada suhu 37̊ C, lalu diukur zona hambatnya dari
masing-masing konsentrasi.
E. Analisis Data
Data kualitatif berupa data hasil evaluasi sediaan obat kumur pada uji
organoleptis, uji pH dan uji viskositas , data yang telah dikumpulkan akan
38
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data kuantitatif berupa data hasil uji
Lampiran 1
Skema Kerja
Daun Mengkudu
(Morinda Citrifolia L)
Panen Pencucian
Sortasi basah Pengeringan
Sortasi kering
Simplisia Kering
Dihaluskan Penimbangan
Dilakukan Maserasi
Ekstrak Kental
F1 F2 F3
Uji Evaluasi
Fisika Kimia
- Uji Organoleptis - Uji PH
- Uji Viskositas
- Cycling test
Uji Aktivitas
Pengumpulan Data
Pembahasan
Kesimpulan
40
Lampiran 2
Perhitungan Bahan
1. Formula 1
b. Gliserin
5
5% = 100× 100 = 5 mL
c. Sorbitol
8
8%=100× 100 = 8 mL
d. Peppermint oil
0,15
0,15%= 100 × 100 = 0,15 mL
2. Formula 2
b. Gliserin
5
5% = 100× 100 = 5 mL
c. Sorbitol
8
8% =100× 100 = 8 mL
d. Peppermint oil
0,15
0,15 % = 100 × 100 = 0,15 mL
41
3. Formula 3
b. Gliserin
5
5% = 100× 100 = 5 mL
c. Sorbitol
8
8% =100× 100 = 8 mL
d. Peppermint oil
0,15
0,15% = 100 × 100 = 0,15 mL
DAFTAR PUSTAKA
Afifah B.S.,et al. 2012, Acute Toxicity Study of Ethanol Extract of Phyllanthus
acidus (L.) Skeels Leaves In Experimental Animal,2nd International
Seminar on Natural Product Medicines, 22-23.
Anonim.2011. Ekstraksi
denganMaserasi.(Online). http://mayapusmpuspuspita.wordpress.com.Dia
kses tanggal 18 Mei 2021.
Forbes, B.A., Sahm, D,F., dan Weissfeld, A.S. 20117. Bailey and Scott’s
Diagnostic Microbiology 12 edition, Missouri
Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal: 85- 56.
43
I Gusti, A. 2017. Deteksi GEN GTF-B Streptococcus Mutans Dalam Plak Dengan
Gigi Karies Pada Siswa Di SD N 29 Dangin Puri. Program Studi
Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar.
Irawan, B., 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan
Destilasi pada Berbagai Komposisi Pelarut, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Nila, K. 2016. Plak Gigi, Andalas University Press Jl. Situjuh No. 1, Padang
25129
Nirawati, C., 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Dan Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
SebagaiPenunjang Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi (Skripsi).
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh
Putra et al.2014. “Ekstraksi Zat Warna Alam dari Bonggol Tanaman Pisang
(Musa Paradisiaca L.) dengan Metode Maserasi, Refluks dan Sokletasi.”
Jurnal Kimia. 8(1): 113-119.
44
Tambun, R., Limbong, H. P., Pinem, C., & Manurung, E. (2016). Pengaruh
Ukuran Partikel, Waktu Dan Suhu Pada Ekstraksi Fenol Dari Lengkuas
Merah. Jurnal Teknik Kimia Usu, 5(4), 53. Retrieved From
Https://Jurnal.Usu.Ac.Id/Index.Php/Jtk/Article/View/15887
Tobo, F,.Mufidah, Taebe, B., Mahmud, A.I. 2011. Buku Pegangan Laboratorium
Fitokimia 1. Makassar: Universitas Hasanuddin.