Oleh :
MARYANI
NIM : 11117018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada dua faktor yang mempengaruhi kesehatan kulit, yakni faktor eksternal
dan internal (Wardani, 2010). Faktor eksternal diantaranya adalah sinar matahari,
polusi, debu, dan asap rokok. Sementara faktor internal adalah sakit yang
kulit.
Indonesia sebagai Negara beriklim tropis, jenis kulit dan polusi udara menjadi
salah satu penyebab jerawat. Jerawat atau acne vulgaris, biasa disebut acne,
adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamasi kronik pada pilosebasea yang
dari kelenjar pilosebaseus kulit manusia, bakteri ini menyebabkan jerawat dengan
menghasilkan lipase yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam
sistem imun dan mendukung terjadinya jerawat. Bakteri ini termasuk tipe bakteri
anaerob gram positif yang toleran terhadap udara (Brook et al., 2005; Karyn,
2011).
1
2
Pengobatan jerawat sampai saat ini masih terus dikembangkan. Salah satu
yang semula sensitif menjadi resisten. Oleh karena itu, diperlukan pencarian
Banyak sekali jenis tanaman bahan alam yang digunakan sebagai obat
jerawat dimasyarakat. Salah satu tanaman yang telah dikenal dan digunakan
secara luas oleh masyarakat adalah tanaman pare. Bagian tanaman pare yang
berkhasiat dalam pengobatan yaitu buah dan juga daunnya Buah pare sangat
Indonesia telah sejak lama menggunakan buah pare sebagai hidangan sehari-hari
dan juga telah lama dipercaya digunakan sebagai antibakteri, tetapi sebaliknya
manfaat daun pare sebagai obat maupun untuk dikonsumsi oleh masyarakat
rematik dan sariawan (Subahar, 2004). Selain itu, masyarakat menggunakan daun
pare sebagai penghilang bekas luka maupun jerawat, dengan cara digunakan
sebagai masker wajah dengan cara mengambil segenggam daun pare segar cuci
bersih, diremas-remas hingga halus, tambahkan sedikit air hangat lalu peras.
Campur air perasan daun pare dengan dua sendok makan tepung beras hingga
3
teksturnya seperti lotion. Oleskan pada wajah berjerawat atau bagian bekas luka,
mempengaruhi sistem saraf (Subahar TS, 2004). Ekstrak buah pare dapat
Daswi dan Asmawati (2018) menunjukkan bahwa ekstrak buah pare dapat
Minimum (KHM) 2,5%. Belum ada penelitian yang menguji daun pare terhadap
Propionibacterium acne.
B. Rumusan Masalah
Propionibacterium acne?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Propionibacterium acne.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
Propionibacterium acne.
3. Manfaat Metodologi
pare.
4. Manfaat Aplikatif
E. Ruang Lingkup
pelarut etanol 70%. Metode pengujian ekstrak etanol daun pare (Momordica
charantia L.) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% terhadap bakteri
Muhammadiyah Cirebon pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Dokumentasi Pribadi)
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
6
7
tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih. Tanaman ini
pembelit di dekat daun, tidak berkayu, memiliki bulu agak kasar ketika
bentuk bulat telur memanjang dan memiliki rasa pahit jika dimakan.
rulang daunnya menjari. Tangkai daun tumbuh dari ketiak daun. Panjang
tangkai daun mencapai 7-12 cm. Daunnya berwarna hijau tua dibagian
kekuningan, letak daun pare berseling dengan panjang tangkai 1,5-5,3 cm.
Menurut Sebayang dkk (2015) ada beberapa jenis pare yang terdapat
di pasaran antara lain pare gajih, pare hijau, pare import dan pare belut.
a. Pare Gajih
Pare gajih merupakan jenis pare yang paling banyak disukai dan
pare putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran
gram/buah.
b. Pare Hijau
kecil dengan bintil agak halus pada buahnya. Panjang buah pare hijau
15-20 cm. Daging buahnya tipis dan rasanya pahit. Pemeliharaan pare
c. Pare Import
Pare import merupakan pare yang berasal dari taiwan. Varietas pare
you now, dan moonshine dengan perbedaan yang dapat dilihat dari
Pare ini sulit dibudidayakan karena benih pare ini merupakan hibrida
yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit
baru dan jika tetap ditanam akan menghasilkan produk yang jelek.
d. Pare Belut
Pare ini berbentuk panjang menyerupai sebuah belut. Panjang pare ini
banyak terkandung dalam daun, buah, dan biji dari pare. Pada bagian
lemak, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat
(Subahar, 2004)
B. Acne Vulgaris
1. Definisi
80% remaja; bertahan di luar usia 25 tahun pada 3% pria dan 12% wanita.
Acne vulgaris adalah kelainan polimorfik yang terjadi pada wajah (99%),
2011).
sedang dan berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu penyakit kulit dan kelamin
2007).
<15 buah/wajah atau jumlah total lesi (jumlah komedo dan lesi
b. Sedang, bila: Jumlah komedo tertutup atau komedo terbuka <20- 100
<15-50 buah/wajah atau jumlah total lesi (jumlah komedo dan lesi
c. Berat, bila: jumlah kista >5 buah/wajah, jumlah komedo tertutup atau
(Papul, nodul, pustul) >50 buah/wajah atau jumlah total lesi (jumlah
C. Antibakteri
1. Metode Difusi
media agar.
e. E-test
f. Ditch-plate technique
Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan
pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam
cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji
antimikroba.
g. Cup-plate technique
dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji.
h. Gradient-plate technique
5. Metode Dilusi
E. Amoxicillin
14
pengobatan seperti infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran
seperti demam tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam
sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi.
ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran cerna
(Siswandono, 2000).
(Neal, 2007).
F. Propionibacterium acnes
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinomycetales
Ordo : Propionibacterianeae
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
mencegah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara.
Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan
beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan
(Anastasia, 2010)
dan produk sampingan metabolik dari jaringan kulit di sekitar sebagai sumber
energy utama mereka. Peningkatan produksi sebum yang dipicu oleh kelenjar
16
minyak yang terlalu aktif atau penyumbatan folikel dapat melipat gandakan
menghasilkan lipase, yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit.
Asam lemak ini dapat menimbulkan radang jaringan dan ikut menyebabkan
inflamasi.
G. Simplisia
1. Simplisia Nabati
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
17
secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
6. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni.
(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
H. Ekstraksi
atau bahan yang akan diekstraksi), dan linarut (senyawa atau zat yang
lain sifat senyawa, pelarut yang digunakan dan alat tersedia. (Hanani, 2014).
a. Cara dingin
1) Maserasi
2) Perkolasi
j. Cara panas
19
1) Refluks
3) Soxhlet
pendingin balik.
4) Digesti
5) Infus
6) Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30˚C) dan
8. Destilasi uap
(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air
dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sem purna dan
RI, 2000).
I. Ekstrak
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
J. Sterilisasi
jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri mycoplasma, virus) yang terdapat pada /di dalam suatu benda. Proses
ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
Metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode
kimia, sedangkan metode sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan cara panas
baik panas kering maupun panas basah, radiasi, dan filtrasi. Metode sterilisasi
yang dapat dipercaya dan banyak digunakan. Metode sterilisasi ini digunakan
untuk bahan yang tahan panas. Metode sterilisasi panas dengan panggunaan
uap air disebut metode sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah. Metode
tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu
100˚C selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora eukariot,
K. Suspensi Mc.Farland
satu dan untuk memperkirakan kepadatan sel yang akan digunakan pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu melakukan percobaan dan pengamatan pada objek yang sedang diteliti
charantia L.) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% terhadap
Populasi dan sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol daun pare
dengan konsentrasi 20% 40% 60% dan 80% yang dibuat di Laboratorium
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mencatat
Propionibacterium acne.
9. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung penelitian yang diperoleh dari data-
data dan keterangan yang didapat dari beberapa buku dan sumber yang
O. Hipotesis
P. Variabel
1. Variable Bebas
Q. Pengolahan Data
Annova.
1. Alat
(wadah maserasi); gelas ukur 10ml (Pyrex); 100ml (Pyrex); beacker glass
Bunsen; jarum ose; cawan petri (Pyrex 90-100 mm); tabung reaksi (Pyrex
11. Bahan
Simplisia daun pare; NaCL fisiologis 0,9%; etanol 70%; Aqua Pro Injeksi
S. Prosedur Kerja
kemudian daun pare tersebut dibersihkan agar tidak ada kotoran yang
menempel di daun pare. Setelah itu daun pare yang sudah dibersihkan
maserator yang berisi cairan penyari yaitu etanol 70% sebanyak 3750 ml
selama 3 hari dan sesekali diaduk. Setelah 3 hari saring dan diperas dicuci
ampas dengan cairan penyari 1250 ml, kemudian wadah ditutup, biarkan
sebagai berikut :
32
ml.
ml.
ml.
ml.
4. Pembuatan Kontrol
a. Kontrol Positif
Sediaan antibiotik yang digunakan adalah injeksi amoxicillin 1% b/v.
kocok hingga larut. Kemudian masukkan dalam labu ukur 100 mL,
homogen.
32
n. Kontrol Negatif
Kontrol negatif dalam penelitian ini berupa Etanol 70%.
5. Sterilisasi alat
a. Tahap-tahap pencucian alat
Alat yang digunakan disterilisasi, terlebih dahulu harus dibersihkan
o. Sterilisasi alat
Setelah dicuci, alat-alat disumbat mulutnya dengan menggunakan
untuk Baecker glass mulutnya hanya ditutup dengan kertas perkamen dan
dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit, setelah suhu tercapai
c. Panaskan larutan nutrient agar di atas api kecil sampai jernih dan
hingga memadat.
kawat.
bakteri. Larutan baku ini mempunyai dua komponen, yaitu larutan BaCl2
pada suhu 37°C selama 24 jam, lalu masukan ke dalam tabung reaksi
yang sudah diisi oleh NaCl 0,9% lalu dikocok sampai keruh.
suspensi merata.
c. Biarkan media memadat, pada suhu kamar selama 15-30 menit supaya
akan diisi dengan ekstrak etanol daun pare. Setelah ditandai cetak
e. Ekstrak etanol daun pare dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan
f. Inkubasikan pada suhu 37°C selama 18-24 jam, dalam posisi cawan
a. Rendam alat - alat yang telah digunakan dengan wadah yang berisi