SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
PROPOSAL
DISUSUN OLEH :
DENI HAMDANI
NIM : 171040400026
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk sejak zaman dulu. Indonesia
menjadi salah satu negara yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya
pangan dan bahan pengobatan oleh sebagian besar masyarakatnya. Banyak sekali
bahan pangan Indonesia mempunyai potensi gizi yang bermanfaat bagi tubuh namun
belum termanfaatkan secara optimum dan salah satu penyebabnya ialah keterbatasan
Produk kecantikan yang terus berkembang saat ini menjadi perhatian besar
bagi masayarakat khususnya wanita dari remaja sampai wanita dewasa dan biasanya
wanita kurang mempetimbangkan kandungan apa yang dikandung dalam produk serta
dikembangkan ini fokus untuk perawatan kulit baik itu kulit wajah maupun kulit
tubuh. Kulit wajah umumnya lebih sensitive terhadap kulit tubuh dan semakin
bertambahnya usia kulit tubuh akan menunjukkan tanda-tanda penuaan seperti kerut,
keriput dan flek hitam. Proses penuaan pada kulit disebabkan oleh kulit yang tidak
macam manfaat yang selain sangat berguna bagi tubuh sebagai penangkal radikal
bebas juga memiliki manfaat sebagai produk perawatan tubuh atau kecantikan. Pare
yang diketahui merupakan sayuran hijau dengan kulit buah penuh tonjolan memiliki
citarasa pahit sehingga banyak dihindari oleh masyarakat tanpa mengetahui manfaat
Buah pare (Memordica charantia L) digolongkan dalam 3 jenis yaitu pare putih (pare
gajih atau pare bodas), pare hijau (pare kodok), pare ular/pare belut (Rukmana, 1998)
membantu mendapatkan kulit cantik alami yang diinginkan banyak wanita dengan
menjadi lebih baik. Penggunaan pare sebagai produk kecantikan alami dapat
diaplikasikan sebagai bahan makanan maupun sebagai masker untuk kulit tubuh
sehingga sangat mudah diperoleh dan diproduksi sendiri. Manfaat pare sebagai
masker yaitu dapat membuat kulit lebih bersinar dan masalah kulit seperti jerawat
dapat diminimalkan.
charantia L.) memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kandungan vitamin
kandungan total β-karoten dalam buah pare putih (Momordica charantia L) dari
Kabupaten Bone mengandung mengandung β-karoten sebesar 0,8162 μg/g dan pare
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk penelitian tentang penetapan kadar
vitamin C pada pare (Momordica charantia L.) Mentah dan pare (Momordica
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Umum
spektrofotometer UV-Vis.
2. Tujuan Khusus
charantia L.) mentah dan pare rebus yang terdapat di swalayan dengan
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian secara baik dan benar terutama
tentang kadar vitamin C yang terdapat pada pare (Momordica charantia L.) .
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data ilmiah atau
vitamin C pada pare pada pare , sehingga penggunaannya lebih dapat dimaksilkan.
Vis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
(Jawa) poya,pudu (Sulawesi) Papariane (Maluku) paya (Nusa Tenggara) Pare banyak
terdapat di daerah tropis tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh
dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak
sinar matahari sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.
spiral,bercabang banyak,berbau tidak enak. Barang berusuk lima panjang 2-5 m dan
yang muda berambut rapat. Daun Tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm.
panjang 3,5-8,5 cm,lebar 2,5-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga tunggal,berkelamin
duadalam satu pohon, bertangkai panjang dan berwarna kuning. Buah bulat
pahit,berwarna hijau,menjadi jingga yang pecah dengan tiga katup jika masak biji
obat pencahar, laksatif dan obat cacing. Di India, ekstrak buah pare digunakan
sebagai obat diabetik, obat rheumatik, obat gout, obat penyakit liver, dan obat
penyakit limfa. Di Indonesia, buah pare selain dikenal sebagai sayuran, juga secara
tradisional digunakan sebagai peluruh dahak, obat penurun panas, dan penambah
nafsu makan. Selain itu, daunnya dimanfaatkan sebagai peluruh haid, obat luka bakar,
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dycotiledonae
Famili : Curcurbitaeceae
Genus : Momordica
a. Pare Gajih. Pare ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Pare
ini biasa disebut pare putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan
ukuran 30- 50 cm, diameter buah 3-7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/buah
(Elshabrina, 2013:101).
b. Pare Hijau. Pare hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan
bintil-bintil agak halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam,
pare kodok, pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling bnyak
ditanam adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15-20 cm.
Sedangkan pare ginggae buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging
buahnya tipis. Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-
para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik (Elshabrina, 2013:101).
c. Pare Import. Jenis pare ini berasal dari Taiwan. Benih pare ini merupakan
hybrida yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit baru.
Jika dipaksakan juga akan menghasilkan produksi yang jelek dan menyimpang dari
asalnya. Di Indonesia terdapat tiga varietas yang telah beredar yaitu Known-you
green, Known-you no.2, dan Moonshine. Perbedaan keiga jenis pare import ini adalah
mengenai permukaan kulit, kecepatan tumbuh, kekuatan penampilan, bentuk buah
mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rheumatik,
penambah ASI, bisulan, batuk berdahak, nyeri haid, rematik, dan pelangsing tubuh
(Agoes, 2010:64).
untuk batuk, radang tenggorokan (pharyngitis), haus karena panas dalam, sakit mata,
demam, malaria, pingsan karena udara panas (heatstroke), menambah nafsu makan,
kencing manis, disentri, rheumatism, rheumatik gout, memperbanyak air susu (ASI),
datang haid sakt (dismenorrhoea), sariawan, dan infeksi cacing gelang. Bunga untuk
gangguan pencernaan. Daun untuk cacingan, luka, abses, bisul, erysipelas, terlambat
haid, sembelit, menambah nafsu makan, sakit lever, demam, sifilis, kencing nanah
balita. Akar untuk disentri amuba dan wasir. Biji untuk cacingan, impotensi, dan
Komponen Jumlah
Air 91,2 g
Kalori 29 g
Protein 1,1 g
Lemak 1,1 g
Karbohidrat 0,5 g
Kalsium 45 mg
Fosfor 64 mg
Vitamin A 18 SI
Vitamin B 0,08mg
Vitamin C 52 mg
pahit. Tanaman ini berumur 1 tahun, daunnya berlekuk 5-7, berlekuk bulat
sedikit berkerut dan garis tengahnya 4-7 cm. Batang kusut, daun gantung
kasar seperti tangan dengan 5 jari bergerigi, buahnya panjang atau lonjong.
Bagian atas daun berwarna hijau muda dan bagian bawah berwarna
hijau tua. Bunga terdiri dari bunga jantan dan bunga betina dimana tangkai
bunga panjangnya 5-17 cm, daun kelopak berwarna pucat, daun mahkota
berwarna kuning. Bunga jantan mempunyai benang sari. Kepala sari berwarna
jingga, semula bergandengan satu sama lainnya kemudian lepas. Bakal buah
alur memanjang 8-10 cm. Permukaan menonjol kecil tidak beraturan dan
(Satriani, 2010)
6. Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, penting bagi kesehatan
risiko kanker dan penyakit jantung, dan meningkatkan kualitas hidup dengan
Sinonim : Vitamin C
Pemerian : Hablur atau serbuk putih agak kuning, tidak berbau, rasa
gelap
a. Fungsi Vitamin C
koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reaksinya
jaringan ikat dalam tubuh, yakni kalogen dan senyawa-senyawa yang memperkuat
pengikat dan juga merupakan komponen utama kulit, tulang rawan, gigi dan jaringan
bekas luka serta melengkapi struktur kerangka tulang. Dalam pembentukan kalogen
vitamin C bertindak sebagai katalisator reaksi hidroksilasi perubahan lisin dan prolin
d. Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kualitas struktur gigi tergantung
pada status vitamin C pada periode pembentukan gigi. “Odontoblast“ (lapisan gigi)
e. Penurunan kadar kolesterol Mekanisme imunitas dalam rangka daya tahan tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit dan toksin. Vitamin C berperan penting melalui
dibuang dalam bentuk asam empedu dan mengatur metabolisme kolesterol (Yahya G,
2003).
4. Menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, usus besar,
b. Sumber Vitamin C
Sumber vitamin C yang berasal dari nabati atau sayuran dan buah-
Tetapi tidak semua hasil binatang merupakan sumber dari vitamin C. Vitamin C
banyak terdapat dihati dan sedikit ada diotot (Clark, et al., 2007).
larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dank e;ebihan iod akan dititrasi
Natrium Bisulfit)
terlarut oleh suatu migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase
atau lebih, salah satu sistemnya bergerak berkesinambungan dalam arah tertentu dan
perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, ukuran molekul atau kerapatan ion
(Paul,2010.)
antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase gerak berfungsi membawa zat
terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya. Umumnya zat terlarut
dibawa melalui media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas
yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai penjerap, seperti halnya
penjerap alumina yang diaktifkan dan silika gel atau dapat bertindak melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Paul,2010)
diam berupa zat padat adalah kromatografi lapis tipis. Kromatografi lapis tipis (KLT)
telah dikembangkan lebih dari 30 tahun lalu untuk pemisahan dan penentuan semi
Dan dalam 10 tahun terakhir ini, penggunaan metode KLT untuk pemisahan dan
(Paul,2010)
bila analisis dilakukan pada lempeng yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya
kesulitan untuk membuat lempeng yang terulangkan, bahkan dalam satu pabrik
sekalipun. Perbedaan keterulangan ini dapat disebabkan variasi dari ukuran partikel
9. Spektrofotometri Uv-Vis
antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik
dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah UV-Vis (Ditjen
digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif karena metode ini
Sumber : Afifah,2016
(mendekati monokromatis).
angka-angka
(Afifah, 2016)
Pada instrumen spektrofometer ultraviolet dan visible,
energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan
rumus berikut:
A = log (Io/I1) = a b c
Keterangan :
Io = Intensitas sinar datang
a = Absorbsivitas
c = Konsentrasi (g/l)
(Afifah, 2016)
(biasanya pelarut)
blanko.
Beam
E. Penelitian Terkait
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
Zainal PENGARUH 1. Perebusan
PEREBUSAN BUAH
buah pare
Abidin PARE (MOMORDICA
CHARANTIA L.) (Momordica
DALAM MEDIA
charantia L.)
AIR DAN SANTAN
TERHADAP memberikan
KANDUNGAN
pengaruh yang
VITAMIN C
sangat besar
terhadap
kandungan
vitamin C.
Semakin lama
perebusan maka
kandungan
vitamin C
semakin
berkurang.
2. Perebusan
menggunakan
media santan
mempunyai
kandungan
vitamin C lebih
besar bila
dibandingkan
dengan
perebusan
menggunakan
media air.
Analisis kadar β-karoten Sampel dari
SATRIANI daging buah pare
(Momordica ketiga lokasi
charantia L) asal daerah
Kabupaten Bone dan pengambilan
Gowa
secara spektofotometri dinyatakan
UV-Vis.
negatif karena
nilai Rf bercak
dari masing-
F. Kerangka Teori
Kadar
Vitamin C
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendali. Dikatakan true
eksperimen. Ciri utama dari true experimental design adalah bahwa, sampel yang
random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan
G. Kerangka Konsep
Kadar Vitamin C
Organoleptis Perubahan Warna
a
yang satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
Variabel adalah simbol atau lambing yang menunjukan nilai atau bilangan
dari konsep. Variabel adalah suatu yang bevariasi (Notoatmodjo, 2012) Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel independen, yaitu kadar vitamin c pada pare
UV-Vis.
H. Variabel penelitian
yang diterapkan oleh peneliti untuk menjadi objek penelitian (Sugiyono, 2016)
1. Uji Kualitatif
a. Uji Organoleptis
b. Vitamin
Kadar Uji Perubahan
C Warna
2. Uji Kuantatif
a. Spektrofotometri UV-Vis
(RIGOL 6660)
1. Variabel Independen
dan menjadi sebab timbulnya variabel dependen. Variabel indepebden pada penelitian
ini adalah :
a. Uji Kualitatif
1) Uji Organoleptis
b. Uji Kuantitatif
1. Variabel Dependen
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016) Variabel terkait penelitian ini
I. Pola Penelitian
1. Pengumpulan Sampel
charantia L.) yang berada dipasar tradisional dan pasar swalayan yang terdapat di
a. Organoleptis
1) Uji Alkaloid
2) Uji Flavonoid
3) Uji Saponin
4) Uji Tanin
3. Analisis Kuantitatif
J. Metodologi Penelitian
a. Alat
spatel, kertas saring Whatman No.1, labu ukur, gelas ukur, cawan
b. Bahan
K. Etika Penelitian