OLEH :
MEDAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
OLEH :
Dra. Elly Nurita Sitorus, M.KM., Apt Dra. Elly Nurita Sitorus,
M.KM.,Apt
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
pendidikan gelar Diploma III Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi dan Ilmu
kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
penulis mendapat bimbingan dan bayak petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Bapak Parlindungan Purba SH, M.M., selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba M.Kes., selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan
3. Ibu Taruli Rohana Sinaga S.P, M.KM., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
4. Ibu Dra. Elly Nurita Sitorus, M.KM., Apt, selaku Ketua Program Studi
5. Ibu Dra. Elly Nurita Sitorus, M.KM., Apt, sebagai Pembimbing saya yang
telah banyak membantu dan memberikan arahan sehingga karya tulis ilmiah
6. Bapak John Kennedy S.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah banyak
III Analisa Farmasi dan Makanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
semangat dan Doanya agar saya tepat waktu menyelesaikan Karya Tugas
Ilmiah ini.
menyemangati dan membiayai perkuliahan saya, dan adik saya Cindi Yosi
10. Dua teman dekat saya Riris S Habeahan dan Yun Esra Sianturi yang selalu
ada menemani dan membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini,
dan juga Tak lupa dengan Mantan kakak kelas saya Ayu Lestari Simaremare,
Amd.Kes dan teman kecil saya Kiki Sihotang yang selalu memberikan
motivasi dan begitu juga kepada adik-adik kelas saya Ribka Sinaga, Nur Erita
Zagoto , dan Naomi Saragih yang selalu memberikan semangat agar tetap
11. Abang Fernando Sitanggang, yang rela begadang setiap malam memotivasi
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini agar selesai tepat waktu, walau jarak
12. Teman-teman mahasiswa Diploma III Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas
semoga kita tetap menjalin pertemanan yang baik diantara kita semua.
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna,
Maka saran dan kritik sangat diharapkan penulis demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah
selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga KARYA TULIS ILMIAH ini dapat
bermanfaat.
Penulis
PENDAHULUAN
Jeruk adalah buah yang kaya akan vitamin C. Jeruk adalah buah yang kaya akan
vitamin C. Banyak orang yang suka mengonsumsi buah jeruk, karena selain rasanya
yang manis dan asam jeruk juga bisa sebagai pelepas dahaga Banyak orang yang suka
mengonsumsi buah jeruk, karena selain rasanya yang manis dan asam jeruk juga bisa
sebagai pelepas dahaga. Tampilannya yang segar dan warnanya yang orange menggoda
orang untuk memakannya. Umumnya, jeruk dinikmati pada saat selesai makan sebagai
pencuci mulut atau juga dihidangkan dalam bentuk jus jeruk. Berbagai produsen
makanan pun banyak menggunakan bahan dasar jeruk sebagai inovasi dalam pemasaran
Jeruk adalah tanaman buah yang berasal dari Asia. Buah jeruk dari kawasan Asia
memiliki warna dan bentuk yang khas dan menarik. Di Indonesia jeruk tumbuh secara
Jeruk memiliki banyak spesies dari genus. Genus yang terkenal adalah Citrus,
Fortunella, dan Poncitrus. Namun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah Citrus.
Salah satu spesies Citrus yang terkenal di Indonesia adalah Citrus reticulata yang dikenal
dengan nama jeruk keprok atau lebih dikenal dengan Jeruk Mandarin (Sunarjono,
2008).
Jeruk mandarin baru dikenal pada tahun 1400 SM. Jeruk import asal Cina ini
disukai, karena daging buahnya yang tebal dengan rasa manis yang segar, lebih bagus,
Jeruk mandarin kaya akan nutrisi untuk tubuh karena mengandung vitamin,
protein, dan nutrisi penting lainnya. Berikut kandungan vitamin C dalam 100 gram buah
jeruk dari beberapa jenis jeruk : Jeruk mandarin mengandung vitamin C sebanyak 3 mg,
Jeruk Manis sebanyak 1,5 mg, Jeruk Nipis 2 mg, Jeruk Grape Fruit sebanyak 2,5 mg
studi dan penelitian yang dilakukan untuk menguji kadar kandungan vitamin C. Atas
Pada Buah Jeruk Mandarin” yang beredar di pasaran dengan metode iodimetri.
Namun melihat kondisi/situasi saat ini dimana kita sedang berada dimasa
pandemi Covid19. Banyak menghambat kita melakukan aktivitas diluar rumah sehingga
Salah satu kendala terbesar yang dirasakan oleh penulis adalah dimana sangat
susah untuk mendapatkan bahan sampel yang akan digunakan untuk penelitian
penyelesaian studi perkuliahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmah sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analisa Farmasi dan Makanan.
diterapkan sistem Lockdown dimana pengertian lockdown adalah mengunci akses keluar
Maka banyak beberapa bahan sandang dan pangan yang dimport terkhusus buah
jeruk Mandarin tidak lagi tersedia di berbagai pasar tradisional bahkan di swalyan,
Sehingga penulis melakukan pemesanan online di salah satu online shop untuk
Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kandungan vitamin
C menurut literatur pada jeruk Mandarin import yang dibeli secara online.
1.3 Hipotesa
Jeruk Mandarin mengandung vitamin C sebanyak 3 mg dalam 100 gram buah
jeruk (Pusat Kajian Hortikultura, 2016).
1.4 Tujuan
Mengetahui kandungan vitamin C pada Jeruk Mandarin yang dijual di pasaran.
1.5 Manfaat
1. Bagi penulis : Memperluas ilmu pengetahuan mengenai kadar vitamin C
yang terkandung pada jeruk mandarin.
2. Bagi Mahasiswa : Dapat digunakan sebagai refrensi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pembaca : Memberikan informasi tentang kadar vitamin C pada jeruk
mandarin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Tumbuhan ini merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 meter. Tangkai daun
bersayap sangat terbatas hingga bisa dibilang tidak bersayap, panjang 0,5 – 1,5 cm.
Helaian daun bulat bulat telur memanjang, ellipsis atau bentuk lanset dengan ujung
tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan
panjang 3,5-8 cm. Bunganya memiliki diameter 1,5-2,5 cm, berkelamin dua daun
mahkotanya putih. Buahnya berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal
kulitnya 0,2-0,3 cm dan daging buahnya berwarna orange. Rantingnya tidak berduri dan
Jeruk mandarin mempunyai berbagai senyawa kimia. Senyawa yang telah diuji
dalam kulit jeruk mandarin (Citrus Reticulata) mengenai aktivitas antikankernya adalah
tangeritin dan nobiletin. Tangeritin dapat menghambat aktivitas sel kanker pada fase G1
2.5 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat
larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintetis dari glukosa dalam hati
dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak memiliki enzim
gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari precursor vitamin C,
anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan rumus
molekul C6H8O6. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C
mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim Askorbat
oksidase, sinar, temperatur yang tinggi. Larutn encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5
masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan
terbentuk asam dihidroaskorbat. Vitamin C dengan iodin akan mrmbentuk ikatan dengan
atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang (Sudarmadji, 1989). Dalam
bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192˚C. Bersifat larut dalam air, sedikit larut
dalam aseton, atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar
larut dalam kloroform, eter dan benzen, Dengan logam membentuk garam. Sifat asam
Ada beberapa manfaat vitamin C yang telah diketahhui sampai saat ini, yaitu
(Simatupang, 2010) :
Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Akan tetapi hal ini masih
controversial, dan belum ada kesepakatan yang jelas untuk mekanismenya (Guyton,
2008).
b. Sebagai antioksidan
senyawa lain agar tidak teroksidasi. Walaupun demikian, vitamin C sendiri akan
Menyembuhkan commond cold, akan tetapi hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain sistem imun penderita dan gejala yang timbul, serta derajat keparahan
Hanh (1996), vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat melindungi kulit dari proses
oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab kerusakan kulit.
sariawan atau skorbut. Penyakit skorbut biasanya jarang terjadi pada bayi. Bila terjadi
pada anak, biasanya pada usia setelah 6 bulan dan di bawah usia 12 bulan. Gejala-gejala
penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan demam.
Juga timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki pada bagian paha. Pada anak
yang giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi pendarahan.
Pada orang dewasa skorbut sering terjadi setelah beberapa bulan menderita
pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia, dan deformasi tulang.
Akibat yang parah dari keadaan ini ialah gigi menjadi goyah dan dapat lepas.
Penyakit sariawan yang akut dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan
pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C per hari. Bila penyakit sudah kronik maka
terutama buah-buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh food vitamin.
Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin-C nya, semakin tua buah
semakin berkurang vitamin C-nya.
Buah jeruk, baik yang dibekukan maupun yang dikalengkan merupakan sumber
vitamin C yang tinggi. Demikian juga halnya berries, nanas, dan jambu. Beberapa buah
yang tergolong ke dalam buah tidak asam seperti pisang, apel, pear, dan peach rendah
Bayam, brokoli, cabe hijau, dan kubis juga merupakan sumber yang baik, bahkan
juga setelah dimasak. Sebaliknya, beberapa jenis bahan pangan hewani seperti susu,
telur, daging, ikan, dan unggas sedikit sekali kandungan vitamin C –nya (Winarno,
2004).
2.9.1 Iodimetri
penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah iodium yang bereaksi
dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodine.
Iodimetri adalah titrasi redoks dengan iodium sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan
oksidasinya, maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang.
Indikator yang digunakan yaitu amilum sebanyak 3 ml dan akan memberi warna
biru pada titik akhir titrasi. Pada titik akhir titrasi kelebihan 1 tetes titran, mengubah
warna dari tidak berwarna menjadi warna biru mantap. Hal-hal yang perlu diperhatikan
c. Penyimpanan larutan
d. Jumlah indikator
e. Ketelitian dalam melakukan titrasi, yaitu dalam menentukan titik akhir dan
Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui normalitasnya, ada dua
Larutan standar primer adalah larutan standar yang normalitasnnya diperoleh dengan
Larutan standar sekunder adalah larutan yang normalitasnya diperoleh dengan cara
2.9.3 Indikator
Indikator adalah suatu zat penolong yang dapat mengalami perubahan warna atau
pembentukan kekeruhan pada zat yang dititrasi pada saat tercapainya titik ekivalen,
1. Indikator luar
Indikator yang diletakkan diluar labu Erlenmeyer. Biasanya digunakan pasta kanji
iodida. Titik akhir titrasi ditetapkan dengan mencelupkan batang gelas yang ujungnya
runcing ke dalam larutan yang dititrasi, lalu digoreskan pada pasta kanji iodide.
2. Indikator dalam
dan praktis dan dapat dilakukan pada suhu kamar. Titik akhir titrasi
kompleks yang berwarna kuat, yang akan terlihat pada konsentrasi iodium yang sangat
rendah. Keunggulan pada pemakaian amilum ini yaitu bahwa harganya murah, namun
c. Iodium memberi suatu kompleks berwarna biru dengan air dan amilum,
Titik ekivalen adalah titik dimana perbandingan antara zat pereaksi dan zat
bereaksi telah setara. Perubahan warna terjadi pada penambahan satu tetes setelah titik
ekivalen terjadi.
akhir titrasi diketahui dengan terjadinya perubahan warna kompleks iodium-amilum dari
tidak berwarna menjadi warna biru mantap. Hal ini disebabkan karena dalam larutan
amilum, terdapat unit-unit glikosa membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan amilum dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk kedalam spiralnya,
sehingga menyebabkan warna biru mantap pada kompleks tersebut. Sensivitas warnanya
kelarutan kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi
(Khopkar, 2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, dalam penelitian ini peneliti
Peneliti hanya menggambarkan kadar sampel buah jeruk mandarin yang mengandung
vitamin C yang beredar dipasaran, dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian.
3.3 Sampel
Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah buah jeruk mandarin yang
beredar dipasaran.
3.4.1 Alat-alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas beker, labu tentukur, buret,
corong, kertas saring, labu erlenmeyer, gelas arloji, statif, klem, pisau,pipet, volume,
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, amilum, asam sulfat,
pada suhu 110˚C dimasukkan kedalam labu tentukur 100ml, dilarutkan dengan akuades
Ditambahkan secara hati-hati 5,5 ml asam sulfat pekat ke dalam gelas beker 100
mendidih selama 10-15 menit. Kemudian didinginkan dengan keadaan tertutup pada
Ditimbang seksama lebih kurang 24,82 gr, setelah itu didihkan kemudian
sambil terus diaduk dengan akuades secukupnya hingga 100 ml didalam gelas beker.
Dididihkan selama beberapa menit hingga terbentuk larutan jernih kemudian didinginkan
Larutan 18,0 g kalium iodida dalam 100 ml air suling, larutkan kedalamnya 12,69
g iodium dengan penambahan sedikit demi sedikit sambil dikocok hingga larut sempurna
sulfat 2 N. Dititrasi dengan natrium tiosulfat hingga warna kuning muda. Ditambahkan
1 ml indikator amilum hingga terjadi warna biru. Titrasi dilaksanakan hingga tidak
kali.
ditutup dengan plastik . Dititrasi dengan natrium tiosulfat yang telah diketahui
terjadi warna biru. Titrasi dilanjutkan hingga tidak berwarna. Dicatat volume natrium
Sampel jeruk mandarin dikupas dari kulitnya. Lalu ditimbang dengan timbangan
analitik sebanyak 100 gram. Ditumbuk jeruk yang sudah ditimbang hingga halus, lalu
ditambahkan akuades sedikit, disaring tumbukan jeruk dengan penyaringan kedalam labu
ukur. Ditambah akuades kedalam labu ukur hingga garis batas. Diambil 25 ml filtrat
ml dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N hingga mencapai warna biru gelap dan
Anonima. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Halaman39.
Backer, C.A. and Bakhhuizen v.d. Brink, R.C. (1965). Flora of Java, Vol. II. N.V.P,
Noordhoff, Groningen.
Winarno F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
https://nutritiondata.self.com/facts/fruits-and-fruit-juices/1971/2
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-2190-
fauziah.pdf
http://eprints.umm.ac.id/32305/2/jiptummpp-gdl-s1-2010-herisetiaw-18116-BAB
%2B1.pdf
http://pkht.ipb.ac.id/index.php/2016/02/05/buku-ajar-buku-terbitan-modul-pelatihan/
BUKTI BIMBINGAN ONLINE
BUKTI KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA/I
PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Pembuatan
2. 28 April 2020 Sampel
proposal bab 1-3
Revisi judul,
3. 19 Mei 2020 Judul
revisi bab 1-3
Revisi latar
4. 12 Juni 2020 Bab 1 belakang, revisi
hipotesa
Revisi latar
5. 13 Juni 2020 Judul
belakang
Revisi rumusan
6. 14 Juni 2020 Bab 1
masalah